Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

STUDI KASUS OLEH ANGGUN NOVILLA RIZKY

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "STUDI KASUS OLEH ANGGUN NOVILLA RIZKY"— Transcript presentasi:

1 STUDI KASUS OLEH ANGGUN NOVILLA RIZKY 12211212
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI Ny.“N” USIA 2 JAM DENGAN HIPOTERMI SEDANG DI RUANG PERINATOLOGI RSUD M.ZEIN PAINAN PADA TANGGAL SEPTEMBER 2014 STUDI KASUS OLEH ANGGUN NOVILLA RIZKY

2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipotermia pada neonatus adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan suhu tubuh dibawah 36°C atau kehilangan suhu tubuh. Hipotermi pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh terpapar pada lingkungan yang dingin, suhu lingkungan yang rendah, permukaan dingin atau aliran udara. Berdasarkan Human Development Report 2010, AKB di Indonesia mencapai 31 per kelahiran. Menurut data dari RSUD M.Zein Painan, dari 875 bayi lahir hidup, Jumlah kelahiran bayi dengan komplikasi hipotermi pada periode Januari sampai dengan September 2014 adalah 124 kelahiran. (14%)

3 B. RUMUSAN MASALAH Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir By. Ny. N usia 2 jam dengan hipotermi sedang di Ruang Perinatologi RSUD Dr. Muhammad Zein Painan C. TUJUAN TUJUAN UMUM Penulis dapat melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan hipotermi dengan pendekatan asuhan kebidanan.

4 2. TUJUAN KUSUS a. Diharapkan penulis mampu : Melaksanakan pengkajian secara lengkap pada bayi baru lahir usia 2 jam dengan hipotermi sedang di Ruang Perinatologi RSUD Dr. Muhammad Zein Painan. Menginterpretasikan data yang timbul meliputi diagnosa kebidanan, masalah, dan kebutuhan pada bayi baru lahir usia 2 jam dengan hipotermi sedang di Ruang Perinatologi RSUD Dr. Muhammad Zein Painan. Mampu merumuskan diagnosa potensial pada bayi baru lahir usia 2 jam dengan hipotermi sedang di Ruang Perinatologi RSUD Dr. Muhammad Zein Painan.

5 4) Mampu mengidentifikasi tindakan segera/antisipasi yang memerlukan tindakan mandir, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan pada bayi baru lahir usia 2 jam dengan hipotermi sedang di Ruang Perinatologi RSUD Dr. Muhammad Zein Painan. 5) Menyusun rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh pada bayi baru lahir usia 2 jam dengan hipotermi sedang di Ruang Perinatologi RSUD Dr. Muhammad Zein Painan. 6) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana asuhan pada bayi baru lahir usia 2 jam dengan hipotermi sedang di Ruang Perinatologi RSUD Dr. Muhammad Zein Painan. 7) Mengevaluasi pelaksanaan asuhan pada bayi baru lahir usia 2 jam dengan hipotermi sedang di Ruang Perinatologi RSUD Dr. Muhammad Zein Painan.

6 b. Mampu mengidentifikasi dan menganalisa kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan khususnya pada bayi baru lahir usia 2 jam dengan hipotermi sedang di Ruang Perinatologi RSUD Dr. Muhammad Zein Painan. c. Mampu memberikan alternative pemecahan masalah jika terdapat kesenjangan antara teori dan praktek pada asuhan kebidanan yang telah diberikan pada bayi baru lahir usia 2 jam dengan hipotermi sedang di Ruang Perinatologi RSUD Dr. Muhammad Zein Painan.

7 D. MANFAAT Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah : Penulis dapat mengembangkan pola pikir serta menambah pengetahuan dan pemahaman tentang hipotermia dalam melaksanakan asuhan kebidanan. Pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang hipotermi pada bayi baru lahir

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
HIPOTERMI Sudarti (2012) menjelaskan tentang  pengertian hipotermi pada  bayi baru lahir atau neonatus adalah Bayi dengan suhu badan di bawah normal. Hipotermia ini biasaya menyerang bayi yang baru saja lahir. Pada bayi neonatus suhu normalnya adalah 36,5 – 37,5 derajat Celsius (suhu ketiak). Menurut Sarwono (2010), gejala awal hipotermia apabila suhu < 36oC atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi  sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 32oC – 36oC).

9 B. ETIOLOGI BBL dapat mengalami hipotermi melalui beberapa mekanisme, yang berkaitan dengan kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas (Sholeh,dkk. 2014). Penurunan Produksi Panas Peningkatan Panas yang Hilang Konduksi Konveksi Radiasi Evaporasi Kegagalan Termoregulasi

10 C. PATOFISIOLOGI Shivering thermoregulation/ST
Merupakan mekanisme tubuh berupa menggigil atau gemetar secara involunter akibat dari kontraksi otot untuk menghasilkan panas. Non- Shivering thermoregulation/NST Merupakan mekanisme yang dipengaruhi oleh stimulasi sistem saraf simpatis untuk menstimulasi proses metabolik dengan melakukan oksidasi terhadap jaringan lemak coklat. Peningkatan metabolisme jaringan lemak coklat akan meningkatkan produksi panas dari dalam tubuh. Vasokonstriksi perifer Mekanisme ini juga distimulasi oleh sistem saraf simpatis, kemudian sistem saraf perifer akan memicu otot sekitar arteriol kulit untuk berkontraksi sehingga terjadi vasokonstriksi. Keadaan ini efektif untuk mengurangi aliran darah ke jaringan kulit dan mencegah hilangnya panas yang tidak berguna.

11 D. TANDA DAN GEJALA Tanda-tanda hipotermia sedang (Stres dingin)
Aktivitas berkurang, letargis Tangisan lemah Kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata) Kemampuan menghisap lemah Kaki teraba dingin

12 E. DIAGNOSIS Diagnosis hipotermi ditegakkan dengan pengukuran suhu baik suhu tubuh atau kulit bayi. Pengukuran suhu ini sangat bermanfaat sebagai salah satu petunjuk penting untuk deteksi awal adanya suatu penyakit, dan pengukurannya dapat dilakukan melalui aksila, rektal atau kulit. Untuk mengukur suhu hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai 25oC (Sholeh,dkk.2014).

13 F. KOMPLIKASI Hipotermia dapat menyebabkan komplikasi, seperti peningkatan konsumsi oksigen, produksi asam laktat, apneu, penurunan kemampuan pembekuan darah dan yang paling sering terlihat hipoglikemia.

14 G. PENANGANAN SERTA PENCEGAHAN HIPOTERMI
menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu gunakan selimut atau kain hangat beri ASI  sedikit-sedikit sesering mungkin Menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh bayi stabil (± 24 jam )

15 PENCEGAHAN (SHOLEH,dkk 2014)
Langkah ke 1 : Ruang melahirkan yang hangat Langkah ke 2 : Pengeringan segera Langkah ke 3 : Kontak kulit dengan kulit Langkah ke 4 : Pemberian ASI Langkah ke 5 : Tidak segera memandikan/menimbang bayi Langkah ke 6 : Pakaian dan selimut bayi adekuat Langkah ke 7 : Rawat gabung Langkah ke 8 : Transpotasi hangat Langkah ke 9 : Resusitasi hangat Langkah ke 10 : Pelatihan dan sosialisasi rantai hangat

16 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengkajian Dilakukan dengan mengumpulkan semua data baik data subyektif maupun data obyektif disertai hari/tanggal dan jam pada saat dilakukan pengkajian, tanggal masuk rumah sakit, jam masuk rumah sakit, nomor register. a. Data Subyektif 1) Biodata a) Data Anak Nama anak : Nama anak untuk mengenal, memanggil, dan menghindari terjadinya kekeliruan. Umur : Berguna untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan, apabila perlu terapi obat. Jenis kelamin :  Untuk mencocokkan identitas kelamin sesuai nama anak, serta menghindari kekeliruan bila terjadi kesamaan nama anak dengan pasien yang lain. Anak ke : Untuk mengetahui paritas dari orang tua.

17 b) Biodata Orang Tua Nama : Untuk mengenal/memanggil klien, serta sebagai penanggung jawab terhadap anak. Umur : Untuk mengetahui umur dari ibu serta suami. Agama : Perlu dicatat, karena hal ini sangat berpengaruh di dalam kehidupan termasuk kesehatan, dan akan mudah dalam mengatasi masalah kesehatan pasien. Suku : Untuk mengetahui dari suku mana ibu dan suami berasal dan menentukan cara pendekatan serta pemberian asuhan kepada anak. Pendidikan : Tingkat pendidikan sangat besar pengaruhnya di dalam tindakan asuhan kebidanan selain itu anak akan lebih terjamin pada orang tua pasien (anak) yang tingkat pendidikannya tinggi. Pekerjaan : Jenis pekerjaan dapat menunjukkan tingkat keadaan ekonomi keluarga dan juga dapat mempengaruhi kesehatan. Penghasilan : Mengetahui taraf hidup ekonomi dan berkaitan dengan status gizi pada anak. Alamat : Dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan mendesak dan dapat memberi petunjuk keadaan tempat tinggal pasien.

18 2) Keluhan Utama Diisi sesuai dengan apa yang dikeluhkan ibu tentang keadaan bayinya. 3) Riwayat Kesehatan Sekarang Untuk mengetahui kondisi bayinya apakah dalam keadaan yang sehat atau sakit. 4) Riwayat Kesehatan Keluarga Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama : Anggota keluarga yang mempunayi penyakit tertentu terutama penyakit menular seperti TBC, hepatitis dll. Penyakit keluarga yang  diturunkan seperti kencing manis, kelainan pembekuan darah, jiwa, asma dll. Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada ibu.

19 5) Riwayat Prenatal, Natal, Postnatal dan Neonatal
Untuk mengetahui kondisi Ibu selama hamil, adakah komplikasi/tidak, periksa kehamilan dimana dan berapa kali, serta mandapatkan apa saja dari petugas kesehatan selama hamil. Natal Untuk mengetahui cara persalinan, ditolong oleh siapa, apakah ada penyulit/tidak selama melahirkan seperti perdarahan. Post Natal Untuk mengetahui berapa lama Ibu mengalami masa nifas serta adakah komplikasi atau tidak. Baik berhubungan dengan ibu maupun bayi. Neonatal Untuk mengetahui berapa berat badan lahir, panjang badan lahir, apakah saat lahir bayi langsung menangis/tidak, serta adakah cacat/ tidak.

20 6) Pola Kebiasaan Sehari-hari
Nutrisi Setelah bayi dilahirkan apakah bayi sudah diberi minum ASI/ PASI atau tidak Eliminasi BAB : < 24 jam setelah bayi dilahirkan bayi mengeluarkan mekoneum BAK : segera setelah bayi sudah lahir Istirahat 1 jam pertama dari kelahiran bayi. Bayi sudah tidur Personal Hygiene Bayi dimandikan setelah 24 jam/ lebih dari kelahiran bayi

21 7) Riwayat psikologi, sosial dan budaya
Untuk mengetahui respon orang tua dan lingkungan maupun sebaliknya terhadap kelahiran bayi. Riwayat Budaya Untuk mengetahui kebiasaan ibu/keluarga berobat jika sakit, serta dapat dijadikan dasar dalam memberikan informasi yang disampaikan dapat sesuai dengan adat yang dianut ibu. Sosial Untuk mengetahui kebiasaan anak dalam kepercayaan yang dianut oleh keluarganya, adakah kebiasaan orang tua yang dianggap kurang baik menurut kesehatan. Riwayat Spiritual Untuk mengetahui kebiasaan ibu dan keluarga dalam beribadah, untuk memudahkan petugas kesehatan dalam pendekatan terapeutik.

22 Keadaan umum : baik / cukup / lemah
b. Data Obyektif 1) Pemeriksaan Umum Keadaan umum : baik / cukup / lemah Kesadaran : composmentis / somnolen / koma Antropometri PB : normal (48 – 52 cm) BBL : normal (2500 – 4000 gram). LIKA : SOB : normal (32 cm) OF : normal (34 cm) MO : normal (35 cm) Tanda-tanda vital: Pernafasan : normal (40 – 60 x / menit) Suhu : normal (36,5 – 37,5oC) , hipotermi ringan (36- 36,5 oC ) hipotermi sedang ( oC), hipotermi berat (<32 oC) Nadi : normal (100 – 160 x/menit)

23 2) Pemeriksaan Fisik a) Inspeksi Kepala : bersih/tidak, hitam/tidak, tampak benjolan abnormal/ tidak, ada cepal hematoma/tidak, ada caput succedaneum/tidak. Wajah : pucat/tidak Mata : simetris/tidak, sclera kuning/ tidak, conjungtiva pucat/ tidak. Hidung : simtris/tidak, bersih/tidak, ada sekret/tidak Telinga : bersih/tidak, ada serumen/tidak Mulut : bibir lembab/kering, ada labio skizis/ tidak, ada labiopalato skizis/ tidak. Leher : tampak pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis dan kelenjar limfe/tidak Dada : simetris/tidak, tampak retraksi dada/tidak Abdomen : tampak benjolan abnormal/tidak, tali pusat belum kering masih terbungkus kasa steril. Genetalia : bersih/tidak, labia mayora sudah menutupi labia minora Ekstremitas :    Atas : gerakan normal/tidak, aktif/tidak, sindaktil/ tidak, kuku pucat/tidak. Bawah : gerakan normal/ tidak, aktif/ tidak, sindaktil/ tidak, kuku pucat/ tidak

24 b) Palpasi Kepala : teraba benjolan abnormal / tidak Leher : teraba pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis dan kelenjar limfe/tidak Dada : teraba benjolan abnormal/tidak Abdomen : teraba benjolan abnormal/ tidak, teraba pembesaran hepar/ tidak. Ekstremitas : biasanya teraba dingin. c) Auskultasi Dada : terdengar suara wheezing maupun ronchi /tidak d) Perkusi Abdomen : kembung / tidak

25 Reflek Moro : +/- Rooting : +/- Reflek menelan : +/- Reflek menggenggam : +/- Reflek menghisap : +/- Tonic neck reflek : +/- Balbynsky : +/-

26 Dx : Bayi baru lahir normal Ny.”.....” usia”......” dengan hipotermi
2. Identifikasi Masalah/ Diagnosa Dx : Bayi baru lahir normal Ny.”.....” usia”......” dengan hipotermi Ds : Data yang diperoleh melalui anamnesa Do :  Keadaan umum : baik / cukup / lemah Kesadaran : composmentis / somnolen / koma Antropometri PB : normal (48 – 52 cm) BBL    : normal (2500 – 4000 gram) LIKA : SOB : normal (32 cm) OF : normal (34 cm) MO : normal (35 cm) Tanda-tanda vital: Pernafasan : normal (40 – 60 x / menit) Suhu : normal (36,5 – 37,5oC) , hipotermi ringan (36- 36,5 oC ) hipotermi sedang ( oC), hipotermi berat (<32 oC) Nadi : normal (100 – 160 x/menit)

27 Potensial terjadi apneu, hipoglikemi
3. Antisipasi  Masalah Potensial Potensial terjadi apneu, hipoglikemi 4. Identifikasi Kebutuhan Segera Untuk memberikan tindakan yang harus segera dilakukan kepada pasien untuk mengurangi angka kesakitan, kecacatan bahkan kematian pada klien.

28 5. ntervensi Menjelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya
R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif sehingga perawatan bayi baru lahir dapat diatasi. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada bayi R/  Menghindari infeksi nosokomial Mencegah kehilangan panas pada tubuh bayi dengan mengeringkan tubuh bayi, memberikan selimut hangat dan letakkan bayi di dalam inkubator R/ Mengurangi terjadinya penguapan pada suhu tubuh untuk mengurangi terjadinya hipotermi Melakukan penilaian pada BBL dengan pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik R/  Sebagai parameter untuk mendeteksi adanya kegawatan. Memberikan Injeksi vitamin K1 1 mg secara IM di paha kiri R/ mencegah terjadinya perdarahan Memberikan injeksi hepatitis B secara IM di paha kanan R/ mencegah penyakit hepatitis B Melakukan pemantauan Intake dan Output R/  Mengetahui adanya keseimbangan antara intake dan output

29 Dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat.
6. Implementasi Dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat. 7. Evaluasi Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan dan keberhasilan dari asuhan yang telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil.

30 BAB III TINJAUAN KASUS Data Subyektif A. PENGKAJIAN DATA
Tanggal :    16 September 2014 Jam        :    07.00 WIB Tempat :    di RSUD M.Zein Painan Data Subyektif a. Biodata Nama bayi       : “R”                         Nama ibu/ayah       : Ny. N &Tn H Tanggal lahir   :  Umur                      : 25 th& 27 th      Jenis kelamin   : Perempuan               Pendidikan             : SMA & SMA Umur               : 2 jam                       Pekerjaan               : IRT & swasta Alamat            : Painan, Pessel            Agama                   : Islam                                                           Alamat                   : Painan, Pessel

31 b. Keluhan Utama - c. Riwayat Prenatal Ibu mengatakan hamil kedua, ibu tidak pernah menderita penyakit yang dapat mempengaruhi seperti DM, hepatitis, jantung, asma, hipertensi, dan TBC.Ibu periksa hamil 6x selama hamil. Ibu suntik TT selama hamil 3x, ibu makan 2-3 x hari d. Riwayat Natal Ibu mengatakan usia kehamilannya 9 bulan, bayi lahir WIB lahir normal, Bayi lahir tidak langsung menangis.BB bayi 3100 gr PB 49 cm ketuban hijau, apgar score 5/6, tidak ada lilitan tali pusat dan ditolong oleh bidan.

32 Bayi sudah diberi ASI, kemampuan menghisap melemah. Pola eliminasi
e. Kebutuhan dasar Pola nutrisi Bayi sudah diberi ASI, kemampuan menghisap melemah. Pola eliminasi Bayi sudah BAB 1x, BAK 2x Pola istirahat / tidur Bayi sudah istirahat / tidur selama 1 jam Pola aktivitas Tangisan bayi melemah, gerakan berkurang. f. Riwayat penyakit keluarga Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang dapat berpengaruh dan menular terhadap bayi seperti DM, jantung, TBC, hipertensi, asma, hepatitis. g. Riwayat Psikososial Ibu, suami dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya dan ibu mengatakan siap merawat bayinya.

33 Kepala :tidak ada kelainan Muka :kemerahan
Data Obyektif a. Pemeriksaan umum KU           : lemah TTV      : suhu      : 35,50 C HR      : 120 x/menit RR        : 65 x/menit b. Pemeriksaan Fisik Kepala :tidak ada kelainan Muka :kemerahan Mata :Konjungtiva kemerahan, sclera tidak icterus, tidak ada perdarahan.

34 Hidung :tidak ada pernafasan cuping hidung, nafas spontan.
Telinga :simetris, tidak mengeluarkan cairan Mulut :reflek hisap lemah. Leher :tidak ada pembesaran kelenjar limfe, venajugularis Dada   :tidak terdapat retraksi dinding dada, tidak terdapat pernfasan diafragmatik, tidak ada benjolan, regular, bayi ronkhi (-), wheezing (-) Abdomen :tali pusat belum lepas dan sudah ditali Genetalia :labia mayora sudah menutupi labia minora Ekstremitas : warna kulit dan kuku kemerahan, kaki teraba dingin.

35 Pada bayi timbul gerak terkejut ketika mendengar suara keras.
cPemeriksaan Neurologis Reflek moro Pada bayi timbul gerak terkejut ketika mendengar suara keras. Reflek menggenggam Saat tangan disentuh dengan jari pemeriksan bayi menggenggam lemah jari pemeriksa Reflek rooting Bayi menoleh waktu pipi disentuh Reflek menghisap Hisapan bayi pada putting susu lemah Glabella reflek Bayi mengerutkan kening dan mengedipkan mata saat disentuh pada daerah glabella

36 BB : 3100 gr PB : 49 cm LK : 34 cm MANAJEMEN VARNEY
d. Pemeriksaan antropometri BB : 3100 gr PB : 49 cm LK : 34  cm MANAJEMEN VARNEY

37 BAB IV PEMBAHASAN Pengkajian
Data yang di dapat dari teori yaitu suhu inti tubuh bayi yang hipotermi biasanya berkisar <36,5oC, denyut jantung x/i, pernafasan 30-60x/i, apgar score menit pertama 9 dan menit kelima 10, kulit neonatus cukup bulan biasanya halus lembut dan padat dengan sedikit pengelupasan terutama pada bagian telapak tangan, kaki dan selangkangnya, berat badan lahir normal adalah sampai 4000 gram, lingkar kepala 32-37cm, reflek hisap belum adekuat, keadaan tali pusat harus kering tidak ada perdarahan dan kemerhan disekitarnya. Data yang didapat dari kasus adalah suhu axila 35,5oC, denyut jantung 120x/i, pernafasan 65x/i, pemeriksaan antropometri BB: gram, PB : 49 cm, LK : 34 cm, nilai Apgar Score : 5/6. reflek moro : baik, reflek palmar graps : baik, reflek sucking : baik, reflek rooting : baik.

38 Interpretasi Data Diagnosa kebidanan pada teori adalah Bayi baru lahir Ny.”.....” usia”......” dengan hipotermi. Masalah pada bayi dengan hipotermi tidak ada. kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah didapatkan dengan analisa data. Pada kasus didapatkan diagnosa kebidanan Bayi baru lahir Ny. N usia 2 jam dengan hipotermi, KU bayi baik. Masalah yang timbul adalah bayi sering rewel apalagi pada malam hari. Kebutuhan yang diberikan menjaga kehangatan bayi, berikan ASI sesering mungkin atau bila bayi lapar. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di lahan.

39 Diagnosa potensial Diagnosa potensial pada bayi baru lahir dengan hipotermi adalah hipotemi berat, apneu, hipoglikemia. Kasus ini diagnosa potensial yang mungkin timbul yaitu terjadi hipotermi berat. Pada langkah ini penulis penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan. Tindakan Segera penanganan yang segera dilakukan adalah : kolaborasi dengan dokter spesialis untuk pemberian terapi. Pada kasus ini antisipasi yang dilakukan adalah berkolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak dalam pemberian terapi : Cefotaxim 2 x 150 mg/12 jam secara IM. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus.

40 Intervensi / Perencanaan
Rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan hipotermi adalah : lingkungan harus dalam keadaan bersih dan hangat, masukan bayi ke dalam inkubator, jaga kehangatan bayi, tidak segera memandikan bayi, rawat gabung, pemberian asi, berikan penyuluhan kepada orang tua tentang : keadaan trauma pada bayi, perawatan bayi sehari-hari, manfaat serta cara pemberianASI, cegah terjadinya infeksi dengan cara : perawatan tali pusat dengan baik, personal hygiene yang baik, bayi dirawat seperti pada perawatan bayi normal, observasi keadaan umum bayi. Pada kasus rencana tindakan yang dilakukan yaitu : Informasikan pada ibu hasil pemeriksaan, selimuti bayi dan masukan bayi kedalam inkubator, kontrol TTV bayi, berikan bayi ASI secara On Demand / PASI disendokkan, berikan terepi sesuai orderan dokter. Pada kasus ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek.

41 Implementasi Pada saat tertentu bidan biasa berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, tetapi bidan tetap bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan Pada kasus ini implementasi dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat yaitu Memberikan informasi kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, menyelimuti bayi dan memasukan bayi kedalam inkubator, , mengontrol TTV bayi setiap 3 jam, memberikan bayi PASI dengan NGT sebanyak 3 cc, dan memberikan terapi sesuai orderan dokter yaitu cefotaxime 2x150 mg/12 jam secara IM.

42 Evaluasi Diharapkan setelah diberikan asuhan kebidanan pada bayi dengan hipotermi adalah : menjaga kehangatan bayi dan mengontrol ttv bayi agar tetap normal. Pada kasus didapatkan evaluasi KU bayi : baik, kesadaran : composmentis, TTV : N : 120 x/menit, R : 52 x/menit, S : 37C, BB :34100 gram, pakaian bayi bersih dan kering dan bayi terlihat nyaman, ASI telah diberikan secara on demand BAB : 2 kali, konsistensi lunak warna hijau gelap dan BAK : 4 kali, warna kuning jernih, ibu dan keluarga paham tentang perawatan bayinya, ibu dan keluarga paham tentang pentingnya ASI dan cara menyusui yang benar.

43 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hipotermia didefinisikan sebagai suhu inti tubuh di bawah 36oC. BBL dapat mengalami hipotermi melalui beberapa mekanisme, yang berkaitan dengan kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas diantaranya adalah penurunan produksi panas, peningkatan panas yang hilang dan kegagalan termoregulasi. Hipotermi ditandai dengan akral dingin, bayi tidak mau minum, kurang aktif, kutis marmorata, pucat, takipneu atau takikardi. Diagnosis hipotermi ditegakkan dengan pengukuran suhu melalui aksila, rektal atau kulit.

44 Hipotermia dapat menyebabkan komplikasi, seperti peningkatan konsumsi oksigen, produksi asam laktat, apneu, penurunan kemampuan pembekuan darah dan yang paling sering terlihat hipoglikemia. Jika bayi sudah mengalami hipotermia, penanganan yang diberikan harus adekuat dengan cara hangatkan tubuh bayi dengan incubator, penyinaran lampu atau dengan cara kontak kulit langsung. Selain itu cegah terjadinya hipoglikemi dengan memberikan cairan pada bayi baik ASI maupun cairan dextrose

45 B. Saran Hipotermia pada bayi baru lahir dapat lebih mudah di tangani bahkan di cegah apabila ada kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dan anggota keluarga. Bidan sebaiknya memberikan pendidikan kesehatan kepada calon ibu, calon ayah, dan anggota keluarga lainnya bahwa bayi yang lahir tidak terlepas dari resiko hipotermia. Dengan demikian, keluarga sudah dipersiapkan untuk melengkapi kebutuhan (misalnya : topi, pakaian, selimut bayi) untuk digunakan bayi setelah lahir.

46 Terima kasih


Download ppt "STUDI KASUS OLEH ANGGUN NOVILLA RIZKY"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google