Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2
KALIMAT EFEKTIF DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2
2
STRUKTUR PEMBAHASAN KALIMAT EFEKTIF DEFINISI CIRI-CIRI PEMILIHAN KATA
PERANGKAIAN KALIMAT PENATAAN KALIMAT
3
DEFINISI KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang menyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang diterima pembaca.
4
CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
Kesatuan Gagasan Kesepadanan Keparalelan Kehematan Kelogisan Kecermatan Kebervariasian Ketegasan Ketepatan Kebenaran struktur Keringkasan
5
1. Kesatuan Gagasan Kalimat efektif hanya mengandung satu kesatuan gagasan yang mengandung satu ide pokok. Dikatakan memiliki kesatuan gagasan apabila subjek, predikat, dan unsur-unsur lainnya saling mendukung dan membentuk kesatuan tunggal. Contoh: Tahun ini SPP mahasiswa baru saja dinaikkan. SPP mahasiswa tahun ini baru saja dinaikkan. Tahun ini SPP mahasiswa-baru saja yang dinaikkan. kalimat a diatas tidak efektif karena mempunyai dua gagasan. Sedangkan kalimat b dan c termasuk kalimat efektif karena hanya mempunyai satu gagasan.
6
2. Kesepadanan Mereka membicarakan masalah batas studi.
Kesepadanan → Keseimbangan pikiran (gagasan) dengan struktur kalimat. Untuk menghasilkan kalimat yang mengandung kesepadanan. Berikut hal yang perlu diperhatikan: Kalimat harus memiliki subjek dan predikat yang jelas. Contoh: Mereka membicarakan masalah batas studi. Kalimat di atas memiliki S, P, O, yaitu fungsi S diisi oleh kata mereka, fungsi P diisi oleh kata membicarakan, dan fungsi O diisi oleh frasa masalah batas studi. Kata depan tidak berada di depan subjek. Bagi semua mahasiswa baru harus segera konfirmasi. Untuk menjadi kalimat yang efektif, kata bagi harus dihilangkan, sehingga: Semua mahasiswa baru harus segera konfirmasi.
7
Konjungsi intrakalimat tidak dipakai didalam kalimat tunggal.
Contoh: Saksi tidak hadir. Sehingga persidangan ditunda minggu depan. (Sehingga di awal kalimat) Saksi tidak hadir sehingga persidangan ditunda minggu depan. (Sehingga di tengah kalimat) Predikat tidak didahului konjungsi yang. Suporter timnas Indonesia yang mengenakan baju merah putih. (yang berada didepan predikat) Suporter timnas Indonesia mengenakan baju merah putih. Subjek tidak Ganda. Pertandingan ini saya mewakili Bekasi Barat. (subjek ada dua yaitu pertandingan ini dan atau saya) Dalam pertandingan ini, saya mewakili wilayah bekasi barat.
8
3. Keparalelan Keparalelan → Penggunaan bentuk-bentuk bahasa atau konstruksi bahasa yang sama dalam susunan serial, dapat juga dikatakan sebagai kesejajaran pengungkapan ide- ide dalam suatu kalimat. Contoh: Penghapusan pangkalan asing dan penarikan kembali pasukan AS dari Filipina akan mempercepat perwujudan cita-cita segenap bangsa Filipina. Kalimat diatas diisi oleh kata benda yang berupa penghapusan, penarikan, dan perwujudan yang memiliki bentuk dan makna yang sama.
9
4. Kehematan Menghindari pemakaian hipernim contoh:
Kehematan → Menggunakan kata secara efisien dan tidak berlebihan, sehingga setiap kata yang digunakan memiliki fungsi yang jelas. Kehematan dapat ditempuh dengan cara: Menghindari pemakaian hipernim contoh: Pakaiannya berwarna merah menyala. (boros kata) Pakaiannya merah menyala. (hemat kata) Menghindari pemakaian kata penghubung yang berlebihan Walaupun sakit, tetapi ia berangkat juga. (boros kata) Walaupun sakit, ia berangkat juga. (hemat kata) Menghindari pemakaian kata yang berlebihan Kita harus belajar dari Jepang agar supaya dapat maju dan berkembang. (boros kata) Kita harus belajar dari Jepang agar dapat maju dan berkembang. (hemat kata) Menghindari pengulangan subjek kalimat Contoh: Mereka naik pentas begitu mereka tiba. (ada pengulangan subjek) Mereka naik pentas begitu tiba. (tanpa pengulangan) Menghindari kata hari, tanggal, bulan, dan tahun dalam hubungannya dengan nama hari, tanggal, bulan, dan tahun. Pemberontakan itu meletus pada tanggal 30 bulan September tahun (boros kata) Pemberontakan itu meletus pada 30 September (hemat)
10
5. Kelogisan Suatu kalimat dianggap logis apabila kalimat itu mengandung makna yang diterima akal sehat. Kalimat itu bermakna sesuai kaidah-kaidah nalar secara umum. Contoh kalimat tidak logis: Ayahnya mengajar bahasa Indonesia di sekolah. (tidak logis) Seharusnya: Ayahnya mengajarkan bahasa Indonesia di sekolah kami. (logis) Ayahnya mengajari kami bahasa Indonesia. (logis)
11
6. Kecermatan Kalimat efektif ditulis secara cermat, tepat dalam diksi sehingga tidak menimbulkan tafsir ganda. Penempatan unsur-unsur kalimat yang tepat akan membantu pembaca untuk memahami makna kalimat secara jelas tanpa menimbulkan tafsir ganda. Contoh: Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru. (tidak cermat) Perbaikan kalimat: Berdasarkan agenda sekretaris, manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru. (cermat)
12
7.Kebervariasian Variasi penggunaan kata contoh:
Untuk membuat kalimat yang tidak monoton dan menjemukan, diperlukan adanya variasi. Kevariasian dapat ditempuh dengan berbagai cara berikut. Variasi dalam pembukaan kalimat Frasa keterangan tempat atau keterangan waktu diletakkan di awal kalimat. contoh: Dari desa yang terpencil ia merantau ke Bandung. Penggunaan frasa verbal : Merombak kendaraan tua adalah kegemarannya. Penempatan klausa anak kalimat : Ketika ujian berlangsung, mahasiswa itu jatuh sakit. Variasi penggunaan kata contoh: Pembicaraan itu membicarakan kenakalan mahasiswa. (monoton) Pembicaraan itu membahas kenakalan mahasiswa. (variatif)
13
8. Ketegasan Meletakkan bagian yang penting pada awal kalimat,
Untuk mencapai ketegasan dan keutamaan dalam suatu tulisan, seorang penulis harus memperhatikan posisi bagian yang diutamakan. Hal itu dapat ditempuh dengan: Menggunakan partikel penekanan, contoh: Kitalah yang bertanggung jawab atas kejadian itu. Mengulang gagasan yang penting, Untuk menambah iklim yang sejuk di negara kita maka perlu kesadaran moral, kesadaran politik, kesadaran agama, kesadaran bermasyarakat, dan kesadaran berbudaya. Meletakkan bagian yang penting pada awal kalimat, contoh: Masalah kenaikan harga itu dapat dibicarakan pada kesempatan yang lain. Mengurutkan kata secara bertahap, Korban tsunami di jepang ditemukan puluhan, ratusan, bahkan ribuan. Mempertentangkan ide yang ditonjolkan, Surti gemuk, tetapi gesit.
14
9. Ketepatan Setiap kata yang digunakan perlu dipilih secara tepat dan cermat sehingga dapat mewakili tujuan, maksud, atau pesan penulis. Contoh: Posisi ketujuh korban saat ditemukan warga dan aparat kepolisian berada dalam satu ruangan. (tidak tepat) Ketujuh korban, saat ditemukan warga dan aparat kepolisian berada dalam satu ruangan. (tepat)
15
10. Kebenaran Struktur Contoh: Kepada hadirin dimohon berdiri.
Kebenaran Struktur → yaitu kebenaran kaidah bahasa seperti kejelasan struktur, hubungan fungsi sintaksis (seperti subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan). Contoh: Kepada hadirin dimohon berdiri. (fungsi subjek tidak jelas) seharusnya: Hadirin dimohon berdiri.
16
11. Keringkasan Ciri ringkas direalisasikan dengan tidak adanya unsur-unsur bahasa yang tidak diperlukan. Keringkasan ditandai dengan tidak adanya kata atau kalimat yang berlebihan. Contoh: Nenek selalu memberi nasihat kepada cucu- cucunya. (bentuk panjang) Nenek selalu menasihati cucu-cucunya. (ringkas)
17
Pilihan kata yang terbaik harus memenuhi syarat:
PEMILIHAN KATA Pilihan kata adalah kata-kata yang dipakai seorang pembicara atau penulis. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, diperlukan pilihan kata yang cermat dan tepat. Suatu pilihan kata dinyatakan tepat apabila kata itu mengungkapkan maksud penulis dengan secermat- cermatnya. Pilihan kata yang terbaik harus memenuhi syarat: 1. Tepat 2. Benar 3. Lazim Pemakaiannya
18
PERANGKAIAN KALIMAT Seorang penulis harus dapat merangkai kalimat secara bervariasi agar tulisan yang dihasilkan tidak monoton dibaca. Contoh: Sesuai dengan etika berdagang, dengan alasan apa pun pemodal besar tidak boleh menggusur pedagang kecil. Kalimat diatas dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: sesuai dengan etika berdagang dengan alasan apa pun Pemodal besar tidak boleh menggusur pedagang kecil Variasi kalimat yang mungkin: Dengan alasan apa pun, pemodal besar tidak boleh menggusur pedagang kecil sesuai dengan etika berdagang. Pemodal besar tidak boleh menggusur pedagang kecil, sesuai dengan etika berdagang, dengan alasan apa pun. (pola BCA) (pola CAB)
19
PENATAAN KALIMAT DALAM PARAGRAF
Kalimat-kalimat yang dirangkai menjadi suatu paragraf harus memiliki tatanan ide yang apik, mengalir tanpa lompatan- lompatan ide yang mengejutkan. Untuk itu, ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menuangkan gagasan dalam kalimat, yaitu: Fokus dan latar belakang Informasi
20
Fokus dan Latar Belakang
Sebuah gagasan yang dimaksudkan sebagai fokus diungkapkan dalam klausa induk. Gagasan lain yang merupakan latar belakang diungkapkan dalam klausa anak. Contoh: Ketika pulang siang-siang kemarin dan melihat adik saya, Bimoli, sedang dikebun, saya berteriak memanggilnya. Ia tidak menjawab. Dari kalimat diatas, Ketika pulang siang-siang kemarin dan melihat adik saya, Bimoli, sedang dikebun adalah latar belakang, sedangkan saya berteriak memanggilnya adalah fokus.
21
Informasi Dalam hal penataan kalimat, ada dua jenis informasi yaitu, Informasi Lama (IL) dan Informasi Baru (IB). Informasi Lama (IL) adalah gagasan yang (menurut penulis) sudah diketahui pembaca. Informasi Baru (IB) adalah gagasan yang (menurut penulis belum diketahui oleh pembaca. Sebelum menyampaikan IB, penulis harus terlebih dahulu memaparkan IL. Contoh: (a) Rumah ayah ada empat kamar tidurnya dan dua kamar tamunya. (b) Di depan rumah ada sebuah kebun yang luas. (c) Di kebun itu ayah menanam banyak bunga. Penataan IL dan IB dari paragraf di atas yaitu: (a) rumah… (b) rumah… kebun (c) kebun… bunga IL IL IB IL IB
22
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.