Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Republik Bataaf dan Pemerintahan Daendels

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Republik Bataaf dan Pemerintahan Daendels"— Transcript presentasi:

1 Republik Bataaf dan Pemerintahan Daendels
Allison Ardianto/XI MIA 5/1 Gabrielle Deanella /XI MIA 5/14 Geyyaratana Wirasutta/XI MIA 5/16 Samantha Geraldine/XI MIA 5/32 Yasmine Nathania/XI MIA 5/39

2 Republik Bataaf Masa Pemerintahan Republik Bataaf
Pada tahun 1795 terjadi perubahan di Belanda. Muncullah kelompok yang menamakan dirinya kaum patriot. Kaum ini terpengaruh oleh semboyan Revolusi Perancis: liberte (kemerdekaan), egalite (persamaan), dan fraternite(persaudaraan). Berdasarkan ide dan paham yang digelorakan dalam Revolusi Perancis itu maka kaum patriot menghendaki perlunya negara kesatuan. Bertepatan dengan keinginan itu pada awal tahun 1795 pasukan Perancis menyerbu Belanda.

3 Raja Willem V melarikan diri ke Inggris. Belanda dikuasai Perancis.
Dibentuklah pemerintahan baru sebagai bagian dari Perancis yang dinamakan Republik Bataaf ( ). Pemimpin Republik Bataaf adalah Louis Napoleon saudara dari Napoleon Bonaparte. Sementara itu dalam pengasingan, Raja Willem V oleh pemerintah Inggris ditempatkan di Kota Kew. Raja Willem V kemudian mengeluarkan perintah yang terkenal dengan “Surat-Surat Kew”. Isi perintah itu adalah agar para penguasa di negeri jajahan Belanda menyerahkan wilayahnya kepada Inggris bukan kepada Perancis. Dengan “Surat-surat Kew” itu pihak Inggris bertindak cepat dengan mengambil alih beberapa daerah di Hindia seperti Padang pada tahun 1795, kemudian menguasai Ambon dan Banda tahun Inggris juga memperkuat armadanya untuk melakukan blokade terhadap Batavia.

4 Latar Belakang Pemerintahan Daendels
Herman Willem Daendels (lahir di Hattem, Gelderland, Republik Belanda, 21 Oktober 1762 – meninggal di Elmina, Belanda Pantai Emas, 2 Mei 1818 pada umur 55 tahun), adalah seorang politikus Belanda yang merupakan Gubernur- Jenderal Hindia Belanda yang ke-36. Ia memerintah antara tahun 1808 – Masa itu Belanda sedang dikuasai oleh Perancis. Pada tahun 1780 dan 1787 ia ikut para kumpulan pemberontak di Belanda dan kemudian melarikan diri ke Perancis. Di sana ia menyaksikan dari dekat Revolusi Perancis dan lalu menggabungkan diri dengan pasukan Batavia yang republikan. Akhirnya ia mencapai pangkat Jenderal dan pada tahun 1795 ia masuk Belanda dan masuk tentara Republik Batavia dengan pangkat Letnan- Jenderal. Sebagai kepala kaum Unitaris, ia ikut mengurusi disusunnya Undang-Undang Dasar Belanda yang pertama. Bahkan ia mengintervensi secara militer selama dua kali. Tetapi invasi orang Inggris dan Rusia di provinsi Noord-Holland berakibat buruk baginya. Ia dianggap kurang tanggap dan diserang oleh berbagai pihak. Akhirnya ia kecewa dan mengundurkan diri dari tentara pada tahun Ia memutuskan pindah ke Heerde, Gelderland.

5 Pada tahun 1806 ia dipanggil oleh Raja Belanda, Raja Louis (Koning Lodewijk) untuk berbakti kembali di tentara Belanda. Ia ditugasi untuk mempertahankan provinsi Friesland dan Groningen dari serangan Prusia. Setelah sukses, pada tanggal 28 Januari 1807 atas saran Kaisar Napoleon Bonaparte, ia dikirim ke Hindia Belanda sebagai Gubernur-Jenderal menggantikan Gubernur-Jenderal Albertus Wiese dan untuk mengisi kekosongan kekuasaan akibat dibubarkannya VOC . Dijuluki sebagai Tangan Besi

6

7 Tugas Utama Daendels Daendels Memiliki Dua Tugas Utama, yaitu:
Mengisi kekosongan kas negara Menjaga pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris

8 Kebijakan Daendels di Nusantara
Beberapa Kebijakan yang dibuat Daendels : Bidang Ekonomi dan Keuangan Bidang Pertahanan dan Keamanan Bidang Pemerintahan Bidang Hukum dan Peradilan Bidang Sosial

9 Bidang Ekonomi dan Keuangan
Mengeluarkan mata uang kertas. Menjual tanah produktif milik rakyat kepada swasta sehingga muncul tanah swasta (partikelir) yang banyak dimiliki orang Cina, Arab, dan Belanda. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemene Rekenkaer) dan dilakukan pemberantasan korupsi dengan keras. Pajak In Natura (Contingenten) dan sistem penyerahan wajb (Verplichte Leverantie) yang diterapkan pada zaman VOC tetap dilanjutkan, bahkan diperberat. Mengadakan Preanger Stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk menanam tanaman ekspor (kopi).

10 Bidang Pertahanan dan Keamanan
Membangun Jalan Raya dari Anyer sampai Panarukan kurang lebih kilometer yang diselesaikan dalam waktu 1 tahun dengan kerja paksa/rodi dan di setiap 7 kilometer dibangun pos jaga. Membangun Benteng di beberapa kota dan pusat pertahananya di Kalijati Bandung. Meningkatkan jumlah tentara.

11 Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang
Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang. Hal ini dilakukan Daendels sebab tidak lagi dapat mengharapkan bantuan dari Eropa. Hubungan Belanda dan Indonesia sangat sukar sebab ada blokade Inggris di lautan. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya.

12 Bidang Pemerintahan Membagi Pulau Jawa menjadi 9 daerah yang masing-masing dikepalai seorang kepala daerah. Memindahkan pusat pemerintahan dari Sunda Kelapa ke Welterreden (sekarang gedung Mahkamah Agung di Jakarta). Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif pendamping Gubernur Jendral dibubarkan dan diganti dengan Dewan Penasehat. Para bupati dijadikan pegawai pemerintahan Belanda dan diberi pangkat sesuai dengan ketentuan kepegawaian pemerintah Belanda. Pusat pemerintahan (Weltevreden) dipindahkan agak masuk ke pedalaman

13 Bidang Hukum dan Peradilan
Dalam bidang hukum Daendels membentuk 3 jenis pengadilan, yaitu : a.      Pengadilan untuk orang Eropa b.      Pengadilan untuk orang Pribumi c.       Pengadilan untuk orang Timur Asing Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu termasuk terhadap bangsa Eropa. Akan tetapi ia sendiri malah melakukan korupsi besar-besaran dalam kasus penjualan tanah kepada pihak swasta.

14 Bidang Sosial Rakyat dipaksa untuk melakukan kerja rodi untuk membangun jalan Anyer – Panarukan. Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan atau sultan. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.

15 Akibat Pemerintahan Daendels
Rakyat Indonesia mengalami penderitaan yg sangat hebat. Selain dituntut untuk membayar pajak-pajak pemerintah, mereka juga diharuskan terlibat dalam kerja paksa (rodi) membangun jalan raya anyer-panarukan. untuk menutupi biaya pembangunan, tanah-tanah rakyat dijual kepada orang-orang partikelir Belanda dan Tionghoa.

16 Penjualan tanah juga termasuk penduduk yang mendiami wilayah tersebut, sehingga penderitaan rakyat kecil semakin bertambah akibat dari tindakan sewenang-wenang para pemilik tanah.  Ribuan rakyat Indonesia meninggal dalam pembuatan jalan raya anyer-panarukan. Dikarenakan kerja yang sangat berat sedangkan mereka tidak dibayar & tidak diberi makan yang layak.

17 Akhir Pemerintahan Daendels
Daendels sebenarnya seorang liberal, tetapi setelah tiba di Indonesia berubah menjadi seorang diktator yang bertindak kejam dan sewenang-wenang. Akibatnya, pemerintahannya banyak menimbulkan kritik, baik dari dalam maupun luar negeri, akhirnya Daendels dipanggil pulang ke negeri Belanda. Louis Napoleon kemudian mengangkat Jansen sebagai gubernur jenderal yang baru menggantikan Daendels. Jansen ternyata tidak mampu menahan serangan-serangan Inggris sehingga menyerah di Tuntang. Ia pun menandatangani penyerahan kekuasaan itu di daerah Tuntang Salatiga. Oleh karena itu, perjanjian itu dikenal dengan nama Kapitulasi Tuntang (18 September 1811).

18 ----- Meeting Notes (9/18/14 12:39) -----
kelompok 3 kenapa pejabat pilih daendels kelompok 4 knp daendels mati 2 daendels liberal kenpa ditaktor 5 setelah jansen siapa pemimpin baru 8 mengapa daendels menghapus upacara penghormatan 6 ----- Meeting Notes (9/18/14 12:42) ----- apa perlawanan rakyat indonesia terhadap daendels 7 apa yg dilakukan daendels smpe belanda pas dipulangkan


Download ppt "Republik Bataaf dan Pemerintahan Daendels"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google