Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Asma dalam Kehamilan.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Asma dalam Kehamilan."— Transcript presentasi:

1 Asma dalam Kehamilan

2 Identitas Nama : Ny RD Umur : 33 Tahun Pekerjaan : IRT MRS : 26/7/2015

3 G3P2A0 HPHT : 25/1/2015 TP : 1/11/2015 Keluhan utama : Sesak Napas AT : MRS dengan keluhan sesak yang dialami sejak pukul dan telah mendapat nebuliser (obat ?). Riw nyeri perut tembus belakang (-) Riw keluar lendir campur darah (-) Riw pelepasan air (-) Riw Asma (+) sejak 10 tahun yll dan mendapat terapi teratur. Riw Operasi (+) SC 2x Riw HT (-) DM (-)

4 Riw Obstetri : I : 2010 ; preterm ; SC AI : oligohidramnion + infeksi selama persalinan II : 2012 ; aterm ; SC ; III : 2015 ; kehamilan sekarang

5 Paru : Wh (+) di seluruh lapangan paru
KU : baik, sadar TV : TD : 110/80 P : 26x/menit N : 88x/menit S : 36,8 Paru : Wh (+) di seluruh lapangan paru

6 Pemeriksaan luar : TFU : 17 cm LP : 76 cm Situs : sdn Bagian terbawah : sdn Perlimaan : sdn Punggung : kiri HIS : (-) DDJ : 142 x/menit Gerakan janin : (+) Anak kesan : tunggal TBJ : 1296 gr

7 Diagnosis G3P2A0 gr 26 minggu belum inpartu + asma bronkhial + post SC 2x

8 Pengertian Asma adalah keadaan klinis yang ditandai oleh masa penyempitan bronkus yang reversibel, dipisahkan oleh masa di mana ventilasi jalan nafas terhadap berbagai rangsang. (Sylvia Anderson (1995 : 149) Asma adalah radang kronis pada jalan nafas yang berkaitan dengan obstruksi reversible dari spasme, edema, dan produksi mucus dan respon yang berlebihan terhadap stimuli. (Varney, Helen. 2003)

9 ± 60 % wanita hamil dengan serangan
asma dapt menyelesaikan kehamilannya dengan baik ± 10 % mengalami eksaserbasi pada persalinan

10 Epidemology Prevalensi asma di Indonesia sekitar 5-6% dari total populasi Prevalensi asma dalam kehamilan sekitar 3,7-4% Biasanya terjadi pada usia kehamilan minggu

11 Pengaruh asma dan kehamilan
Ada hubungan antara derajat asma dengan morbiditasnya pada kehamilan Asma ringan : 13% terjadi pada kehamilan Asma moderat :26% terjadi pada kehamilan Asma berat :50% terjadi pada kehamilan Ilmu kebidanan, 2014

12 Pengaruh asma dan kehamilan
Asma pada kehamlan meingkatkan resiko kematian perinatal, preeclampsia, kelahiran preterm, BBLR. Asma berat dihubungkan dengan penngkatan resiko National asthma education and prevention program expert panel, 1997

13 Pengaruh asma dan kehamilan
Preeclampsia : 11% IUGR : 12% Prematur : 12%

14 Gejala Asma Mulai dari wheezing - bronkokonstriksi berat.
Hipoksia ringan dikompensasi dengan hiperventilasi. Jika bertambah berat kelelaha retensi O2. Tanda gagal napas : asidosis, hiperkapnea, adanya pernapasan dalam, takikardi, pulsus paradoksus, ekspirasi memanjang, penggunaan otot asesoris pernapasan, sianosis sentral, sampai gangguan kesadaran. Manifestasi klinis asma yaitu dispnea, kesesakan dada, wheezing, dan batuk malam hari. Pasien melaporkan gejala seperti gangguan tidur dan nyeri dada.

15 Batuk yang memicu spasme dapat BERBAHAYA.
Beberapa penderita asma hanya dimulai wheezing tanpa batuk. Beberapa yang lain tidak pernah wheezing tetapi hanya batuk selama serangan terjadi. Selama serangan asma, mukus menjadi kering dan sukar.

16 DERAJAT ASMA TINGKAT PERTAMA
secara klinis normal, tetapi asma timbul jika ada faktor pencetus TINGKAT KEDUA penderita asma tidak mengeluh dan pada pemeriksaan fisik tanpa kelainan tetapi fungsi parunya menunjukkan obstruksi jalan nafas TINGKAT KETIGA penderita tidak ada keluhan tetapi pada pemeriksaan fisik maupun maupun fungsi paru menunjukkan tanda-tanda obstruksi jalan nafas.

17 TINGKAT KEEMPAT penderita mengeluh sesak nafas, batuk dan nafas berbunyi.Pada pemeriksaan fisik maupun spirometri akan dijumpai tanda-tanda obstruksi jalan napas. TINGKAT KELIMA status asmatikus, yaitu suatu keadaan darurat medik berupa serangan akut asma yang berat, bersifat refrakter terhadap pengobatan yang biasa dipakai.

18 Modifikasi asma berdasarkan National Asthma Education Program (NAEPP)
Asma Ringan Singkat (< 1 jam ) eksaserbasi symptomatic < dua kali/minggu Puncak aliran udara ekspirasi > 80% diduga akan tanpa gejala Asma Sedang Gejala asma kambuh >2 kali / mingggu Kekambuhan mempengaruhi aktivitasnya Kekambuhan mungkin berlangsung berhari-hari Kemampuan puncak ekspirasi /detik dan kemampuan volume ekspirasi berkisar antara 60-80%. Asma Berat Gejala terus menerus menganggu aktivitas sehari-hari Puncak aliran ekspirasi dan kemampuan volume ekspirasi kurang dari 60% dengan variasi luas Diperlukan kortikosteroid oral untuk menghilangkan gejala.

19 Patofisiologi ALERGI

20 Diagnosis dan pemantauan penyakit
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala episodic obstruksi aliran jalan napas Derajat asma dikelompokkan berdasarkan frekuensi dan derajat berat gejalanya, termasuk gejala malam, episode serangan, dan faal paru. Pasien asma persisten harus dievaluasi minimal setiap bulannya selama kehamilan. Evaluasi termasuk riwayat penyakit (frekuensi gejala, asma malam hari, gangguan aktivitas, serangan dan penggunaan obat ), auskultasi paru, serta faal paru Uji spirometri dilakukan pada diagnosis pertama kali, dan dilanjutkan dengan pemantauan rutin pada kunjungan pasien selanjutnya, tetapi pengukuran APE dengan peak flow meter biasanya sudah cukup. Pasien dengan VEP % prediksi meningkatkan risiko terjadinya asma pada kehamilan, dan pasien dengan VEP1 kurang dari 60% prediksi memiliki risiko yang lebih tinggi

21 National asthma education and prevention program expert panel, 1997
Penatalaksanaan Derajat Asma Terapi Ringan intermitten B agonis inhalasi Ringan persisten B agonis inhalasi + kortikostiroid inhalasi Moderat persisten B agonis inhalasi + kortikostiroid inhalasi + Teofilin oral Severe persisten B agonis inhalasi + kortikostiroid inhalasi + Teofilin oral _+ kortikostiroid per oral National asthma education and prevention program expert panel, 1997

22 Sebelum kehamilan Konseling Hindari faktor resiko
Optimalisasi fungsi paru

23 Selama kehamilan Terapi untuk gejala
Pemantauan kadar teofilin dalam darah Pemberian obat lebih baik jika inhalasi Pemeriksaan fungsi paru ibu

24 Saat persalinan Pemeriksaan FEV 1 dan PEFR Pemberian oksigen adekuat
Kortikostiroid diberikan 4 minggu sebelum persalinan (100 mg/8 jam/IV) dan dosis maintanace selama persalinan

25 Pasca persalinan Fisioterapi untuk membantuk pengeluaran mukus paru
Latihan pernapasan ASI tetapi diberikan untuk bayi

26 Penanganan asma akut B adrenergic agonis loading dose mg/kgBB dan dilanjutkan dengan dosis 0,8 – 1 mg/kgBB/jam Kortikostiroid mg tiap 6 jam IV Jika tidak ada respon dalam menit dimasukkan dalam status asmatikus dan di berikan penanganan di ICU (intubasi)

27

28 Terima Kasih

29

30 Perubahan sistem pernafasan selama kehamilan disebabkan
Perubahan hormonal Volume tidal meningkat dari 450 cc menjadi 600 cc sehingga terjadi peningkatan ventilasi per menit. Peningkatan volume tidal ini diduga disebabkan oleh efek progesteron terhadap resistensi saluran nafas dan dengan meningkatkan sensitifitas pusat pernafasan terhadap karbondioksida.

31 Penatalaksanaan asma kronis pada kehamilan harus mencakup :
Penilaian obyektif fungsi paru dan kesejahteraan janin Menghindari faktor pencetus asma Edukasi Terapi farmakologi selama kehamilan (asma intermiten, asma persisten ringan, asma persisten sedang, dan asma persisten berat)

32

33

34 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ASTHMA
Pengkajian Jam: Tanggal: Data Subyektif 1. Biodata Nama klien : Ny. x Usia klien : 28 th 2. Keluhan Utama Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang pertama, saat ini usia kehamilan sudah 7 bulan, mengeluh sering sesak napas dan batuk pada malam hari.

35 Riwayat Obstetri Riwayat kehamilan saat ini Ibu mengatakan selama hamil sudan periksa lebih dari 4x sesuai jadwal yang dibuat bersama bidan, imunisasi TT sudah lengkap. Selama TM I mengeluh sering mual muntah tapi membaik setelah bulan ke 4, TM II tidak ada keluhan, dan sejak 2 minguu yang lalu mengeluh sering sesak napas dan batuk pada malam hari, ibu mempunyai riwayat asthma sebelumnya. HPHT : Riwayat Kesehatan Riwayat kesehatanyang lalu Ibu punya riwayat penyakit asma sejak sebelum hamil, kambuh bila ibu makan ikan laut atau kedinginan, tapi jarang kambuh karena ibu selalu menghindari factor alergen. Penyakit menurun, menular lainnya tidak ada.

36 Riwayat kesehatan sekarang
Selama 2 minggu ini asma ibu sering kambuh walau tidak ada factor allergen, dan batuk pada malam hari. Riwayat kesehatan keluarga Di keluarga pasien ada keturunan penyakit asma, penyakit menular dan menurun lainnya tidak ada. Pola Kebiasaan Sehari-hari Pola istirahat tidur Tidur siang normalnya 1 – 2 jam/hari. Tidur malam normalnya 6 – 7 jam/hari Akhir – akhir ini tidur malam sering terganggu karena batuk Pola nutrisi Makan: 3x/hari dengan menu seimbang (nasi, sayur, lauk pauk, buah), dan menghindari ikan laut karena alergi Minum: ± 8 gelas/hari (teh, susu, air putih).

37 Data Obyektif 1. Pemeriksaan umum Keadaan umum : baik TD : 110/ 70 mmHg Suhu : 36, 4º C Nadi : 84x/ menit RR : 24x/ menit, wheezing (+) BB : 64 kg TB : 153 cm Lila : 24 cm HPL : f

38 Pemeriksaan khusus Abdomen Leopold I : TFU 3 setengah px - pusat, teraba satu bagian bayi, besar, lunak, kurang bulat, dan tidak melenting. Leopold II : teraba satu bagian tubuh janin, keras dan memanjang seperti papan pada sisi kiri perut ib, dan teraba bagian – bagian kecil janin pada sisi kanan perut ibu. Leopold III : teraba satu bagian janin, bulat, keras dan masih dapat digoyang (bagian terendah belummasuk PAP). Leopold IV : kedua tangan dalam keadaan konvergenAuskultasi Auskultasi : Dada : terdengar suara wheezing pada saat ibu bernafas. Abdomen : DJJ terdengar jelas pada perut ibu sebelah kiri disekitar pusat frekuensi 144 x/ menit (dengan dopler), intensitas kuat, irama teratur.

39 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx : G1 P00000 UK: 30 minggu, tunggal, hidup, intrauterin, letak kepala, keadaan umum ibu baik dengan asthma. Ds : ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang ertama, saat ini usia kehamilannya sudah 7 bulan, mengeluh asma dan batuk pada malam hari sejak 2 minggu yang lalu HPHT: Do : Keadaan umum : baik TD : 110/ 70 mmHg Suhu : 36, 4º C Nadi : 84x/ menit RR : 24x/ menit, wheezing (+) BB : 64 kg TB : 153 cm Lila : 24 cm

40 Abdomen Leopold I : TFU 3 setengah px - pusat, teraba satu bagian bayi, besar, lunak, kurang bulat, dan tidak melenting. Leopold II : teraba satu bagian tubuh janin, keras dan memanjang seperti papan pada sisi kiri perut ibu, dan teraba bagian – bagian kecil janin pada sisi kanan perut ibu. Leopold III : teraba satu bagian janin, bulat, keras dan masih dapat digoyang (bagian terendah belummasuk PAP). Leopold IV : kedua tangan dalam keadaan konvergenAuskultasi Auskultasi Dada : terdengar suara wheezing pada saat ibu bernafas. Abdomen : DJJ terdengar jelas pada perut ibu sebelah kiri disekitar pusat frekuensi 144 x/ menit (dengan dopler), intensitas kuat, irama teratur Masalah : berkurangnya perfusi ksigen ke janin karena asma ibu yang sering kambuh seiring dengan bertambahnya usia kehamilan Kebutuhan : konseling mengenai penyakit ibu dan penanganan asma

41 1. Melakukan pendekatan terapeutik pada klien.
Intervensi Jam: Tanggal: Intervensi: 1. Melakukan pendekatan terapeutik pada klien. R/ dengan pendekatan terapeutik akan terjalin kerjasama yang kooperatif antara klien dan petugas kesehatan. 2. Menjelaskan pada klien tentang keadaan kehamilannya saat ini. R/ klien bisa lebih tenang dengan keadaannya dan benar – benar menjaga kehamilannya.

42 3. Melakukan Penilaian obyektif fungsi paru dan kesejahteraan janin
R/ Tiap pasien memiliki nilai baseline masing-masing sehingga terapi dapat disesuaikan. 4. Menganjurkan pada ibu untuk menghindari factor pencetus R/ Mengenali serta menghindari faktor pencetus asma dapat meningkatkan kesejahteraan ibu 5. Melakukan edukasi pada ibu terkait asma yang diderita R/ Mengontrol asma selama kehamilan penting bagi kesejahteraan janin 6. Melakukankolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi farmakologi selama kehamilan R/ terapi farmakologis dapat mempekecil kemungkinan asma untuk kambuh selama kehamilan.

43 7. Menjelaskan juga pada klien tentang tanda bahaya kehamilan dan
7. Menjelaskan juga pada klien tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan. R/ klien bisa lebih mengerti dan lebih waspada dengan deteksi dini adanya kelainan. 8. Menjelaskan dan ajarkan kembali cara perawatan payudara sewaktu hamil. R/ mengaktifkan kelenjar – kelenjar payudara yang memproduksi ASI serta melancarkan saluran ait susu menuju sinus laktiferus sampai puting susu. 9. Mengingatkan kembali klien tentang pentingnya senam hamil. R/ memperkuat elastisitas otot – otot dasar panggul, merangsang memperlancar peredaran darah dan memperlancar proses persalinan. 10. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup dan mengurangi aktivitas yang berlebihan. R/ relaksasi yang sempurna mempengaruhi metabolisme tubuh.

44 11. Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan
11. Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan seimbang ibu hamil. R/ gizi seimbang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan untuk persiapan persalinan. 12. Ingatkan ibu tentang personal hygiene yang baik. R/ kebersihan diri akan meminimalisir bibit penyakit masuk. 13. Anjurkan klien untuk kontrol 1 minggu lagi atau bila ada keluhan. R/ ibu dapat lebih mengetahui perkembangan kehamilannya

45 Implementasi Evaluasi Jam: Tanggal: S : Ibu mengatakan Sudah mengerti penjelasan bidan tentang kodisinya saat ini sehubungan dengan asma dalam kehamilan yang dideritanya, apa yang harus dilakukan serta bagaimana memenuhi kebutuhannya selama hamil Telah mendapat obat dari dokter untuk keluhannya. O : Ibu mampu menjelaskan kembali penjelasan dari bidan, dan mengerti cara mengatasi masalah dan keluhan serta kebutuhannya selama hamil A : Ibu hamil dengan asma telah mendapatkan pelayanan P : Anjurkan ibu kembali untuk control ulang satu minggu lagi atau sewaktu – waktu bila ada keluhan

46 Terima Kasih


Download ppt "Asma dalam Kehamilan."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google