Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Loading . . . Please wait . . ..

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Loading . . . Please wait . . .."— Transcript presentasi:

1 Loading Please wait . . .

2 AKUNTANSI UNTUK BAHAN BAKU
ANDREAS WIWIT FANINDA ITSNA YULISKHA RETNO WIDI ASRINI YULIANA NURASTUTI KELOMPOK 3

3 C O N T E N T Mengenali Dua Aspek Dasar Pengendalian Bahan Baku
Prosedur Pemesanan Bahan Baku Metode Penentuan Persediaan akhir (Bahan Baku) Bahan Sisa, Produk Rusak dan Produk Cacat

4 PENGENDALIAN BAHAN BAKU

5 Physical Control of Materials
Limited access (akses terbatas) Hanya pegawai tertentu yang diperbolehkan untuk masuk ke area gudang. Segregation of duties (pemisahan tugas) Pembagian tugas pekerja bisa meminimalisir kesempatan untuk melakukan penyalahgunaan aset. Accuracy in recording (keakuratan pencatatan) Sistem pengendalian bahan baku akan efektif, dengan syarat pencatatan transaksi pembelian dan pengeluaran bahan baku dilakukan secara akurat.

6 CONTROLLING THE INVESTMENT in Materials
Mengatur kualitas bahan baku mentah yang tepat merupakan salah satu objek paling penting dari pengendalian bahan baku Suatu persediaan memiliki ukuran yang cukup dan beragam harus ada pengaturan agar operasi kegiatan usaha bisa efisien Manajemen harus mempertimbangkan kebutuhan modal kerja lainnya dalam menentukan tingkat persediaan. Dibutuhkan perencanaan dan pengendalian yang cukup

7 ORDER POINT Order Point adalah saat atau titik dimana pemesanan harus diadakan sehingga kedatangan atau penerimaan bahan tepat pada waktunya dimana jumlah persediaan sama dengan safety stock.

8 ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)
Economic order quantity (EOQ) adalah jumlah pemesanan paling ekonomis, yaitu jumlah pembelian barang yang dapat meminimalkan jumlah biaya pemeliharaan barang dari gudang dan biaya pemesanan setiap tahun.

9

10

11

12 UNSUR BIAYA YANG MEMBENTUK HARGA POKOK BAHAN BAKU
Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli (harga yang tercantum dalam faktur pembelian) ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah (biaya overhead pabrik).

13 Dalam membeli bahan baku, perusahaan juga mengeluarkan uang untuk biaya angkutan. Perlakuan biaya angkutan dapat dibedakan sebagai berikut: Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli. b. Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan bahan baku yang di beli, namun diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik.

14 Metode penentuan persediaan akhir
FIFO (FIRST IN FIRST OUT) Mengasumsikan persediaan yang digunakan diambil dari persediaan yang paling awal masuk gudang. Persediaan yang digunakan dinilai dengan harga persediaan yang lebih dulu masuk.

15 CONTOH

16 Dengan menggunakan metode penentuan persediaan FIFO, maka perhitungannya adalah sbb:

17 LIFO (LAST-IN,FIRST-OUT)
Mengasumsikan persediaan yang digunakan diambil dari persediaan yang paling akhir masuk gudang. Persediaan digunakan dinilai dengan harga persediaan yang paling akhir masuk.

18 Berdasarkan contoh soal pada slide sebelumnya, kita akan menghitung persediaan dengan metode LIFO,maka perhitungannya adalah sbb:

19 Rata-Rata bergerak (Moving Average)
Mengasumsikan persediaan yang digunakan diambil dari campuran persediaan di gudang dari pembelian yang lebih awal dan yang lebih akhir. Persediaan yang digunakan dinilai dengan harga rata-rata saldo persediaan saat pengeluaran.

20 Berdasarkan contoh soal pada slide sebelumnya, kita akan menghitung persediaan dengan Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average),maka perhitungannya adalah sbb:

21

22 SISA BAHAN (SCRAP MATERIALS)
Sisa bahan adalah sisa bahan yang sudah tidak bisa digunakan untuk membuat barang jadi yang terjadi karena sifat alami proses produksi. Bentuk bahan sisa sama dengan bentuk bahan, hanya berbeda ukuran. Perlakuan terhadap sisa bahan tergantung dari harga jual sisa bahan itu sendiri. Jika harga jual sisa bahan rendah, biasanya tidak dilakukan pencatatan jumlah dan harganya sampai saat penjualan. Jurnalnya adalah sebagai berikut : Jika bahan terjual dengan tidak mengetahui market value, jurnalnya:

23 Tetapi jika harga jual sisa bahan tinggi, perlu dicatat jumlah dan harga jual sisa bahan tersebut dalam kartu persediaan pada saat sisa bahan diserahkan oleh Bagian produksi ke Bagian Gudang.

24 PRODUK RUSAK (SPOILED GOODS)
Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk baik. Produk rusak berbeda dengan sisa bahan, karena produk rusak telah menyerap biaya bahan, biaya kerja dan biaya overhead pabrik. Perlakuan terhadap produk rusak tergantung dari sifat dan sebab terjadinya: 1. Jika karena sulitnya pengerjaan pesanan atau faktor luar biasa lainnya, harga pokok produk rusak dibebankan sebagai tambahan harga pokok produk. 2. Jika produk rusak merupakan hal yang normal terjadi, maka kerugian yang timbul dibebankan kepada produksi secara keseluruhan

25 Contoh

26

27 PRODUK CACAT (DEFECTIVE GOODS)
Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditentukan. Tapi jika perusahaan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untuk memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi menjadi produk jadi yang baik. Jika produk cacat bukan merupakan suatu hal yang terjadi dalam proses produksi, tapi karena karakteristik pengerjaan, maka biaya pengerjaan kembali dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan yang bersangkutan. Jika produk cacat merupakan suatu hal yang biasa terjadi dalam proses pengerjaan produk, maka biaya pengerjaan dibebankan kepada seluruh produksi dengan cara memperhitungkan biaya pengerjaan tersebut ke dalam tarif biaya overhead pabrik.

28 Contoh

29

30 Any Questions ?

31 Thank You for your attention and your participation ! :)


Download ppt "Loading . . . Please wait . . .."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google