Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehAde Lie Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
PERAN PEREMPUAN DALAM PARLEMEN RWANDA PASCAGENOSIDA
Theresya Indryaswari ( ) PERAN PEREMPUAN DALAM PARLEMEN RWANDA PASCAGENOSIDA
2
COUNTRY % OF WOMEN RWANDA 63,8% ANDORRA 50,0% CUBA 48,9% SEYCHELLES 43,8% SWEDEN 43,6% SENEGAL 43,3% FINLAND 42,5% NICARAGUA 42,4% ECUADOR 41,6% SOUTH AFRICA 40,8% Source : Inter-Parliamentary Union, October 2014
3
PENDAHULUAN Rwanda menjadi negara yang hancur pascagenosida 20 tahun yang lalu. Perempuan menjadi penduduk mayoritas. Mengakibatkan perempuan menjadi pemimpin di berbagai sektor.
4
RUMUSAN MASALAH Bagaimana peran perempuan dalam pembagian kekuasaan di Rwanda? Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan peningkatan keterlibatan perempuan dalam parlemen Rwanda?
5
LANDASAN TEORI Feminisme
Muncul sebagai simbol kekuatan kaum perempuan di seluruh dunia. Feminism juga dapat didefinisikan sebagai alat kritik kepada sistem patriarki yang berlaku di seluruh dunia.
6
LANDASAN TEORI Pembagian Kekuasaan
Kekuasaan di suatu negara tidak boleh dilimpahkan pada satu struktur kekuasaan politik melainkan harus terpisah di lembaga- lembaga negara yang berbeda.
7
PEMBAHASAN Kaum perempuan memasuki ranah pendidikan, sehingga anak-anak di Rwanda mulai mengenal konsep demokrasi sejak dini dengan harapan untuk memperbaiki generasi yang akan datang. Selain itu juga di bidang kesehatan, karena banyak perempuan Rwanda yang masih mengalami trauma dan ketakutan pasca genosida, mengalami pelecehan seksual dan lain-lain.
8
PEMBAHASAN Peran perempuan tersebut diawali dari diadakannya perkumpulan para perempuan. Mereka memiliki kesamaan sejarah, kesamaan rasa takut dan trauma, tetapi juga mereka merasa memiliki tanggung jawab yang besar untuk kembali membangun negara. Mereka berpendapat, bahwa mereka sudah menghadapi tantangan bersama maka sekarang saatnya mereka berbagi visi bersama untuk membangun bangsa yang lebih baik.
9
PEMBAHASAN Faktor-Faktor yang Menyebabkan Peningkatan Partisipasi Perempuan: Pergerakan Kaum Perempuan & Mobilisasi Masyarakat Mengubah Peran Gender Komitmen dari Pemerintah Berkuasa
10
During the 2008 election, a Rwandan female voter named Anne Kayitesi explained to BBC: “The problems of women are understood much better, much better by women themselves. You see men, especially in our culture, men used to think that women are there to be in the house, cook food, look after the children... but the real problems of a family are known by a woman and when they do it, they help a country to get much better.”
11
KESIMPULAN Perempuan di Rwanda adalah salah satu contoh yang baik untuk kaum perempuan di seluruh dunia. Karena mereka mampu bersatu dan membangkitkan negara mereka yang hancur karena kejahatan genosida. Hal ini dapat terjadi karena adanya komitmen pemerintah dan usaha masyarakat untuk membuat masa depan Rwanda menjadi lebih baik.
12
THANK YOU~
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.