Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Shiyami Ramadhona Al Fitriyah
Membangun Bangsa Melalui Perilaku Taat, Kompetesi dalam Kebaikan, dan Etos Kerja Kelompok 2 : Aci Nada Selina Ammar Akila Anangga Tara Aruman Nugra Fathin Achmad Shiyami Ramadhona Al Fitriyah
2
PRILAKU TAAT KEPADA ATURAN
Kata taat berasal dari bahasa Arab Ta’at. Kata ini memiliki makna mengikuti atau menuruti. Secara istilah taat berarti mengikuti dan menuruti keinginan atau perintah dari luar diri kita. Dengan kata lain, taat artinya tunduk, patuh saat kita mendapat perintah atau larangan untuk dihindari. Memiliki sifat taat akan memberikan akibat yang baik bagi pemiliknya. Jika setiap orang telah memahami maksud sikap ini, ia akan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, dapat dipastikan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan berjalan dengan harmonis.
3
TIGA TINGKATAN OBJEK KETAATAN
Dalam Islam terdapat tiga tingkatan objek ketaatan. Ketiganya adalah Allah Swt., Rasulullah saw., dan ulil amri. Hal ini tertera dalam Al- Qur’an Surat an-Nisâ’ (4), Ayat: 59 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَََّّ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَ أوُلِ اأمرمرِ مِرنرُُْ رََِِن نَََارََرَُْْ رََ رََُ وُُّّ ) إِلَى اللََِّّ وَالرَّسُولِ إِرن رُُنرَُْ رَُؤمِنُونَ بِاللََِّّ وَارل يَرو اآخ رِِِ ذَلِ رَِي ر وَأَرسَْنُ رََْوِيا ) ٥٩ Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul . (Nya), dan Ulil Amri[1] di antara kamu. Kemudian jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al- Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian[2]; yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan jalan[3] terbaik.
4
1.KETAATAN KEPADA ALLAH SWT
Ketaatan kepada Allah menempati posisi ketaatan tertinggi. Sebagai seorang muslim, tidak ada satu pun di dunia ini yang dapat mengalahkan ketaatan kita kepada Allah Swt. Saat Allah Swt. menginginkan sesuatu dari kita, kita harus menaati-Nya. Inilah makna keislaman kita kepada Allah Swt. Menunaikan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya merupakan cara menunjukkan ketaatan kepada Allah Swt. Misalnya, menunaikan salat, membayar zakat, dan menunaikan ibadah haji.
5
2.KETAATAN KEPADA NABI MUHAMMAD SAW
Ketaatan kepada rasul memiliki posisi sejajar dengan ketaatan kepada Allah Swt. Mengapa demikian? Hal ini karena apa pun yang disampaikan, dilakukan, serta diinginkan Rasulullah saw. merupakan wahyu dari Allah Swt. Pada saat yang sama, Allah Swt. senantiasa menjaga kehidupan rasul berikut segala gerak-gerik yang dilakukan beliau. Sedikit saja beliau bergeser dari kebenaran, Allah Swt. segera mengingatkannya. Dengan adanya penjagaan Allah Swt. ini Rasulullah menjadi seorang yang maksum atau terjaga dari kesalahan. Dengan kedudukannya yang sedemikian istimewa, Allah Swt. menempatkan Rasulullah saw. dalam posisi yang terhormat dalam ketaatan seorang muslim. Allah menyatakan bahwa menaati Rasulullah sama dengan menaati Allah Swt. Dengan demikian, ketaatan kepada Rasulullah saw. merupakan prioritas yang sama dengan ketaatan kepada Allah Swt. Meskipun begitu, kita tidak boleh menganggap Rasulullah saw. sejajar dengan kedudukan Allah Swt
6
3.KETAATAN KEPADA ULIL AMRI
Ketaatan tingkat ketiga adalah taat kepada ulil amri. Sebagian ulama menafsirkan kata ulil amri di sini terbatas pada pemerintah di negara kita berada. Oleh karena itu, kita juga harus taat pada berbagai peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Semua peraturan itu disusun untuk menjaga keteraturan dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagian ulama yang lain meluaskan makna ulil amri ini. Mereka tidak membatasi makna ulil amri sebatas pemerintah saja, tetapi segala hal atau aturan atau sistem yang ada di sekitar dan terkait dengan kita. Oleh karena itu, taat kepada ulil amri dapat diartikan sebagai taat pada orang tua, taat pada aturan masyarakat, taat pada norma yang berlaku hingga taat pada janji kita kepada teman. Ketaatan kepada ulil amri ini ada syarat-syarat tertentu. Syarat tertentu itu adalah tidak boleh bertentangan dengan aturan Allah Swt. dan rasul-Nya. Ketika bertentangan dengan aturan Allah Swt.
7
KEUTAMAAN TAAT 1. Mendapatkan puncak kenikmatan bersama para nabi. Firman Allah: Artinya:” Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” (QS An-Nisaa’ 69) 2. Tidak terbuangnya kekayaan dunia dan mendapat keberkahan hidup. Firman Allah: Artinya: ”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”(QS Al-A’raaf 96). 3. Mendapat tambahan hidayah. Firman Allah SWT: Artinya: ”Dan orang-orang yang berupaya mendapat petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya” (QS Muhammad 17). 4. Mendapat keteguhan dalam taat. Firman Allah SWT. Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS Muhammad 7). 5. Mendapat pahala yang besar berupa keridhan Allah dan surga-Nya. Firman Allah SWT. Artiny a: (Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar” (QS An-Nisaa’ 13).
8
BAHAYA BAGI ORANG YANG TIDAK TAAT
1. Rapuhnya barisan dan timbulnya perselisihan. Artinya: ”Dan ta`atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-Anfaal 46). 2. Kehinaan dari Allah SWT. Firman Allah SWT, yang Artinya: ”Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul- Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan” (QS An-Nisaa’ 14). Artinya:”Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman” (QS Al-Anfaal 55). 3. Bedosa dan bermaksiat kepada Allah. Firman Allah SWT: Artinya:”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik” (QS Al-Maa-idah 49).
9
CONTOH PERILAKU TAAT Diantara contoh perilaku taat, baik kepada Allah Swt, Rasulullah Saw, maupun ulil amri adalah sebagai berikut : 1. Melaksanakan rukun iman, yaitu iman kepada Allah Swt, malaikat, rasul, kitab, qada dan qadar, serta hari akhir. 2. Melaksanakan rukun Islam, yaitu membaca kedua syahadat, salat, puasa, zakat, dan haji(jika mampu). 3. Menaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah dan pihak-pihak tertentu yang memiliki kuasa, seperti tidak melanggar peraturan lalu lintas, tidak berbuat kekerasan, dan turut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial.
10
BERKOMPETENSI DALAM KEBAIKAN
Surat Al Baqarah ayat 148 وَلِكُ ل وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِ يهَا فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُو نُواْ يَأْتِ بِكُمُ ا للُّ جَمِيعا إِنَّ ا للّ عَلَى كُ ل شَ يْءٍّ قَدِيرٌ ﴾١٤٨﴿ Artinya : Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.( Q.S Al-Baqarah : 148 ) Ayat diatas mengandung makna bahwa kita harus berlomba-lomba melakukan kebaikan, artinya masing-masing mempunyai keinginan untuk melakukan kebaikan tersebut, seraya mengamalkannya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
11
HIKMAH PERILAKU BERKOMPETENSI DALAM KEBAIKAN
Setiap orang mempunyai kewajiban untuk beribadah kepada Allah dan berbuat kebaikan kepada sesama. Terhadap kebaikan kita dapat berkompetisi atau bersaing dengan orang lain. Memahami bahwa perbuatan ibadah dan kebajikan sangat diperlukan bagi manusia. Sebagai muslim kita meyakini bahwa Allah mahakuasa atas segala sesuatu yang dikehendaki-Nya. Mempraktikan perilaku berkompetisi dalam kebaikan seperti yang terkandung dalam Q.S. Al-baqarah : 148. Tanamkan keimanan yang kuat di dalam hati agar tidak mudah tergoda oleh bujuk rayu setan yang hendak menjerumuskan manusia ke jurang kenistaan. Pahami dengan seksama, mana perilaku yang baik dan manapula yang buruk agar kita dapat memilih dan menentukan perbuatan yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Tanamkan keyakinan dalam hati bahwa berkompetisi atau bersaing secara sehat untuk menjadi yang terbaik dan dalam hal kebaikan sangat dianjurkan dalam agama islam. Pandanglah semua orang sebagai pesaingmu dalam berbuat kebaikan sehingga kamu mempunyai motivasi untuk berlomba dalam hal kebaikan.
12
CONTOH PRILAKU KOMPETITIF DALAM KEBAIKAN
1. Semangat berkompetisi dalam melakukan dan meraih prestasi; 2. Dinamis, senantiasa semangat dalam melaksanakan tugas dan kewajiban; 3. Sportif, mengakui keunggulan orang lain. dan tidak malu untuk menirunya; 4. Inovatif, Karya ide dan gagasan serta senantiasa melakukan pembaruan-pembaruan; 5. Kreatif, penuh kreatifitas dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat.
13
KERJA KERAS Kerja keras adalah usaha maksimal untuk memenuhi keperluan hidup di dunia dan di akhirat disertai sikap optimis. Setiap orang wajib berikhtiar maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidup di dunia dan akhirat. Kebutuhan hidup manusia baik jasmani maupun rohani harus terpenuhi. Kebutuhan jasmani antara lain makan, pakaian dan tempa tinggal sedangkan kebutuhan rohani diantaranya ilmu pengetahuan dan nasehat. Kebutuhan itu akan diperoleh dengan syarat apabila manusia mau bekerja keras dan berdo’a maka Allah pasti akan memberikan nikmat dan rizki-Nya. Firman Allah swt: لَهُ مُعَقِِّبَا ت مِرن بَرينِ يَرَُّيهِ وَمِرن رَِلفِهِ يَرفَْظُونَهُ مِرن أَرمرِ اللََِّّ إِنَّ اللََّّ لا يُغَيِِّرُ مَا بِقَرو ىَََّْ يُغَيِِّرُوا مَ ا بِرَْنفُسِهِر ) وَإِذَا أَرَا اللََّّ بِقَرو سُو اًٍ اََ مَرَ لَهُ وَمَا لَهُر مِرن وُُّنِهِ مِرن وَا ل ) ١١ Artinya:“ Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” Q.S. (Ar-Ra’du[13]: 11) Merujuk pada aat al-Qur’an di atas, maka setiap manusia haruslah mengusahakan untuk kehidupannya, tidak sekedar menunggu rizki dari Allah dengan berpangku tangan saja. Adapun apabila manusia bekerja keras maka akan memperoleh beberapa manfaat antara lain: mendatangkan pahala karena bekerja keras merupakan ibadah kepada Allah swt, meningkatkan kesejahteraan dan mewujudkan cita-cita atau tujuan hidup.
14
CONTOH PERILAKU KERJA KERAS, TEKUN, ULET DAN TELITI
Sikap kerja keras, tekun, ulet dan teliti sangat berkaitan erat. Maksudnya sebuah usaha yang dilakukan dengan giat atau keras maka akan lebih maksimal apabila diiringi dengan ketekunan , keuletan dan ketelitian. Berikut ini contoh yang menunjukkan perilaku kerja keras, tekun, ulet dan teliti. 1. Bersungguh-sungguh mencari rizki yang halal, sebab Allah tidak akan memberi rizki pada orang yang malas. 2. Tidak mudah putus asa bila dalam bekerja atau belajar menemui hambatan, tetap berusaha mencari jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi. 3. Segera menyelesaikan pekerjaan tidak menunda-nundanya. 4. Apabila telah berhasil memperoleh apa yang direncanakan, tidak cepat merasa puas, akan tetapi terus terpacu untuk lebih kreatif. 5. Apabila menghadapi pekerjaan yang tidak disukai, maka tetap tekun menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan hati sabar. 6. Senantiasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan.
15
MEMBIASAKAN DIRI BERPERILAKU KERJA KERAS
Untuk dapat memilki sikap kerja keras, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Selalu menyadari bahwa hasil yang diperoleh dari jerih payahnya sendiri lebih terpuji dan mulia daripada menerima pemberian orang lain. Islam memuji sikap kerja keras dan mencela meminta-minta (kecuali jika terpaksa). Memiliki semboyan tidak suka mempersulit orang lain dengan mengharapkan bantuannya. Menyadari sepenuhnya bahwa memberi lebih mulia daripada meminta.[1]
16
Hikmah Bekerja Keras Allah SWT memerintahkan supaya kita bekerja keras karena banyak himah dan manfaatnya, baik bagi orang yang bekera keras maupun terhadap lingkungannya. Di antara hikmah bekerja keras tersebut adalah sebagai berikut: Mengembangkan potensi diri, baik berupa bakat, minat, pengetahuan, maupun keterampilan. Membentuk pribadi yang bertanggung jawab dan disiplin. Mengangkat harkat martabat dirinya baik sebagai makhluk individu maupun sebagai anggota masyarakat. Meningkatkan taraf hidup orang banyak serta meningkatkan kesejahteraan. Kebutuhan hidup diri dan keluarga terpenuhi. Mampu hidup layak. Sukses meraih cita-cita Mendapat pahala dari Allah, karena bekerja keras karena Allah merupakan bagian dari ibadah.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.