Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Mata Kuliah : Analisa Kosalkes (Analisa kosmetik) Oleh : Dra

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Mata Kuliah : Analisa Kosalkes (Analisa kosmetik) Oleh : Dra"— Transcript presentasi:

1 Mata Kuliah : Analisa Kosalkes (Analisa kosmetik) Oleh : Dra
Mata Kuliah : Analisa Kosalkes (Analisa kosmetik) Oleh : Dra. Anayanti Arianto, M.Si. Apt. Program Studi : D3 Analis Farmasi Menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I, kosmetik dibagi 13 Kelompok: Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi dll Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi dll Preparat untuk mata, misalnya maskara, eye-shadow, dll Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dll Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut dll Preparat make-up ( kecuali mata), misalnya bedak, lipstik dll Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dll Preparat kuku, misalnya cat kuku, losion kuku dll Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab, pelindung dll, Preparat cukur, misalnya sabun cukur Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreen, Foundation, dll

2 B. Penggolongan menurut sifat dan cara pembuatan:
1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara Modern 2. Kosmetik tradisional: a. Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari ba- han alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun temurun b. Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan penga- wet agar tahan lama c. Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar- benar tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan tradisional Ruang lingkup pengujian mutu sediaan kosmetika meliputi: 1. Organoleptis : bentuk, bau, warna 2. Parameter kimia fisika : batas-batas zat utama 3. Parameter mikrobiologis: Angka lempeng total, identifikasi Staphylococcus aureus, Pseudomo- nas aerugenosa, Candida albicans, Clostridium tetani,Clostridium welchii, Bacillus antracis, Salmonella. 4. Parameter biologis: Uji iritasi kulit, uji iritasi mata, uji fotosensitisasi kulit

3 Definisi Analisa Kosmetik : tindakan untuk mengetahui suatu jenis kosmetika dari segi komposisi bhn, kualitatif maupun kuantitatif telah memenuhi standar yg dibolehkan. Tujuan Analisa Kosmetik : 1. mengetahui Komposisi suatu sediaan kosmetik & kadar yg digunakan 2. Melindungi masyarakat dari efek yg tidak diinginkan akibat kosmetik yg substandar 3.Pembuktian kebenaran komposisi bhn thd data analisis Btk sediaan kosmetik : 1. Serbuk / powder 2. Salep 3. Krim / cream 4. Lotion 5. Semprotan / spray 6. Suspensi / larutan

4 Sediaan dasar kosmetik:
1.. Padatan : bedak tabur, lipstick 2. Lembekan / pomit : minyak rambut 3. Kentalan / krim 4. Cairan / suspensi 5. Wadah kemas tekan / aerosol : parfum

5 Jelaskan tahapan analisa kosmetik :
1. Cara : - organoleptic - kualitatif - kuantitatif 2. Perencanaan : - tempat pengambilan sampling - jumlah sample (sesuai dg parameter uji & arsip sample) 3. Pemisahan : - bhn pembawa - bhn aktif - bhn tambahan 4. Identifikasi (bahwa zat tsb ada) : ident. Arsen, dll 5. Kuantitatif : penetapan kadar hidrokinon, dll Sebutkan komposisi kosmetik : 1.Bhn pembawa / sediaan dsr 2.Bhn aktif 3.Bhn tambahan

6 PEDOMAN PENGUJIAAN SEDIAAN KOSMETIKA
1. Sabun Sabun adalah hasil reaksi antara basa natrium atau kalium dengan asam lemak atau lemak dan digunakan sebagai bahan pencuci. Pengujian umum meliputi: a. Pemerian b. Jumlah asam lemak ( syarat tidak kurang dari 76,5%) c. Zat yang tidak larut dalam etanol ( syarat tidak lebih dari 2,5%) d. Alkali bebas dihitung sebagai Na2O (syarat tidak lebih dari 0,2 %) e. Klorida (syarat tidak lebih dari 0,8 %) f. Uji iritasi mata g. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat ( syarat tidak le- bih dari 0,2%) h. Identifikasi dan penetapan kadar asam dehidro asetat (syarat tidak lebih dari 0,5%) i. Identifikasi dan penetapan kadar asam salisilat ( syarat tidak le-

7 j. Identifikasi dan penetapan kadar asam sorbat dan garamnya (syarat-
nya tidak lebih dari 0,5%) k. Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida (syaratnya ti- dak lebih dari 0,05%) l. Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksi benzoat ( syaratnya tidak lebih dari 1%) Sabun : a. Sabun mandi b. Sabun antiseptika c. Sabun mandi bayi Sabun mandi Sabun mandi adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk membersihkan kotoran, menghilangkan sisik-sisik dan melembutkan ku- lit badan. Dalam pembuatan dapat digunakan lemak dari minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak jarak, didalamnya biasa ditambahkan asam lemak bebas, krem pendingin, natrium klorida, parfum dan pewarna

8 e. Identifikasi dan penetapan kadar zat antiseptika
f. Identifikasi senyawa raksa, bitional (syarat negatif) g. Identifikasi dan penetapan kadar heksaklorofen (syarat tidak lebih lebih dari 0,1%) 1. Sabun mandi bayi Sabun mandi bayi biasanya bewarna putih dan tidak dibubuhi parfum Pengujian: 1.Pengujian umum : sesuai dengan pengujian umum untuk sabun 2.Pengujian khusus: a. Uji S. Aureus, P. Aeruginosa, C. albicans, Salmonella (syarat negatif) b. Uji angka lempeng total (Syarat tidak lebih dari 5 x 102 koloni tiap gram ) c. Heksaklorofen (syarat negatif)

9 2. Shampo Shampo adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud membersihkan rambut, sehingga setelah itu kulit kepala dan rambut menjadi bersih dan sedapat mungkin rambut menjadi lembut, mudah diatur dan berkilau. Shampo dibuat dari detergen sintetik (anionik) karena kationik menyebabkan iritasi mata Pengujian umum: a. Pemerian b. Volume, bobot c. pH (syarat tidak kurang dari 6,0 dan tidak lebih dari 9) d. Kadar detergen anionik (syarat tidak kurang dari 5%) e. Zat yang menguap pad suhu 105ºC (syarat tidak lebih dari 95%) f. Garam anorganik (syarat tidak lebih dari 7,0%) g. Uji iritasi mata h. Identifikasi dan penetapan kadar asam sorbat dan garamnya ( syarat tidak lebih dari 0,5% )

10 l. Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida ( syarat tidak lebih ari 0,05%)
m. Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksi benzoat (syarat tidk lebih dari 1%) 2.1. Shampo untuk orang dewasa Pengujian umum ; sesuai untuk pengujian shampo Pengujian khusus: a. Uji S. Aureus, P. Aeruginosa, C. Albicans ( Syarat negatif) b Uji angka lempeng total ( syarat tidak lebih dari 10 koloni tiap gram atau ml.) 2.2. Shampo anti ketombe Pengujian meliputi: Pengujian umum : sesuai dgn pedoman pengujian shampo Pengujian khusus : Identifikasi dan penetapan kadar kinina sulfat atau kinina klorida syarat tidak lebih dari 0,5% dihitung sebagai klorida)

11 b. Identifikasi bitional ( syarat negatif)
c. Identifikasi dan penetapan kadar zeng pirition, selenium disulfida ( syarat tidak lebih dari 2%) d. Identifikasi dan penetapan kadar resorcin ( syarat tidak lebih dari 0,5%) e. Identifikasi dan penetapan kadar heksaklorofen ( syarat tiak lebih dari 0,1% ) f. Uji S. Aureus, P. Aeruginosa, C. Albicans ( syarat negatif) g. Uji angka lempeng total ( syarat negatif) 2.3.Shampo untuk Bayi Shampo bayi dipilih surfaktan yang tidak mengiritasi mis: Golongan imidazolin amfoter, ester asam lemak sulfosuksinat dan senyawa amida lemak sulfosuksi- sinat, dan lauril sulfat Pengujian meliputi: 1. Pengujian umum : sesuai pedoman pengujian shampo 2. Pengujian khusus: a. Identifikasi heksaklorofen ( syarat negatif) b. Uji S. Aureus, P. aeruginosa, C. albicans, Salmonella ( syarat negatif) c. Uji angka lempeng total ( syarat tidak lebih dari 5 x 102 koloni tiap gram atau tiap ml )

12 Pedoman pengujian sediaan kosmetika untuk bayi
Sediaan kosmetika bayi harus bebas kuman dan dapat diberikan pengawet secukupnya. Pewangi sebaiknya dihindarkan, karena kulit bayi masih sangat tipis, lembut dan sangat sensitif. Pengujian umum meliputi: a. Pemerian b.Volume c. Identifikasi timbal, asam borat, heksaklorofen ( syarat negatif) f. Identifkasi dan penetapan kadar asam benzoat (tidak lebih 0,2%) g. Identifkasi dan penetapan kadar asam dehidroasetat ( syarat tidak dari 0,5%) h. Identifikasi dan penetapan kadar asam salisilat ( syarat tidak lebih dari 0,2%) i. Identifikasi dan penetapan kadar asam sorbat dan garamnya syarat tidak lebih dari 0,5% j. Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida ( syarat tidak lebih dari 0,05%) k Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksi benzoat ( syarat tidak lebih dari 1 %)

13 l. Uji iritasi kulit m. Uji angka lempeng total ( syarat idak lebih dari 5 x 102 koloni tiap ml) n. Uji S. Aureus, P. Aeruginosa, C. albicans, Salmonella ( syarat negatif) Losio bayi, krim bayi Losio bayi dan krim bayi adalah sediaan kosmetika yang dimak- sudkan untuk membersihkan kulit, menghilangkan bedak atau krim, serta memberikan perasaan nyaman karena menguapnya air dari krim atau losio pada permukaan badan Sediaan ini dibuat dari zat pengawet, antiosidan, antiseptika, zat pengemulsi . Parfum ditambahkan dalam jumlah sedikit sekali atau sama sekali tidak ditambahkan untuk mencegah iritasi. PEDOMAN PENGUJIAN SEDIAAN BEDAK Bedak adalah sediaan dasar berupa padat halus lembut, homogen, mudah ditaburkan atau disapukan merata pada kulit, tidak menimbulkan iritasi atau melukai kulit

14 Pengujian umum meliputi:
a. Pemerian, bobot, pH b. Identifikasi arsen, timbat (syarat negatif) c. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat, asam salisilat (syarat tidak lebih dari 0,2%) d. Identifikasi dan penetapan kadar asam dehidroasetat, asamsorbat dan garam- nya ( syarat tidak lebih dari 0,5%) e Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida (syarat tidak lebih dari 0,05%) f. Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksibenzoat (syarat tidak lebih dari 1%) Pembagian bedak : 1. Bedak wajah 2. Bedak untuk badan 3. Bedak untuk bayi Bedak Wajah Bedak wajah adalah bedak yang digunakan sebagi pembawa sediaan kosmetika untuk berbagai tata rias Fungsi bedak : memberikan kelembutan yang sekaligus menutupi cacat ringan seperti pori2 yang terlalu lebar, permukaan kulit yang tidak rata, bintik halus.

15 Bedak diharapkap dapat menyerap keringat dan melekat pada wajah maka sebagai dasar bedak : talk, kalsium karbonat, seng oksida , titanium oksida, pati dan lain-lain Pengujian meliputi 1. Pengujian umum : sesuai dengan pedoman pengujian bedak 2. Pengujian khusus: a. Identifikasi dan penetapan kadar heksaklorofen (syarat tidak lebih dari 0,1%) b. Uji angka lempeng total (syarat tidak lebih dari 105 koloni tiap gram c. Uji S. aureus, P.aeruginosa, C.albicans, Cl.tetani, Cl. Welchii, B.antracis (syarat negatif) 2. Bedak untuk badan Bedak untuk badan adalah sediaan dasar berupa padat, halus, lembut, homogen, dapat menyerap keringat dari badan sehingga dapat memberi rasa dingin pada badan Komposisi sediaan terutama adalah talk dengan kualitas halus, bebas alkali, dan bebas bakteri

16 Bahan tambahan: - Seng stearat atau magnesium stearat, kaolin untuk memperbesar sifat melekat pada kulit Magnesium karbonat atau pati untuk memperbesar daya serap keringat - parfum untuk menutupi bau bahan dasar Pengujian meliputi: 1. Pengujian umum : sesuai dengan pedoman pengujian bedak 2. Pengujian khusus sesuai pengujian khusus bedak wajah 3. Bedak bayi Bedak bayi adalah sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk menyerap air, mencegah gesekan kulit dan menghambat penguapan kulit sehingga memberikan efek dingin. Bedak bayi mempunyai formula yang lebih sederhana dari bedak dewasa ( parfum sangat sedikit atau sebaiknya dihindari) Pengujian umum sesuai dengan pedoman pengujian umum bedak 2. Pengujian khusus sama sesuai pengujian bedak wajah

17 3. Bedak bayi Bedak bayi adalah sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk menyerap air, mencegah gesekan kulit dan menghambat penguapan kulit sehingga memberikan efek dingin. Bedak bayi mempunyai formula yang lebih sederhana dari bedak dewasa ( parfum sangat sedikit atau sebaiknya dihindari) Pengujian meliputi: 1. Pengujian umum sesuai dengan pedoman pengujian umum bedak 2. Pengujian khusus: a. Identifikasi heksaklorofen, asam borat ( syarat negatif) b. Uji angka lempeng total ( syarat tidak lebih dari 5 x 102 koloni tiap gram) c. Uji S. aureus, P.aeruginosa, C.albicans, Cl.tetani, Cl.welchii, B. Antracis (syarat negatif) Pedoman Pengujian Sediaan Perawatan Kulit Sediaan perawatan kulit adalah sediaan yang digunakan untuk membersihkan, toning, kondisioning dan perlindungan kulit

18 Sediaan ini dalam bentuk : krim, cair atau emulsi
Pengujian umum meliputi: a. Pemerian, Volume, bobot, Tipe emulsi, pH b. Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksi benzoat (syarat tidak lebih dari 1% c. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat, asam salisilat ( syarat tidak lebih dari 0,2%) d. Identifikasi dan penetapan kadar asam dehidroasetat (syarat tidak lebih dari 0,5%) e. Identifikasi dan penetapan kadar asam sorbat dan garamnya ( syarat tidak lebih dari 0,5%) f. Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida ( syarat tidak lebih dari 0,05%) g. Identifikasi dan penetapan kadar heksaklorofen (syarat tidak lebih dari 0,1%) h. Uji angka lempeng total ( syarat tidak lebih dari 105 koloni tiap gram atau ml) i. Uji S. aureus, P.aeruginosa, C. albicans, logam berat ( syarat negatif)

19 Pada umumnya sediaan perawatan dan pembersih kulit terdapat dalam bentuk krim atau emulsi antara lain: krim pembersih, tonik muka, tabir surya, krim pendingin, krim dasar , krim urut dan pelembut, krim tangan dan badan, dan vanishing krim. Krim pembersih : untuk menghilangkan kotoran yang larut dalam air maupun yang larut dalam minyak secara efisien Pengujian sesuai dengan pedoman pengujian perawatan kulit Tonik muka : untuk mengencangkan kulit muka, mengecilkan pori-pori, memberikan perasaan segar pada wajah. Bahan : garam aluminium, garam seng, etanol 60%, kadang ditambah kamfer Pengujian khusus meliputi: a. pemerian, volume b. Identifikasi garam zirkonium ( syarat negatif) c. Identifikasi dan penetapan kadar aluminium klorhidroksi alantoinat (syarat tidak lebih dari 1%) d. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat ( persyaratan tidak lebih dari 3 %)

20 e. Identifikasi kada seng 4-hidroksi benzen sulfonat ( syarat tidaklebih 6%
dihitung sebagai anhidrat) f. Identifikasi dan penetapan kadar seng sulfat ( syarat tidak lebih dari 1% dihitung sebagai Zn) g. Identifikasi dan penetapan kadar metanol ( syarat tidak lebih dari 5%, dihitung sebagai x% dalam etanol) h. Uji angka lempeng total (syarat tidak lebih dari 105 koloni tiap ml) i. Uji S. aureus, P.aeruginosa, C. albicans (syarat negatif) Sediaan tabir surya : Untuk membaurkan atau menyerap secara efektif cahaya matahari, terutama daerah emisi gelombang ultra violet dan infra merah sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kulit karena cahaya matahari. Pengujian khusus: Identifikasi dan penetapan kadar asam p-amino benzoat dan esternya (syarat tidak lebih dari 4%) b. Identifikasi dan penetapan kadar fenil salisilat ( syarat tidak llebih dari 1%) c. Identifikasi dan penetapan gliseril p-aminobenzoat (syarat tidak lebih dari 3%)

21 d. Identifikasi dan penetapan kadar isoamil p, N, N dimetilaminobenzoat ( syarat tidak lebih dari 2%) e. Identifikasi dan penetapan kadar etoksi 4, metoksi sinamat ( syarat tidak lebih dari 1%) f. Identifikasi dan penetapan kadar metanol ( syarat tidak lebih dari 5% dihitung sebagai x% dalam etanol atau isopropanol, untuk sediaan yang berupa larutan dalam etanol) g. Uji fotosensitisasi kulit Krim pendingin : untuk maksud memberikan rasa dingin dan nyaman dan melembutkan kulit. Sediaan terdiri dari basis krim dengan penambahan pengawet dan parfum Krim dasar : untuk maksud sebagai dasar tata rias wajah, dan digunakan pada siang hari. Dasar krim dalam bentuk minyak dalam air Zat tambahan: gliseril dan sorbitol yang menarik air dari udara Tabir surya, parfum dan pengawet Krim urut dan krim pelembut Sediaan ini untuk memperbaiki kulit rusak karena suatu unsur atau karena sel kulit yang mati

22 Krim untuk tangan dan badan
Krim ini untuk melindungi kulit supaya tetap halus dan lembut, tidak kering, bersisik dan mudah pecah. Bahan tambahan: Aluminium klorhidroksi alantoinat Pengujian khusus identifikasi dan penetapan kadar aluminum klorhidroksi alantoinat ( syarat tidak lebih dari 1%) Pedoman pengujian sediaan pemutih kulit Sediaan ini dapat dijumpai dalam bentuk krim atau emulsi, mengandung zat aktif yang bersifat oksidator misalnya hidrogen peroksida, hidrokinon mono benzil eter, katekol, atau pigmen pemutih Pengujian meliputi: 1. pengujian umum sama dengan pengujian sediaan perawatan kulit 2. pengujian khusus: a. Identifikasi dan penetapan kadar hidrokinon (syarat tidak lebih dari 2%) b. Identifikasi senyawa raksa (syarat negatif) c. Identifikasi hidrokinon monobenzil eter (syarat negatif) d. Uji fotosensitisasi kulit

23 Materi Kuliah : Analisa Kosmetik Pedoman Pengujian sediaan Rias Wajah
Sediaan Rias wajah : sediaan kosmetika yang digunakan dalam rias wajah untuk mewarnai pipi dan bibir Sediaan ini mengandung : zat warna, pigmen, pengawet dan zat tambahan lainnya Pengujian umum meliputi: a. Pemerian, volume, bobot b. Uji logam timbal, arsen ( syarat negatif) c. Identifikasi garam stronsium, barium ( syarat negatif) d. Identifikasi merah K2 ( CI ), merah K10 ( CI ) metanil yellow (CI ) (syarat negatif) e. Uji iritasi kulit f. Uji angka lempeng total ( syarat tidak lebih dari 105 koloni tiap ml atau gram g. Uji S. aureus, P.aeruginosa, C. albicans ( syarat negatif) h. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat , asam salisilat ( syarat tidak lebih dari 0,2%)

24 Identifikasi dan penetapan kadar asam sorbat dan garamnya ( Syarat tidak lebih dari 0,5%)
Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida ( Syarat tidak lebih dari 0,5%) Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksibenzoat ( syarat tidak lebih dari 1%) Cat Pipi (Blusher) Cat pipi: Sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai pipi dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah Cat pipi mengandung lebih dari satu pigmen yang dicampurkan dalam satu sediaan Zat warna resin tidak digunakan dalam sediaan ini karena warnanya akan berubah bila kena panas. Cat pipi dalam bentuk krim, larutan, pomit, atau bubuk tabur. Komposisi sama dengan cat bibir, bedanya hanya mengandung lebih banyak emolien dibandingkan cat bibir

25 Pengujian meliputi: 1. Pengujian umum sesuai dengan pedoman pengujian sediaan rias wajah 2. Pengujian khusus : Uji fotosensitisasi Cat bibir Cat bibir : Sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentukan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. Bentuk : bentuk cair, krayon dan krim Bahan dasar : Campuran lilin dan minyak Zat warna dan pigmen yang digunakan sesuai dengan Permenkes No. 359, tetapi zat warna merah K2, Merah K10 dan Metanil Yellow dilarang digunakan sesuai Permenkes No. 239 /Menkes/Per/V/85. Pengujian meliputi : Pengujian umum sesuai dengan pengujian sediaan rias wajah Pengujian khusus : Uji Salmonella ( Syarat negatif)

26 Pedoman Pengujian Sediaan Rias Mata
Sediaan rias mata : Sediaan kosmetika yang digunakan untuk periasan dengan daerah pelekatan pada kulit sekitar mata dalam rangkaian periasan wajah, dimaksudkan untuk meningkatkan penampilan yang terpusatkan pada penampakan mata. Karena kulit sekitar mata sangat peka, maka bahan dasar, pigmen, zat warna untuk sediaan rias mata harus mempunyai derajat kemurniaan yang tinggi, aman, tidak toksik dan tidak iritasi. Penggunaan parfum sebaiknya dihindarkan karena dapat menyebabkan iritasi pada mata. Beberapa waktu yang lalu sediaan antimon berupa antimon sulfida maupun antimon logam sangat disukai karena akan memberikan warna hitam yang diinginkan. Sediaan rias mata di pasaran juga mengandung pengawet. Pengujian umum: Pemerian, bobot Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat, asam salisilat ( syarat tidak lebih 0,2%)

27 C. Identifikasi dan penetapan kadar Asam sorbat dan garamnyua ( syarat tidak lebih dari 0,5%)
D. Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida ( Syarat tidak lebih 0,05%) f. Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksi benzoat ( syarat tidak lebih dari 1%) g. Identifikasi dan penetapan kadar heksaklorofen ( syarat tidak lebih dari 0,1%) h. Identifikasi timbal, arsen, antimon, perak (syarat negatif) i. Identifikasi dan penetapan kadar tiomersal ( syarat tidak lebih dari 0.007% dihitung sebagai Hg) j. Uji fotosensitisasi kulit k. Uji iritasi mata

28 SEDIAAN BAYANGAN MATA Sediaan bayangan mata : Sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk memberikan bayangan mata. Bentuk : krim, padat, krayon dan bentuk suspensi Bahan dasar krim dan suspensi biasanya : vaselin putih, lanolin, malam putih atau spermaseti. Bentuk padat : Biasanya digunakan seresin dan minyak biji kapas yang terhidrogenasi. Pengujian meliputi: Pengujian umum sesuai pedoman pengujian sediaan rias mata Pengujian khusus : Identifikasi 18 macam zat warna yang dilarang digunakan disekitar mata menurut Per. Men. Kes SEDIAAN CELAK MATA Sediaan celak mata adalah sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk memperjelas penampilan mata, dioleskan pada kelopak mata bagian atas dan bawah. Sediaan ini dapat dijumpai dalam banyak bubuk kompak dan emulsi. Bahan dasar yang digunakan dalam sediaan ini diantaranya adalah , veegum, tween, gliseril monostearat, polivinil pirolidon dan lain-lain. Pengujian meliputi : Pengujian umum, sesuai pengujian sediaan rias mata Pengujian khusus: sesuai pengujian khusus untuk sediaan bayangan mata.

29 SEDIAAN MASKARA Sediaan maskara : sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk memperindah penampilan bentuk mata dengan cara mengoleskan pada bulu mata atau alis mata. Bentuk sediaan : Krayon, krim dan suspensi. Bahan dasar : Sabun trietanolamin stearat atau oleat, parafin padat atau parafin cair, lanolin anhidrat dan lain-lain KRIM MATA Krim mata : Sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk melembutkan kulit sekitar mata dan menghindari kekeringan pada mata Parfum dan zat warna sedapat mungkin dihindari karena dapat menyebabkan iritasi pada mata. Pengujian meliputi : 1. Pengujian umum, sesuai pengujian umum sediaan rias mata 2. Pengujian khusus , a. pH b.Tipe emulsi

30 KRIM PEMBERSIH MATA Krim pembersih mata : sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk membersihkan rias sekitar mata, dapat berbentuk krim atau cairan. Bahan dasar : parafin cair, minyak nabati, atau isopropil miristat Pengujian meliputi : Pengujian umum, sesuai pengujian sediaan rias mata Pengujian khusus, sesuai pengujian khusus krim mata PEDOMAN PENGUJIAN SEDIAAN RIAS RAMBUT Sediaan rias rambut : sediaan kosmetika yang digunakan dalam tata rias dengan maksud melembutkan, menata, membantu perawatan dan menyuburkan rambut. Bahan dasar : minyak lemak atau malam yang diberikan dalam bentuk emulsi minyak dalam air atau emulsi air dalam minyak.

31 Pengujian umum meliputi
a. Pemerian, volume, bobot b. Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksi benzoat (sarat tidak le- bih dari 1%) c. Identifikasi dan penetapan kadar asam dehidroasetat, asam sorbat dan garamnya ( syarat tidak lebih dari 0,5%) d. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat dan asam salisilat ( syarat tidak lebih dari 0,2%) e. Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida ( syarat tidak lebih dari 0,05%) f. Uji angka lempeng total ( syarat tidak lebih dari 105 koloni tiap gram atau ml) g. Uji S.aureus, P.aeruginosa, C. albicans (syarat negatif)

32 KONDISIONER RAMBUT Kondisioner rambut : Sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud memperbaiki penampilan rambut dengan memberikan kegempalan dan kilau pada rambut Mengandung detergen kationik 0,1% hingga 1% sebagai zat utama dalam bentuk krim Kondisioner dapat digunakan dalam rambut basah dan kering. Pengujian meliputi: Pengujian umum sesuai pedoman pengujian sediaan rias rambut Pengujian khusus, identifikasi dan penetapan kadar detergen kationik TONIK RAMBUT Tonik rambut : sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud mencegah kebotakan dan mencegah timbulnya ketombe. Sediaan ini mengandung : zat perangsang pertumbuhan rambut, antiseptika dan pelarut etanol

33 Pengujian meliputi: Pemerian, volume Identifikasi dan penetapan kadar garam kinina ( syarat tidak lebih dari 0,2% dihitung sebagai kinina) Identifikasi dan penetapan kadar tingtur kapsikum ( syarat tdiak lebih dari 1%) Identifikasi dan penetapan kadar resorcinol ( syarat tidak lebih dari 0,1%) Identifikasi dan penetapan kadar heksaklorofen ( syarat tidak lebih dari 0,5%) Identifikasi dan penetapan kadar metanol ( syarat tidak lebih dari 5% dihitung sebagai x % dalam etanol atau isopropanol) Identifikasi hormon testosteron dan testosteron propionat Uji angka lempeng total ( syarat tidak lebih dari 105 koloni tiap ml) Uji S. aureus, P.aeruginosa, dan C. albicans ( syarat negatif )

34 LOSIO SET RAMBUT(HAIR SETTING LOTIONS, HAIR STYLING)
Losio set rambut : sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud agar rambut tetap pada letak yang dikehendaki untuk beberapa waktu tanpa mengalami perubahan bentuk letak rambut. Bentuk sediaan : suspensi atau aerosol Pengujian meliputi: Pengujian umum: sesuai pengujian umum sediaan rias rambut Pengujian khusus : identifikasi dan penetapan kadar metanol ( syarat tidak lebih dari 5% dihitung sebagai x % dalam etanol atau isopropanol) Pengujian khusus sediaan aerosol a. uji derajat semprot, kebocoran b. Uji diklorometana ( tidak lebih dari 35%, jika dicampur dengan trikloroetana, kadar jumlah tidak lebih dari 35%) c. Uji trikloroetana ( tidak lebih dari 35%, jika dicampur dengan diklorometana kadar jumlah tidak lebih dari 35%) d. Uji klorbutanol ( syarat negatif)

35 Pernis rambut ( Hair laequer, Hair spray, Hair fixative)
Pernis rambut : sediaan kosmetika yang digunakan pada rambut setelah setting dimaksudkan untuk memperkokoh bentuk rambut tetap pada letaknya. Sediaan ini terdiri : damar ( mis. Shellak) yang dilarutkan dalam pelarut yang sesuai mis; etanol atau isopropanol dan dalam bentuk sediaan aerosol. Pengujian uum dan khusus sesuai dengan losio set rambut BRILLIANTHIN Brillianthin : Sediaan kosmetika berupa sediaan cair, lembek atau padat, mengandung lemak atau minyak digunakan untuk membuat rambut berkilau. Bahan dasar : minyak dan lemak nabati, minyak hewan atau minyak mineral. Kadang-kadang ditambahkan timbal asetat atau perak nitrat sebagai zat penghitam rambut Pengujian meliputi : Pengujian umum : sesuai pengujian sediaan rambut Pengujian khusus: a. Identifikasi dan penetapan kadar timbal asetat ( syarat tidak lebih dari 2%) b. Identifikasi senyawa perak ( syarat negatif)

36 PEDOMAN PENGUJIAN SEDIAAN PENGERITING RAMBUT DAN PELURUS RAMBUT
Sediaan pengeriting rambut : sediaan kosmetika yang digunakan dalam tata rias rambut untuk mengubah bentuk rambut konfigurasi lurus menjadi konfigurasi keriting. Sediaan pengeriting rambut : zat aktif ( zat alkalis mis; boraks, amoniumkabonat yang beraksi alkalis kuat pH 9-11). Disamping itu zat pereduksi mis garam sulfit ( natrium atau kalium sulfit, guanidinbisulfit). Kadang-kadang ditambahakn turunan merkaptan mis: asam tioglikolat, ammonium tioglikolat, gliseril monomerkaptan, β merkaptopropionamida. Bentuk sediaan : serbuk, krim ,cair. Pengujian: a. Pemerian, volume , bobot b. syarat pH ( tidak lebih dari 9,5 c. Identifikasi zat warna kuning K2 CI (syarat negatif) d. Identifikasi dan penetapan kadar asam mercaptoacetat, garam atau esternya ( syarat kemasan rumah tangga tidak lebih dari dari 8 % tiap digunakan, kemasan untuk penata rambut 11% tiap digunakan)

37 Sediaan pelurus rambut
Sediaan pelurus rambut : sediaan kosmetika yang digunakan dalam tata rias rambut untuk meluruskan rambut keriting. Zat aktif pada dasarnya sama dengan pengeriting rambut. Perbedaan hasil yang diperoleh karena perbedaan konsentrasi, kontrol pH dan alkali bebas Basa yang digunakan sekitar 0,8% hingga 0,9% ( mis. Natrium, kalium atau amonia, monoetanol amina) Asam tioglikolat berkisar antara 4 hingga 6% Pengujian meliputi : Pengujian umum sesuai pengujian pengeriting rambut Pengujian khusus: a. Identifikasi dan penetapan kadar natrium hidroksida , kalium hidroksida ( syarat tidak lebih dari 2%)

38 PENETRAL Sediaan Penetral : Sediaan kosmetika yang digunakan untuk menetralkan ( mengoksidasi ) kelebihan zat pengeriting rambut atau zat pelurus rambut. Salon-salon : Hidrogen peroksida dicampur dengan asam sitrat atau tartrat sebagi stabilisator. Pemakaian sendiri : Garam natrium bromat atau kaliumbromat dan lain-lain Pengujian: a. Pemerian, volume, bobot, pH b. Identifikasi dan penetapan kadar hidrogen peroksida ( syarat tidak lebih dari 40% volume, yaitu sesui dengan 12 % H2O2. c. Uji Natrium hidroksida, kalium hidroksida (syarat hingga pH 11 ) d. Uji zat aktif lainnya

39 PEDOMAN PENGUJIAN PEWARNA RAMBUT
Sediaan pewarna rambut : sediaan kosmetika yang digunakan dalam tata rias rambut untuk mewarnai rambut baik untuk mengembalikan warna rambut asalnya atau warna lain 1. Pewarna rambut temporer Pada pewarnaan ini warna akan hilang apabila rambut dicuci. Bentuk sediaan : cair, serbuk, krayon,dan aerosol Pengujian meliputi: Pengujian umum, sesuai dengan pedoman pengujiaan sediaan rias rambut Pengujian khusus untuk sediaan aerosol a. Identifikasi dan penetapan kadar timbal ( syarat 2% Pb (Ac)2 ) b.Identifikasi dan penetapan kadar metanol ( syarat tidak lebih dari 5% dihitung sebagai x % dalam etanol atau isopropanol. c. Identifikasi klorbutanol (syarat negatif) d. Uji derajat semprot e. Uji kebocoran wadah

40 e. Identifikasi dan penetapan kadar diklorometana ( syarat tidak lebih dari 35% jika dicampur dengan trikloroetana, kadar jumlah tidak boleh lebih dari 35%) Identifikasi perak ( syarat negatif) Pewarna Rambut Semi Permanen Pada pewarnaan ini warna rambut lebih tahan terhadap pencucian, dapat sampai 2 bulan. Zat warna yang digunakan adalah zat warna alam misalnya indigo dan zat warna sintetik golongan nitro misalnya 2,4dinitro-6 aminofenol, golangan antrakinon misalnya 1,4-diamino antrakinon dan lain-lain. Pengujian meliputi: Pengujian umumsesuai pengujian sediaan rias rambut Pengujian khusus a. Identifikasi dan penetapan kadar resorcin (syarat tidak lebih dari 5%) b. Identifikasi dan penetapan kadar naphthol (syarat tidak lebih dari 0,5%)

41 c. Identifikasi timbal ( syarat negatif)
d. Uji iritasi kulit dan mata e. Identifikasi dan penetapan kadar pirogallol (syarat tidak lebih dari 5%) f. Identifikasi dan penetapan kadar diaminofenol (syarat tidak lebih dari 10% dihitung sebagai basa) g. Identifikasi dan penetapan kadar O,m.fenilendiamin (syarat tidak lebih dari 6% dihitung sebagai basa) h. Identifikasi dan penetapan kadar hidrogen peroksida ( syarat tidak lebih dari 40% volume, yaitu sesuai dengan 12% H2O2) k. Identifikasi dan penetapan kadar metil fenilen diamin ( syarat tidak lebih dari 10%) SEDIAAN PEWARNA RAMBUT PERMANEN Bentuk sediaan : bubuk, krim, cair Pewarna yang digunakan dapat dari zat warna logam,misalnya timbal acetat, bismuth nitrat, kadmium sulfat, perak nitrat dan lain-lain. Tetapi senyawa logam jarang digunakan karena tidak dapat tercampur dengan zat warna organik maupun pengeriting rambut. Zat warna yang banyak digunakan adalah dari jenis zat warna organik misalnya p-fenilendiamin, pirogallol, resorcinol, dan lain-lain Pengujian umum dan pengujian khusus sama dengan pewarna rambut semi permanen

42 SEDIAAN PEMUCAT RAMBUT
Pemucat adalah proses dari pewarnaan rambut. Zat : hidrogen peroksida yang distabilkan dengan asam encer, silika gel, para hidroksi benzoat dan lain-lain dan diaktifkan dengan penambahan amonia. Hidrogen peroksida biasa dipakai dalam konsentrasi 3-4% untuk pemakaian rumah tangga sedangkan untuk konsumsi salon 5-7 % Pemucat lain dalam bentuk padat adalah urea, perokisida , campuran natrium perborat dan asam yang akan dilarutkan ketika akan digunakan Pengujian meliputi : Pemerian Volume, bobot pH Identifikasi zat aktif

43 BAHAN-BAHAN YANG TIDAK DIIZINKAN DIGUNAKAN DALAM KOSMETIKA
Senyawa yang tidak diizinkan Antimon ( Sb) Arsen ( As) Garam Ba Bitionol Hormon Senyawa kadmium CHCl3 Senyawa Chrom (Cr) Senyawa Perak ( Ag) Senyawa Raksa ( Hg) Senyawa Selenium Senyawa Timbal ( Pb

44 BAHAN-BAHAN YANG TIDAK DIIZINKAN DIGUNAKAN DALAM KOSMETIKA
I. ANTIMON DAN SENYAWANYA Pendahuluan Antimon ( Sb) Bobot atom 121,72 a. Pemerian : Serbuk atau kristal mengkilat, warna kelabu tua b. Sifat fisika: Titik leleh 630°C Tidak larut dalam asam encer dan dingin; laruta dalam asam sulfat pekat panas; dalam aqua regia, asam nitrat dan asam klorida 2. Antimon trisulfida (Sb2S3) Bobot molekul a. Pemerian : Serbuk atau kristal, mengkilat, warna kelabu tua atau merah b. Sifat fisika: Titik leleh 550°C. Tidak larut dalam air, dalam etanol, larut dalam asam klorida pekat dan dalam alkali hidroksida panas

45 Senyawa ini diserap tubuh melalui hidung serta mulut.
3. Toksisitas Senyawa antimon dengan valensi 3 lebih toksis dari pada senyawa dengan valensi 5. Senyawa ini diserap tubuh melalui hidung serta mulut. Antimon dan senyawanya dapat menyebabkan dermatitis, diarrhe, kolaps hingga kematian 4. Sediaan Kosmetika yang mungkin mengandung senyawa tersebut diatas adalah : maskara, eye shadow dan eye liner. 5. Analisis kualitatif 1. Prinsip : a. larutan logam antimon dalam aqua regia bila, ditambah dengan air akan membentuk endapan putih yang berubah menjadi merah dari Sb2S3 yang akan larut b. Larutan antimon trisulfida ditambah asam fosfo-molibdat kemudian dipanaskan akan terjadi reduksi dan membentuk molibdenum biru ( 2 MoO3.Mo2O5) Drawing

46 c. Larutan antimon trisulfida dalam asam klorida encer direaksikan dengan 9 metil-2,3,7, trihidroksi 6-fuoron akan membentuk senyawa berwarna merah. d. Larutan dalam asam klorida pekat akan bereaksi dengan rhodamin B dan membentuk senyawa berwarna ungu e. Pembentukan senyawa kompleks antara Brilliant-Green dengan ion antimon yang lruta dalam toluen. 2. Identifikasi antimon dalam sediaan maskara Larutan uji Sejumlah 1,0 gram cuplikan, dimasukkan ke dalam gelas piala, ditambah 10 ml asam klorida 25% dan dipanaskan di atas tangas air selama 10 menit sampai fase minyak memisah. Setelah didinginkan dan fase mengumpul disaring dengan kertas saring. Filtrat digunakan untuk pengujian Cara uji a. Larutan uji diencerkan dengan air sampai didapat kadar 200 µg/ml . Kertas saring dibasahi dengan larutan asam fosfomolibdat 5% b/v dalam air. Satu tetes larutan uji yang sudah diencerkan tadi diteteskan ke kertas asam fosfomolibdat dan dipanaskan di atas uap air, terbentuk bercak biru.

47 b. Larutan uji diencerkan dengan air sampai didapat kadar 500µg/ml Pada pelat tetes satu tetes larutan ini ditambah natrium nitrit padat sedikit ( beberapa butir kristal) dan satu tetes larutan rhodamin B 0,01% b/v, terbentuk warna ungu c. Larutan uji diencerkan dengan air sampai didapat kadar 100 µg/ml. Di dalam tabung reaksi satu tetes larutan ini ditambah 5 ml asam klorida dan beberapa butir natrium nitrit padat. Campuran ini di kocok pelan, lalu ditambah satu tetes larutan Brillian green, 5 ml benzena dan dikocok pelan. Lapisan benzena berwarna biru. SENYAWA ARSEN Senyawa arsen dapat diperoleh pada sediaan alat kesehatan pada sediaan penambal gigi sebagai As2O3 atau penghilang bulu tubuh sebagai As2S3. As2O3 Bobot molekul 197,82 a. Pemerian : Serbuk, kristal atau amorf, bening, warna putih b. Sifat fisika: Titik leleh ada 2 modifikasi : Modifikasi I : 313°C, Modifikasi II : 275°C Sukar larut dalam air dingin; larut dalam air didih, dalam asam klorida tidak larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter

48 As2 S3 , Arsen (III) Sulfida
Bobot molekul: 246 Pemerian : Serbuk, warna kuning Sifat fisika: Jarak lebur 300°C sampai 325°C Sukar larut dalam air; larut dalam alkali sulfida atau alkali karbonat; agak sukar larut dalam asam klorida panas Toksisitas Arsen valensi 3 lebih toksis dari pada valensi 5. Keracunan ini dapat berupa rasa terbakar, kerusakan otot, koma, berkurangnya produksi darah merah, penyebab kanker Analisis kwalitatif 1. Prinsip a. Larutan netral bila ditambahkan larutan tembaga sulfat akan timbul endapan CuHAsO3 dan Cu3(AsO3)2 XH2O yang berwarna hijau yang larut dalam asam dan dalam larutan natrium hidroksida

49 b. Dengan larutan Sncl2 dan asam klorida pekat, pada pemanasan akan terbentuk larutan yang berwarna coklat tua karena terbebaskannya As c. Gas Arsin ( AsH3) akan memberikan noda kuning pada kertas saring yang dibasahi dengan perak nitrat. AsH3 dibentuk dari penambahan asam sulfat pekat dan beberapa butir seng pada contoh d. Pembentukan iodida tak berwarna dari hasil reduksi oleh arsen (III) oksida 2. Identifikasi senyawa arsen dalam pasta gigi Larutan Uji Sejumlah 5,0 g cuplikan dibasahi dengan 5 ml larutan kalsium hidroksida 0,14% b/v dan diaduk sampai homogen. Campuran dikeringkan di atas tangas air diarangkan dan dipijar sampai putih. Sisa pijar dilarutkan dalam 7 ml asam sulfat encer. Cara uji a. Kedalam alat Gutzeit ( yang bagian pipa kacanya disumbat dengan kapas dibasahi dengan tembaga asetat dan pada ujung pipa kaca diletakkan kertas saring dibasahi dengan larutan perak nitrat 20% atau kertas raksa ( II) klorida, dimasukkan 5 ml larutan uji dan 1-2 seng bebas arsen, terjadi bercak kuning cokl;at hitam pada kertas saring, tergantung dari jumlah arsen yang ada. Dilakukan juga blanko dengan 5 ml larutan kalium hidroksida 0,14% b/v yang diperlakukan sama seperti cuplikan.

50 b. Larutan uji diencerkan dengan air sampai didapat kadar 100µg/ml
b. Larutan uji diencerkan dengan air sampai didapat kadar 100µg/ml. Pada pelat tetes 1 tetes larutan ini ditambah beberapa mg natrium bikarbonat dan 1 tetes larutan kanji-iodum biru dan diaduk, warna biru larutan kanji-iodum akan hilang. c. Larutan uji diencerkan dengan air sampai didapat kadar 100µg/ml. 1 tetes larutan ini ditambah satu tetes asam sulfat 2 N, beberapa mg natrium karbonat dan diasamkan dengan asam asetat 2 N. Satu tetes larutan kanji-iodum yang terdapat pada ujung batang pengaduk hilang warnanya jika dicampurkan ke dalam larutan tadi. GARAM BARIUM Garam barium klorida dikenal juga sebagai pembawa zat warna yang biasa dipakai pada lipstik. Selama garam barium ini tidak larut, maka pemakaian tiak akan menimbulkan keracunan. Barium klorida yang larut dalam air dan sangat beracun , pemakaian dalam kosmetik sudah dilarang. Sebagai barium sulfida dapat diperoleh pada sediaan penghilang rambut tubuh. Barium Sulfida Bobot molekul : 169,42 a. Pemerian : Serbuk, berat, warna putih, kelabu atau kuning muda b. Sifat fisika : Titik leleh lebih dari 2000°C

51 Agak sukar larut dalam air dingin; mudah larut dalam air panas; larut dalam larutan ammonium klorida. 2. Barium klorida Bobot molekul : 208,27 Pemerian : Serbuk, kristal atau granul b Sifat fisika: Titik leleh 963°C, larut dalam air, metanol; tidak larut dalam etanol, aseton dan etil asetat 3. Toksisitas Barium sulfida dan barium klorida adalah senyawa yang larut dalam air dan dapat diabsorbsi tubuh dan akan dibawa ke ginjal, hati, otak, tulang. Dapat menyebabkan diarrhe, kolik, pingsan 4. Analisis kualitatif i. Prinsip a. Dengan larutan natrium rhodizonat yang berwarna kuning akan membentuk endapan barium rhodizonat yang berwarna coklat kemerahan

52 b. Terbentuknya kristal campur barium sulfat dan timbal sulfat apabila ke dalam larutan asam asetat ditambahkan larutan timbal asetat dan asam sulfat encer c. Ke dalam larutan barium ditambahkan larutan jenuh kalium permanganat dan natrium sulfat, akan terjadi endapan barium sulfat yang mengabsorbsi kelebihan kalium permanganat sehingga warna yang terjadi putih keunguan. ii. Identifikasi garam barium Larutan uji Sejumlah lebih kurang 1 g krim ditambah 10 ml asam klorida 2 N, dikocok dan dibiarkan sampai lapisan bening terpisah dan disaring. Cara Uji a. Sejumlah 5 tetes larutan uji ditambah 14 tetes larutan jenuh kalium permanganat, 5 tetes asam sulfat 2 N dan larutan natrium sulfit/natrium metabisulfit jenuh sampai warna ungu hilang, terbentuk endapan putih bercampur ungu.

53 BITIONOL Pemakaian bitionol beberapa waktu yang lalu sangat banyak. Bitionol juga bersifat toksis dan dibeberapa negara termasuk Indonesia sudah dilarang digunakan Pemerian : Serbuk atau kristal; warna putih atau putih keabuan; tidak berbau atau agak berbau fenol Sifat fisika: Titik leleh 188°C, Indek bias 25°C = 1,73 Agak sukar larut dalam air; larut dalam kalium hidroksida encer , dalam aseton, etanol 70%, eter, kloroform, dan dalam minyak pini Toksisitas : Bitionol bersifat fotosensitisasi, dapat menyebabkan gatal-gatal hebat pada kulit 4. Analisis kualitatif: i. Prinsip Dilakukan secara kromatografi lapis tipis dan dideteksi dengan sinar ultraviolet, dengan pereaksi perak nitrat (Kovaks) yang akan memberi noda hitam karena terikatnya ion cl- pada zat itu atau dengan pereaksi, 2,6 dibroquinochloemida ( Gibb’s) yang berwarna biru, karena terikatnya gugus fenol

54 ii. Identifikasi bitionol dalam krim malam
Larutan uji Sejumlah 1 g cuplikan ditimbang dan diaduk homogen, ditambah 0,25 ml asam klorida 4 M, 0,5 ml parafin cair sedikit natrium sulfat anhidrat, dipanaskan ditangas air sampai meleleh, ditambahkan 25 ml metanol sambil diaduk. Campuran dibiarkan memisah dan beningan atau fase metanol dipisahkan untuk dilakukan untuk dilakukan identifikasi.(larutan A) Larutan baku Sejumlah 25 mg baku bitionol ditimbang dan dilarutkan dalam 25 ml metanol ( B) Identifikasi Larutan A dan B ditotolkan secara terpisah dan dilakukan kromatografi lapis tipis sebagai berikut : Lempeng : Silikagel GF 254 Eluen : i. Toluen-asam asetat ( 80:20) ii. Heksana-etil asetat-asam asetat ( 80:10: 10) c. Penjenuhan : Dengan kertas saring

55 d. Volume penotolan : Larutan A dan B masing-masing 10µ g
e. Jarak rambat : 15 cm f. Penampak bercak : i. Cahaya Ultraviolet terbentuk bercak berfluores- sensi ungu ii. Pereaksi kovaks, terbentuk bercak berwarna coklat kehitaman iii. Pereaksi Gibb’s terbentuk bercak berwarna biru kehijauan HORMON Pendahuluan Hormon estrogen diserap kulit manusia dan dapat menghilangkan keriput-keriput serta memperbaiki kekenyalan kulit. Ternyata pada penyelidikan lebih lanjut diketemukan pula hormon untuk menekan pertumbuhan rambut, yaitu hormon estrogen, sedangkan untuk mempercepat pertumbuhan rambjut digunakan hormon androgen

56 a. Pemerian : Serbuk atau hablur, warna putih, tak berbau, tak berasa
i. Dietil stilbestrol ( 3,4-di(p-hidroksifenil)-heks-3 ena) Bobot molekul : 268,36 a. Pemerian : Serbuk atau hablur, warna putih, tak berbau, tak berasa b. Sifat fisika : Jarak lebur 168°C sampai 174°C, tidak larut dalam air ; mudah larut dalam etanol ( 95%), dalam eter, agak sukar larut dalam minyak kacang ii. Estradiol 17 β Bobot molekul : 272,37 a. Pemerian : Serbuk hablur, tidak berwarna, tidak berbau b. Sifat fisika : Jarak lebur 173°C sampai 178°C, Tidak larut dalam air; larut dalam eter, metanol, benzena , kloroform, minyak biji kapas, dan alkali hidroksida iii. Estradiol benzoat (Estron) Bobot molekul : 376,49 Pemerian : Serbuk hablur, tidak berwarna, tidak berbau b Sifat fisika: Jarak lebur 191°C sampai 195°C. Rotasi jenis +59° sampai 63° dalam 1,01% dioksan. Larut dalam etanol, dalam aseton, dalam dioksan, agak sukar laurt dalam eter, minyak nabati dan dalam alkalio hidroksida

57 iv. Estrriol Bobot molekul 288,4 a. Pemerian : Serbuk hablur, tidak berwarna , tidak berbau b. Sifat fisika: Titik leleh 282°C, Tidak larut dlam air; larut dalam etanol, dalam dioksan, dalam kloroform, dalam eter, mudah larut dalam piridin, asa dan minyaknabati v. Progesteron (Progestin) Bobot molekul 314,47 a. Pemerian : Serbuk hablur , warna putih, tidak berbau b. Sifat fisika : Jarak lebur ada 2 modifikasi: Modifikasi I : 127 °C sampai 133°C Modifikasi II : lebih kurang 121° Tidak larut dalam air; larut dalam etanol 95%, dalam eter dan dalam aseton dan dalam dioksan vi. Etusteron (Pregneninolon) Bobot molekul : 312,46 a. Pemerian : serbuk hablur, warna putih, atau kuning gading, hampir tidak berbau, tidak berasa’

58 b. Sifat fisika: Jarak lebur272°C sampai 276°C, Tidak larut dalam air sukar larut dalam etanol, dalam eter; sangat sukar larut dalam kloroform, minyak lemak; larut dalam aseton hangat vii. Testosteron Bobot molekul : 288,4 a. Pemerian : Serbuk atau kristal, warna putih, tidak berasa, tidak berbau b. Sifat fisika: Jarak lebur 152°C Tidak larut dalam air; larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik lainnya. viii. Testosteron propionat Bobot molekul 344,5 b. Sifat fisika: Jarak lebur 152°C sampai 156°C Tidak larut dalam air; larut dalam etanol, dalam eter, piridin dan dalam pelarut organik lainnya ; larut dalam minyak nabati

59 Toksisitas Hormon mempunyai kecendrungan penyebab kanker terutama dari tipe estrogen, estradiol dan dietil stilbestrol Sediaan kosmetika Beberapa sediaan kosmetika yang mungkin mengandung hormon adalah : Nama Sediaan : 1. Krim anti keriput 2. Krim urut 3. Sediaan untuk menekan pertumbuhan rambut abnor- mal pada wanita 4. Tonik untuk pertumbuhan rambut 4. Analisis kualitatif Prinsip Pada umumnya kadar hormon pada krim sangat kecil oleh karena itu analisis kualitatif dilakukan secara kromatografi lapis tipis. Deteksi dilakukan dengan sinar ultra violet ii. Identifikasi progesteron dalam krim malam

60 Larutan uji Sejumlah 1 gram cuplikan yang ditimbang seksama, ditimbang 0,5 ml parafin Cair dan sedikit natrium sulfat anhidrat, dipanaskan di atas penangas air sampai meleleh, lalu ditambah 25 ml etanol 95% sambil diaduk. Campuran dibiarkan memisah dan beningan atau fase etanol 95% dipisahkan ( A) Larutan baku Sejumlah 25 mg baku progesteron yang ditimbang seksama dilarutkan dalam etanol 95% (B) Identifikasi Larutan A dan B ditotolkan secara terpisah dan dilakukan kromatografi lapis tipis sebagai berikut: Lempeng : Silika gel FG 254 Eluen : Heksana-etil asetat (60 : 40) Heksana-etil asetat ( 60 : 30) Toluen-asam asetat (80 : 20 )

61 Penjenuhan : Dengan kertas saring
Volume penotolan : Larutan A dan B masing-masing 5 µl Jarak raambat : 15 cm Penampang bercak : Cahaya ultraviolet 254 terbentuk bercak berfluorescensi ungu KADMIUM DAN SENYAWANYA Kadmium Bobot atom 112,40 a. Pemerian : Logam, warna putih perak atau kebiruan mengkilat b. Sifat fisika; titik leleh 321°C, tidak larut dalam air c. Sifat kimia : Dalam udara lembab akan teroksidasi. Mudah bereaksi dengan asam nitrat pekat; bereaksi lambat dengan asam klorida panas, tidak bereaksi dengan alkali ii. Kadmium sulfida Bobot molekul 144,47 a. Pemerian : Kristal, warna kuning muda atau jingga b. Sifat fisika : Menyublim pada suhu 980°C, Agak sukar larut dalam air; larut dalam asam encer panas atau asam pekat c. Sifat kimia : Dengan asam pekat membebaskan gas H2S

62 2. Toksisitas Senyawa kadmium mempunyai sifat kumulasi di dalam tubuh, jadi meskipun sifat absorbsi dalam kulit cukup kecil, tetapi akan diserap tubuh dan dikumulasi dalam ginjal dan hati Toksisitas yang akan terjadi adalah diarrhe, sakit pada persendian, kerusakan saluran pernafasan, dehidrasi, shok sampai terjadi kematian. Menyebabkan fotosensitisasi pada kulit 3. Sediaan Kosmetika Sediaan shampo antiketombe maupun sabun antiketombe mungkin mengandung kadmium sulfida. Amalgam untuk penambal gigi mungkin terbuat dari logam Cd 4. Analisis kualitatif i) Prinsip Digunakan larutan kadmium atau senyawanya dalam asam klorida atau asam sulfat a. Larutan zat apabila dialiri gas hidrogen sulfida akan timbul endapan kuning Cds b. Apabila pada larutan zat ditambahkan besi (II) dipiridil jodida akan terbentuk endapan merah.

63 ii) Identifikasi kadmium dalam shampo
Larutan uji Sejumlah 5 ml cuplikan diencerkan dengan air sampai 25 ml Cara Uji Pada kertas saring tebal diteteskan setetes larutan uji. Sebelum tetesan terserap sempurna, kepadanya diteteskan larutan besi(II) dipiridiliodida, terbentuk bercak berbentuk cincin berwarna keunguan Pada 1 tetes larutan uji ditambahkan 1 tetes larutan difenil karbazida 0,1% dalam etanol, berbentuk larutan berwarna merah yang kemudian akan berubah menjadi endapan berwarna ungu Pereaksi khusus Larutan besi(II)dipiridil iodida Sejumlah 0,25 g α, ά dipiridil dan 0,146 g besi (II) sulfat 7 hidrat dilarutkan dalam 50 ml air,lalu ditambah 10 gram kalium iodida, dikocok selama 30 menit. Endapan merah yang terjadi disaring dan dibuang. Filtrat yang digunakan sebagai pereaksi. Larutan ini umumnya adalah stabil, yang akan membentuk kekeruhan pada penyimpanan lama. Dalam hal ini sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu.

64 KLOROFORM Pendahuluan Dahulu kloroform digunakan dalam pasta gigi sebagai penyedap rasa dalam konsentrasi 3-4%, tapi dalam penyimpanan, kloroform yang bersinggungan dengan logam dari tube pasta, akan terurai dan membentuk asam klorida, Untuk beberapa waktu tube bagian dalam dilapisi dengan pelapis yang mence-gah persinggungan isi tube dengan logam. Ternyata menurut penelitian terakhir kloroform sangat berbahaya. Pemerian : Cairan, mudah menguap, tidak bewarna, bau khas, rasa manis dan membakar Sifat fisika : Bobot per ml 1,474 g sampai 1,479 g Jarak didih tidak lebih dari 5,0%v/v tersuling pada suhu dibawah 60°C , sisa tersuling pada suhu antara 60° dan 62°. Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol mutlakl P, dalam eter P, dalam sebagian besar pelarut organik, dalam minyak atsiri dan dalam minyak lemak. Toksisitas Kloroform diisap melalui pernafasan, juga diserap kulit. Menyebabkan kerusakan ginjal dan kanker.

65 Analisis kualitatif Prinsip a. Dipanaskan dengan basa dan 2 naftol akan memberi senyawa berwarna biru b. Dipanaskan dengan basa dan resorsin akan memberi senyawa berwarna kuning kemerahan c. Pembentukan timbal ( II) klorida yang memberikan nyala hijau ii. Identifikasi kloroform dalam pasta gigi Larutan Uji Cuplikan tanpa perlakuan lebih lanjut Cara Uji Sejumlah lebih kurang 2 g cuplikan ditambah 2 ml larutan 2-naftol 1% b/v dalam kalium hidroksida 1 N, dipanaskan di atas penangas air terbentuk warna biru telur asin Sejumlah lebih kurang 2 g cuplikan ditambah 2 ml larutan resorsin 1% b/v dalam air, 5 tetes natrium hidroksida 18% b/v, dipanaskan sampai mendidih, beningan berwarna kuning. Kawat tembaga dicelupkan ke dalam cuplikan dan dibakar dengan nyala bunsen, terbentuk nyala hijau.

66 SENYAWA CHROM Pendahuluan Zat warna dari golongan krom dan senyawanya sudah dilarang digunakandi Indonesia, kecuali zat warna hijau K4 dan zat warna hijau K5. Pigmen yang sangat toksis yang pernah digunakan dlam sediaan pewarna rambut adalah kalsium kromat dan kalium bikromat Kalsium kromat (CI 77223, Pigmen Yellow) CaCrO4 Bobot molekul 156,09 a. Pemerian : Kristal, warna kuning b. Sifat fisika : Dapat bercampur dengan air, larut dalam asam encer; tidak larut dalam etanol Kalium-bikromat ( K2Cr2O7) a. Pemerian : Kristal, warna merah jingga, tidak higroskopik b. Sifat fisika : Akan terurai pada suhu 500°C, larut dalam air 2. Toksisitas Menyebabkan kerusakan lapisan mukosa, kalsium kromat dapat menyebabkan kanker

67 Sediaan kosmetika Mungkin dapat diperoleh pada pewarna rambut temporer ( pewarna rambut sementara) 4. Analisis kualitatif Prinsip Pembentukan krom oksida yang berwarna hijau dan tidak larut dalam asam maupun dalam basa Pembentukan garam kromat yang akan memberikan warna ungu dengan difenilkarbazid dalam suasana asam ii. Identifikasi senyawa krom dalam cat rambut Sejumlah cuplikan setara lebih kurang 50 mg kalium bikromat dengan 1 ml asam sulfat pekat, kemudian dipijar. Sisa pijar berwarna hijau kotor Cara Uji Sedikit sisa pijar ditambah asam sulfat 4 M atau asam sulfat pekat, sisa pijar tidak larut Sedikit sisa pijar ditambah natrium hidroksida 8 M, sisa pijar tidak larut

68 c. Sejumlah 25 mg sisa pijar ditambah 100 mg campuran natrium karbonat-natrium peroksida ( 1 : 1) kemudian dilelehkan. Terbentuk natrium kromat yang akan leleh dengan warna merah jingga dan berwarna kuning jika dingin dan jika dilarutkan dalam 5 ml asam sulfat 50% dan ditambah 1 tetes larutan difenilkarbasid, terbentuk warna ungu Pereaksi khusus Difenil karbasid 1% dalam etanol (95%) PERAK DAN SENYAWANYA Pendahuluan Perak nitrat dalam pewarna rambut sudah lama dikenal orang dan digolongkan dalam pewarna rambut metal. Dahulu cara pemakaiannya hanya dengan menyisirkan larutannya pada rambut kemudian dibiarkan terkena sinar matahari sehingga akan diperoleh warna rambut yang lebih hitam. Senyawa perak lainnya pernah digunakan dalam alat kesehatan adalah perak bromida, digunakan untuk kumur-kumjur. Beberapa waktu yang lalu logam perak juga pernah digunakan untuk sediaan rias mata (eye shadow)

69 Perak nitrat (AgNO3) Bobot molekul 169,89 a. Pemerian : Kristal, bening, warna putih, tidak berbau b. Sifat fisika: Titik leleh 212°C, Sangat mudah larut dalam air dan air panas; mudah larut dalam etanol mendidih; mudah larut dalam etanol; sukar larut dalam aseton ii. Perak bromida Bobot molekul 187,80 a. Pemerian : serbuk, warna kuning, tidak berbau b. Sifat fisika : Titik leleh 432°C, Sukar larut dalam air; tidak larut dalam etanol, dalam asam ; agak sukar larut dalam amonia encer; larut dalam amonia pekat; larut dalam alkali sianida; sukar larut dalam natrium klorida jenuh iii. Perak ( Ag) Bobot atom 107,87 a. Pemerian : Logam, warna putih

70 b. Sifat fisika : Titik leleh 960,5°C, Titik didih 2000°C, Larut dalam alkali
hidroksida leleh dengan adanya udara atau oksigen, dalam alkali peroksida leleh, dalam alkali sianida dengan adanya udara atau oksigen dan dalam asam pekat 2. Toksisitas Sifat iritasi pada kulit dan lapisan mukosa merupakan sifat umum dari senyawa perak. Bubuk logam perak kalau banyak terhisap akan menyebabkan kerusakan pada saluran pernafasan 3. Sediaan kosmetika Logam perak dapat diketemukan pada sediaan rias mata ( eye shadow) dan untuk menambal gigi Senyawa perak nitrat dapat diketemukan pada krim rambut, pewarna rambut, maskara; sedangkan senyawa perak bromida dapat diketemukan pada obat kumur. 4. Analisis kwalitatif i. Prinsip a. Larutan senyawa perak bila direaksikan dengan asam klorida akan mengendapkan

71 4. Analisis kwalitatif i. Prinsip a. Larutan senyawa perak bila direaksikan dengan asam klorida akan mengendapkan senyawa perak klorida yang berwarna putih yang larut dalam amonia encer b. Endapan perak klorida akan larut dalam amonia dan bila ditambah larutan kalium iodida akan memberikan endapan perak iodida berwarna kuning c. Larutan senyawa bila ditambah kalium kromat akan mengendap menjadi AgCrO4 yang berwarna merah d. Pembentukan endapan mangan ( IV) oksida dan perak logam yang berwarna hitam e. Logam perak dilarutkan dalam asam nitrat akan terjadi perak nitrat. Larutan perak nitrat dilanjutkan pengujiannya seperti pengujian diatas

72 ii. Identifikasi senyawa perak dalam krem rambut
Larutan uji Sejumlah 5 g krem rambut dalam labu piala 25 ml ditambah air sampai 10 ml dan dipanaskan sampai krem menjadi cair, didinginkan digoyang sampai dasar krem terpisah dan menggumpal. Cairannya digunakan sebagi larutan uji. Cara Uji Satu tetes larutan asam klorida 0,1 N diteteskan pada kertas saring, lalu ditambah 1 tetes larutan uji, 1 tetes asam klorida 0,1 N lagi, 1 tetes mangan nitrat 0,1 n atau mangan sulfat 0,1 n dan 1 tetes larutan natrium hidroksida 0,1 N, terbentuk bercak hitam Satu tetes larutan uji ditambah 1 tetes larutan kalium kromat, terbentuk endapan jingga merah Satu ml larutan uji dalam tabung reaksi ditambah 1 ml larutan asam klorida 0,1 N, terbentuk endapan putih yang larut dalam amonia encer berlebih dan yang akan mengendap kembali jika ditambahkan asam nitrat encer.

73 SENYAWA RAKSA Sediaan Kosmetika Krem pemutih dapat mengandung raksa ( II) amino klorida. Sabun antiseptika mungkin mengandung raksa (II) iodida. Dalam sampo anti ketombe dan krem cukur mungkin diketemukan fenil raksa (II) asetat, borat dan nitrat. Dalam larutan antiseptika untuk mencuci popok bayi mungkin digunakan raksa ( II ) klorida Raksa (II) amino klorida (HgNH2CL) Bobot molekul 252,07 a. Pemerian : Serbuk , amorf, tidak berbau b. Sifat fisika : Praktiks tidak larut dalam air, dalam etanol (95%) p dan dalam eter; larut dalam asam hangat dan dalam larutan garam amonium ii. Raksa (II) iodida HgJ2 Bobot molekul 454, 45

74 Pemerian : Serbuk , warna putih, tidak berbau, tidak berasa
Sifat fisika : Praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol mendidih;sukar larut dalam eter, larut dalam alkali jodida c Sifat kimia : Dipijar pada suhu 130°C berwarna kuning, sesudah dingin menjadi merah iii. Fenil raksa ( II) asetat Bobot molekul 336,7 a. Pemerian : Serbuk, kristal atau bentuk prisma, warna putih kecok- latan, tidak berbau atau hampir berbau b. Sifat fisika : Titik leleh 149°, Sukar larut dalam air, larut dalam etanol, dalam aseton dan dalam benzena iv. Fenil raksa (II) borat Bobot molekul ,5 a. Pemerian : Serbuk kristal

75 b. Sifat fisika : Titik leleh 188°C sambil terjadi peruraian
b. Sifat fisika : Titik leleh 188°C sambil terjadi peruraian. Sangat sukar larut dalam air, dalam etanol, larut dalam gliserin vi. Raksa ( II) klorida (HgCl2) Bobot molekul 271,5 a. Pemerian : Hablur, tidak berwarna atau serbuk hablur berwarna putih, berat b. Sifat fisika: Leleh pada suhu 280°C, Larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih, dalam etanol ( 95%) P. larut dalam eter dan gliserol P. c. Sifat kimia : Menguap pada suhu di atas 300°C sambil mengeluarkan asap putih. Toksisitas Senyawa raksa mudah diserap kulit atau lapisan mukosa menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.

76 Analisis kualitatif Prinsip Reaksi untuk raksa (II), digunakan larutan dalam aqua reqia dan sudah diencerkan dengan air a. Dengan kalium iodida akan memberikan endapan merah jingga K2 Hg(J4) b. Dengan Hidrogen Sulfida akan memberikan endapan hitam HgS c. Bila dicelupkan kawat tembaga, logam Hg akan menempel pada kaat yang berwarna hitam dan mengkilat ii. Identifikasi senyawa raksa dalam sediaan krem Larutan Uji Sejumlah 5 g cuplikan dikocok tiga kali dengan eter, setiap kalinya 25 ml dan dipusingkan. Fase eter dibuang. Pada fase air ditambahkan 10 ml campuran asam klorida 25% dan asam sitrat (3:1), diuapkan diatas tangas air sampai hampir kering. Perlakuan ini diulang sekali lagi Pada sisa penguapan ditasmbahkan air 10 ml, didihkan sebentar didinginkan dan disaring.

77 Cara Uji Sejumlah 1 ml larutan uji ditambah 1 tetes larutan kalium iodida 0,5 N dengan perlahan melalui dinding tabung, terbentuk endapan merah jingga. Batang tembaga yang terlebih dahulu diamplas hingga mengkilap dicelupkan ke dalam larutan uji untuk beberapa saat. Pada batang tembaga terbentuk lapisan berwarna abu-abu mengkilap yang akan lebih jelas terlihat jika digosok dengan kertas saring dan akan hilang jika batang tembaga tersebut dipanaskan pada nyala api bebas Sejumlah satu tetes larutan campuran natrium sulfat kalium iodida ( 5 g natrium sulfat dan 12 g Kalium iodida dalam 75 ml air) ditambah 1 tetes larutan tembaga (II) sulfat ( 5 g tembaga sulfat 5 air hidrat dalam 75 ml air), dicampur, kemudian ditambah 1 tetes larutan uji dalam suasana asam klorida 1 N, atau asam nitrat 1 N, terbentuk warna merah atau jingga tergantung dari konsentrasi raksa.

78 SENYAWA SELENIUM Selenium sulfida digunakan dalam shampo anti ketombe dan obat jerawat. Selenium oksida juga pernah dikenal sebagai zat utama shampo anti ketombe, tetapi sekarang sudah jarang ada dalam peredaran karena toksis. Selenium dan senyawanya dilarang digunakan dalam sediaan rias kecuali selenium disulfida dalam shampo anti ketombe. Selenium sulfida SeS2 Bobot molekul 143,1 a. Pemerian : Serbuk, warna jinggaterang, bau lemah b. Sifat fisika : Titik leleh 113°C, Tidak larut dalam air dan pelarut organik ii. Selenium oksida SeO2 Bobot Molekul 110,96 a. Pemerian: Kristal bentuk jarum, warna coklat tua, rasa asam membakar b. Sifat fisika : Titik leleh 340°C, Larut dalam air, metanol dan hidung 2. Toksisitas Senyawa selenium dapat menyebabkan iritasi mata dan hidung

79 4. Analisis kualitatif Prinsip a. Terbentuknya endapan logam selenium berwarna merah dari larutan zat bila ditambahkan urea padat b. Terbentuknya endapan berwarna merah kecoklatan bila pada larutan zat ditambhkan larutan natrium tiosulfat Identifikasi selenium sulfida dalam krem pembersih muka Larutan Uji Sejumlah cuplikan setara dengan 100 mg selenium dilarutkan dengan 50ml asam nitrat berasap dengan pemanasan sampai jernih Cara Uji Sejumlah 5 ml larutan uji, ditambah 10 ml air, 5 g urea dan dipanaskan sampai mendidih, Setelah didinginkan ditambah 2 ml larutan kalium iodida ( 1:10), terjadi warna jingga kekuningan sampai jingga yang akan berubah menjadi gelap

80 b. Pada sehelai kertas saring diteteskan 1 tetes larutan kalium iodida pekat, 1 tetes asam klorida dan 1 tetes larutan uji, terbentuk bercak hitam coklat yang akan hilang secara sempurna dengan penambahan 1 tetes larutan natrium tiosulfat 5% b/v dan akan berubah menjadi merah kecoklatan jika ada selenium 5. Analisis kuantitatif Prinsip Titrasi iodometri hasil digesti selenium sulfida dalam shampo Penetapan kadar selenium sulfida dalam shampo Larutan uji Sejumlah cuplikan setara dengan 100 mg selenium sulfida ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam labu Kyeldahl, ditambah 25 ml asam nitrat berasap kemudian didigesti selama 2 jam ( sampai jernih) dan didinginkan. Hasil digesti dipindahkan ke dalam labu tentukur 250 ml berisi 100 ml air, didinginkan dan diencerkan dengan air sampai tanda

81 Cara Penetapan Sejumlah 50 ml larutan uji dipipet dimasukkan dalam labu erlenmeyer tertutup, ditambah 25 ml air dan 10 g urea, dipanaskan sampai mendidih, didinginkan dan ditambah 10 ml larutan iodida 10% b/v Campuran segera dititrasi dengan natrium tiosulfat 0,05 N sampai larutan berwarna kuning pucat, kemudian ditambahkan 3 ml larjutan kanji, titrasi dilanjutkan perlahan-lahan sambil dikocok kuat sampai warna biru tepat hilang. Dilakukan juga titrasi blangko untukkoreksi Tiap ml natrium tiosulfat 0,1N setara dengan 1,789 mg SeS2 = 0,987 mg Se Kadar Selenium sulfida dalam sampo adalah : (t1-t0) x 1,789 x N/0,05 x 250/50 x 1/Bu x 100% Dimana t1 : volume larutan natrium tiosulfat terpakai untuk cuplikan t0 : volume larutan natrium tiosulfat terpakai untuk blangko N : normalitas larutan natrium tiosulfat Bu: bobot cuplikan yang ditimbang

82 a. Pemerian : Kristal , tidak berwarna
SENYAWA TIMBAL Pendahuluan Senyawa timbal asetat dan timbal nitrat sudah lama dikenal sebagai zat pewarna rambut. Biasanya diberikan dalam bentuk krem atau shampo. Senyawa timbal lainnya sebagai garam klorida, sulfat, klorhidroksida, fenolsulfonat, laktat dan lain sebagainya Senyawa timbal sudah dilarang digunakan dalam sediaan rias kecuali dalam sediaan rambut sebagai timbal asetat dan tidak lebih dari 2% Timbal nitrat Pb(NO3)2 Bobot molekul 331,23, a. Pemerian : Kristal , tidak berwarna b. Sifat Fisika : Mudah larut dalam air dingin atau panas;tidak larut dlam asam nitrat pekat. c. Sifat kimia : Larutan 20% mempunyai 3-4 ii. Timbal karbonat ( PbCO3)2 Pb(OH)2 a. Pemerian : Serbuk ; warna putih , berat b. Sifat fisika : Larut dalam asam asetat dan asam klorida encer c. Sifat kimia : Terurai pada suhu 400°C dan meninggalkan sisa timbal oksida

83 iii. Timbal klorida PbCl2
Bobot molekul 278,12 a. Pemerian : Kristal, warna putih b. Sifat fisika : Titik leleh 501°C, Titik didih 950°C Sukar larut dalam air dingin; larut dalam air panas, amonium klorida, amonium nitrat, alkali hidroksida, agak sukar larut dalam gliserol iv. Timbal laktat PbC6H10O6 a. Pemerian : Serbuk kristal, warna putih , berat b. Sifat fisika : Larut dalam air dan etanol panas, Mudah menyerap CO2 dari udara sehingga membentuk senyawa yang tidak larut 2. Toksisitas Senyawa timbal sangat beracun apabila termakan, Akan terserap saluran pencernaan dan dapat menyebabkan kanker ginjal. Dianjurkan agar pemakai krem rambut mengandung timbal asetat agar segera mencuci tangannya dengan bersih. Daya serap senyawa timbal pada anak lebih besar daripada dewasa. Dianjurkan agar anak-anak dijauhkan dari kontaminasi senyawa timbal. Senyawa timbal juga dapat diserap kulit bila digunakan dalam jumlah besar.

84 ii. Identifikasi senyawa timbal dalam krem rambut
Larutan Uji Sejumlah 5 g cuplikan setara dengan lebih kurang 100 mg senyawa timbal dimasukkan ke dalam krus, ditambah aam sulfat pekat beberapa tetes, dipanaskan dan dipijar hati-hati sampai mengarang pada suhu rendah, kemudian pada suhu 500°C sampai 600°C sampai sempurna (putih). Setelah didinginkan kepada sisa pijar ditambahkan 10 ml asam klorida ( 1:1 ), ditutup dan direndam hangatkan diatas tangas air selama 15 menit. Tutup dibuka dan diuapkan perlahan di atas tangas air sampai kering. Sisa penguapan dibasahi 3 tetes asam klorida, ditambah ml air panas, direndam hangatkan selama 2 menit, dinetralkan dengan amonia 10% terhadap lakmus dan disaring. Cara Uji Sejumlah 5 ml larutan uji ditambah 1 sampai 2 tetes larutan kalium iodida 0,5 N, terbentuk endapan kuning jang akan larut kembali ke dalam kalium iodida berlebih.

85 b. Sejumlah 5 ml larutan uji ditambah 1 sampai 2 tetes larutan kalium kromat 0,5 N, terbentuk endapan kuning yang tidak larut dalam asam asetat atau dalam amonia. Endapan larut dalam alkali hidroksida dan dalam asam nitrat. c. Sejumlah 1 ml larutan uji netral dikocok dengan 2 tetes pereaksi ditizon ( 1-2 mg ditizon dalam 100 ml karbon tetraklorida) selama 30 detik. Larutan karbon tetraklorida yang berwarna hijau berubah menjadi merah.


Download ppt "Mata Kuliah : Analisa Kosalkes (Analisa kosmetik) Oleh : Dra"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google