Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DIFTERI
To insert your company logo on this slide From the Insert Menu Select “Picture” Locate your logo file Click OK To resize the logo Click anywhere inside the logo. The boxes that appear outside the logo are known as “resize handles.” Use these to resize the object. If you hold down the shift key before using the resize handles, you will maintain the proportions of the object you wish to resize. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DIFTERI Arifin Dwi Atmaja, S. Kep. Add Corporate Logo Here DEPARTEMEN ANAK DAN MATERNITAS
2
Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.
Definisi Difteri adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh corynebacterium diphteriae yang berasal dari membrane mukosa hidung dan nasofaring, kulit dan lesi lain dari orang yang terinfeksi. Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.
3
Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.
Patofisiologi Kuman berkembang biak pada saluran nafas atas(vulva, kulit, mata jarang terjadi). Kuman membentuk psudo membrane melepaskan eksotoksin. Eksotoksin bila mengenai otot jantung akan mengakibatkan terjadinya miokarditis dan timbul paralysis otot-otot pernafasan bila mengenai jaringan saraf. Sumbatan jalan nafas terjadi akibat dari fungsi pseudo membrane pada laring dan trachea dapat menyebabkan kondisi fatal. Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.
4
Corynebacterium diphteriae
Kontak dengan orang atau barang yang terkontaminasi. Masuk lewat saluran pencernaan atau saluran pernafasan. Aliran sistemik Masa inkubasi 2 – 5 hari. Mengeluarkan toksin (eksotoksin) Nasal Tonsil/faringeal Laring Peradangan mukosa Tenggorokan sakit demam Demam suara serak, hidung (flu, secret anorexia, lemah. Membrane batuk obstruksi sal. Hidung serosa) Berwarna putih atau abu-abu napas, sesak nafas, Linfadenitis (bull’s neck) sianosis. Toxemia, syok septic. PATOFISIOLOGI Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.
5
Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.
Komplikasi Miokarditis (minggu ke-2). Neuritis. Bronkopneumonia. Nefritis Paralisis. Etiologi Corynebacterium diphteriae, bakteri berbentuk batang gram negative. Manifestasi Klinis Khas adanya pseudo membrane. Lihat dari alur atau jaras patofisiologi. Penatalaksanaan Terapeutik Pemberian oksigen. Terapi cairan. Perawatan isolasi. Pemberian antibiotic sesuai program. Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.
6
Penatalaksanaan Perawatan
Pengkajian a. Riwayat keperawatan ; riwayat terkena penyakit infeksi, status immunisasi. b. Kaji tanda-tanda yang terjadi pada nasal, tonsil/faring dan laring. Lihat dari manifestasi klinis berdasarkan alur patofisiologi. Diagnosa Keperawatan 1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan obstruksi pada jalan nafas. 2. Resiko penyebarluasan infeksi berhubungan dengan organisme virulen. 3. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan proses penyakit (metabolisme meningkat, intake cairan menurun). 4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang kurang). Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.
7
Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.
Perencanaan 1. Anak akan menunjukkan tanda-tanda jalan nafas efektif. 2. Penyebarluasan infeksi tidak terjadi. 3. Anak menunjukkan tanda-tanda kebutuhan nutrisi terpenuhi. 4. Anak akan mempertahankan keseimbangan cairan. Implementasi 1. Meningkatkan jalan nafas efektif. 2. Perluasan infeksi tidak terjadi. 3. Kekurangan volume cairan tidak terjadi. 4. Meningkatkan kebutuhan nutrisi. Perencanaan Pemulangan a. Jelaskan terapi yang diberikan : dosis dan efek samping. b. Melakukan immunisasi jika immunisasi belum lengkap sesuai dengan prosedur. c. Menekankan pentingnya control ulang sesuai jadual. d. Informasikan jika terdapat tanda-tanda terjadinya kekambuhan. Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.
8
TOLONG BACA LITERATUR LAIN
“Horee aku Sudah sembuh..”
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.