Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DKV Campaign Ratih Pertiwi, M. Ds Pertemuan 12

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DKV Campaign Ratih Pertiwi, M. Ds Pertemuan 12"— Transcript presentasi:

1 DKV Campaign Ratih Pertiwi, M. Ds Pertemuan 12
Metode Perancangan Kampanye Publik (desain sosial, desain iklan komersial dan desain komunikasi visual) DKV Campaign Ratih Pertiwi, M. Ds Pertemuan 12

2 Metode Perancangan Kampanye Publik (Desain Sosial)
Tujuan Kreatif: Menciptakan persepsi dan membangun opini dalam benak khalayak agar mengambil sikap yang positif atas gagasan yang dikombinasikan, dengan menggunakan ‘’kunci gambar’’, ‘’kunci kata’’, kunci bunyi’’

3 Strategi Kreatif: Menentukan cara untuk mencapai tujuan
Strategi Kreatif: Menentukan cara untuk mencapai tujuan. Seperti perang kita bersiasat. Strategi kreatif adalah pendekatan atau sistem berfikir yang nantinya akan membantu dalam penyusunan konsep komunikasi.

4 Strategi kreatif yang dipersiapkan harus mengacu pada intisari gagasan supaya diperoleh fokus yang tajam dengan cara: a) mempertimbangkan/menentukan khalayak sasaran. b) melihat kondisi lapangan. c) mengingat situasi momentumnya. Sementara itu, kegiatan yang dilakukan adalah: a) mengumpulkan data, b) memahami gagasan/penalaran dan melakukan analisa, c) menghitung waktu pelaksanaan, d) pemilihan media, e) menentukan teknik sajian, f) mengkalkulasi pembiayaan, g) mengambil keputusan. Yang harus diingat dalam konteks ini adalah: merumuskan gagasan besar secara ringkas dalam satu halaman – satu alinea – satu kalimat – satu kata. Pada intinya, kegiatan ini adalah ‘mempersempit masalah’.

5 Rencana Kreatif: Usaha menerjemahkan hasil persempitan yang diolah dalam strategi kreatif, dan menghadirkannya dalam bahasa gambar (visualisasi), bahasa teks (penulisan), maupun bahasa bunyi (jingle). Masing-masing bahasa itu mempunyai tugas: menyerobot perhatian dan menyampaikan informasi. Tergantung kreator dan media yang digunakan. a) Televisi: bahasa gambar, bahasa bunyi, bahasa teks. b) Radio: bahasa bunyi yang bersumber dari bahasa teks. c) Koran, poster, brosur, dan media cetak lain: bahasa atau bahasa teks.

6 Memahami Kampanye Publik (Desain Sosial)
Berusaha meyakinkan bahwa apa yang kita pikirkan, kita gagas, adalah sesuatu yang baik dan mulia. Kini, kita coba memahami lebih jauh melalui jurus 5 W + 1 H.

7 Apa? Menyusupkan ide maupun pemikiran supaya masyarakat mengerti, mengenal, senantiasa ingat dan sadar atas gagasan-gagasan yang dikomunikasikan. Melalui kampanye diharapkan tumbuh kesadaran baru dalam masyarakat, sehingga nantinya terjadi perubahan perilaku, perubahan dalam cara pikir dan cara pandang masyarakat atas persoalan-persoalan yang dikomunikasikan itu.

8 Mengapa? Tema-tema yang dihadirkan dalam kampanye publik diyakini akan membuat kehidupan masyarakat bergerak menuju ke sebuah tatanan yang ideal, yang berkeadilan, yang menghiraukan masa depan manusia, dan memihak pada kemanusiaan dalam arti seluas-luasnya. Pendeknya, menuju ke suatu kehidupan yang lebih baik. Dan karena itulah, kampanye publik terasa kurang popular bagi masyarakat, sebab mayoritas masyarakat – pada dasarnya- lebih suka bergumul dengan kehidupan yang lebih buruk. Lebih mudah terbangkit nafsu-nafsu rendah, naluri primitifnya yang bersifat badaniah, daripada yang bersifat rohaniah.

9 Bagaimana? Kampanye publik biasanya lebih bersifat ideal. Yang dikomunikasikan adalah ide, horizon harapan, cita-cita. Semua idealistik. Bahkan bisa dibilang melawan arus. Melawan nilai-nilai dominan yang menjadi kecenderungan hidup masyarakat. Dan karena itulah, dibanding produk industri, isu dalam kampanye publik selalu berada dalam posisi yang lemah, kurang menarik dan tidak laku. Ibarat perang, musuh menggunakan amunisi dan persenjataan canggih, kampanye publik hanya bersenjatakan bambu runcing dan ketapel. Lalu bagaimana caranya? Bagaimana strateginya?

10 Siapa? Siapa sasarannya? Masyarakat yang diasumsikan perlu disadarkan, perlu diberi pengetahuan baru, sehingga nantinya mereka mempunyai wawasan baru dalam memandang persoalan yang dikomunikasikan. Karena bersifat melawan arus, kampanye publik sering dinilai ngrecoki: meminta masyarakat untuk melakukan hal-hal yang belum tentu disukai. Siapa sih yang mau diminta duitnya, mau diminta menghentikan kebiasaan-kebiasaannya, mau dibebani persoalan-persoalan baru?

11 Kapan? Kapan saja, di setiap kesempatan. Tergantung isu yang akan dikampanyekan. Isu-isu bersifat laten-permanen (lingkungan, kedisiplinan, ketertiban, keamanan, kesehatan …) dilakukan secara rutin berkesinambungan. Sedangkan isu bersifat temporer dilakukan sesuai tuntutan atau desakan aktualitas: misalnya Pemilu, krisis ekonomi, tawuran pelajar …

12 Di mana? Di media komunikasi. Alat atau kegiatan yang menghubungkan komunikan (pemilik gagasan) dengan masyarakat, dengan mempertimbangkan aspek: efektivitas, kemudahan, dan efisiensi dalam pembiayaan. Misalnya: koran, majalah, tabloid, selebaran, poster, buku, radio, televisi, stiker, brosur/leaflet, TV-sirkuit, billboard, slide bioskop, bahkan seni pertunjukkan rakyat.


Download ppt "DKV Campaign Ratih Pertiwi, M. Ds Pertemuan 12"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google