Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
PATOFISIOLOGI INFEKSI OPORTUNISTIK
DIARE KRONIS & KANDIDIASIS
3
Infeksi Gastrointestinal
Pasien HIV + Imunitas ↓↓ Infeksi Bakteri Infeksi Parasit Infeksi Virus Infeksi Jamur M. Avium Complex Clostridium defficile Salmonella Shigella E. coli 1.Cryptosporidiu parvum 2. E. Histolytica 3.Giardia Lamblia Citomegalovirus (CMV) Candida albicans Imunokompeten Flora normal pada usus halus Imunokompresi Patogen Merusak enterosit dan vili intestinal Hiperplasia vili *inf. Virus :Enterosit rusak diganti oleh enterosit baru (kuboid/ sel epitel gepeng yg blm matang) fungsi blm baik Criptosporidium : nyeri lambung, nausea, lemah, BB <<, nafsu makan <<, muntah. CMV : menginfeksi lambung, demam, diare, nyeri lambung, ( CD4 < 50) MAV : demam berkelanjutan, keringat malam hari, BB <<, anemia, nyeri badan, pusing, diare, malaise. ( CD4 <50) Candida : gejala spt gastritis : perut kembung & diare Vili usus atropi & enterosit tidak sempurna Penumpulan vili intestinal -Adhesi bakteri pada sel epitel -Invasi mukosa -Produksi enterotoxin Menghalangi Penyerapan makanan Abnormalitas absorbsi, sekresi dan motilitas Gangguan absorpsi dan motilitas Ganguan penyerapan nutrisi, air, elektrolit
4
Diare Kronik Konsistensi tinja cair frekuensi BAB ↑
perkiraan berat tinja > 200 gr berlangsung > 4 minggu Diare Kronik Malnutrisi Dehidrasi Hipokalemia Hipoglikemia Nafsu makan ↓ BB ↓↓
5
criptosporidium Citomegalovirus MAC
Diare kronik diartikan sebagai sebagai buang air besar dalam konsistensi cair atau tidak, dengan frekwensi yang meningkat, umumnya > 3kali per hari, atau dengan perkiraan berat tinja>200 gram per hari dengan durasi lebih dari 4 minggu. Pada dewasa sehat, jumlah CD4 count adalah di antara 500–1400 sel/mm. Resiko untuk mendapat infeksi opportunistik semakin tinggi apabila jumlah CD4 di bawah 200 sel/mm
6
CANDIDA Flora normal pada : rongga mulut saluran cerna
saluran napas atas mukosa vagina kuku CANDIDA Dapat menjadi patogen jika : Trauma kerusakan kulit memudahkan adhesi Penggunaan antibiotik jangka panjang Penggunaan antiseptik berlebihan Ketidakseimbangan flora normal Penggunaan kortikosteroid jangka panjang Candida punya 2 morfologi. Pada keadaan normal candida berada dalam bentuk ragi, yang merupakan sel tunggal membentuk tunas Pada kondisi tertentu, termasuk pada saat menginfeksi organisme ini mengalami perubahan morfologi menjadi lebih invasif yaitu bentuk hifa/filamentous Transisi morfologi ini sbg bentuk adaptasi terhadap lingkungan sekitar Organisme dimorfik Protein pada permukaan dd sel candida berperan dlm proses adhesi (adhesi a tahap awal untuk kolonisasi dan infeksi) Sebagai flora normal candida bersama dengan flora normal lain berperan mengatur keseimbanagn kondisi di tempat organisme ini berkoloni sehingga pertumbuhan MO yang patogen dapat dicegah dan keseimbangan pH dapat dipertahankan. Organisme ini berada di dalam tubuh dalam jumlah tertentu yang tdk menimbulkan keadaan patologik dlm tubuh karena adanya kontrol dari sistem imun dan flora normal lain. Defisiensi Imun Gangguan fungsi kelenjar ludah Saliva ↓
7
Mukosa orofaring Proliferasi Candida (Ragi) ↑↑ Imunitas ↓↓
Transisi morfologi Candida (Hifa) ↑↑ Pasien HIV + Plak putih seperti beludru (Velvety appereance) Kolonisasi >> Menginvasi jaringan di bawahnya Mukosa orofaring Ulkus Pseudo membran (Oral Thrush) : berwarna putih/kuning Eritematous : Bercak kemerahan pada mukosa Hiperplastik : serupa pseudomembran tetapi biasanya melekat dengan jaringan Cheilitis angularis : fissura pd sudut mulut dgn atau tanpa kolonisasi Candidiosis orofaring CD4 <400
8
REFERENSI JKM Vol 6 No 1, Juli Hubungan Antara Sifat Metabolit Candida dengan patogenesis Kandidiasis Diarrhea in a Patient With AIDS: Workup of the HIV-Infected Patient With Diarrhea
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.