Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KLASIFIKASI TES Annisa Julianti

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KLASIFIKASI TES Annisa Julianti"— Transcript presentasi:

1 KLASIFIKASI TES Annisa Julianti
Minggu 4 Sarana dan Prasarana Psikodiagnostika Klasifikasi tes KLASIFIKASI TES Annisa Julianti

2 1. Sarana dan prasarana psikodiagnostika
Sarana psikodiagnostik adalah tes psikologis Penggunaan Battery Test (terdiri dari sekumpulan tes yang memberikan informasi lebih banyak untuk asesmen). Jenis tes disesuaikan dengan kebutuhan individu. Misal: untuk keperluan klien yang datang dengan keluhan bingung mencari pekerjaan maka tes yang diberikan antara lain: RMIB, Papikostick, DISC. Prasarana psikodiagnostik adalah semua perlengkapan yang diperlukan selama pengetesan

3 Tujuan dari penggunaan battery test antara lain:
Berfungsi sebagai pengecek apabila terdapat salah satu hasil tes yang menyimpang. Untuk menjaring aspek-aspek yang lebih luas baik kepribadian atau ability individu.

4 2. Klasifikasi tes A. Jenis-jenis tes secara umum B. Klasifikasi tes:
Tes proyektif Tes inventori Tes intelegensi Tes kemampuan

5 Jenis-jenis tes secara umum:
Tes berdasarkan bentuk respon Tes berdasarkan jumlah peserta Tes berdasarkan waktu Tes berdasarkan cara menyelesaikannya Tes berdasarkan cara menilai tesnya Tes berdasarkan bentuknya Tes berdasarkan penciptanya Tes berdasarkan aspek yang diukur

6 1. Test berdasarkan bentuk respon
Perbedaannya terletak pada luas respon dan kepastian tugas dari tes. a. Tes terstruktur Biasa disebut juga tes objektif, misal: tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes IQ, dsb. Lebih mudah diskor dan diinterpretasi b. Tes tidak terstruktur Memberikan kebebasan testee dalam pemberian respon tugas dari tes, misal: soal essay, tes projektif (TAT, Ro, Hand Test, dsb). Lebih sulit diskor dan diinterpretasi.

7 2. Test berdasarkan jumlah peserta
a. Tes klasikal/kelompok b. Tes individual pada saat tes itu diberikan, kita menghadapi sekelompok individu digunakan untuk seleksi karyawan, seleksi siswa, untuk tujuan riset, dsb. Contoh tes klasikal: IST, APM, SPM, CPM, EPPS, RMIB, TKD, CFIT, KRAEPLIN, PAULI, dsb. PIO dan Psi. Pendidikan pada saat tes diberikan, kita menghadapi satu orang individu saja. digunakan untuk asesmen individual mendalam, misal: klien klinis, pasien rumah sakit. Contoh tes individual: TAT, CAT, SAT, Rorschach, WB, WAIS, WISC, dsb. Psi.Klinis dan Psi. Perkembangan

8 3. Test berdasarkan waktu
Power Test Yaitu test dimana waktu yang disediakan bagi peserta tes untuk menyelesaikan soal tidak dibatasi waktu. Tipe tes yang mengutamakan kemampuan bukan kecepatan atau ketepatan. Untuk tes tipe ini waktu mengerjakan tes pada dasarnya tidak dibatasi, contohnya Tes kepribadian (Grafis, Wartegg, EPPS).

9 b. Speed test tes dimana waktu yang disediakan untuk peserta tes menyelesaikan tes tersebut dibatasi waktunya. yang diutamakan dalam tes ini yaitu kecepatan dan ketepatan kerja. Contoh: tes kraepelin, tes pauli, tes SPM, tes APM, Tes Kemampuan Dasar (TKD) dan lain-lain.

10 4. Tes berdasarkan cara menyelesaikannya
Yang membedakan adalah materi tes yang digunakan serta aktivitas yang dilakukan berhubungan dengan tes (cara pengerjaan tes). Tes Verbal Tes non verbal/Performance Test

11 Contoh: sub tes informasi pada tes WAIS.
a. Tes Verbal testee di dalam menyelesaikan atau mengerjakan tes tersebut harus menggunakan kata-kata, misalnya memberikan keterangan, memberikan hasil perhitungan, memberikan lawan kata, mengatakan kekurangan pada suatu gambar Contoh: sub tes informasi pada tes WAIS.

12 b. Tes non verbal / performance test
Tes Performance berkaitan dengan aktivitas motorik. testee tidak harus menggunakan respon berwujud bahasa melainkan dengan melakukan sesuatu. Misal: DAP, HTP, Baum, Wartegg, subtes melengkapi gambar, menata balok dalam tes WAIS

13 5. Tes berdasarkan cara menilai tesnya
Tes alternative penilaian pada tes ini berdasar atas benar salah, jadi hanya ada dua alternative benar atau salah. Tes gradual tes ini penilaian bersifat gradual, jadi ada beberapa tingkatan misalnya diberi nilai 5, 4, 3, 2, 1.

14 6. Tes berdasarkan bentuknya
Tes benar salah Tes pilihan ganda Tes isian Tes mencari pasangan Tes penyempurnaan Tes mengatur obyek Tes deret angka Tes rancangan balok

15 7. Tes berdasarkan penciptanya
Tes Rorschach Binet Simon Tes Kraepelin Tes Wechsler (WPPSI, WISC, WAIS) Tes Raven (SPM, APM, CPM)

16 8. Tes berdasarkan aspek yang diukur
Tes kecerdasan/tes inteligensi (general intelligence test): tes Binet-Simon , tes Wechsler Adult intelligence Scale (WAIS), Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC), Standard Progressive Metrice (SPM) Tes bakat (aptitude test): Differential Aptitude Test (DAT), General Aptitude Tes Battery (GATB), Flanagan Aptitude Classification Test (FACT) Tes minat: Strong-Campbell Interest Inventory (SCII), Kuder Preference Survey (KPS), Kuder Occupational Interest Survey (KOIS), Minnesota Vocational Interest Inventory (MVII), Career Assessment Inventory (CAI) Ketiga macam tes aspek di atas biasa disebut dengan tes kognitif

17 Tes kepribadian non-kognitif/proyektif: Rorschach, Thematic Apperception Test (TAT), Children Apperception Test (CAT), Tes grafis (BAUM, wartegg, dll) Skala sikap: Edward Preference Personality Scale (EPPS)

18 B. Klasifikasi tes: Tes proyektif Tes inventori Tes intelegensi
Tes kemampuan

19 Proyektif adl cerminan apa yang ada di dalam indv
a. Tes proyektif Proyektif adl cerminan apa yang ada di dalam indv

20 Tes proyektif banyak digunakan dalam tes kepribadian
Dasar asumsi yg melandasi tes-tes proyektif adalah Bila subjek dihadapkan pada sejumlah stimulus yg ambiguous (kabur) dan ia diminta utuk memberikan respon terhadap stimulus itu, subjek akan memproyeksikan need dan press-nya sebagai respon terhadap stimulus tersebut.

21 Thematic Apperception Test Children Apperception Test
Tes proyektif verbal: materinya maupun reaksi subyek dan instruksinya menggunakan bahasa/kata-kata. Cth: EPPS, MMPI, KUDER Tes proyektif non verbal: tes proyektif yang memakai bahasa hanya instruksinya Teknik Noda Tinta Rorschach Teknik Gambar Thematic Apperception Test Children Apperception Test

22 c) Teknik Kinerja Teknik Menggambar Draw A Person House-Tree-Person Draw A Family Kinetic Family Drawing Kinetic School Drawing BAUM Wartegg

23 i. Rörschach Diciptakan oleh psikiater Swiss → Hermann Rorschach pada tahun 1921 Terdiri dari 10 kartu, ada 2 kelompok Kartu akromatik: mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu, seperti kartu I, IV, V, VI, VII Kartu kromatik: mempunyai aneka warna seperti merah, biru, hijau, kuning. Kartu II, III, VIII, IX, X

24 ii. Thematic Apperception Test (TAT)
Dikembangkan oleh Henry Murray dan Christina Morgan (1935) Asumsi dasarnya adalah khayalan yang tidak disadari dapat diungkapkan dengan menginterpretasi cerita-cerita yang dibuat subjek mengenai gambar-gambar tsb. Alat Kartu TAT, kertas, alat tulis, perekam, stopwatch Dari 31 kartu, disajikan 10 kartu + 1 blank card: Kartu 1, 2, 3BM, 4, 6BM, 7GF, 8BM, 9GF, 10, 13MF

25 iii. Children Apperception Test (CAT)
Dapat digunakan untuk anak usia 3 – 10 tahun Objeknya hewan, atas dasar asumsi bahwa anak-anak lebih mudah melakukan proyeksi pada hewan daripada manusia

26

27 iv. Draw A Person (DAP)  dewasa
Klien diberi pensil & kertas untuk “menggambar orang” Pemeriksa memperhatikan komentarnya, urutan penggambaran bagian2 yg berbeda

28 v. House-Tree-Person (HTP)  dewasa
Disusun oleh Robert C. Burns pada tahun Subyek diminta untuk membuat gambar rumah, pohon dan orang dalam satu kesatuan.

29 vi. Draw A Family Disusun oleh Hulse pada tahun 1951. Bertujuan untuk menjaring hubungan-hubungan interpersonal.

30 vii. Kinetic Family Drawing (KFD)  anak
Disusun oleh Robert C. Burns pada tahun 1987. Subyek diminta untuk membuat gambar setiap orang di dalam keluarga, termasuk diri mereka sendiri yang sedang melakukan suatu kegiatan.

31 viii. Kinetic School Drawing
Disusun oleh Pront dan Philips pada tahun 1974. Anak2 menggambar apa yang dilakukan di sekolah. Tujuannya untuk mengerti bagaimana interaksi sosial antara sekolah dan lingkungan rumah. ix. BAUM test Emil Jucher, dikembangkan oleh Charles Koch Dasar pemikiran: pohon sebagai proyeksi & ungkapan dengan cara grafis yang bersifat spontan

32 x. Wartegg Disusun oleh Ehrig Wartegg Meminta subjek untuk mengembangkan/ melengkapi berbagai elemen kecil dari serangkaian gambar

33 Inventori adalah: paper & pencil test, self report & questionaire
b. Tes Inventori Inventori adalah: paper & pencil test, self report & questionaire

34 Testee mendeskripsikan dirinya misalnya memberikan cheklist pada sejumlah pernyataan, atau melengkapi kalimat. Contoh tes Inventori: Rothwell-miller Interest Blank (RMIB) Edwards Personal Preference Schedule (EPPS) Myer Briggs Type Indicator (MBTI) KUDER Preference Record Child Behavior Checklist (CBCL) The Minnessota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) Sixteen Personality Factors Questionnaire (16PF) PAPI Kostick PAULI & Kraeplin, dll

35 i. Rothwell-miller Interest Blank (RMIB)
Tes disusun oleh Rothwell pertama kali pada tahun 1947  9 jenis kategori dari jenis-jenis pekerjaan yang ada. Kemudian pada tahun 1958, tes diperluas dari 9 kategori menjadi 12 kategori oleh Kenneth Miller. Untuk mengukur interest seseorang berdasarkan sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan.

36 PRIA A WANITA Petani Pekerjaan Pertanian Insinyur Sipil Pengemudi Kendaraan Militer Akuntan Manager Penjualan Ilmiahwati Ilmiahwan Penjual Hasil-hasil Mode Seniman Seniwati Wartawan Wartawati Pianis Konser Guru SD Manager Bank Sekretaris Pribadi Tukang Kayu Modiste Dokter Subjek diinstruksikan untuk membuat ranking dari daftar pekerjaan yang tersedia dalam formulir tes sesuai dengan jenis kelaminnya. Ranking dimulai dari angka 1 (pekerjaan yang paling disukai) hingga angka 12 (pekerjaan yang paling tidak disukai).

37 ii. Edwards Personal Preference Schedule (EPPS)
Tes inventori kepribadian ini disusun berdasarkan konsep dari Henry A. Murray pada tahun 1958 dan revisi tahun Dikembangkan oleh allen Edward Terdapat pasangan pernyataan dimana testee harus memilih salah satu dari pasangan pernyataan yang menggambarkan dirinya.

38 Contoh: A: Saya suka bebicara tentang diri saya dengan orang lain B: Saya suka bekerja untuk suatu tujuan yang telah saya tentukan bagi diri saya. Yang manakah dari kedua pernyataan diatas lebih menggambarkan perasaan Anda? A : Saya bersusah hati, bila gagal dalam sesuatu. B : Saya merasa gugup bila harus bicara didepan orang banyak.

39 iii. Myer Briggs Type Indicator (mbti)
Tes kepribadian inventori yang mudah digunakan dan banyak dipakai MBTI dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan putrinya yang bernama Isabel Briggs Myers berdasarkan teori kepribadian dari Carl Gustav Jung.

40

41 iv. PAPI Kostick (Perception And Preference Inventory Test)
Dikembangkan oleh doktor dalam ilmu pendidikan, guru besar Psikologi Industri di State Collage, Boston Dr. Max Martin Kostick pada awal tahun 1960an. Tes ini merupakan salah satu tes kepribadian yang tercermin dalam tingkah laku yang didasarkan pada kategorisasi.

42 Berguna untuk evaluasi karyawan karena menggambarkan gaya administrasi dan untuk mengetahui hubungan atasan dan bawahan dan mengembangkan solusi interpersonal Aspek yang diukur: Work direction (arah kerja) Leadership (kepemimpinan) Activity (aktivitas) Social nature (pergaulan) Work style (gaya kerja) Temperament (sifat) Followership (ketaatan)

43 v. Test Kraeplin Tes ini dikembangkan pertama kali oleh seorang psikiater bernama Emil Kraeplin. Terdiri dari 45 lajur angka satuan antara 0 – 9 sebanyak 60 angka secara vertikal pada tiap lajur Menjumlahkan 2 buah angka dari bawah ke atas Tes ini bertujuan untuk mengukur karakter seseorang pada beberapa aspek tertentu yaitu, aspek kecepatan, ketelitian, keajekan, ketahanan

44 vi. Tes Pauli Tes Pauli dikembangkan pada tahun , oleh Dr. Richard Pauli bersama dengan Dr. Wilhem Arnold dan Prof. Dr. Van Hiss. Merupakan pengembangan dari tes Kraeplin Tujuan: mengetahui batas perbedaan kondisi individu, melihat prestasi dengan tepat, dan mengetahui pengaruh sikap kerja terhadap prestasi.

45 Aspek yang diukur: kekuatan kemauan, daya tahan dan keuletan, ketekunan dan konsentrasi, daya penyesuaian, vitalitas / energi (dengan asumsi, jika ada energi maka prestasi tinggi), kecermatan dan ketelitian, stabilitas emosi, sikap terhadap tugas, sikap dalam menghadapi tantangan, dan cara mengendalikan diri.

46 c. Tes Intelegensi

47 Tujuan tes intelegensi adalah untuk mengungkapkan intelegensi dan mengetahui sejauh mana kemampuan umum seseorang untuk memperkirakan apakah suatu pendidikan atau pelatihan tertentu dapat diberikan kepadanya. Nilai tes intelegensi seringkali dikaitkan dengan umur dan menghasilkan IQ untuk mengetahui bagaimana kedudukan relative orang yang bersangkutan dengan kelompok orang sebayanya.

48 Beberapa bentuk tes inteligensi antara lain
Tes inteligensi untuk anak-anak (tes Binet, WISC, WPPSI, CPM, CFIT skala 1 & 2). Tes inteligensi untuk remaja – dewasa WAIS, SPM, APM, CFIT skala 3). Tes inteligensi untuk tuna rungu (SON)

49 Tes intelegensi David Wechsler
Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC) pada tahun 1949. Usia 8 – 15 tahun WISC: Verbal (informasi, pengertian, hitungan, persamaan, perbendaharaan kata, rentangan angka) Performance (melengkapi gambar, mengatur gambar, rancangan balok, merakit obyek, simbol, mazes). Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI), pada tahun 1963 untuk anak usia 4 – 6,5 tahun.

50 c. Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS)
Verbal (informasi, pengertian, hitungan, persamaan, rentangan angka, perbendaharaan kata) Performance (simbol angka, melengkapi gambar, rancangan balok, mengatur gambar, merakit obyek)

51 Tes Intelegensi: CFIT Culture Fair Intelligence Test (CFIT), disusun oleh R. B. Cattel terdiri dari 3 bentuk yaitu Skala 1 untuk anak usia 4 tahun – 8 tahun, Skala 2 untuk anak usia 8 tahun – 13 tahun atau dewasa rata-rata, Skala 3 untuk murid SLTA ke atas atau dewasa.

52 d. Tes Kemampuan Tes Kemampuan adalah tes yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan (ability) sso. Tes kemampuan ini menggambarkan potensi yang dimiliki oleh peserta tes. Ability test atau tes kemampuan didesain untuk mengukur kemampuan penalaran logis atau kemampuan berpikir sso. Misal: verbal reasoning, numerical reasoning, kemampuan abstrak, mechanical atau spatial reasoning dan tes kemampuan kecepatan mempelajari pada hal-hal baru.

53 Tujuan Tes Kemampuan untuk melakukan diagnosis, dengan mengetahui kemampuan seseorang maka akan dipahami potensi yang ada pada diri seseorang. Tes kemampuan didesain utk menyeleksi peserta tes mengenai kemampuan tertentu (ketelitian, kecepatan, keakuratan, kelogisan dalam berpikir, kemampuan mengikuti instruksi dll) Contoh tes kemampuan: TKD, CFIT

54 Faktor-faktor yang diungkap yaitu:
Kemampuan verbal, adalah kemampuan memahami dan menggunakan bahasa baik secara lisan atau tulisan. Kemampuan numerical, adalah kemampuan ketepatan dan ketelitian memecahkan problem aritmatik/konsep dasar berhitung. Kemampuan spatial, adalah kemampuan merancang suatu benda secara tepat. Kemampuan perceptual, adalah kemampuan mengamati dan memahami gambar dua dimensi menjadi bentuk tiga dimensi.

55 Kemampuan reasoning, adalah kemampuan memecahkan suatu masalah.
Kreativitas, adalah kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan menunjukkan hal yang tidak biasa/istimewa. Kecepatan kerja, adalah kemampuan bekerja secara cepat terutama untuk pekerjan yang rutin. Kemampuan memory, adalah kemampuan mengingat. Kemampuan clerical, adalah kemampuan bekerja di bidang administrasi.

56 Ciri-ciri tes Kemampuan
Dibatasi waktu, peserta tes perlu menyadari ada berapa soal yang harus dijawab dan berapa lama waktu yang disediakan Terdiri dari pilihan ganda dan/atau jawaban pendek Lembar jawaban dan buku soal terpisah Hanya ada satu jawaban benar Terdiri dari pertanyaan yg memiliki kesukaran yang terus meningkat Membutuhkan kecepatan dan akurasi, terkadang akurasi lebih penting dari kecepatan

57 TUGAS KELOMPOK Obyek Garapan Cara pengerjaan
Tes psikologi berbasis teknologi informasi & Tes psikologi konvensional Cara pengerjaan Mencari dan memilih salah satu tes psikologi berbasis teknologi informasi yang dapat dikerjakan dengan menggunakan akses internet dan tes psikologi tersebut juga tersedia dalam bentuk konvensional Menganalisis dan membandingkan tes psikologi tersebut

58 Pembahasan dari analisis terdiri dari:
Perbandingan antara tes psikologi berbasis teknologi informasi dengan tes psikologi dalam bentuk konvensional berdasarkan tampilan tes, instruksi, cara pengerjaan, dan hasil Bahas mengenai tingkat objektivitas alat tes tersebut Menyusun laporan dalam bentuk makalah dan PPT

59 Output: KRITERIA PENILAIAN
Paper dengan isi sesuai format yang diberikan oleh dosen minimal 10 halaman, beserta tayangan presentasi dan tampilan dari tes psikologi yang dibahas KRITERIA PENILAIAN Kelengkapan isi laporan Kebenaran isi laporan Daya tarik komunikasi/presentasi

60 Sekian 


Download ppt "KLASIFIKASI TES Annisa Julianti"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google