Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

FLIGHT PLAN EKO PURWANTO,SE STTKD YOGYAKARTA 2014

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "FLIGHT PLAN EKO PURWANTO,SE STTKD YOGYAKARTA 2014"— Transcript presentasi:

1 FLIGHT PLAN EKO PURWANTO,SE STTKD YOGYAKARTA 2014

2 EKO 2014

3 Selama ini dalam suatu penerbangan mungkin secara umum kita melihat pergerakan pesawat dari keberangkatan sampai tujuan, semuanyan berjalan dengan biasa saja. Pilot mengemudikan pesawat dan ATC yang mengaturnya. Tahukah anda?? Untuk memuluskan perjalanan dibutuhkan koordinasi dengan pihak terkait ? FLIGTH PLAN DALAM CASR Dalam CASR, flight plan ( rencana penerbangan) diatur dalam 2 bagian, penerbangan dapat dilakukan dengan cara VFR ( Visual Flight Rule ) atau dengan cara IFR ( Instrument Flight Rule ). EKO 2014

4 PENGAJUAN FLT PLAN Untuk mendapatkan izin penerbangan, seorang dispatcher atau flight operation harus mengirim flt plan ke air traffic service. Biasanya kekantor yang disebut briefing office disuatu bandar udara. Tergantung pada suatu kantor briefing office, flt plan harus sudah 1 jam sebelum keberangkatan pesawat. Flt plan biasanya berisikan tentang: bandar udara keberangkatan, bandara tujuan, registrasi pesawat, nama pilot, warna pesawat, perlengkapan pesawat dan lain-lain. Untuk airlines atau penerbangan berjadwal bisa mengirimkan flt plan setiap seminggu atau sebulan sekali. Cara pengiriman ini dinamakan Repetitive flt plan. Isian dari flt plan yang dapat dirubah yaitu nama pilot dan registrasi pesawat. EKO 2014

5 APAKAH FLT PLAN BERLAKU SELAMANYA?????
Oleh brifieng officer, flt plan tersebut akan diproses untuk disampaikan kepada ATC seperti tower, APP ( Approach ), ACC ( Area Control Center ) , serta ke unit terkait, bandara tujuan dan bandara alternatif. APAKAH FLT PLAN BERLAKU SELAMANYA????? EKO 2014

6 Flt plan harus diperbaharui jika sudah melewati 30 menit dari waktu rencana keberangkatan atau ETD. Ditempat dengan kepadatan lalu lintas udara yang tinggi seperti CGK,SIN..dikenal dengan sebutan slot time. Jika sebuah penerbangan kehilangan slot timenya, maka penerbangan tersebut harus menunda keberangkatan sampai mendapatkan slot time yang baru. Biasanya penerbang harus menghubungi ATC sekitar 10 menit sebelum keberangkatan untuk mendapatkan clearance dari flt plan yang sudah diproses. Kenapa..??? EKO 2014

7 Kenapa baru mendapatkan clearance 10 menit, padahal flt plan sudah diberikan 1 jam sebelumnya…hal ini dikarenakan ATC harus melakukan koordinasi pada setiap air traffic system sampai bandara tujuan. Contohnya sebuah penerbangan dari Jakarta ke Singapura, pada saat penerbang meminta izin untuk start engine di ground control, sejak itulah koordinasi dimulai, dari ramp/gound control ke kontrol tower, dilanjutkan dari APP ke ACC…semua ini dimaksudkan untuk menghindari penundaan yang tidak berarti. EKO 2014

8 EKO 2014

9 Sebagai contoh pengisian FLIGHTPLAN, kita akan terbang dengan menggunakan Boeing Garuda Indonesia, dengan nomor penerbangan GIA734, dari Jakarta (WIII/CGK) ke Surabaya (WARR/SUB) 1. Aircraft Identification/Callsign EKO 2014

10 2. Flight Rules yang akan kita gunakan Untuk penerbangan ini kita memilih "I - IFR" berarti kita menggunakan IFR (Instrument Flight Rules). EKO 2014

11 3. Type of Flight * S if scheduled services (commercial flight according time-table)     * N if non-scheduled Air Transport Operations (occasional commercial flight)     * G if General Aviation (non-commercial flight)     * M if Military (jetfighter or similiar)     * X if other than any of the defined categories above (State Flight "VVIP", Search And Rescue, …) EKO 2014

12 4. Type Pesawat yang kita gunakan serta kriteria pesawat berdasar jenis efek Turbulence yang di hasilkan ketika takeoff. Kita memilih Boeing untuk penerbangan kita kali ini (B734) dan kriteria pesawat ini yaitu "M" (Medium)." L" Light, "H" Heavy. L/ = Light Wake Vortex (MTOW < 7,000Kgs) M/ = Medium Wake Vortex (MTOW > 7,000Kgs <136,000Kgs) H/ = Heavy Wake Vortex (MTOW > 136,000Kgs) EKO 2014

13 5. Jenis Equipment/peralatan Navigasi & Transponder Untuk penerbangan kita kali ini yang menggunakan B734, kita memilih peralatan navigasi/komunikasi yang standar/pada umumnya terdapat pada pesawat kita jenis B734 dan Boeing classic pada umumnya (with Flight Management Compt) yaitu: D = DME (Distance Measuring Equipment) G = GNSS I = INS (Internal Navigation) K = Microwave Landing System (MLS) P = P - RNAV R = RNAV (RNP/RNPC) S = Standard Equipment (VHF Radio, ADF, VOR, ILS Etc) W = RVSM (Reduced Vertical Separation Minima, FL285+) X = MNPS (Minimum Navigation Performance Specification FL285+ in OCA) Y = Radio with 8.33 kHz spacing (Compulsory above FL195) Z = RNP Navigational Authorisation (Field 18 of flightplan then states NAV/xxxx) Sedangkan untuk Transponder, kita juga memilih yang standard dan pada umumnya digunakan pada pesawat tipe jet, yaitu tipe "C" (Transponder - mode A code's and mode C) EKO 2014

14 EKO 2014

15 6. Departure Aerodrome, Departure Time, Route, Destination Aerodrome, EET (estimated time flying) & Alternate Aerodrome Kita akan terbang dari Soekarno-Hatta, maka wajib kita isi di sini adalah ICAO Code dari airport tsb yaitu WIII.Waktu keberangkatan kita adalah UTC Time, serta wajib di isi sesuai dengan jam kita saat ini. (WIB = UTC+7, WITA = UTC+8, WIT = UTC+9), contoh jam ETD adalah jam 0730WIB, sesuai UTC time. EKO 2014

16 Airport tujuan kita wajib kita isi yaitu Juanda, Surabaya dengan kode ICAO = WARR, dengan perkiraan waktu tempuh kita dari Soekarno-Hatta ke Juanda (WIII to WARR) adalah ± 1 Jam 20 menit, maka EET (estimasi waktu terbang) kita isi Sedangkan alternate aerodrome atau alternatif Airport, jika airport tujuan kita ternyata "closed", entah karena faktor Cuaca, kedatangan tamu negara atau emergency situation, maka alternatif airport lain selain WARR yang cukup dekat sesuai kapasitas pesawat kita adalah Ngurah Rai Denpasar dengan kode ICAO = WADD EKO 2014

17 Route yang akan kita lalui, berhubung kita menggunakan IFR, maka kita wajib mengisi Waypoint & Airways yang akan kita lalui. Perlu di ingat, bahwa kita WAJIB menerbangi sesuai route di FLIGHTPLAN yang sudah kita buat. Jadi, jangan kita mengisi route, tapi pada kenyataannya kita terbang DIRECT. IFR hanya mengenal DCT (DIRECT) untuk menghubungkan antar waypoint jika tidak ada airways-nya, bukan dari airport ke airport. EKO 2014

18 Penerbangan ini, kita berencana akan menjelajah udara pada kecepatan Mach 0.75 (sesuai VMo dari pesawat kita) maka kita pilih "M" untuk Mach, dan "075" untuk angka dari Jenis pesawat lain kita juga bisa memilih "satuan" kecepatan untuk jelajah ini yang lainnya sesuai spesifikasi pesawat masing² yaitu : Untuk SPEED, ada K, M dan N. K : kode yang digunakan untuk penulisan kecepatan dengan satuan Km/jam M : kode untuk kecepatan dalam satuan mach number N : kode untuk kecepatan dengan satuan knots untuk LEVEL, ada A, F, S dan M A : penulisan untuk ketinggia dalam feet. cara penulisan dengan menghilangkan 2 nol di belakang, 2000=A020 F : penulisan dalam flight level, cara penulisan sama dengan A, 14000=F140 S : sama dengan kode F, namun digunakan dalam metrik sistem (meter), cara penulisan dengan menghapus 1 nol di belakang. M : sama dengan A, namun dalam satuan meter. cara penulisan sama dengan S VFR - untuk jika kita terbang dengan VFR rules (Visual), tidak tentu angkanya EKO 2014

19 Jakarta - Surabaya adalah Eastbound, yang sesuai dengan Peraturan Standar Penerbangan di Indonesia, untuk Eastbound kita menggunakan angka ganjil, dan untuk penerbangan ini kita akan terbang di ketinggian jelajah feet. Berhubung feet berada jauh di atas , jadi pada FLIGHTPLAN kita, akan kita isi FL330 atau F330 EKO 2014

20 Hal penting yang wajib kita isi di sini adalah : Endurance = Kemampuan pesawat kita untuk terbang, berdasar bahan bakar yang tersedia/kita isikan. Person on board = Jumlah penumpang/pax + Crew EKO 2014

21 EKO 2014

22 Menurut annex 2 Rules Of the Air (ROA), Flight plan adalah Informasi khusus yang diberikan terhadap unit-unit pelayanan lalu lintas udara, yang berhubungan dengan rencana penerbangan yang dimaksud atau bagian penerbangan sebuah pesawat udara. Menurut Doc Chapter 4.4 bentuk atau format flight plan harus sesuai dengan model yang ada dalam appendix 2. Bentuk atau format flight plan tersebut harus dipakai oleh para perusahaan penerbangan unit Air Traffic Services untuk kelengkapan proses pengisian flight plan. Sedangkan bentuk lain dipergunakan untuk repetitive flight plan. Dan format flight plan itu sendiri harus dalam bentuk tertulis dan berbahasa inggris. Perusahaan penerbangan hendaknya mematuhi instruksi pengisian format flight plan yang tercantum dalam appendix 2 Doc.4444 ATM/501 tersebut EKO 2014

23 Untuk kelancaran arus informasi yang diberikan pihak Pelayanan Penerangan Aeronautika, diperlukan kerjasama dan pengertian yang baik dengan unit-unit ATS dan unit diluar ATS tetapi berkenaan langsung secara operasional. Seperti unit ADC, Flight Operations Officer (FOO), dan AMC. Seperti yang sudah diatur dalam Annex 11 Chapter tentang coordination berween Aeronautical Information Services dan Air Traffic Services Authorities, yaitu untuk memastikan bahwa unit pelayanan informasi aeronautika mendapatkan informasi agar memungkinkan mereka untuk menyediakan informasi sebelum penerbangan yang paling baru dan untuk memenuhi informasi selama dalam penerbangan, perjanjian-perjanjian harus dibuat antara pihak pelayanan informasi aeronautika dan pihak pelayanan lalu lintas udara yang bertanggung jawab untuk pelayanan lalu lintas udara untuk melaporkan kepada unit pelayanan informasi aeronautika yang bertanggung jawab, dengan keterlambatan minimum. EKO 2014

24 EKO 2014

25 Rules of The Air (Annex 2)
Rules of The Air adalah suatu standaralisasi atau ketentuan khusus yang harus digunakan dalam prosedur aturan penebangan agar tercipta keselarasan baik dalam segi keamanan, kenyamanan dan keselamatan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan Annex 2. Ada beberapa hal yang terdapat pada yang mendasari etika penerbagan dan ini menjadi acuan khusus dalam sistem penerbangan baik nasional maupun internasional Dasar – dasar dalam Annex 2 sudah mengalami beberapa perubahan hal ini untuk menjaga agar tercapainya keteraturan etika dalam penerbangan. Annex 2 ini juga mencantumkan aturan dan prosedur keteraturan Navigasi Udara tercantum dalam Annex 11. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat keselamatan dan mendapatkan pelayanan lalu lintas udara secara maksimal apabila pesawat tersebut melintasi lautan maupun daratan. Ada pun penambahan dalam pemahaman tentang Annex 2 selain terdapat Annex 11 terdapat pula Annex 15 tentang Aeronautical Information Service (AIS) digunakan untuk menerangkan bahwa terdapat perbedaan peraturan udara di setiap negara anggota ICAO. Dikarenakan ICAO memberikan wewenang khusus terhadap semua anggota untuk menjaga kedaulatan wilayah negaranya dengan memberikan aturan – aturan tertentu yang dibatasi atau berbeda dengan negara anggota lainnya. EKO 2014

26 Pada hasil Konvensi, ICAO memberikan putusan bahwa penggunaan bahasa pada Annex 2 adalah Arab, Cina, Prancis, Rusia dan Spanyol. Dan setiap negara anggota diminta untuk memilih salah satu bahasa yang direkomendasikan ICAO untuk Annex 2 untuk tujuan penggunaan baik secara langsung serta ICAO juga memberikan izin untuk menterjemahkan kedalam bahasa nasional suatu negara untuk memberitahu organisasi setempat sesuai ketentuan agar tidak terjadinya kesalahpahaman terhadap pemahaman Annex 2. Dalam pembuatan Annex 2 menggunakan bahasa Standar Internasional (SI) maupun Non – SI agar pemahaman lebih efektif. Dan sesuai dengan tujuan dasar  ICAO yaitu terciptanya keamanan, keselamatan dan kenyamanan penerbangan. EKO 2014

27 Dalam pengertian atau bentuk layanan yang diberikan dalam penerbangan serta terdapat istilah – istilah dalam sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh ICAO sesuai standar internasional. Bandar udara yaitu lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas ladas pesawat udara, naik – turun penumpang, dan/atau bongkar muat kargo dan/atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi. EKO 2014

28 Terdapat unit – unit terkait dalam sebuah penerbangan baik pesawat penumpang, helikopter, pesawat kargo maupun pesawat glider harus melakukan langkah – langkah sebagai berikut : 1.Memberi laporan kepada ADS bahwa akan ada penerbangan 2. Meminta panduan kepada menara pengontrol selama pesawat melakukan pergerakan di darat maupun selama penerbangan baik menggunakan IFR atau VFR 3. Meminta laporan cuaca ataupun informasi yang terkait selama penerbangan mulai dari bandara asal sampai bandara tujuan Ada pun unit – unit tersebut memberikan informasi atau panduan agar penerbangan berlangsung aman dan terkendali sampai tujuan. Layanan yang diberikan antara lain : 1. Memandu pesawat selama masih di bandara atau di udara agar tidak terjadi tabrakan atau benturan antar pesawat 2. Memberikan informasi tentang kondisi bandara asal maupun bandara tujuan EKO 2014

29 Aturan penerapan etika berudara pada wilayah tertentu
Flight Plan adalah sebuah perencanaan sebuah penerbangan yang harus dilaporkan kepada ATS baik oleh penerbang atau perwakilan yang ditunjuk Flight Crew Member adalah sebuah lisensi kru pesawat yang harus dimiliki untuk beroperasi di bidang penerbangan Flight Information Center adalah pusat informasi penerbangan yang ditunjuk untuk memberikan layanan selama penerbangan Aturan penerapan etika berudara pada wilayah tertentu - Setaip negara harus mendaftarkan pesawat yang berada di negara tersebut kepada ICAO; - Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan panduan dari ATS apabila pesawat tersebut melakukan penerbangan di luar wilayah negaranya dan bertanggung jawab untuk mengadakan pelayananan lalu lintas udara; EKO 2014

30 a. VFR (Visual Flight Rules) b. IFR (Instrument Flight Rules)
Dalam penerbangan harus mematuhi peraturan yang telah dibuat dan disepakati dengan ketentuan – ketentuan yang ada. Baik ketentuan umum dalam penerbangan antara lain :          a. VFR (Visual Flight Rules)          b. IFR (Instrument Flight Rules) Penerbangan dapat secara visual terkecuali digunakan pada : Digunakan saat kodisi baik Untuk T/O dan landing dengan ceiling lebih dari 450 ft Tidak boleh digunakan antara sunrise sampai sunset Tidak boleh dioperasikan diatas ketinggian FL 290 Tidak boleh dioperasikan pada kecepatan transonik dan ultrasonik vFR dapat digunakan pada ketinggian diatas FL 290 dengan izin ATC tapi tidak ada jamianan kecuali untuk T/O dan landing serta mendapat izin dari ATC, VFR tidak boleh digunakan di atas area padat seperti perkotaan, permukiman penduduk dan tempat pertemuan terbuka jika ingin mengubah VFR ke IFR maka harus memberitahukan perubahan pada ATC EKO 2014

31 Penerbangan dapat dilakuakan secara instrumen dengan syarat sebagai berikut :
Pesawat harus dilengkapi dengan instrumen dan sistem navigasi sesuai dengan rute yang diterbangkan Kecuali untuk T/O dan landing atau diizinkan oleh ATC, IFR tidak boleh terbang lebih rendah dari ketinggian yang ditentukan oleh negara setempat Jika ingin mengubah IFR ke VFR maka harus memberitahukan perubahan pada ATC EKO 2014


Download ppt "FLIGHT PLAN EKO PURWANTO,SE STTKD YOGYAKARTA 2014"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google