Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Bahasa Indonesia Kalimat Efektif Kalimat Efisien Kalimat Baku Oleh :

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Bahasa Indonesia Kalimat Efektif Kalimat Efisien Kalimat Baku Oleh :"— Transcript presentasi:

1 Bahasa Indonesia Kalimat Efektif Kalimat Efisien Kalimat Baku Oleh :

2 Kelompok 5 Wayan Noly Kurnyanti 1405315061
Muhammad Abdul Malik Windi Arihta BR G Ngurah Adi Putra Mandala Luky Aisyah Andriani Putu Dewi Erdi Oktaviani Fakultas Pertanian, Program Studi Agribisnis, Universitas Udayana 2014

3 KALIMAT EFEKTIF DEFINISI FUNGSI CIRI-CIRI

4 Definisi Kalimat yang efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut: Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis. Oleh sebab itu, kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.

5 Definisi Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan hasil pemikiran penulis sehingga dapat dipahami pembaca secara utuh tanpa ada penafsiran yang salah. Penyampaian hasil pemikiran tersebut harus dalam kalimat yang baik .

6 KALIMAT EFEKTIF DEFINISI FUNGSI CIRI-CIRI

7 Fungsi Fungsi atau kegunaan dari kalimat efektif ini, diantaranya. Digunakan pada tulisan ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, dan sebagainya Kalimat efektif berbeda dengan kalimat yang dipakai oleh para sastrawan atau wartawan.

8 KALIMAT EFEKTIF DEFINISI FUNGSI CIRI-CIRI

9 Ciri-ciri Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu : Kesepadanan struktur, Kehematan kata, Pemilihan kata yang tepat, Ketegasan makna, Keparalelan bentuk, Kecermatan penalaran, Kepaduan gagasan, dan Kelogisan bahasa.

10 Kesepadanan Struktur Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai . Kesepadanan kalimat ditandai oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Ciri-ciri kesepadanan kalimat: Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Tidak terdapat subjek yang ganda. Contoh : Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini , harus membayar uang kuliah. (Salah). Semua mahasiswa perguruan tinggi ini, harus membayar uang kuliah. (Benar)

11 Kehematan Kata Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek. Contoh:     Karena ia tidak belajar, dia tidak naik kelas.(Salah)     Karena tidak belajar, dia tidak naik kelas.(Benar) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian super ordinat pada hiponimi kata. Contoh :     Dia memakai kemeja warna merah .(salah)     Dia memakai kemeja merah. (Benar)

12 Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh: Para tamu-tamu >>>> para tamu Beberapa orang-orang > beberapa orang.

13 3) Tepat Dalam Pilihan Kata
Pemilihan kata yang tidak tepat juga sangat mempengaruhi ketidak efektifan suatu kalimat. Pemilihan kata yang tidak tepat dapat disebabkan beberapa hal, antara lain: Pemakaian kata tutur Kata tutur adalah kata yang hanya dipakai dalam pergaulan sehari-hari, terutama dalam percakapa Contoh:     Saya sedang bikin kue.(Salah)     Saya sedang membuat kue. (Benar

14 c) Pemakaian kata-kata yang bernilai rasa Kata-kata yang bernilai rasa hendaknya di pilih secara cermat agar keefektifan penuturan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Salah pilih terhadap yang bernilai rasa akan menggangu perasaan pembaca. Contoh: Banyak pahlawan kita yang mati di medan perang.(salah) Banyak pahlawan kita yang gugur di medan perang.(benar) b) Pemakaian kata-kata bersinonim Kata-kata bersinonim ada yang dapat saling menggantikan,ada yang tidak. Adapula kata-kata bersinonim yang pemakaiannya dibatasi oleh persandingan yang dilazimkan. Contoh: Saya suka melihat wayang kulit.(Salah) Saya suka menonton wayang kulit. (Benar)

15 d) Pemakaian kata-kata/istilah istilah asing
Kata-kata/istilah istilah asing boleh dipakai dengan pertimbangan sebagai berikut:    Lebih cocok karena konotasinya,misalnya; Kritik --- kecaman Dianalisis---diolah Lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahannya: eksekusi---pelaksanaan hukuman mati imunisasi-----pengebalan terhadap penyakit     Bersifat internasional,misalnya; Matematika ilmu pasti Hydrogen zat air

16 Pemakaian kata-kata konkret dan abstrak
Kata konkret ialah kata-kata yang menunjuk kepada objek yang dapat dilihat,didengar,dirasakan,diraba atau dibaca, sedangkan kata-kata abstrak ialah kata-kata yang menunjuk kepada sifat,konsep atau gagasan. Oleh karena itu, dalam karangan dipakai kata-kata konkret sebanyakbanyaknya agar isi karangan itu menjadi lebih jelas. Pemakaian kata-kata lugas Dalam karangan sebaiknya memakai kata-kata lugas yaitu kata yang bersahaja apa adanya, tidak berupa frase yang panjang. Contoh: Setelah diberikan penjelasan secara mendalam, mereka tidak lagi melakukan pengrusakan terhadap toko-toko itu.(salah) Setelah dijelaskan, mereka tidak merusak toko-toko itu.(benar)

17 4) Ketegasan Makna Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan. · Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat: 1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu pada awal kalimat 2. Melakukan pengulangan (repetisi) 3. Melakukan pengontrasan kata kunci 4. Menggunakan partikel penegas Penekanan Kata

18 Menempatkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat
Menempatkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat. Contoh : Ø Sumitro menjelaskan bahwa manusia mempunyai kecenderungan tidak puas Ø Persoalan itu dapat diselesaikan dengan mudah. Repetisi. Contoh : Ø Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi Ø Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi tapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya. Pengontrasan kata kunci. Contoh : Ø Informasi ini tidak bersifat sementara, tetapi bersifat tetap. Ø Peserta kegiatan ini adalah laki-laki, bukan perempuan. Partikel Penegas. Contoh : Ø Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu Ø Meskipun hujan turun, Ia tetap bersemangat berangkat ke sekolah.

19 5) Keparalelan Bentuk Keparalelan atau Kesejajaran Adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Contoh: Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif) Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif) Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

20 6) Kecermatan Penalaran
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda (ambiguitas ) . Contoh: Buku sejarah baru . Dapat ditafsirkan sebagai (1) Buku sejarah itu baru terbit, atau (2) Buku berisi sejarah zaman baru

21 7) Kepaduan Gagasan Yang dimaksud dengan kepaduan adalah kepaduan pernyataan kalimat, yang menyebabkan kalimat tidak padu adalah:   Keterangan yang disisipkan diantara Subjek dan Predikat . Contoh: Pengemudi setelah menyelesaikan tugasnya dapat istirahat dan minum kopi yang telah disedikan oleh pelayan. (salah).   Setelah selesai melakukan kegiatan nya, pengemudi dapat istirahat dan dan minum kopi.(benar) Keterangan aspek seperti akan,harus , telah, belum, masih sedang dan sebainya, tidak boleh disisipkan pada kata kerja pasif yang berupa ikatan erat pelaku orang I atau ii dengan pokok kata kerja. Contoh:     Selajutnya saya akan uraikan pentingnya bahasa bagi manusia.(salah)     Selanjutnya akan saya uraikan pentingnya bahasa bagi manusia. (benar)

22  Posisi unsur- unsur kalimat tidak mengikuti aturan pola kalimat bahasa indonesia.
Contoh:     Dalam kita menghadapi berbagai-bagai cobaan hidup harus tetap tabah. (salah)     Dalam menghadapi berbagai-bagai cobaan hidup, kita harus tetap tabah.(benar) Pemakaian kata depan kepada/bagi diantara P (predikat) dan O(objek Penderita). Contoh:     Sifa sangat menyayangi kepada kucingnya.(salah)     Sifa sangat sayang kepada kucingnya. (benar)

23 8) Kelogisan Bahasa Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Contoh: Waktu kami persilakan. Dirgahayu Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-55 Bandingkan dengan kalimat: (1a) Bapak Kepala Sekolah kami persilakan! (1b) Waktu kami serahkan kepada bapak kepala sekolah.

24 Kalimat (1) dan (2) memang tidak logis
Kalimat (1) dan (2) memang tidak logis. Ketidaklogisannya terlihat pada hubungan S dan P –nya Penjelasan Kalimat (1): Siapakah yang dipersilakan oleh pembawa acara? Jawabannya: Bapak Dekan, bapak camat, Saudara Ketua, sebagainya bukan waktu. Apakah yang diserahkan kepada Bapak Dekan? Jawabannya: waktu. Jadi, yang dipersilakan oleh pembawa acara tentu saja orang, bukan benda.

25 CONTOH KALIMAT EFEKTIF DAN TIDAK EFEKTIF BESERTA ALASANNYA Suatu saat langit, bumi beserta seluruh isinya pasti akan musnah. (tidak efektif) Kalimat di atas tidak efektif karena penggunaan kata langit, bumi, beserta seluruh isinya yang seharusnya diganti dengan kata alam semesta. Alam semesta berarti isi dari seluruh yang ada di bumi termasuk langit dan bumi. Suatu saat alam semesta akan musnah. (efektif) Beberapa orang-orang melarikan diri. Kalimat di atas tidak efektif karena menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak, yaitu pada kata orang-orang, seharusnya: Beberapa orang melarikan diri.

26  Kemarin banyak para karyawan yang melakukan demonstrasi.
Ketidak efektifan yang terjadi pada kalimat tersebut adalah dalam penggunaan kata para, kata para seharusnya digunakan untuk mewakili banyak orang. Sedangkan dalam kalimat tersebut sudah menggunakan kata banyak, jadi tidak tidak efektif bila dalam satu kelimat menggunakan dua kata yang bermakna sama. Seharusnya : Kemarin banyak karyawan yang melakukan demonstrasi. Sejak dari kemarin dia hanya diam saja. Kesalahan memasukkan kata dari sehingga membuat kalimat di atas menjadi tidak efektif, karena kata dari menunjukkan arah terjadinya suatu pristiwa. Seharusnya : Sejak kemarin dia hanya diam saja.

27 Semua orang tau bahwa air laut rasanya asin.
Ketidak efektifan kalimat di atas disebabkan oleh dalam penggunaan kata tau, kata tau merupakan kata yang digunakan untuk makanan, sedangkan kalimat di atas bermaksud memberikan suatu informasi yang seharusnya menggunakan kata tahu yang berarti mengerti dengan apa yang dibicarakan. Kalimat yang efektif yaitu: Semua orang tahu bahwa air laut rasanya asin. Dia datang dengan hanya membawa belaskasihannya saja. Kata dengan dalam kalimat di atas tidak efektif digunakan karena kata dengan bermakna menerangkan bahwa seakan-akan diri dari subjek adalah mempunyai dua diri. Seharusnya; Dia datang hanya membawa belaskasihannya saja.

28 Kalimat Efisien

29 Kalimat efisien merupakan kalimat yang hanya menggunakan kata dengan jumlah yang sedikit, tetapi dapat menyampaikan informasi dengan tepat dan jelas (informasi optimal ). Semua kalimat dalam paragraf hendaknya menggunakan kalimat yang efisien . Karena penyampaian informasi dengan penggunaan kata yang berlebihan merupakan pemborosan.

30 Hal tersebut menjadikan kalimat yang disampaikan menjadi berbelit-belit dan sulit dipahami. Contoh, bila kita membuat artikel dengan banyak kalimat yang tidak efisien, maka berakibat pada pembaca sulit untuk mengerti isi dari artikel yang kita buat. Contoh kalimat yang tidak efisien, antara lain: 1. Polisi saling tembak-menembak dengan teroris. 2. Rachi memiliki rambut yang sangat panjang sekali.

31 Tidak Bertele-tele. Kalimat yang bertele-tele mencerminkan cara berfikir yang tidak sistematis dan jalan pikiran yang berbelit-belit. Misalnya : Menurut keterangan polisi Surabaya aksi protes tersebut ditujukan kepada seorang dosen dengan di bawah pimpinan seorang mahasiswa yang mempunyai maksud tidak setuju dengan tindakan tersebut yang dalam pengantar perkuliahannya bertindak tidak wajar terhadap mahasiswa-mahasiswanya dengan cara memukul dan melempar anak kunci dan memprotes metode yang dilakukan dalam laboratotuim bahasa. Yang Efisien : Polisi Surabaya menerangkan bahwa protes yang ditujukan kepada seorang dosen itu bermaksud tidak menyetujui sikapnya yang tidak wajar terhadap mahasiswa dan perkuliahnnya. Ketidakwajaran tampak pada saat memukul dan melempar mahasiswa dengan anak kunci. Selain itu, aksi juga bermaksud memprotes metode yang diterapkan dalam Laboratorium Bahasa.

32 Kalimat Baku Definisi Fungsi Ciri-ciri

33 Bedakah Kalimat Baku dengan Kata Baku ?
Definisi Bedakah Kalimat Baku dengan Kata Baku ?

34 Definisi Ya. Berbeda.

35 Definisi Kalimat baku adalah kalimat yang secara efektif dapat dipakai untuk menyampaikan gagasan secara tepat dan mengunakan kata-kata baku. Tujuannya adalah agar intonasinya tersampaikan secara baik. Kalimat baku juga sering disebut dengan kalimat resmi.

36 Kalimat Baku Definisi Fungsi Ciri-ciri

37 Apa Fungsi dari Kalimat Baku ?

38 Fungsi Sedangkan di tinjau dari segi penggunaannya bahasa baku digunakan untuk. 1. Administrsi Pemerintah 2. Lembaga Lembaga Resmi 3. Komunikasi Resmi 4. Surat Menyurat Resmi 5. Laporan Laporan Resmi.

39 Kalimat Baku Definisi Fungsi Ciri-ciri

40 CIRI-CIRI KALIMAT BAKU (STANDAR)BAHASA INDONESIA
Sesuai dengan tata bahasa (Gramatikal)Ini berarti bahwa: (a). Fungsi-fungsi suku kalimat yang meliputi subjek, predikat, objek, dan keterangan terlihat dengan jelas. Ketidakjelasan fungsi-fungsi tersebut meragukan kebakuannya. Misalnya : Untuk mengetahui tinggi rendahnya pendidikan seseorang dapat dinilai dari cara dia berbicara. Yang baku: Tinggi rendah pendidikan seseorang dapat dinilai dari cara berbicaranya.

41 (b). Kalimat itu paling sedikit terdiri atas subjek  dan predikat, kecuali kalimat perintah atau jawaban pertanyaan. Kalimat yangbersubjek saja atau berpredikat saja bukan kalimat yang baku. Misalnya : Demikian untuk dimaklumi.(Demikian harap maklum) Yang baku: Demikian, Bapak/Ibu/Sdr. harap maklum. (c). Kalimat itu dapat kita tata kembali (kita permutasikan) atas dasar frasa-frasanya. Kalimat yang tidak dapat kita permutasikan bukan kalimat yang baku. Misalnya : Soal itu saya kurang jelas. Yang baku: Soal itu bagi saya kurang jelas. (Bagi saya, soal itu kurang jelas)

42 (f). Penggandaan subjek yang tidak berfungsi bukan kalimat yang baku.
Misalnya : Penyusunan laporan ini kami mendapatkan bimbingan bapak dosen. Yang Baku : Dalam menyusun laporan ini kami mendapat bimbingan bapak dosen. (g). Kalimat baku tidak mencampur adukkan dua pola struktur yang berbeda. Misalnya : Harga minyak dibekukan ataukah kenaikan secara luwes ? Yang Baku : Harga minyak dibekukan ataukah dinaikkan secara luwes ? (i). Subjek tidak diawali : bagi, untuk, dengan, sebagai, pada, kepada, dalam, di dalam, di, ke, dan dari. Misalnya : Bagi yang belum mengerti boleh bertanya. Di tempat itu kekurangan beras. Dengan naiknya gaji menyebabkan kenaikan harga. Kepada para pemenang diberi hadiah. Yang Baku : Yang belum mengerti boleh bertanya. Tempat itu kekurangan beras. Naiknya gaji menyebabkan kenaikan harga. Para pemenang diberi hadiah.

43 (j). Unsur-unsur gramatikal yang berasal dari dialek setempat dan bahasa daerah terhindari pemakainannya. Misalnya : Sekretarisnya cantik banget Yang Baku : Cantik sekali. (k) Pola kalimat terpakai secara tepat. Misalnya : Surat saya sudah baca. Yang baku : Surat itu sudah saya baca. (l). Hubungan antara kata kerja transitif dengan objek tidak disisipi oleh kata depan atau preposisi. Misalnya : Dengan ini, saya mengharapkan atas kehadiran bapak/ibu. Yang baku : Dengan ini , saya mengharapkan kehadiran bapak ibu.

44 (m). Kata tanya apa, apakah, dimana, siapa, yang mana, berfungsi predikatif dalam kalimat tanya terpakai secara tepat. Misalnya : Apa anda sudah mengerti ? : Kota itu dilanda banjir dimana saya pernah tinggal. Yang baku : Sudah mengertikah anda? : Saya pernah bertempat tinggal di kota yang dilanda banjir itu. (n). Unsur-unsur seperti yang, bahwa, tetapi, maka terpakai secara tepat.  Misalnya: siapa menyanyikan lagu itu? : Meskipun keadaannya terlalu parah, tetapi mereka mesti dapat tersenyum : Karena gangguan alam, maka harga barang-barang naik. Yang baku: Siapakah yang menyanyikan lagu itu? : Meskipun keadaannya terlalu parah, mereka masih dapat tersenyum. : Karena gangguan alam, harga barang – barang naik.

45 (o). Awalan , akhiran, dan gabungan awalan dengan akhiran, terpakai secara tepat.
Misalnya: Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. : Di Surabaya, Menteri Sosial memberi bantuan 5 juta rupiah. Yang baku : Atas perhatian saudara, saya (kami) ucapkan terima kasih. : Di Surabaya, Menteri Sosial memberikan bantuan 5 juta rupiah. (p). Kata benda yang sudah dijamakkan dengan kata-kata yang menyatakan banyak tidak memerlukan perulangan lagi. Misalnya: Desember yang akan datang, para ibu-ibu akan merayakan hari Ibu di Istana Negara. Yang baku: Desember yang akan datang, para ibu (ibu-ibu) akan merayakan Hari Ibu di Istana Negara.

46 Sesi berikutnya adalah sesi diskusi 
Ada pertanyaan ?

47 Sekian dan Terimakasih 


Download ppt "Bahasa Indonesia Kalimat Efektif Kalimat Efisien Kalimat Baku Oleh :"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google