Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
As-Sunnah oleh: BAEHAQI, MA
MK; Pengantar Studi Islam Smt: 1 D dan E Prodi: PAI Fak: Agama Islam Universitas Muhammadiyah Tangerang 2015
2
Pengertian, Istilah, Cabang dan Penyebutan Nama Rawi’
As-Sunnah Pengertian, Istilah, Cabang dan Penyebutan Nama Rawi’
3
Pengertian Hadits Etimologi Terminologi
Jadid≠Qadim (jamaknya: hidats, hudasa, huduts) Qorib: yg dekat; blm lama Khabar; berita, percakapan dari seseorang ke orang lain Terminologi “Segala ucapan, segala perbuatan dan segala keadaan atau perilaku Nabi SAW” (Mahmud Thahan, 1978 : 155) “Kaidah-kaidah yang mengetahui keadaan perawi dan yang diriwayatkan” (Ibnu Hajar al-Atsqalani)
4
Objeknya; cara periwayatan dan cara pemeliharaan hadits
riwayah dari akar rawa, yarwi, riwayatan yang berarti an-naql = memindahkan dan penukilan, adz-dzikr = penyebutan, dan al-fath = pemintalan. Objeknya; cara periwayatan dan cara pemeliharaan hadits Hadits Riwayah Dirayah, dari segi bahasa kata berasal dari kata dara, yadri, daryan, dirayatan/dirayah = pengetahuan, jadi yang dibahas nanti dari segi pengetahuannya yakni pengetahuan tentang hadist atau pengantar ilmu hadist Hadits Dirayah
5
Sama’ Qira’ah Ijazah TAHAMMUL AL-HADITs Kitabah Washiyat Munawalah
Wajadah Ijazah I’Lam
6
cara-cara tertentu dalam penerimaan riwayat (cara-cara tahammul al-Hadits), seperti:
Sama’ (perawi mendengarkan langsung bacaan Hadis dari seorang guru), Qira’ah (murid membacakan catatan Hadis dari gurunya di hadapan guru tersebut), Ijazah (memberi izin kepada seseorang untuk meriwayatkan suatu Hadis dari seorang ulama tanpa dibacakan sebelumnya kepada seorang untuk diriwayatkan), Kitabah (menuliskan Hadis untuk seseorang), Munawalah, (menyerahkan suatu hadis yang tertulis kepada seseorang untuk diriwayatkan), I’lam (memberitahu seseorang bahwa Hadis-Hadis tertentu adalah koleksinya), Washiyyat (mewasiatkan kepada seseorang koleksi hadis yang dikoleksinya), dan Wajadah (mendapatkan koleksi tertentu tentang Hadis dari seorang guru).
7
Objek Kajian Hadits keselamatan dan kejanggalan (syadz);
persambungan sanad (ittishal al-sanad) Keselamatan dan cacat (‘illat); kepercayaan sanad (tsiqat al-sanad), inggi dan rendahnya martabat suatu sanad. keselamatan dan kejanggalan (syadz);
8
MATAN Keshahihan dan kedhaifan Matan dilihat dari:
Dari kejanggalan redaksi (rakakat al-faz); Dari cacat atau kejanggalan dari maknanya (fasad al- ma’na), karena bertentangan dengan akal dan panca indera, atau dengan kandungan dan makna al-qur’an, atau dengan fakta sejarah; dan Dari kata-kata asing (gharib), yaitu kata-kata yang tidak bisa dipahami berdasarkan maknanya yang umum dikenal.
9
Ilmu al-Asma’ wa al-Kuna, dan lain-lain.
SEJARAH HADITs Ilmu Hadits awal mulanya berdiri sendiri-sendiri, seperti: Ilmu Hadits al-Shahih, Ilmu al-Mursal, Ilmu al-Asma’ wa al-Kuna, dan lain-lain. Pada perkembangan selanjutnya, macam ilmu hadits menjadi satu disiplin ilmu yang bernama Mushthalah Hadits.
10
Definisi Musthola'ah Hadits
HADITS ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan, taqrir, dan sebagainya. ATSAR ialah sesuatu yang disandarkan kepada para sahabat Nabi Muhammad SAW. TAQRIR ialah keadaan Nabi Muhammad SAW yang mendiamkan, tidak mengadakan sanggahan atau menyetujui apa yang telah dilakukan atau diperkatakan oleh para sahabat di hadapan beliau. SAHABAT ialah orang yang bertemu Rosulullah SAW dengan pertemuan yang wajar sewaktu beliau masih hidup, dalam keadaan islam lagi beriman dan mati dalam keadaan islam. TABI'IN ialah orang yang menjumpai sahabat, baik perjumpaan itu lama atau sebentar, dan dalam keadaan beriman dan islam, dan mati dalam keadaan islam. MATAN ialah lafadz hadits yang diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW, atau disebut juga isi hadits.
11
Penulisan Ilmu Hadits oleh ulama abad ke-3 H, antara lain;
Yahya ibnu Ma’in (234 H/848 M) menulis Tarikh al-Rijal, Muhammad ibn Sa’ad (230 H/844 M) menulis Al-‘Ilal dan Al-Kuna, Muslim (261 H/875 M) menulis kitab al- Asma’ wa al-Kuna, Kitab al- Thabaqat dan kitab al- ‘Ilal.
12
Adapun ulama yang menggunakan nama Ulum al- hadits, diataranya;
Imam al-Hakim al-Naisaburi (405 H/1014 M), Ibnu al-Shalah (643 H/1246 M), Zhafar Ahmad ibn Lathif al-Utsmani al-Thawani (1394 H/1974 M) Subhi al-Shalih. al-‘Iraqi (806 H/1403 M) al-Suyuthi (911 H/1505 M), (menggunakan lafaz mufrad, yaitu Ilmu al-Hadits, di dalam berbagai karya mereka).
13
CABANG ILMU HADITs Ilmu ‘ILALal-HADITs; ”Ilmu yang menerangkan makna kalimat-kalimat yang terdapat dalam matan hadits yang sukar diketahui maknanya dan yang kurang terpakai oleh umum.” Ilmu NASIKH wa al-MANSUKH; “ Ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah di mansuhkan dan yang menashihkannya.” Ilmu FANN al-MUBHAMAT; “Ilmu untuk mengetahui nama orang-orang yang tidak disebut di dalam matan atau di dalam sanad.” Ilmu TASHHIF wa at-TAHRIF; ”Ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah diubah titiknya (yang dinamai Mushahaf) dan bentuknya yang dinamai Muharraf.” ILMU RIJAL aL-HADITs; “Ilmu yang membahas para perawi hadits, baik dari sahabat, dari tabi’in, maupun dari angkatan-angkatan sesudahnya.” Ilmu JARH wa at-TA’DIL; “ Ilmu yang menerangkan tentang hal cacat-cacat yang dihadapkan para perawi dan tentang penta’dilannya (memandang adil para perawi) dengan memakai kata-kata yang khusus dan tentang martabat-martabat kata-kata itu.”
14
CABANG ILMU HADITs Ilmu MUSTHALAH AHLI HADITs; “Ilmu yang menerangkan pengertian-pengertian (istilah-istilah yang dipakai oleh ahli-ahli hadits)” SUMBER: Ilmu TALFIQ al-HADITs; Ilmu yang membahas tentang cara mengumpulkan antara hadits-hadits yang berlawanan zhahirnya.” Ilmu ASBAB WURUD al-HADITs; “Ilmu yang menerangkan sebab-sebab nabi menuturkan sabdanya dan masa-masanya nabi menuturkan itu.”
15
Sistem Penyusun Hadits Dalam Menyebutkan Nama Rawi
1. As-SAB’AH Ahmad Bukhari Turmudzi Nasa’i Muslim Abu Dawud Ibnu Majah
16
As-SITTAH: Selain Ahmad Al-KHAMSAH:selain Buhari-Muslim
Al-ARBA’AH: selain Ahmad, Bukhori, Muslim Ats-TSALASAH:Selain Ahmad, Bukhori, Muslim & Ibnu Majah Asy-SYAIKHON: Hanya dirriwayatkan oleh Bukhori-Muslim Al-JAMA’AH: Perawinya lebih dari tujuh
17
KLASIFIKASI HADITs Hadits Shohih, adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung, tidak ber illat dan tidak janggal. Illat hadits yang dimaksud adalah suatu penyakit yang samar-samar yang dapat menodai keshohihan suatu hadits. Hadits Makbul adalah hadits-hadits yang mempunyai sifat-sifat yang dapat diterima sebagai Hujjah. Yang termasuk hadits makbul adalah Hadits Shohih dan Hadits Hasan.
18
Hadits Hasan adalah hadits yang diriwayatkan oleh Rawi yang adil, tapi tidak begitu kuat ingatannya (hafalan), bersambung sanadnya, dan tidak terdapat illat serta kejanggalan pada matannya. Hadits Hasan termasuk hadits yang Makbul, biasanya dibuat hujjah buat sesuatu hal yang tidak terlalu berat atau terlalu penting. Hadits Dhoif adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih dari syarat-syarat hadits shohih atau hadits hasan. Hadits Dhoif banyak macam ragamnya dan mempunyai perbedaan derajat satu sama lain, disebabkan banyak atau sedikitnya syarat-syarat hadits shohih atau hasan yang tidak dipenuhinya.
19
Syarat-syarat Hadits Shohih
Rawi nya adil Sempurna ingatannya Sanad nya tdk terputus Hadits nya tdk ber I’llat Hadits nya tdk janggal Taat dan Jauh dari Maksiat Menjauhi dosa kecil Tidak melakukan perkara Mubah Tidak mengikuti pendapat salah satu Madzhab
20
Klasifikasi Hadits Dhoif berdasarkan kecacatan perawinya
Hadits Maudhu': adalah hadits yang diciptakan oleh seorang pendusta. Hadits Matruk: adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan, yang diriwayatkan oleh orang yang dituduh dusta dalam perhaditsan. Hadits Munkar: adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan, yang diriwayatkan oleh orang yang banyak kesalahannya, banyak kelengahannya atau jelas kefasiqkannya yang bukan karena dusta. Yang lemah sanadnya dinamakan hadits Ma'ruf dan yang lebih lemah dinamakan hadits Munkar.
21
Hadits Mu'allal (Ma'lul, Mu'all): adalah hadits yang tampaknya baik, namun setelah diadakan suatu penelitian dan penyelidikan ternyata ada cacatnya. Hal ini terjadi karena salah sangka dari rawinya dengan menganggap bahwa sanadnya bersambung, padahal tidak. Hal ini hanya bisa diketahui oleh orang-orang yang ahli hadits. Hadits Mudraj (saduran): adalah hadits yang disadur dengan sesuatu yang bukan hadits atas perkiraan bahwa saduran itu termasuk hadits. Hadits Maqlub: adalah hadits yang terjadi mukhalafah (menyalahi hadits lain), disebabkan mendahului atau mengakhirkan.
22
Hadits Mudltharrib: adalah hadits yang menyalahi dengan hadits lain terjadi dengan pergantian pada satu segi yang saling dapat bertahan, dengan tidak ada yang dapat ditarjihkan (dikumpulkan). Hadits Muharraf: adalah hadits yang menyalahi hadits lain terjadi disebabkan karena perubahan Syakal kata, dengan masih tetapnya bentuk tulisannya. Hadits Mushahhaf: adalah hadits yang mukhalafahnya karena perubahan titik kata, sedang bentuk tulisannya tidak berubah.
23
Hadits Mubham: adalah hadits yang didalam matan atau sanadnya terdapat seorang rawi yang tidak dijelaskan apakah ia laki-laki atau perempuan. Hadits Syadz (kejanggalan): adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang yang makbul (tsiqah) menyalahi riwayat yang lebih rajih, lantaran mempunyai kelebihan kedlabithan atau banyaknya sanad atau lain sebagainya, dari segi pentarjihan. Hadits Mukhtalith: adalah hadits yang rawinya buruk hafalannya, disebabkan sudah lanjut usia, tertimpa bahaya, terbakar atau hilang kitab-kitabnya.
24
Klasifikasi hadits Dhoif berdasarkkan gugurnya rawi
Hadits Muallaq: adalah hadits yang gugur (inqitha') rawinya seorang atau lebih dari awal sanad. Hadits Mursal: adalah hadits yang gugur dari akhir sanadnya, seseorang setelah tabi'in. Hadits Mudallas: adalah hadits yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan, bahwa hadits itu tiada bernoda. Rawi yang berbuat demikian disebut Mudallis. Hadits Munqathi': adalah hadits yang gugur rawinya sebelum sahabat, disatu tempat, atau gugur dua orang pada dua tempat dalam keadaan tidak berturut-turut. Hadits Mu'dlal: adalah hadits yang gugur rawi-rawinya, dua orang atau lebih berturut turut, baik sahabat bersama tabi'in, tabi'in bersama tabi'it tabi'in, maupun dua orang sebelum sahabat dan tabi'in.
25
Klasifikasi hadits Dhoif berdasarkan sifat matannya
Hadits Mauquf: adalah hadits yang hanya disandarkan kepada sahabat saja, baik yang disandarkan itu perkataan atau perbuatan dan baik sanadnya bersambung atau terputus. Hadits Maqthu': adalah perkataan atau perbuatan yang berasal dari seorang tabi'in serta di mauqufkan padanya, baik sanadnya bersambung atau tidak.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.