Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Trauma Thoraks Mokhtar Jamil
2
Background Trauma toraks merupakanan 25% penyebab kematian akibat trauma 2/3 dari kematian terjadi pada saat korban dalam perjalanan ke rumah sakit. Hanya 10% trauma tumpul toraks dan 15% trauma tajam toraks yg memerlukan tindak pembedahan
3
Klasifikasi Trauma toraks dibagi menjadi trauma tumpul (blunt trauma)
trauma tembus (penetrating trauma). Penanganan keadaan emergensi (emergency care) dan resusitasi (resuscitation) Antara lain : penanganan sumbatan jalan nafas (airway obstruction), perdarahan yang mengancam jiwa (life- threatening hemorrhage,) cedera berat yang menyertai (severe associated injuries).
4
JENIS TRAUMA THORAKS Blunt Penetrating Flail chest
Tamponade jantung Traumatic aorta rupture Robekan bronchus Myocardial contusion Robekan diapragma Cedera esophagus Contusio paru Penetrating Obstruksi jalan nafas Open pneumothorax Tension pneumothorax Massive hemothorax
5
TRAUMA TUMPUL TORAKS (BLUNT CHEST TRAUMA) Kejadian
Benturan langsung (direct blow ) Cedera deselerasi Cedera akibat kompresi Fraktur kosta paling sering terjadi pada trauma tumpul Bila terjadi Fraktur scapula, sternum, dan kosta pertama selalu merupakan trauma yang sangat kuat
6
TRAUMA TUMPUL PADA KLL PENGEMUDI TANPA SABUK PENGAMAN
7
TRAUMA TUMPUL PADA KLL PENUMPANG TANPA SABUK PENGAMAN
8
TRAUMA PENETRASI TORAKS
Benda terancap tidak boleh dicabut
9
KEGAWATAN DENGAN ANCAMAN KEMATIAN PADA TRAUMA TORAKS
Kematian segera (Immediate death): cedera berat (major injury) pada jantung dan pada aorta torakalis. Kematian sekitar 3 jam (Early death): terjadi sekunder dari tamponade jantung, robeknya aorta, perdarahan yang terus berlangsung Kematian kemudian (Later deaths): terjadi di ICU karena, Gagal organ multipel /Multiple organ failure (MOF) Systemic inflamatory response syndrome (SIRS) Komplikasi respirasi /Respiratory complications Infeksi Cedera yg tidak diketahui /Unrecognized injuries
10
TRAUMA DINDING DADA Fraktur Kosta Fraktur sternum Flail chest
Pneumotoraks
11
TRAUMA DINDING DADA (FRAKTUR KOSTA)
Robekan parenkim paru Fraktur Kostovertebral Flail chest fraktur kostokondral Fraktur sternum Fraktur kondrosternal
12
FLAIL CHEST Patofisiologi Fraktur tulang rusuk yg berdekatan 3 atau lebih, sekurang-kurangnya pada dua tempat terpisah. Segmen patahan tdk lg berhubungan dg rongga dada. Flail segment bergerak paradoks dengan sisi dada Udara bebas mengalir masuk saat inspirasi & keluar saat ekspirasi memar & menusuk paru pneumothorax, tension pneumothorax, hemothorax
13
FLAIL CHEST Pernafasan paradoksal, krepitasi nafas cepat, nyeri,
disertai pneumotoraks, hematotoraks, kontusio paru. Sering dgn distress pernafasan. Terjadi faktur multipel segmental yang menyebabkan terdapat bagian yang telepas/ mobile Diagnosis penting secara klinis
14
FRAKTUR STERNUM Sering akibat trauma langsung pd pengemudi (tanpa safety belt/ air bag) Tampak deformitas Komplikasi yg dapat terjadi kontusio jantung, tamponade jantung. Kenali tanda klinis
15
OPEN PNEUMOTORAKS (SUCKING WOUND)
Terjadi defek pada dinding dada sehingga terjadi hubungan langsung antara lingkungan luar dan ruang intrapleura. Paru akan kolaps dan dapat terjadi pendorongan mediastinum ke sisi berlawanan , menyebabkan tekanan tinggi (tension-pneumothorax), Sucking chest wound” Penanganan tutup luka pada 3 sisi dan siapkan pemasangan pipa dada (chest tube)
16
Tanda & Gejala Dyspnea Gerakan dada asimetri Agitasi
Penetrating wound to the chest Chest pain Tachycardia Diaphoresis Hipotensi Sucking sound on inspiration ↓/(-)suara nafas pada area injury
17
TENSION PNEUMOTORAKS Bisa terbuka atau tertutup
Akibat trauma, Udara bocor masuk rongga pleura Tekanan intra pleura akan sangat tinggi Paru2 kolaps, Pembuluh drh balik (VCS,VCI) kolaps darah ke jantung terhambat, Isi jantung kurang tekanan darah menurun. Mediastinum termasuk trakhea terdorong kearah berlawanan
18
Tanda & Gejala tracheal deviasi Hipoksia Dyspne hebat Takikardi
Agitasi Air hunger Diaporesis Penggunaan otot aksesoris Gerakan dada asimetris Subcutaneous emphysema di leher & dada Nyeri hebat saat nafas Distensi vena jugularis Hipotensi Suara nafas ↓ / (-) Hyperresonan pada perkusi Cyanosis
19
HEMATO-TORAKS
20
MASSIVE HEMOTHORAX Patofisiologi
Akumulasi darah > 1500 ml di rongga pleura Trauma dada (tumpul/penetrasi) laserasi jantung, paru, PD besar, vena/arteri intercostal Akumulasi darah di rongga pleura paru kolap partial/total dengan ↓ venous return, mediastinal shift dengan ↓venous return & terjepitnya PD besar/trakhea
21
Tanda & Gejala Chest pain Dyspnea hebat Takikardi Diaporesis Pucat
Vena leher flat shock Hemoptysis Sputum berbusa darah Hipotensi ringan – berat Suara nafas (-) Perkusi dullnes
22
TAMPONADE JANTUNG Hemopericardium, Dyspnea Tachycardia Diaphoresis
Cyanosis TRIAS BECK Terjadi bendungan vena (lihat v jugularis), bunyi jantung menjauh, tekanan darah turun,
23
Pengkajian Scene Size Up Pengkajian area sekitar/tkp
Primary survey : A : Airway B : Breathing C : Circulation (Load and Go) Secondary Survey D : Disability E : Exposure F : Full vital sign, Five Intervention, Facilitate Family Present G : Give Comfort H : Head To Toe inspeksi (DCAP-BTLS) palpai (TIC, PMS), History I : Inspect back posterior (Load and Go)
24
PEMERIKSAAN FISIK INSPEKSI : Pemeriksaan tanda-tanda syok
Amati dinding dada keadekuatan nafas Kaji keefektifan nafas & RR Pergerakan dada simetris atau tidak Tanda trauma leher (ekhimosis, swelling, hematom, airway obstruksiswelling daerah leher atau wajah dapat menjadi indikasi injuri medisatinum, esophagus, dan trakheobronkhial) Lihat vena jugularis peningkatan JVP merupakan indikasi adanya tension pneumothorak atau tamponade jantung Lihat abdomen bagian atas kemungkinan adanya trauma tumpul atau tembus
25
PEMERIKSAAN FISIK PALPASI : Posisi trakhea
Palpasi terhadap nyeri tekan Daerah leher, dada, dan clavikula terhadap adanya : tenderness, swelling, hematoma, emphisema sub kutis Amati adanya krepitasi Palpasi ekstremitasfungsi sensorik & motorik
26
PEMERIKSAAN FISIK PERKUSI : AUSKULTASI :
Dullness indikasi adanya cairan hemathotorak Hipersonor indikasi adanya udara pneumothorak AUSKULTASI : Suara nafaspenurunan indikasi adanya pneumothorak atau hematothorak Auskultasi dadabowel soundruptur diafragma Heart sound bunyi jantung menjauh dan kecil indikasi tamponade jantung Simetris/tidak
27
PEMERIKSAN DIAGNOSTIK
Radiologi Thorak foto Esophagoscopy Brokhoscopy dan laringoscopy CT Scan Lab Lain-lain : EKG, CVP, Ekhokardiography
28
Masalah Keperawatan Pola nafas tidak efektif b.d nyeri, kolaps paru, kerusakan muskuloskeletal, ketidakstabilan segmen dinding dada Gangguan pertukaran gas b.d tidak efektif pola nafas, tertahannya sekret, akumulasi darah di dalam ruang thoraks, penurunan inspirasi, kontusio paru, syok Defisit volume cairan b.d hemoragi, kompresi mekanik pada jantung & kerusakan pembuluh darah besar, kerusakan ejeksi & pengisian jantung Nyeri b.d trauma dinding dada, iritasi pleura, prosedur invasif
29
INTERVENSI KEPERAWATAN
Perbaiki posisi Bebaskan jalan nafas/pertahankan jalan nafas Tutup defek dengan bahan yang ada atau dengan kasa yang diplester pada ketiga sisinya pada open pneumothorak Stabilisasi impaled object Pasang pulse oksimetri atau monitor EKG Observasi TTV dan respon pasien Monitor chest tube drainase Berikan dukungan psikologis
30
INTERVENSI KEPERAWATAN
Kolaborasi : pemberian terapi oksigen pemberian cairan infus Koilaborasi : Needle thorakotomi pada tension pneumothorak persiapkan untuk pemasangan WSD (CTT) persiapan pemasangan needle perikardiosintesis pada kasus tamponade jantung BGA, koreksi, analgetika, dan ventilator Dokumentasi keperawatan
31
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.