Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Agregate planning methode

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Agregate planning methode"— Transcript presentasi:

1 Agregate planning methode
PT. SIANTAR MADJU Agregate planning methode

2 Kelompok 2 Kasus 5.1.2 : Aprino Menardi Achmad 131.020.8447
Rendra Herdiananda Fisa Tiana Surya Silvia Yurti Parameswari Febby Adinda Kurnia Gadis

3 Latar Belakang Masalah
PT. Siantar Madju merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi sandal yang memiliki banyak kompetitior. Menghadapi tingkat permintaan yang sangat fluktiaftif maka perusahaan ini sering mengalami kesulitan dalam mengadakan penyesuaian yang dimiliki. Dalam proses operasiaonalnya pihak perusahaan menggunakan rate waktu untuk perencanaan agregat selama 3 bulan. Hal ini dikarenkan taksiran fluktuatif permintaan mengalami perubahan rata-rata 3 bulan. Perencanaan aggregate adalah perencanaan mengenai bagaimana pihak perusahaan harus merespon permintaan yang fluktuatif dengan menyesuaikan kapasitas yang dimiliki meliputi kapasitas mesin, tenaga kerja, gudang persediaan, bahan baku maupun gudang perediaan barang jadi dalam jangka waktu pendek (maksimal 1 tahun). Hal inilah yang mengakibatkan kami tertarik untuk menjadikan permasalahan tersebut sebagai latar belakang masalah.

4 Rumusan Masalah 1. Bagaimana perhitungan secara kongrit dengan menggunakan islustrasi angka nominal dan perhitungannya biaya-biaya yang ada sesuai pilihan alternative keputusan yang dipilih (jika permintaan menjolak, stabil dan menurun) ? 2. Mengapa pasar dijadikan factor utama dalam mempertimbangkan berbagai kapasitas untuk produksi?

5 Pengertian Agregate Palnning
Aggregate Planning (AP) adalah suatu aktifitas operasional untuk menentukan jumlah dan waktu produksi pada waktu dimasa yang akan datang. Perencanaa aggregate dapat digunakan dalam menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan variable lain yang dapat dikendalikan.

6 Strategi Agregat Planning
Capacity Options Strategi yang menggunakan besar kapsitas produksi sebagai pilihan untuk membuat AP tergantung seberapa besar kapasitas produksi yang diinginkan. Chase Strategy Diartikan juga sebagai suatu strategi perencanaan dalam AP dengan jalan melakukan penyesuaian terhadap demand.

7 Lanjutan… Demand Option Pure Strategy
Dengan adanya jumlah permintaan (demand) yang stabil, maka proses perencanaan produksi akan lebih mudah dilakukan. Pure Strategy Variabel disini adalah variabel-variabel dalam perencanaan produksi yang bisa di control dan ditentukan sesuai keuntungan target produksi yang ditetapkan oleh top level business plan.

8 Sebuah perusahaan dapat memilih pilihan kapasitas dasar (produksi) berikut:
Para manajer dapat meningkatkan persediaan selama periode permintaan rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi di masa mendatang. Jika strategi ini dipilih, maka biaya- biaya yang berkaitan dengan penyimpanan, asuransi, penanganan, keusangan, pencurian, dan modal yang diinvestasikan akan meningkat. A. Mengubah tingkat persediaan Dilakukan dengan cara mengkaryakan atau memberhentikan. Salah satu cara untuk memenuhi permintaan adalah dengan mengkaryakan atau memberhentikan para pekerja produksi untuk menyesuaikan tingkat produksi. B. Meragamkan jumlah tenaga kerja.

9 Lanjutan… Terkadang tenaga kerja dapat dijaga tetap konstan dengan meragamkan waktu kerja, mengurangi banyaknya jam kerja ketika permintaan rendah dan menambah jam kerja pada saat permintaan naik. C. Meragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu kosong Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara dengan melakukan subkontrak selama periode permintaan tinggi. D. Subkontrak

10 Lanjutan… E. Penggunaan karyawan paruh waktu
Karyawan paruh waktu dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja tidak terampil. E. Penggunaan karyawan paruh waktu Ketika permintaan rendah, sebuah perusahaan dapat mencoba untuk meningkatkan permintaan melalui iklan, promosi, kewiraniagaan, dan diskon. F. Mempengaruhi permintaan

11 Lanjutan… G. Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi
Tunggakan pesanan adalah pesanan barang/jasa yang diterima perusahaan tetapi tidak mampu (secara sengaja atau kebetulan) untuk dipenuhi pada saat itu. G. Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi Sebuah teknik pelancar masalah aktif yang secara luas digunakan para pengusaha manufaktur adalah mengembangkan sebuah produk yang merupakan perpaduan dari barang counterseasonal H. Perpaduan produk dan jasa yang counterseasonal (dengan musim yang berbeda)

12 Lanjutan Strategi Agregat Planning
Mixed Strategy Kebayakan pengusaha manufaktur berasumsi bahwa penggunaan pilihan permintaan telah diteliti secara menyeluruh oleh bagian pemasaran dan pilihan-pilihan yang layak itu digabungkan dengan prediksi permintaan. Manajer operasi lalu membuat rencana agregat berdasarkan ada prediksi itu.

13 Sifat Perencanaan Agregat
Dalam perencanaan agregat, rencana produksi tidak menguraikan per produk tetapi menyangkut berapa banyak produk yang akan dihasilkan tanpa mempermasalahkan jenis produk tersebut.

14 Biaya yang Terlibat Dalam Perencanaan Agregat
Penambahan tenaga kerja menimbulkan biaya-biaya untuk iklan, proses seleksi dan training Hiring Cost (biaya penambahan tenaga kerja) Pemberhentian ini mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan uang pesangon bagi karyawan yang di-PHK Firing Cost (biaya pemberhentian tenaga kerja)

15 Lanjutan… Penggunaan waktu lembur bertujuan untuk meningkatkan output produksi, tetapi konsekuensinya perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan lembur yang biasanya 150% dari biaya kerja regular Overtime Cost dan Undertime Cost (biaya lembur dan biaya menganggur) Persediaan mempunyai fungsi mengantisipasi timbulnya kenaikan permintaan pada saat-saat tertentu. Timbulnya biaya penyimpanan (inventory cost/holding cost) yang berupa biaya tertahanya modal, pajak, asuransi, kerusakan bahan, dan biaya sewa gudang. Inventory Cost dan Backorder Cost (biaya persediaan dan biaya kehabisan persediaan) Konsekuensi dari kebijaksanaan ini adalah timbulnya biaya sub kontrak, dimana biasanya biaya mensubkontrakkan ini lebih mahal dibandingkan memproduksi sendiri dan adanya resiko terjadinya kelambatan penyerahan dari kontraktor. Subcontract Cost (biaya sub kontrak)

16 Tujuan dan Hasil Agregat Planning
Hasil dari AP adalah tercapainya suatu rencana perusahaan yang menggunakan sumberdaya organisasi secara efektif untuk memenuhi demand yang telah diperkirakan. Dalam perusahaan manufaktur, AP dihubungkan dengan strategi tujuan perencanaan untuk individual product (Master Production Schedule / MPS). Sedangkan pada perusahaan service atau jasa, AP terkait dengan strategi untuk menghasilkan suatu penjadwalan tenaga kerja yang terperinci. Tujuan dari perencanaan agregat adalah berusaha untuk memperoleh suatu pemecahan yang optimal dalam biaya atau keuntungan pada periode perencanaan. Bagi perusahaan manufaktur, jadwal agregat bertujuan menghubungkan sasaran strategis perusahaan dengan rencana produksi, tetapi untuk perusahaan jasa, penjadwalan agregat bertujuan menghubungkan sasaran dengan jadwal pekerja. Bisa dikatakan bahwa tujuan AP pada dasarnya adalah membangkitkan (generate) suatu rencana produksi dalam tingkatan top level production plans.

17 Gambaran Umum Objek Contoh Soal…
Sejak didirikan pada tahun 1970, PT.Siantar Madju tetap setia pada komitmennya dan terus membuktikan diri berdasarkan pengalaman baik melalui proses tradisional ataupun hi-tech manufaktur. Disiplin adalah yang ditegakan di seluruh system : desain, pembuatan model / prototype, uji kerja, dan pengendalian produksi. Bahan baku yang berkualitas tinggi, bertanggung jawab dan manajemen yang handal, pekerja yang terampil dan terlatih, fasilitas mesin akurat dan canggih memungkinkan PT.Siantar Madju untuk memproduksi sekitar pasang / tahun, Contoh Soal…

18 Grafik

19 Strategi Alternatif yang Akan Dipilih Manajemen
Dengan cara mempertahankan rata-rata tingkat produksi yang tetap, kelebihan produksi disimpan untuk digunakan untuk digunakan saat kekurangan produksi. Dalam alternative ini tidak ada lembur, penambahan/pengurangan tenaga kerja atau sub kontrak dengan pihak lain. Melakukan variasi tingkat persediaan

20 Perhitungannya… Produksi rata-rata / hari = / 255 = 36 unit / hari, 1 unit produk perlu waktu 48 menit, Jam kerja per hari 8 jam, sehingga 1 karyawan menghasilkan produk ( 8 × 60 ) / 48 menit = 10 unit / hari, Untuk menghasilkan 36 unit / hari perlu tenaga kerja (36 / 10 ) = 3,6 orang. Biaya yang timbul : a. biaya tenaga kerja = 4 × 255 × Rp ,00 = Rp ,00 b. biaya persediaan = 200 × Rp 2.000,00 = Rp ,00 Jumlah Rp ,00

21 Lanjutan… Melakukan variasi jumlah tenaga kerja
Dengan cara menambah/mengurangi jumlah tenaga kerja sesuai kebutuhan. Alternatif ini membatasi diri untuk tidak lembur dan melakukan subkontrak. Melakukan variasi jumlah tenaga kerja

22 Perhitunganya… Asumsinya pada awal periode jumlah tenaga kerja = 5 orang, Jumlah tenaga kerja yang diperlukan pada bulan januari = 500 / 20 / 5 = 3 orang Biaya tenaga kerja = 22 × 3 × Rp ,00 = Rp ,00 dan seterusnya. Biaya yang timbul : Biaya tenaga kerja = Rp ,00 Biaya tambahan tenaga kerja = 3 x Rp ,00 Biaya pengangguran tenaga kerja = 2 x Rp ,00 Jumlah = Rp ,00

23 Lanjutan… Mempertahankan jumlah tenaga kerja
Mempertahankan jumlah tenaga kerja pada tingkatan permintaan terendah dan memenuhi kebutuhan permintaan selebihnya dengan sub kontrak. Alternatif ini juga tidak ada lembur dan kerja paruh waktu ( part time ) Mempertahankan jumlah tenaga kerja

24 Perhitungannya… Jumlah produksi perbulan diperoleh dari perkalian antara jumlah hari kerja dengan jumlah tenaga kerja dengan rata-rata produksi tenaga kerja per hari. Contoh jumlah produksi bulan januari = 20 x 2 x 10 = 400 unit dan seterusnya. Kekurangan produksi 100 unit dipenuhi dengan Sub kontrak biaya yang timbul : Biaya tenaga kerja = 2 x 225 x Rp50.000,00 = Rp ,00 Biaya persediaan = 0 x Rp 2.000,00 = Rp ,00 Biaya Sub kontrak = 4100 x Rp 5.000,00 = Rp ,00 Jumlah = Rp ,00 Tenaga kerja ditetapkan sesuai permintaan terendah yaitu : Permintaan bulan mei = 300 Rata-rata produksi sehari = 300 / 15 = 20 unit Tenaga kerja yang diperlukan = 20 / 10 = 2 orang Jumlah tenaga kerja selama Januari – Desember 2013 dipertahankan tetap 2 orang.

25 Kesimpulan Kapasitas produksi merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan upaya meningkatkan laba perusahaan disamping usaha-usaha seperti pemelihan material yang ekonomis, kontrol kualitas, promosi guna menambah permintaan pasar dan sebagainya. Kapasitas produksi dapat menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar, semakin tinggi kapasitas produksi yang dapat di usahakan maka semakin banyak produk yang mampu dihasilkan setiap jam, setiap hari, setiap bulan, bahkan setiap tahunnya. Manajemen sebaiknya memilih alternatif 3 yaitu strategi subkontrak dengan menggunakan TK tetap sebanyak 28 orang karena biayanya termurah yaitu Rp ,00 Pasar dijadikan factor utama dalam mempertimbangkan berbagai kapasitas untuk produksi karena fungsinya. Pasar bisa di artikan sebagai orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Adapun istilah segmentasi pasar dapat didefinisikan sebagai berikut “ Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk kedalam satuan-satuan pasar ( segmen pasar ) yang bersifat homogeny ( Swasta, 1996 ). “ Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran. Peran segmentasi pasar dalam marketing perusahaan : Memungkinkan kita untuk lebih focus masuk kepasar sesuai keunggulan kompetitif perusahaan kita. Mendapatkan input mengenai peta kompitisi dan posisi kita dipasar. Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi marketing kita selanjutnya. Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut unik dan cara yang berbeda.

26 Shortcut Pengertian Strategi Sifat Biaya Kapasitas Produksi
Tujuan dan Hasil Gambaran Umum Kesimpulan


Download ppt "Agregate planning methode"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google