Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYanti Susman Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
PROBLEM KESETARAAN GENDER - Studi Islam III
BAB XI PROBLEM KESETARAAN GENDER - Studi Islam III Anita Rahayu – M. Farhan Alfarizy
2
Definisi Gender Secara etomologis kata gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti “jenis kelamin”. Dalam Webster’s New World Dictionary, sebgaimana yang dikutip Nasarudin Umar dalam Argumen Keseteraan Gender: Perspektif Al-Qur’an, gender diartikan sebagai perbadaan yang tampak anta laki-laki dan perempuan dilihar dari segi nilai dan tingkah laku. Di dalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.
3
Muculnya paham kesetaraan gender
Munculnya paham keseteraan gender dilatarbelakangi oleh konsep masyarakat Barat yang telah lama mengalami problem hubungan antara laki-laki dan perempuan. Menurut Hamid Fahmy Zarkasyi dalam kata pengantar buku Indahnya Keserasian Gender dalam Islam karya Henry Shalahuddin (dkk.), bahwa konsep tersebut terbentuk dari protes para wanita dalam sebuah gerakan yang disebut gerakan feminisme (feminism). Jadi, awal mula munculnya paham kesetaraan gender ini berasal dari gerakan para aktivis feminisme yang menuntut adanya kesetaraan dan keadilan gender dengan laki-laki dalam segala hal. Istilah feminisme berasal dari bahasa Latin “femina”, perempuan.
4
Feminisme Timbulnya gerakan feminisme adalah keyakinan dasar masyrakat Barat yang merupakan kombinasi dari berbagai unsur yang mencerminkan worldview mereka. Secara teoritis, worldview merupakan sumber gerakan dan sosial. Di Barat telah terjadi perubahan sosial, jika pada umumnya seorang laki-laki (suami) sebagai pencari nafkah dan perempuan (istri) sebagai peramu atau ibu rumahtangga, di zaman industri teori fungsional tersebut tidak berlaku lagi. Menurut Wollstonecraft dalam A Vindication of the Rights of Woman, di abad ke-18, perempuan mulai bekerja di luar rumah karena didorong oleh kapitalisme industri. Perubahan fungsi itu awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani, namun kemudian berkembang menjadi ambisi sosial, atau tuntutan hak sosial dan politik. Maka tidak heran jika perempuan Barat pada zaman industri dibingungkan oleh dua pilihan; akan menjadi wanita karir atau ibu rumahtangga.
5
Feminisme Feminis mulai terdengar di Barat (Eropa) pada abad pertengahan di mana gereja saat itu berperan sebagai sentral kekuatan dan Paus sebagai pipinan gereja, menempatkan dirinya sebagai pusat dan sumber kekuasaan. Robert Held, dalam bukunya Inquisition, memuat foto-foto dan lukisan-lukisan yang sangat mengerikan tentang kejahatan inquisisi yang dilakukan oleh tokoh-tokoh gereja ketika itu. Dipaparkan ada lebih dari 50 jenis dan model alat-alat penyiksa yang sangat brutal, seperti alat pembakaran hidup-hidup, gergaji pembelah tubuh manusia, alat pemotong lidah, pengahancur kepala dan lainnya. Ironisnya, sekitar 85 persen korban penyiksaan tersebut adalah perempuan. Antara tahun , diperkirakan sekitar 2 sampai 4 juta wanita telah dibakar hidup-hidup di daratan Katolik maupun Protestan Eropa. Hal ini terjadi karena didasari anggapan negatif terhadap kaum wanita.
6
Feminisme Doktrin gereja lainnya yang menentang kodrat manusia dan memberatkan kaum wanita adalah menganggap hubungan seksual antara pria dan wanita adalah peristiwa kotor walaupun mereka sudah dalam ikatan perkawinan sah. Hal ini berimplikasi bahwa menghindari perkawinan adalah simbol kesucian, kemurnian, dan ketinggian moral. Jika seseorang ingin hidup dilingkungan agama yang bersih dan murni, maka lelaki tersebut tidak diperbolehkan menikah, atau mereka harus berpisah dari istrinya, mengsingkan diri dan pantang melakukan hubungan badan. Kehidupan keras yang dialami oleh perempuan-perempuan pada saat gereja memerintah Eropa tertuang dalam essai Francis Bacon yang berjudul Marriage and Single Life pada tahun 1612.
7
Feminisme Dalam pandangan St. Jerome, wanita adalah akar dari segala kejahatan (the root of all evil). Penilaian serupa juga dinyatakan oleh St. John Chrycostom, “Tidak ada gunanya laki-laki menikah. Karena, perempuan itu tidak lain dan tidak lebih merupakan lawan dari persahabatan, kejahatan yang diperlukan, godaan alami, musuh dalam selimut, gangguan yang menyenangkan. Tokoh sesudahnya, St. Augustine, menganggap hubungan intim anatara suami dan istri sebagai perbuatan kotor. St. Albertus Magnus menguatkan: Perempuan adalah laki-laki yang cacat sejak awalnya, serba kurang dibanding laki-laki. Makhluk yang tidak pernah yakin pada dirinya sendiri dan cenderung melakukan berbagai cara demi mencapai keinginannya dengan berdusta dan tipu muslihat ala iblis. Perempuan tidak cerdas namun licik, seperti ular berbisa dan setan bertanduk.
8
Revolusi Latar belakang perempuan Barat yang kelam akhirnya memunculkan gerakan-gerakan perempuan yang menuntut hak dan kesetaraan dengan kaum laki-laki serta mulai mempersoalkan masalah perceraian, prostitusi, dan peran gereja dalam mensubordinasi perempuan. Revolusi yang terjadi di Eropa membuat gerakan perempuan mendapatkan kesempatan untuk ikut menyeruakan kepentingan mereka. Pada Revolusi Puritan di Inggris Raya pada abad 17, kaum perempuan Puritan berusaha untuk mendefinisikan ulang area aktifitas perempuan yang menarik legitimasi dari doktrin-doktrin yang menjadi otoritas bapak, laki-laki, pendeta, dan pemimpin politik. Revolusi Puritan telah menghasilkan ferment dimana semua bentuk hierarki ditulis semua oleh anggota sekte yang radikal di Inggris Raya.
9
Revolusi Pada awal abad 20, feminisme mulai digunakan di Amerika dan Eropa untuk mendeskripsikan elemen khusus dalam pergerakan perempuan yang menekankan pada keistimewaan dan perbedaan perempuan, daripada mencari kesetaraan. Feminisme digunakan untuk mendeskripsikan tidak hanya kampanye politik untuk pemilihan umum tetapi juga hak ekonomi dan sosial. Kaum feminis kemudian mengembangkan konsep gender pada tahun 1970 sebagai alat untuk mengenali bahwa perempuan tidak dihubungkan dengan laki-laki di setiap budaya dan bahwa kedudukan perempuan di masyarakat pada akhirnya berbeda-beda. Kemudian wacana gender diperkenalkan oleh sekelompok feminis di London pada awal tahun Sejak saat itu para feminis mengusung konsep gender equality atau keseteraan gender sebagai mainstream gerakan mereka. Untuk itu perlu untuk dipaparkan apa itu feminisme.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.