Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Kaitan Antara Komunikasi dan Kebudayaan

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Kaitan Antara Komunikasi dan Kebudayaan"— Transcript presentasi:

1 Kaitan Antara Komunikasi dan Kebudayaan

2 Hubungan Antara Komunikasi dan Kebudayaan
Pengertian tentang komunikasi antarbudaya memerlukan suatu pemahaman tentang konsep-konsep komunikasi dan kebudayaan, serta saling ketergantungan antara keduanya, dengan bukti : Pola-pola komunikasi yang khas dapat berkembang atau berubah dalam suatu kelompok kebudayaan khusus tertentu; Kesamaan tingkah-laku antara satu generasi dengan generasi berikutnya, hanya dimungkinkan berkat digunakannya sarana-sarana komunikasi. Untuk lebih mengerti hubungan antara komunikasi dan kebudayaan, ada manfaatnya jika ditinjau dari sudut perkembangan masyarakat dan kebudayaan, serta peranan komunikasi dalam proses perkembangan tersebut.

3 Hubungan antara individu dan kebudayaan saling mempengaruhi dan saling menentukan. Kebudayaan diciptakan dan dipertahankan melalui aktivitas komunikasi para individu anggotanya. Secara kolektif, perilaku mereka secara bersama-sama menciptakan realita (kebudayaan) yang mengikat dan harus dipatuhi oleh individu, agar dapat menjadi bagian dari unit. Kebudayaan dirumuskan, dibentuk, ditransmisikan dan dipelajari melalui komunikasi. Kebudayaan merupakan fondasi atau landasan bagi komunikasi. Karena keseluruhan perilaku komunikasi individu tergantung pada kebudayaannya. Kebudayaan yang berbeda, menghasilkan praktek-praktek komunikasi yang berbeda pula. Melalui komunikasi, kita membentuk kebudayaan, sebaliknya kebudayaan menentukan aturan dan pola-pola komunikasi.

4 Hakekat Kebudayaan dalam Komunikasi AntarBudaya
Kebudayaan adalah sinonim dari “Negara” atau “Bangsa”. Istilah kebudayaan digunakan untuk menunjuk pada kualitas atau sifat-sifat tertentu. Misalnya; orang tidak menggunakan tata bahasa yang benar dalam berbicara, tidak menuruti etiket cara makan, kurang pengetahuan dalam hal-hal berbau seni, digambarkan sebagai orang yang “tidak berbudaya” walau yang dimaksud adalah tidak berpendidikan atau tidak pengalaman dalam hal-hal yang indah secara duniawi. Bagi mereka yang mempelajari seluk beluk perilaku manusia, kebudayaan tidak dipandang sebagai sesuatu yang dimiliki atau tidak dimiliki, sesuatu yang positif atau negatif. Bahkan kebudayaan bukan sesuatu yang bisa dianggap benda atau obyek tertentu yang dapat diraba atau ditinjau secara fisik. Batasan tentang kebudayaan beraneka ragam tergantung dari sudut penglihatan, yang dipengaruhi oleh minat, bidang pengetahuan dan kepentingan masing-masing perumusan batasan

5 2. Hakekat Kebudayaan dalam Komunikasi AntarBudaya
Ruben (1984 ; ) Menyebutkan Karakteristik dari Kebudayaan (dan Subbudaya) yaitu : Kompleks dan banyak segi  kebudayaan kompleks dari unit masyarakat yang besar maupun kebudayaan (atau subbudaya) dari unit hubungan kecil yang lebih akrab, seperti kelompok etnik, komunitas di penjara, organisasi pendidikan atau perusahaan, akan ditemukan sejumlah segi yang kompleks dan saling berkaitan berperan didalamnya.  dimensi dasar kebudayaan ; bahasa, adat kebiasaan, kehidupan keluarga, cara berpakaian, cara makan, struktur kelas, orientasi politik, agama, falsafah, ekonomi, keyakinan dan sistem nilai. Unsur ini, tidak terpisahkan, tetapi saling berinteraksi menciptakan sistem budaya tersendiri. Misalnya; dalam banyak masyarakat, kecenderungan untuk memiliki banyak anak tidak dapat dijelaskan dari segi adat kebiasaan, tetapi juga dari segi ekonomi, agama, kesehatan, dan tingkat tekologi dari masyarakat bersangkutan.

6 2. Hakekat Kebudayaan dalam Komunikasi AntarBudaya
2. Tidak dapat dilihat  Eksistensi kebudayaan dalam kehidupan, tidak nyata terlihat secara fisik, tetapi merasuk dalam segala segi kehidupan, sehingga tidak diperhatikan dan tidak disadari oleh masyarakat itu sendiri.  Kesadaran akan eksistensi dan hakekat kebudayaan atau subbudaya, baru muncul bila : (a) Seorang anggota kebudayaan/subbudaya melakukan pelanggaran terhadap standar-standar yang selama ini berlaku atau diharapkan masyarakat. (b) Bertemu secara kebetulan dengan seseorang yang berasal dari kebudayaan/subbudaya lain, dan berdasarkan pengamatan ternyata tingkahlakunya berbeda dengan tingkahlaku yang selama ini dikenal atau dilakukan. 3. Berubah sejalan dengan waktu  Perubahan dapat berlangsung secara wajar, alami, evolusioner, secara perlahan-lahan, tetapi dapat juga secara revolusioner dan disengaja.

7 Unsur-Unsur Kebudayaan
Samovar et.al. (1981 ; 38-48) membagi aspek kebudayaan ke dalam tiga pembagian besar unsur-unsur sosial budaya : Sistem keyakinan, nilai dan sikap.  Keyakinan adalah perkiraan secara subyektif bahwa suatu obyek atau peristiwa ada hubungannya dengan obyek atau peristiwa lain, atau dengan nilai, konsep, atribut tertentu. Singkatnya, suatu obyek atau peristiwa yang diyakini memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. Keyakinan ini, mempunyai derajat kedalaman atau intensitas tertentu.

8 Ada 3 macam keyakinan, yaitu :
Keyakinan berdasarkan pengalaman (experensial). Melalui indera peraba, kita belajar untuk mengetahui dan kemudian meyakini bahwa obyek atau peristiwa tertentu memiliki karakteristik tertentu. Misalnya dengan menyentuh kompor yang panas, kita belajar untuk meyakini bahwa benda tersebut mempunyai kemampuan membakar jari-jari kita. Keyakinan berdasarkan informasi (informasional) yang dibentuk melalui sumber-sumber luar seperti orang-orang lain, buku, majalah, film, televisi, internet, dll. Keyakinan berdasarkan penarikan kesimpulan (inferensial) yang melibatkan penggunaan sistem logika intern. Pembentukannya dimulai dengan pengamatan terhadap suatu tingkahlaku atau peristiwa, kemudian perkiraan bahwa tingkahlaku tersebut digerakkan atau disebabkan oleh suatu perasaan atau emosi tertentu. Misalnya, jika melihat orang berteriak-teriak mengeluarkan kata-kata tidak sopan, maka kita dapat mengasumsikan atau meyakini bahwa di sedang marah.

9  Nilai merupakan aspek evaluatif dari sistem keyakinan, nilai dan sikap.
Dimensi-dimensi evaluatif mencakup kualitas-kualitas, seperti; kegunaan, kebaikan, estetika, kemampuan memuaskan kebutuhan dan pemberian kepuasan. Walaupun nilai-nilai bersifat unik dan individual, tetapi ada yang menjadi nilai-nilai kebudayaan. - Nilai bersifat normatif, memberika informasi tentang apa yang baik atau buruk, benar atau salah, positif atau negatif, apa yang perlu diperjuangkan dan dilindungi dll - Nilai dipelajari dan tidak universal, berbeda antara kebudayaan yang satu dengan yang lain. - Nilai-nilai budaya dapat dikategorikan ke dalam tingkat-tingkat; primer, sekunder, tertier. Nilai primer diyakini pantas diperjuangkan dengan mengorbankan nyawa sekalipun, sementara nilai sekunder, diperjuangkan tanpa mengorbankan nyawa. - Nilai-nilai dapat diklasifikasi ke dalam ; positif, negatif atau netral. - Dimensi nilai yang sering diperhatikan dalam KAB ; orientasi individu – kelompok, umur, persamaan hak pria – wanita, formalitas, rendah – tinggi hati.

10 Sikap terdiri dari tiga komponen : - Komponen kognitif atau keyakinan
 Sikap adalah kepercayaan atau keyakinan serta nilai-nilai yang menyumbang atau melandasi perkembangan dan isi dari sistem sikap. Sikap dirumuskan sebagai kecenderungan yang dipelajari untuk memberikan respons secara konsisten terhadap objek orientasi tertentu. Sikap terdiri dari tiga komponen : - Komponen kognitif atau keyakinan - Komponen afektif atau evaluatif - Komponen intensitas atau harapan Sikap dipelajari atau dibentuk dalam konteks budaya. Sikap ini kemudian mempengaruhi kesiapan untuk memberikan respons dan tingkahlaku. (2) Pandangan keduniaan (world view) adalah pandangan hidup yang merupakan orientasi suatu kebudayaan terhadap hal-hal seperti Tuhan, manusia, alam, alam semesta dan masalah-masalah filsafat yang berkaitan dengan konsep keberadaan (“being”) serta membantu manusia untuk menemukan tempat dan tingkat kita sendiri dalam alam semesta ini.

11 3. Unsur-Unsur Kebudayaan
(3) Organisasi sosial merupakan cara suatu kebudayaan mengatur diri dan pranata-pranatanya. Ada dua macam bentuk pengaturan sosial yang berkaitan dengan KAB : (a) Kebudayaan geografik  negara, suku-bangsa, kasta, sekte keagamaan, dll yang dirumuskan berdasarkan batas-batas geografik. (b) Kebudayaan-kebudayaan peranan  keanggotaan dalam posisi-posisi sosial yang jelas batasannya dan lebih spesifik, sehingga menghasilkan perilaku komunikasi yang khusus. Beberapa unit-unit sosial yang dominan berpengaruh dalam suatu kebudayaan, seperti keluarga, sekolah, dan lembaga keagamaan. Kesimpulan : Apa yang dipersepsikan sebagai hal yang penting bervariasi dari suatu kebudayaan ke kebudayaan lain. Apa yang dikomunikasikan oleh dan bagaimana seseorang berkomunikasi merupakan pencerminan dari apa yang dipersepsikan oleh kebudayaannya. Pengaruh ketiga unsur kebudayaan tersebut pada makna untuk persepsi adalah terutama pada aspek individual dan subyektifnya.

12 3. Unsur-Unsur Kebudayaan
Haris dan Moran (1979) mengajukan 10 klasifikasi umum sebagai model sederhana untuk menilai dan menganalisis suatu kebudayaan secara sistematik : Komunikasi dan bahasa Pakaian dan penampilan Makanan dan cara makan Konsep dan kesadaran tentang waktu Pemberian imbalan dan pengakuan Hubungan-hubungan Nilai-nilai dan norma-norma Konsep kesadaran diri dan jarak ruang Proses mental dan belajar Keyakinan (kepercayaan) dan sikap


Download ppt "Kaitan Antara Komunikasi dan Kebudayaan"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google