Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehIrwan Hadiman Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
BIOPSI Pembimbing : Dr. H. T. Farizal Fadil, Sp. B (K) trauma
Dr. Iskandar, Sp. B (K) Onk Dr. Noer Faisal, Sp. B (K) Onk
2
Definisi Biopsi pengambilan seluruh atau sebagian jaringan lesi dari makhluk hidup untuk pemeriksaan patologis mikroskopik. Latin: Bios -- hidup Opsi -- tampilan
3
Indikasi Lesi yang menetap lebih dari 2 minggu tanpa diketahui penyebabnya Ulserasi yang menetap tidak menunjukkan tanda tanda kesembuhan sampai 3 minggu Setiap penonjolan yang dicurigai sebagai suatu neoplasma Lesi tulang yang tidak diidentifikasi setelah pemeriksaan klinis dan radiologis Lesi hiperkeratotik yang menetap
4
Kontra indikasi Infeksi pada lokasi yang akan dibiopsi (relatif)
Gangguan faal hemostasis berat (relatif) Biopsi diluar daerah yang direncanakan akan dieksisi saat operasi
5
Syarat: Tidak boleh membuat flap Dilakukan secara tajam
Tidak boleh memasang drain Letaknya dibagian tumor yang dicurigai Garis insisi harus memperhatikan rencana terapi definitif
6
Tujuan Biopsi Mengetahui morfologi tumor a. Tipe histologi tumor
b. Subtipe tumor c. Grading sel 2. Radikalitas operasi 3. Staging tumor a. Besar spesimen dan tumor dalam sentimeter b. Luas ekstensi tumor c. Bentuk tumor
7
d. Nodul Regional - Banyak kelenjar tumor yang ditemukan - Banyak kelenjar limfe yang mengandung metastasis - Adanya invasi kapsuler - Metastase ekstranodal
8
Karakteristik lesi dengan curiga keganasan.
Erythroplasia- lesion Ulceration- lesion Duration- lesion Growth rate- lesion Bleeding- lesion Induration- lesion and surrounding tissue Fixation- lesion
9
Jenis Biopsy Aspiration biopsy Core biopsi Punch Biopsy
Incisional biopsy Excisional biopsy
11
Aspiration Biopsy Biopsi Aspirasi adalah penggunaan jarum suntik untuk pengambilan sampel sel atau isi lesi. Ketidakmampuan untuk menarik cairan atau udara menunjukkan “lesion is probably solid”
12
Procedures: Jarum suntik dan dimasukkan ke pusat massa melalui lubang kecil di lesi. Ujung jarum mungkin perlu diposisikan dalam berbagai arah untuk mencari sebuah pusat cairan potensial. Bahan yang ditarik selama biopsi aspirasi dapat dikirimkan untuk pemeriksaan patologis dan / atau kultur.
13
Ketidakmampuan untuk menarik cairan atau udara menunjukkan bahwa lesi mungkin padat.
Jika eksudat purulen (nanah) ditarik, maka proses inflamasi atau infeksi harus dipertimbangkan keganasan.
15
Selain biopsi dengan jarum seperti diatas terdapat juga suatu tindakan biopsi menggunakan jarum dengan bantuan endoskopi. Pada prinsipnya sama yaitu pengambilan sampel jaringan dengan aspirasi jarum, hanya saja metode ini menggunakan endoskopi sebagai panduannya. Cara ini baik untuk tumor dalam saluran tubuh seperti saluran pernafasan, pencernaan dan kandungan.
17
Core Biopsy Core biopsi adalah tes relatif cepat dan efektif untuk menentukan status jaringan tersangka. kecil kemungkinan melibatkan jaringan parut, infeksi atau sakit, dan memiliki waktu pemulihan signifikan lebih pendek investigasi pilihan ketika microcalcification payudara terlihat pada mamografi.
18
Punch biopsy Biasa dilakukan pada kelainan di kulit.
Metode ini dilakukan dengan alat yang ukurannya seperti pensil yang kemudian ditekankan pada kelainan di kulit, lalu instrument tajam di dalamnya akan mengambil jaringan kulit yang ditekan. Menggunakan anastesi lokal dan bila pengambilan kulit tidak besar maka tidak perlu dijahit.
20
Incisional Biopsy Tujuan dari biopsi insisi adalah untuk pengambilan sampel dari lesi. Jika lesi besar atau memiliki banyak karakteristik yang berbeda-beda, maka dibutuhkan sampel lebih dari satu tempat.
21
Indications of incisional biopsy
Bila lesi sulit angkat karena ukurannya yang luas Dalam kasus di mana manajemen bedah eksisi memerlukan rawat inap atau manajemen luka yang rumit.
22
Incisional biopsy Daerah representative dibiopsi secara wedge.
Margin diperluas ke jaringan normal di permukaan dalam. Jaringan nekrotik harus dihindari. Sampel harus diambil dari tepi lesi agar melibatkan jaringan normal di sekitarnya. Untuk melihat perubahan yang mendasari lesi permukaan.
25
Exisional biopsy Biopsi yang dilakukan dengan mengangkat seluruh jaringan tumor Jaringan normal (2-3 mm) yang mengelilingi lesi disertakan dengan spesimen. Biopsi eksisi harus dilakukan pada lesi yang lebih kecil (kurang dari 3 cm) yang muncul secara klinis di nyatakan jinak.
27
Anesthesia Blok anestesi lebih dianjurkan. Ketika blok tidak memungkinkan, maka dapat digunakan infiltrasi. Never inject directly into the lesion
28
Incisions Sayatan harus dibuat dengan pisau bedah. Harus konvergen
Harus melampaui kedalaman lesi Harus paralel dengan struktur penting. Margin harus mencakup 2 sampai 3mm jaringan normal bila lesi dianggap jinak. 5mm atau lebih mungkin diperlukan dengan lesi yang muncul ganas
29
Handling of the Tissue Specimen
Suntikan langsung ke lesi harus dihindari. Penggunaan elektrokauter untuk pengambilan spesimen menjadi faktor penyulit dalam menentukan diagnosis mikroskopis yang akurat. Panas yang dihasilkan oleh unit-unit ini baik epitel dan ikat dibawahnya.
30
Biopsi jaringan bisa menjadi nondiagnostic jika dipotong dengan elektrokauter, karena adanya atypia epitel dapat mengaburkan diagnosa Jika elektrokauter digunakan juga, margin sayatan harus cukup jauh dari lesi untuk mencegah perubahan termal pada permukaan tersebut.
31
Specimen Care Spesimen harus segera ditempatkan dalam larutan formalin 10%, dan sepenuhnya tenggelam.
32
Margins of the Biopsy Margin jaringan harus diidentifikasi untuk mengarahkan ahli patologi. Sebuah jahitan sutra biasanya cukup memadai.
33
Surgical Closure Luka cukup ditutup dengan jahitan primer
Undermining mukosa mungkin diperlukan
34
Tehnik biopsi insisi Pasien dalam posisi supine dengan local anestesi
Daerah yang akan di biopsi di desinfeksi dengan povidone iodine 10%. Dilakukan drapping dengan linen steril berlubang. Dilakukan sayatan di jaringan lesi. Dilakukan insisi lebih kurang 1x1 cm Kontrol perdarahan Kulit setelah insisi dijahit dengan benang non absorbable dengan jahitan satu- satu. Spesimen yang diperoleh difiksasi dalam larutan formalin 10% dengan perbandingan volume minimal 1:5, dan semua bagian spesimen harus terendam dalam larutan formalindikirim ke Bagian Patologi anatomi Op selesai
35
TERIMAKASIH
36
DAFTAR PUSTAKA Suyatno, Emir Pasaribu,Diagnostik dan terapi Bedah Onkologi,Sagung Seto 2009 Underwood, Patologi Umum dan Sistematik,EGC, 2004 Janti Sudiono, Pemeriksaan Patologi Untuk Diagnosis Neoplasma,EGC,2008 Neville Woolf , Pathology Basic and Sistemic , Saunders ,2004 Emanuel Rubin, Essential of Pathology, Lippincot William & Wikins , 2006 Daniel ,Breast cancer, http: // www. Cancer .org / cancer ,2008 Cancer Staging, ,2008 New FIGO Staging, Devita, Principles and Practical Onkology Review, Lippincott William & Wilkins , 2009
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.