Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
MYASTHENIA GRAVIS
2
DEFINISI Miastenia gravis (kelemahan otot yang parah) adalah merupakan suatu penyakit gangguan autoimun yang mengganggu sistem sambungan saraf (synaps) atau neuromuscular junction berfungsi secara tidak normal dan menyebabkan kelemahan otot menahun. Pada penderita miastenia gravis, sel antibodi tubuh atau kekebalan akan menyerang sambungan saraf yang mengandung acetylcholine (ACh), yaitu neurotransmiter yang mengantarkan rangsangan dari saraf satu ke saraf lainnya.
3
KLASIFIKASI Kelompok I Myasthenia Okular Kelompok II Myasthenia Umum
Myasthenia umum ringan Myasthenia umum sedang Myasthenia umum berat - Fulminan akut - Lanjut
4
ETIOLOGI Penyebab pasti reaksi autoimun atau sel antibodi yang menyerang reseptor acetylcholine belum diketahui. Secara teoritis, gangguan ini dapat disebabkan oleh reaksi autoimun atau gangguan pada aktivitas neurotransmiter. penyebab lain adalah adanya kemungkinan peranan kelenjar thymus. Hubungan antara kelenjar thymus dan Myasthenia Gravis masih belum sepenuhnya dimengerti. Para ilmuwan percaya bahwa kelenjar thymus mungkin memberikan instruksi yang salah mengenai produksi antibodi reseptor asetilkolin sehingga malah menyerang transmisi neuromuskular
5
Lanjutan Pada banyak kasus, faktor penyebab penyakit Myasthenia
Gravis ini masih bersifat idiopatik atau belum jelas. Namun, ada beberapa faktor yang diduga memicu penyakit ini, Misalnya : Antibodi AChR Obat-obatan, antara lain: antibiotik (aminoglycosides, ampicillin), Beta-adrenergic receptor blocking agents, Lithium, Procainamide, Verapamil, Quinidine, Chloroquine, anticholinergics dan timolol. Penicillamine, obat ini diduga memicu penyakit-penyakit autoimun termasuk myasthenia gravis
6
PATOFISIOLOGI Dalam kasus Myasthenia Gravis terjadi penurunan jumlah
Acetyl Choline Receptor(AChR). Kondisi ini mengakibakan Acetyl Choline(ACh) yang tetap dilepaskan dalam jumlah normal tidak dapat mengantarkan potensial aksi menuju membran post-synaptic. Kekurangan reseptor dan kehadiran ACh yang tetap pada jumlah normal akan mengakibatkan penurunan jumlah serabut saraf yang diaktifkan oleh impuls tertentu sehingga komunikasi antara sel saraf dan otot terganggu dan menyebabkan kelemahan dan kelelahan otot otot rangka akibat defisiensi reseptor asetilkolin pada sambungan neuromuskular.
7
MANIFESTASI KLINIS Myasthenia gravis ditandai dengan kelemahan pada otot, yang memburuk ketika digerakkan dan membaik ketika beristirahat, Kemudian kelemahan otot menjalar ke otot-otot okular,fascial dan otot-otot bulbar dala rentang minggu sampai bulan, gejala ini sering menjadi gejala awal dari penyakit ini. Kelopak mata turun sebelah atau layu (asimetrik ptosis) Penglihatan ganda Kelemahan otot pada jari-jari, tangan dan kaki Gangguan menelan Gangguan bicara Dan gejala berat berupa melemahnya otot pernapasan (respiratory paralysis),
8
DIAGNOSIS MG Diagnosa Myasthenia Gravis pada awalnya didasarkan pada
gambaran klinis, Selain dengan melihat gambaran klinis, ada beberapa test yang dapat dilakukan untuk diagnose penyakit ini. Test-test yang dapat dilakukan itu antara lain : Test Wartenberg Test Edrophonium Chloride (Tensilon) Test Single Fiber Electromyography (EMG) Test Darah Computed Tomography Scan (CT Scan) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) Pulmory Function Test (Test Fungsi Paru-Paru)
9
PENATALAKSANAAN Myasthenia Gravis bisa dikontrol dengan beberapa terapi Yang ada, yang dirasakan cukup efektif untuk membantu para penderita. Terapi-terapi tersebut bisa berupa : Obat-obatan : Anticholinesterase Corticosteroid dan Immunosuppressant Tindakan medis : Immunoglobulin Plasmapheresis Thymectomy
10
KOMPLIKASI Gagal nafas
Krisis miastenik dan Krisis cholinergic akibat terapi yang tidak diawasi Penggunaan steroid yang lama: Osteoporosis, katarak, hiperglikem Gastritis, penyakit peptic ulcer Pneumocystis carinii
11
TERIMAKASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.