Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD)
PETA KONSEP ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD) ISD KEANEKARAGAMAN, KESEDERAJATAN, DAN KEBERMASYARAKATAN, KEBERMARTABATAN MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL DALAM ERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT. Individu, Keluarga dan Masyarakat Pemuda dan Sosialisasi Pemerintah, Negara dan Warga Negara Pelapisan Sosial, Keragaman dan Kesederajatan Masyarakat Pedesaaan dan Perkotaan Masalah-Masalah Kependudukan IBD HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM, DENGAN SESAMA MANUSIA, DIRINYA SENDIRI, NILAI-NILAI MANUSIA DAN BAGAIMANA PULA HUBUNGAN MANUSIA DENGAN TUHAN Manusia dan cinta kasih Manusia dan keindahan Manusia dan penderitaan Manusia dan keadilan Manusia dan pandangan hidup Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian Manusia dan kegelisahan Manusia dan harapan.
2
KEANEKARAGAMAN, KESEDERA JATAN, DAN KEBERMAS-YARAKATAN, KEBERMAR
PETA KONSEP ISD Mahasiswa Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi pennasalahan kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, maupun pertahanan keamanan. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bennasyarakat dan secara bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan alamiah dan secara bersama-sama berperan serta didalam pelestariannya. KEANEKARAGAMAN, KESEDERA JATAN, DAN KEBERMAS-YARAKATAN, KEBERMAR TABATAN MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL DALAM ERKEHIDUPAN BERMAS YARAKAT. Individu, Keluarga dan Masyarakat Pemuda dan Sosialisasi Pemerintah, Negara dan Warga Negara Pemerintah, Negara dan Warga Negara Pelapisan Sosial, Keragaman dan Kesederajatan Masyarakat Pedesaaan dan Perkotaan IPTEK dan Kemiskinan
3
KEANEKARAGAMAN, KESEDERAJATAN, DAN KEBERMASYARAKATAN, KEBERMARTABATAN MANUSIA SEBAGAI INDIVIDUDAN MAHLUK SOSIAL DALAM ERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT. Individu, Keluarga dan Masyarakat Pemuda dan Sosialisasi Pemerintah, Negara dan Warga Negara Pelapisan Sosial, Keragaman dan Kesederajatan Masyarakat Pedesaaan dan Perkotaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan
4
Individu, Keluarga dan Masyarakat
Individu berasal dari kata latin, "individuum" yang artinya yang tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
5
I. INDIVIDU Individu berasal dari kata latin, "individuum" yang artinya yang tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
6
A. Pertumbuhan Individu
Pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedang keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan oleh asosiasi. Faktor-faktor pertumbuhan Pendirian nativistik Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat, bahwa pertumbuhan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Misalnya kemiripan antara orang tua dengan anaknya. Misalnya seorang ayah memiliki keahlian di bidang seni lukis maka kemungkinan besar anaknya juga menjadi pelukis dan sejenisnya Pendirian Empiristik dan Environmentalistik Menurut pendirian ini menolak dasar dalam pertumbuhan individu dan lebih jauh menekankan pada lingkungan dan konsekuensinya hanya lingkunganlah yang banyak dibicarakan. Pendirian semacam ini biasa disebut pendirian yang environmentalistik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendirian ini pada hakikatnya adalah kelanjutan dari faham emperisme. Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme Konsepsi konvergensi ialah konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu. Nampak lain dengan konsepsi konvergensi yang berpandangan oleh dasar (bakat) dan lingkungan
7
Tahap pertumbuhan individu berdasar psikologi.
Masa vital yaitu dari 0,0 sampai kira-kira 2,0 tahun. Pada masa vital ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Menurut Frued tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidaknikmatan. Masa estetik dari umur kira-kira 2,0 tahun sampai kira-kira 7,0 tahun. Masa estetik ini dianggap sebagai masapertumbuhan rasa keindahan. Sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi pancaindera. Dalam masa ini pula tampak munculnya gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara umur 3,0 tahun sampai umur 0,5 tahun. Anak sering menentang kehendak orang atau, kadangkadang menggunakan kata-kata kasar, dengan sengaja melanggar apa yang dilarang dan tidak melakukan apa yang seharusnya untuk dilakukan Masa intelektual dari kira-kira umur 7,0 tahun sampai kira-kira umur 13,0 tahun atau 14,0 tahun. Setelah anak melewati masa kegoncangan yang pertama, maka proses sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih efektif. Sehingga menjadi matang untuk dididik daripada masa-masa sebelum dan sesudahnya. Masa sosial, kira-kira umur 13,0 tahun atau 14,0 tahun sampai kira-kira umur 20,0 tahun atau 21,0 tahun. Masa ini demikian khasnya sehingga menarik perhatian. Sifat-sifat khas anak-anak masa peral itu dapat diringkas ke dalam dua hal yaitu :pada masa ini anak menerima otoritas orang tua dan guru sebagai suatu hal yang wajar karena itu pada anak-anak ini mengharapkan adanya sikap yang obyektif dan adil pada pihak orang tua dan guru sebagai pemegang atoritas sehingga sikap pilih kasih akan mudah menimbulkan problem di kalangan mereka.
8
2. KELUARGA Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini, dalam hubungannya dengan perkembangan individu, sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat. Sigmund Freud: keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa perkawinan itu menurut beliau adalah berdasarkan pada libido seksualis. (keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami isteri) Durkheim: berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktorpolitik, ekonomi dan lingkungan Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa: keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh saw turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
9
Fungsi Keluarga Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpaiadanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan.Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu biasa disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu. Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpaiadanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan.Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu biasa disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu. Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/dirinci kedalam beberapa fungsi, yaitu : Fungsi Biologis Fungsi Pemeliharaan Fungsi Ekonomi Fungsi Keagamaan Fungsi Sosial.
10
1) Fungsi Biologis Dengan fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. Karena dengan perkawinan akan terjadi proses kelangsungan keturunan. Dan setiap manusia pada hakikatnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui perkawinan. Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak-anaknya dapat berbentuk antara lain pengetahuan tentang kehidupan sex bagi suami isteri, pengetahuan untuk mengatur rumah tangga bagi sang isteri, tugas dan kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain. Sehingga tepat pada waktunya ia sudah matang menerima barn dalam mengarungi hidup untuk rumah tangganya.
11
2) Fungsi Pemeliharaan Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan-gangguan sebagai berikut : 1. gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah; 2. gangguan penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan; 3. gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar tembok dan lain-lain. Bila dalam keluarga fungsi ini telah dijalankan dengan sebaik-baiknya sudah barang tentu akan membantu terpeliharanya keamanan dalam masyarakat pula. Sehingga terwujud suatu masyarakat yang terlepas/ terhindar dari segala gangguan apapun yang terjadi.
12
3) Fungsi Ekonomi Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu : kebutuhan makan dan minum kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya kebutuhan tempat tinggal. Berhubung dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua diwajibkan untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
13
4) Fungsi Keagamaan Di negara Indonesia yang berideologi Pancasila berkewajiban pada setiap warganya (rakyat) untuk menghayati, mendalami dan mengamalkan Pancasila di dalam perilaku dan kehidupan keluarganya sehingga benar-benar dapat diamalkan P4 ini dalam kehidupan keluarga yang Pancasila. Dengan dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian akan tercermin bentuk masyarakat yang Pancasila apabila semua keluarga melaksanakan P4 dan fungsi keluarga itu.
14
5) Fungsi Sosial Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan_istilah sosialisasi. Dengan fungsi ini diharapkan agar di dalam keluarga selalu terjadi pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai kebudayaan. Kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki oleh generasi tua yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik buruknya perbuatan dan lain-lain. Fungsi-fungsi Keluarga dari tingajaun konteks Ilmu Sosial. Drs. Soewaryo Wangsanegara mengatakan bahwa fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal sebagai berikut : 1) Pembentukan kepribadian; dalam lingkungan keluarga, para orang tua meletakkan dasar-dasar kepribadian kepada anak-anaknya, dengan tujuanuntuk memproduksikan serta melestarikan kepribadian mereka dengan anak cucu dan keturunannya. 2) Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat, karena menempati posisi kunci. Keluarga adalah sebagai jenjang dan perantara pertama dalam transmisi kebudayaan.
15
3. MASYARAKAT Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (Society) adalah wadah segenap antar hubungansosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompokterdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok. Kemudian pendapat dari Prof. M.M. Djojodiguno tentang masyarakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia. Akhirnya Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama. Jelasnya : Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sanna-sama ditaati dalam lingkungannya. Kalau kita mengikuti definisi Linton, maka masyarakat itu timbul dari setiap kumpulan individu, yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama dalam waktu lama.
16
Kelompok Masyarakat/Ciri Khas
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka memiliki itulah yang menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas. Dalam lingkungan itu, antara orang tua dan anak, antara ibu danayah, antara kakek dan cucu, antara sesama kaum laki-laki atau sesama kaum wanita, atau antara kaum laki-laki dan kaum wanita, larut dalam suatu kehidupan yang teratur dan terpadu dalam suatu kelompok manusia, yang disebut masyarakat. Menilik kenyataan di lapangan, suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa. bisajuga berlatar belakang dari berbagai suku. Contoh : yang disebut masyarakat Jakarta atau orang Betawi, pada hakikatnya berakar dan bernenekmoyang dari berbagai suku. Salah satu di antaranyaadalah suku Sunda, Jawa Barat. Erat kaitannyadengan itu tatanan kehidupan, norma-norma dan adatistiadat yang memberi warna kepribadian orang Betawi, salah satu diantaranya berakar dan berasal dari kebudayaan dan kepribadian suku Sunda dan Jawa Barat.
17
Pengolongan Masyakat Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern). Masyarakat sederhana. Dalam lingkunganmasyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas, sejalan dengan pola kehidupan dan pola perekonomian masyarakat primitif atau belum sedemikian rupa seperti pada masyarakat maju. Masyarakat maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri. Masyarakat Non Industri Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group). Kelompok primer; Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok "face to face group", sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab. Sifat interaksi dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluar gaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya. Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif. Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
18
HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
Makna Individu Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya. Para ahli Psikologi modern menegaskan bahwa manusia itu merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan, sebagai kesatuan. Kegiatan manusia sehari-hari merupakan kegiatan keseluruhan jiwa raganya. Bukan hanya kegiatan alat-alat tubuh saja, atau bukan hanya aktivitas dari kemampuan-kemampuan jiwa satu persatu terlepas daripada yang lain. Contoh : Manusia sebagai makhluk individu mengalami kegembiraan atau kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya. Tidak hanya dengan mata, telinga, tangan, kemauan, dan perasaan saja. Dalam kegembiraannya manusia dapat mengagumi dan merasakan suatu keindahan, karena ia mempunyai rasa keindahan, rasa estetis dalam individunya.
19
Makna Keluarga Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia. Di sini kita sebutkan 5 macam sifat yang terpenting, yaitu : 1) Hubungan suami-isteri : Hubungan ini mungkin berlangsung seumur hidupdan mungkin dalam waktu yang singkat saja. Adayang berbentuk monogomi, ada pula yang poligami. Bahkan masyarakat yang sederhana terdapat "group married", yaitu sekelompok wanita kawin dengansekelompok laki-laki. 2) Bentuk perkawinan di mana suami-isteri itu diadakan dan dipelihara. Dalam pemilihan jodoh dapat kita lihat, bahwacalon suami-isteri itu dipilihkan oleh orang-orangtua mereka. Sedang pada masyarakat lainnya diserahkan pada orang-orang yang bersangkutan. Selanjutnya perkawinan ini ada yang berbentuk indogami (yakni kawin di dalam golongan sendiri,ada pula yang berbentuk exogami, yaitu kawin diluar golongan sendiri) 3) Susunan nama--nama dan istilah-istilah termasuk cara menghitung keturunan. Di dalam beberapa masyarakat keturunan dihitung melalui garis laki-laki misalnya : dibatak. Ini disebut patrilineal. Ada yang melalui garis wanita, di Minangkabau. Ini disebut : Matrilineal, di mana kekuasaan terletak padawanita. Di Minangkabau wanita tidak mempunyai hak apa-apa, bahkan hartanya pun tidak diurusi oleh wanita itu, melainkan diurus oleh adik atau saudara perempuannya. Sistem ini disebut : Avonculat. 4) Milik atau harga benda keluarga. Di manapun keluarga itu pasti mempunyai milik untuk kelangsungan hidup para anggota-anggotanya. Pada umumnya keluarga itu tempat bersama/rumah bersama.
20
Makna Masyarakat Seperti halnya dengan definisi sosiologi yangbanyak jumlahnya kita dapati pula definisi definisi tentang masyarakat yang juga tidak sedikit. Definisi adalah sekedar alat ringkat untuk memberikan batasan-batasan mengenai sesuatu persoalan atau pengertian ditinjau daripada analisa. Analisa inilah yang memberikan arti yang jernih dan kokoh dari sesuatu pengertian. Mengenai arti masyarakat ini, baiklah di sini kita kemukakan beberapa definisi mengenai masyarakat itu, seperti misalnya : R. Linton : Seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. M.J. Herskovist : menulis bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu. J.L. Gillin dan J.P. Gillin : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil. S.R. Steinmetz : seorang sosiologi bangsa Belanda, mengatakan bahwa masyarakat adalahkelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokkan-pengelompokkan manusia yang lebihkecil, yang mempunyai perhubungan yang erat danteratur. Hasan Shadily : mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
21
MASYARAKAT DAN INTERAKSI SOSIAL
Pengertian dan Definisi Masyarakat Definisi Interaksi Soasial Benduk-betuk Interaksi Soaial Sifat Kontak Sosial Status dan Peran Sosial
22
MASYARAKAT DAN INTERAKSI SOSIAL
Seperti halnya dengan definisi sosiologi yangbanyak jumlahnya kita dapati pula definisi definisi tentang masyarakat yang juga tidak sedikit. Definisi adalah sekedar alat ringkat untuk memberikan batasan-batasan mengenai sesuatu persoalan atau pengertian ditinjau daripada analisa. Analisa inilah yang memberikan arti yang jernih dan kokoh dari sesuatu pengertian. Mengenai arti masyarakat ini, baiklah di sini kita kemukakan beberapa definisi mengenai masyarakat itu, seperti misalnya : R. Linton : Seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. M.J. Herskovist : menulis bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu. J.L. Gillin dan J.P. Gillin : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil. S.R. Steinmetz : seorang sosiologi bangsa Belanda, mengatakan bahwa masyarakat adalahkelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokkan-pengelompokkan manusia yang lebihkecil, yang mempunyai perhubungan yang erat danteratur. Hasan Shadily : mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
23
INTERAKSI SOSIAL Pengertian Interaksi Sosial
Menurut Robert M.Z.Lawang (1986) interaksi sosial adalah proses di mana orang-orang yang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Mengutip Gillin dan Gillin dalam Cultural Sociology (1954; 489) Soekanto (2006;55) menegaskan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial (Soekanto: 2006; 54-55) merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang-perorangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup. Pergaulan hidup baru akan terjadi apabila setiap orang dalam pergaulan itu terlibat dalam suatu interaksi.
24
Syarat-Syarat terjadinya Interaksi sosial
Soekanto (2006;58) menyatkan bahwa interaksi sosial tidak mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yakni kontak sosial dan adanya komunikasi. Kontak Sosial Kontak sosial berasal dari bahasa Latin con atau cum yang berarti bersama-sama atau tango yang berarti menyentuh. Kontak sosial dapat terjadi secara fisik, namun kemajuan teknologi informasi telah menghasilkan suatu bentuk kontak sosial yang baru. Orang dapat melakukan kontak sosial melalui telephone, telegraf, radio, surat dan lain sebagainya. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yakni: Kontak sosial antara orang perorangan. Antara Orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya antara sekelompok manusia dengan orang perorangan. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia yang lainnya
25
Sifat-sifat Kontak Sosial
Sebelum mendeskripsikan bentuk dari kontak sosial. Namun kontak sosial beberapa sifat: Kontak sosial tidak hanya tergantung pada tindakan, melainkan juga tanggapan terhadap tindakan itu. Kita dapat saja melakukan komunikasi panjang lebar dengan seseorang lain, tetapi kalau tidak ada tanggapan, maka tindakan itu tidak dapat dikategorikan sebagai kontak sosial. Kontak sosial dapat bersifat negatif dan positif. Kontak sosial yang bersifat positif akan menghasilkan kerja, dan sebaliknya kontak sosial yang negatif akan menghasilkan konflik atau pertentangan. Suatu Kontak sosial juga dapat bersifat primer dan sekunder. Dalam kontak sosial primer, dua subyek yang mengadakan kontak saling berhadapan muka, mereka tidak menggunakan media atau sarana lainnya seperti telephon dan lain sebagainya. Mereka saling berjabat tangan, memandang, menukar senyuman. Sebaliknya dalam kontak sosial sekunder, dua subyek yang mengadakan kontak menggunakan media atau sarana-sarana tertentu.
26
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Ada empat bentuk interaksi sosial (Soekanto, 2006; 65-97) yakni kerja sama, akomodasi, persaingan dan konflik. 1. Kerja Sama. Charles H. Cooley (Soekanto, p.66) menyatakan bahwa kerja sama timbul apa bila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang bergun Soekanto (p.68) merumuskan ada lima bentuk kerja sama yakni: Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolog Barganinig yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atu lebih.
27
2. Akomodasi Istilah akomodasi (Soekanto,2006: 68) dapat digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan dan suatu proses. Sebagai suatu keadaan, akomodasi berarti adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Dan sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredam suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Ini berari bahwa akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghacurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Akomodasi dapat terjadi melalui beberapa bentuk: Coercion, akomodasi dalam bentuk ini terjadi karena adanya pemaksaan, Compromise, akomodasi yang terjadi di mana pihak-pihak yang saling bertentangan sama-sama mengurangi tuntutannya masing-masing.
28
…………..Akomodasi Arbitration, akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan pertentangan melalui pihak ketiga. Mediation, mediasi hampir sama dengan arbitrase, hanya saja pihak ketiga dalam mediasi hanya berfungsi sebagai penasehat dan tidak memiliki wewenang membuat keputusan untuk menyelesaikan perselisihan, Conciliation, suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan bersama, Toleration, suatu akomodasi tanpa persetujuan formal, Stalemate, suatu akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang sehingga pada suatu titik berhenti dengan sendirinya dalam pertentangan. Adjudication, penyelesaian perkara melalui pengadilan Tahap yang lebih lanjut dari akomodasi adalah asimilasi di mana seseorang yang memasuki suatu kelompok tertentu tidak lagi memandang perbedaan dirinya dengan kelompok yang dimasukinya, melainkan ia akan mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan dan tujuan kelompok yang dimasukinya. Faktor-fakto yang mempermudah terjadinya asilimilasi adalah adanya toleransi, kesempatan ekonomi yang sama, sikap saling menghargani, terbuka, adanya persamaan unsur kebudayaan, perkawinan campur dan adanya musuh bersam dari luar.
29
4.Persaingan Persaingan (Soekanto, p. 83) dapat diartikan sebagai proses sosial di mana individu atau kelompok bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang langka tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Udara misalnya bukan sumber daya yang langka, oleh karena itu tidak ada persaingan untuk memperolehnya, tetapi lain halnya dengan kedudukan tertentu dalam suatu organisasi, atau kesempatan tertentu dalam bidang usaha. Kedudukan dan kesempatan dalam berusaha tidak mudah diperoleh, karena itu ia bersifat langka. Oleh karena ia bersifat langka, maka orang atau kelompok akan bersaing untuk memperolehnya.
30
5. Kontravensi dan Konflik
Kontravensi (Soekanto, p.87-88) pada hakekatnya merupakan bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Sebagaimana yang dikutip oleh Soekanto, Leopold von Wiese dan Howard Becker (1932, bab 19) merumuskan lima bentuk kontravensi yaitu: Perbuatan-perbuatan seperti penolakan, gangguan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencan pihak lain; Menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebran, mencerca, memfitnah dan lain sebagainya; Mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat dan seterusnya; Menganggu atau membingungkan pihak lain. Contoh lain adalah memaksa pihak lain untuk menyesuaikan diri. Kontravensi dapat menimbulkan konflik sosial
31
5.Interaksi Sosial dan Struktur Sosial
Masyarakat merupakan suatu sistem yang terorganisasi, dan sistem ini terjadi malalui interaksi antara individu dalam masyarakat. Oleh karena masyarakat merupakan suatu sistem yang terorganisasi, maka interaksi yang terjadi dalam masyarakat memiliki suatu pola (Macionis, 1989: , Schaefer, 2006: ). Sebagai contoh keluarga merupakan suatu unit sosial yang tidak saja terdiri dari individu-individu, melainkan juga terdiri dari status dan peran. Artinya interaksi yang terjadi antara individu itu selalu terjadi dalam konteks peran dan status yang dimiliki oleh individu sebagai anggota keluarga itu. Ayah bukan sekedar pribadi yang berjenis kelamin laki-laki tetapi dalam konsep ‘ayah’ itu sendiri terkandung peran dan status sosial, demikian halnya dengan ibu, anak dan anak-anak. Peran dan status dalam masyarakat atau dalam contoh kita keluarga membentuk struktur sosial dan oleh karenanya juga struktur interaksi.
32
6. Status dan Peran Sosial
Status adalah posisi sosial yang diakui yang miliki oleh individu dalam masyarakat. Stiap status meliputi sejumlah hak, kewajiban dan harapan-harapan yang mengarahkan interaksi sosial. Ada dua jenis status yakni ascribed status dan achieved status. Ascribed status adalah posisi sosial yang dimiliki oleh seseorang karena kelahiran sedangakan achieved status adalah posisi sosial yang dimiliki oleh seseorang karena kemapuan dan usaha individu. Kemampuan ini dapat diukur secara signifikant. Peran Komponen kedua dari interaksi sosial adalah peran. Peran berkaitan dengan pola-pola tingkah laku seorang individu sesuai dengan status yang dimilikinya. Oleh karena itu peran merupakan ekspresi dinamis dari status. Dengan perkataan lain, siapa yang memiliki status tertentu
33
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
PENGERTIAN MASYARAKAT JENIS-JENIS MASYARAKAT MASYARAKAT KOTA DAN DESA PENGERTIAN KEBUDAYAAN JENIS KEBUDAYAAN
34
MANUSIA, MASYARAKAT, KEBUDAYAAN
Definisi dan Konsep
35
Definsi Manusia Homo sapien Homo Symbolicum Homo Faber
Rationale Animale Micro Cosmos
36
Definisi Masyarakat (Society)
Suatu sistem sosial yang menghasilkan kebudayaan (Soerjono Soekanto, 1983)
37
Definisi Masyarakat (Society)
Kolektif manusia dalam arti yang seluas-luasnya yang terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka pandang sama. (Koentjaraningrat, 1984)
38
Jenis-Jenis Masyarakat - 1 (Soerjono Soekanto, 1983)
Masyarakat abstrak (abstract society) Masyarakat atomistik (atomistic society) Masyarakat kasta (caste society) Masyarakat konkret (concrete society) Masyarakat ekstraktif (extractive society) Mayarakat feodal (feudal society)
39
Jenis-Jenis Masyarakat - 2 (Soerjono Soekanto, 1983)
Masyarakat hidrolis (hydraulic society) Masyarakat industrial (industrial society) Masyarakat manorial (manorial society) Masyarakat massa (mass society) Masyarakat berpindah (nomadic society)
40
Jenis-Jenis Masyarakat - 3 (Soerjono Soekanto, 1983)
Masyarakat organis (organic society) Masyarakat petani (peasant society) Masyarakat terencana (planned society) Masyarakat majemuk (plural society) Masyarakat subsisten (subsistence society) Masyarakat tradisional (traditional society) Masyarakat transisional (trantitional society)
41
Jenis-Jenis Masyarakat - 1 (Koentaraningrat, 1984)
Masyarakat adat (adat society) Masyarakat desa (village society) Masyarakat dinamis (dinamic society) Masyarakat kota (urban society) Masyarakat kontemporer (contemporary society) Masyarakat modern (modern society) Masyarakat organik (organic society)
42
Jenis-Jenis Masyarakat - 2 (Koentaraningrat, 1984)
Masyarakat pedesaan (rural society) Masyarakat primitif (primitive society) Masyarakat progresif (progresive society) Masyarakat tanpa kelas (classless society) Masyarakat tradisional (traditional society) Masyarakat terbuka (open society) Masyarakat tertutup (closed society)
43
Definisi Kebudayaan (Culture)
Hasil karya, rasa, dan cipta manusia yang didasarkan pada karsa. (Soerjono, Soekanto, 1983)
44
Definisi Kebudayaan (Culture)
Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya, dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya. (Koentjaraningrat, 1984)
45
DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
KONSEP-KONSEP DAN KONSEPSI-KONSEPSI KHUSUS MENGENAI PERGESERAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN Semua konsep yang kita perlukan untuk menganalisa proses-proses pergeran masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial. Konsep yang terpenting ada yang mengenai proses belajar kebudayaan sendiri, yakni internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi. Selain itu ada proses perkembangan kebudayaan umat manusia(evolusi kebudayaan) dari bentuk-bentuk kebudayaan yang sederahana hingga yang makin lama makin kompleks. Proses lainnya adalah proses pengenalan unsur-unsur kebudayaan asing yang disebut proses akulturasi dan asimilasi. Ada proses pembaruan(inovasi) yang berkaitan erat dengan penemuan baru(discovery) dan invention.
46
2. PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN SENDIRI
Proses internalisasi, adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai saaat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang membentuk kepribadiannya. Perasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian saat bayi dilahirkan adalah rasa puas dan tak puas, yang menyebabkan ia menangis. Proses sosialisasi, semua pola tindakan individu-individu yang menempati berbagai kedudukan dalam masyarakatnya yang dikumpai seseorang dalam kehidupannya sehari-hari sejak ia dilahirkan. Para individu dalam masyarakat yang berbeda-beda juga mengalami proses sosialisasi yang berbeda-beda, karena proses itu banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan serta lingkungan sosial yang bersangkutan. Penelitian dilapangan telah dapat menghasilkan pengumpulan bahan mengenai adat istiadat pengasuhan anak, kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan seksual, dan riwayat hidup yang rinci dari sejumlah individu.individu-individu yang mengalami berbagai hambatan dalam proses internalisasi, sosialisasi atau enkulturasinya, sehingga individu seperti itu mengalami kesukaran dalam menyesuaikan kepribadiannya dengan lingkungan sosial sekitarnya.
47
3. PROSES EVOLUSI SOSIAL Proses Mikroskopik dan Makroskopik Dalam Evolusi Sosial. Proses evolusi dapat dianalisa secara mendetail(makroskopik) tetapi dapat dilihat secara keseluruhan, dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan besar yang telah terjadi(makroskopik). Proses evolusi sosial budaya secara makroskopik yang terjadi dalam suatu jangka waktu yang panjang, dalam antropologi disebut ”Proses-proses pemberi arah”, atau directional proses. Proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya. Dalam antropologi, perhatian terhadap proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya baru timbul sekitar tahun 1920 bersama dengan perhatian terhadap individu dalam masyarakat. Dalam meneliti masalah ketegangan antara adat istiadat yang berlaku dengan kebutuhan yang dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu masyarakat, perlu diperhatikan dua konsep yang berbeda, yaitu (1) kebudayaan sebagai kompleks dari komsep norma-norma, pandangan-pandangan, dan sebagainya, yang bersifat abstrak (yaitu sistem budaya), dan (2) kebudayaan sebagai serangkaian tindakan yang konkrit, dimana para individu saling berinteraksi (yaitu sistem sosial). Kedua sistem tersebut sering saling bertentangan, dan dengan mempelajari konflik-konfliks yang ada dalam setiap masyarakat itulah dapat diperoleh pengertian mengenai dinamika masyarakat pada umumnya.
48
4. PROSES DIFUSI Penyebaran manusia. Ilmu paleoantropologi memperkirakan bahwa makhluk manusia yang pertama hidup didaerah sabana beriklim tropis di Afrika Timur. Manusia sekarang telah menduduki hampir seluruh muka bumi dengan berbagai jenis lingkungan iklim yang berbeda-beda. Hal itu hanya mungkin terjadi dengan proses pengembangbiakan, migrasi, serta adaptasi fisik dan sosial budaya, yang berlangsung beratus ratus ribu tahun lamanya. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan. Bersama dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia, turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan. Sejarah dari proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang disebut proses difusi itu merupakan salah satu objek penelitian ilmu antropologi, terutama sub ilmu antropologi diakronik. Proses difusi dari unsur-unsur kebudayaan antara lain diakibatkan oleh migrasi bangsa-bangsa yang berpindah dari suatu tempat ketempat lajn dimuka bumi. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan kelompok-kelompok manusia atau bangsa-bangsa, tetapi karena unsur-unsur kebudayaan itu memang sengaja dibawa oleh individu-individu tertentu, seperti para pedagang dan pelaut. Bentuk difusi yang terutama mendapat perhatian antropologi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang berdasarkan pertemuan-pertemuan antara individu-individu dari berbagai kelompok yang berbeda.
49
5. AKULTURASI DAN ASIMILASI
Akulturasi. Proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu. Kalau masalah-masalah mengenai akulturasi kita ringkas, akan tampak 5 golongan masalah, yaitu : Masalah tentang metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan suatu proses akulturasi dalam suatu masyarakat. Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah dan tidak mudah diterima oleh suatu masyarakat. Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan yang mudah dan tidak mudah diganti atau diubah oleh unsur-unsur kebudayaan asing. Masalah mengenai jenis-jenis individu yang tidak menemui kesukaran dan cepat diterima unsur kebudayaan asing, dan jenis-jenis individu yang sukar dan lamban dalam menerimanya. Masalah mengenai ketegangan-ketegangan serta krisis-krisis sosial yang muncul akibat akulturasi.
50
Ikhwal Jalannya Akulturasi
Dalam meneliti jalannya suatu proses akulturasi, seorang peneliti sebaiknya memperhatikan beberapa hal, yaitu : Keadaan sebelum proses akulturasi dimulai. Para individu pembawa unsur-unsur kebudayaan asing. Saluran-saluran yang dilalui oleh unsusr-unsur kebudayaan asing untuk masuk ke dalam kebudayaan penerima. Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh. Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing. Asimilasi. Adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan golongan-golongan itu masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran. Dari berbagai proses asimilasi pernah diteliti, diketehui bahwa pergaulan intensif saja belum tentu mengakibatkan terjadinya suatu proses asimilasi, tanpa adanya toleransi dan simpati antara kedua golongan.
51
PEMBARUAN (INOVASI) Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan modal serta penataan kembali dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru, sehingga terbentuk suatu sistem produksi dari produk-produk baru. Suatu proses inovasi tentu berkaitan penemuan baru dalam teknologi, yang biasanya merupakan suatu proses sosial yang melalui tahap discovery dan invension. Pendorong penemuan baru. Faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi seorang individu untuk memulai serta mengembangkan penemuan baru adalah (1) kesadaran akan kekurangan dalam kebudayaan; (2) mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan; (3) sistem perangsang bagi kegiatan mencipta. Penemuan baru sering kali terjadi saat ada suatu krisis masyarakat, dan suatu krisis terjadi karena banyak orang merasa tidak puas karena mereka melihat kekurangan-kekurangan yang ada di sekelilingnya. Dengan demikian proses inovasi itu merupakan suatu proses evolulusi juga. Bedanya ialah bahwa dalam proses inovasi para individu berperan secara aktif, sedangkan dalam proses evolusi para individu itu pasif, bahkan seringkali negatif.
52
REMAJA, PEMUDA DAN PERMASALAHANNYA
1. Pengertian Remaja, Pemuda Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacammacam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara terus menerus. Lebih menarik lagi pada generasi ini mempunyai permasalahanpermasalahan yang sangat bervariasi, di mana jika permasalahan ini tidak dapat diatasi secara proporsional maka pemuda akan kehilangan fungsinya sebagai penerus pembangunan.
53
2. Masalah Dan Potensi Generasi Muda
a. Permasalahan Generasi Muda. Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain : Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya. Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa. Kurangnya lapangan kerja/kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran/setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem social lainnya. Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kuranguya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pede saan. Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga. Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika. Belum adanya peraturan perundangan yang rnenyangkut generasi muda.
54
2. Potensi-potensi Generasi Muda/Pemuda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah : 1. Idealisme dan daya kritis. Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, maka is dapat melihat kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu untuk senantiasa dilengkapi dengan landasan rasa tanggung jawab yang seimbang. 2. Dinamika dan kreatifitas. Adanya idealisme pada generasi muda, maka generasi muda memiliki potensi kedinamisan dan kreatifitas yakni kemampuan dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan dan penyempurnaan kekurangankekurangan yang ada atau pun mengemukakan gagasan-gagasan/alternatif yang baru sama sekali. 3. Keberanian mengambil resiko. Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun mengambil resiko itu adalah perlu jika kemajuan ingin diperoleh. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung resiko, kesiapan pengetahuan, perhitungan dan keterampilan dari generasi muda akan memberi kualitas yang baik kepada keberanian mengambil resiko. 4. Optimis dan kegairahan semangat. Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda akan merupakan daya pendorong untuk mencoba maju lagi. 5. Sikap kemandirian dan disiplin murni. Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran disiplin murni pada dirinya, agar dengan demikian mereka dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa. 6. Terdidik Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kuantitatif maupun dalam arti kualitatif generasi muda secara relatif lebih terpelajar karena lebih terbukanya kesempatan belajar dari generasi-generasi pendahulunya. 7. Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan. Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat merupakan hambatan jika hal itu dihayati secara sempit dan ekslusif. Tapi keanekaragaman masyarakat Indonesia dapat merupakan potensi dinamis dan kreatif jika keanekaragaman itu ditempatkan dalam rangka integrasi nasional yang didasarkan atas semangat dan jiwa Sumpah Pemuda tahun 1928 serta kesamaan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Sehingga dengan demikian merupakan sumber yang kaya untuk kemajuan bangsa itu sendiri. Untuk itu generasi muda perlu didorong untuk menampilkan potensinya yang terbaik dan diberi peran yang jelas serta bertanggung jawab dalam menunjang pembangunan nasional. 8. Patriotisme dan nasionalisme. Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan dan turut serta memiliki bangsa dan negara di kalangan generasi muda perlu lebih digalakkan, pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapannya untuk membela dan mempertahankan bangsa dan negara dari segala bentuk ancaman. Dengan tekad dan semangat ini generasi muda perlu dilibatkan dalam setiap usaha dan pemantapan ketahanan dan pertahanan nasional. 9. Sikap kesatria. Kemurnian idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan serta rasa tanggung jawab social yang tinggi adalah unsur-unsur yang perlu dipupuk dan dikembangkan terus menjadi sikap kesatria di kalangan generasi muda Indonesia sebagai pembela dan penegak kebenaran dan keadilan bagi masyarakat dan bangsa. 10. Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi. Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai transformator dan dinamisator terhadap lingkungannya yang lebih terbelakang dalam ilmu dan pendidikan serta penerapan teknologi, baik yang maju, madya maupun yang sederhana.
55
PEMERINTAH NEGARA DAN WARGA NEGARA
1. Pengertian Pemerintah Pemerintah merupakan salah satu unsur penting daripada negara. Tanpa Pemerintah, maka negara tidak ada yang mengatur. Karena Pemerintah merupakan roda negara, maka tidak akan mungkin ada suatu negara tanpa Pemerintah. Dalam pengertian umum sering dicampuradukkan pengertian Pemerintah dan pemerintahan, seakan-akan keduanya adalah sama. Padahal jelas keduanya berbeda. Mengikuti pengertian pemerintahan dalam arti luas dan sempit tersebut, maka : Pemerintah dalam arti luas : Adalah menunjuk kepada alat perlengkapan negara seluruhnya (aparatur negara) sebagai badan yang melaksanakan seluruh tugas/kekuasaan negara atau melaksanakan pemerintahan dalam arti luas. Pemerintah dalam arti sempit : Adalah hanya menunjuk kepada alat perlengkapan perlengkapan negara yang melaksanakan pemerintahan dalam arti sempit.
56
Tugas-tugas Pemerintahan
Menurut Ryaas Rasyid [1] membagi tugas-tugas pokok pemerintahan ke dalam 7 bagian, yaitu: Pemerintah bertugas menjamin terciptanya kondisi keamanan negara dari segala kemungkinan terjadinya ancaman dari luar berupa penghancuran keamanan dan dari dalam berupa bentrokan antar warga yang menyebabkan tergulingnya pemerintahan yang syah; Memelihara ketertiban dengan mencegah terjadinya bentrokan antar warga; Menegakkan keadilan kepada setiap warganegara tanpa membeda-bedakan statusnya, apapun yang melatar belakangi keberadaan mereka; Melakukan pekerjaan umum dengan cara membangun fasilitas jalan, pendidikan dan sebagainya; Meningkatkan kesejahteraan sosial, membantu orang miskin, memelihara orang cacat, anak terlantar serta kegiatan sosial lainnya; Menerapkan kebijakan ekonomi yang menguntungkan rakyat banyak seperti pengendalikan laju inflasi, mendorong terciptanya lapangan kerja baru, memajukan perdagangan domestik dan sebagainya; Membuat dan menerapkan kebijakan pemeliharaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. ____________________________________ [1] Muhammad Ryaas Rasyid, Makna Pemerintahan. (Jakarta: PT Mutiara Sumber Widjaya. Jakarta. 2000). Hlm
57
NEGARA DAN WARGA NEGARA
Pengertian Unsur penting suatu negara yang lain adalah rakyat. Tanpa rakyat, maka negara itu hanya ada dalam angan-angan. Termasuk rakyat suatu negara adalah meliputi semua orang yang bertempat tinggal di dalam wilayah kekuasaan negara tersebut dan tunduk pada kekuasaan negara tersebut. Dalam hubungan ini rakyat diartikan sebagai kumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persatuan dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu. Menurut Kansil, orang-orang yang berada dalam wilayah suatu negara itu dapat dibedakan menjadi Penduduk ialah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara itu. Penduduk ini dapat dibedakan menjadi 2 lagi, yaitu : 1. Penduduk Warga Negara atau Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri; 2. Penduduk bukan Warga negara atau Orang Asing adalah penduduk yang bukan warga negara. Bukan Penduduk ialah mereka yang berada dalam wilayah suatu negara untuk sementara waktu dan yang tidak bermaksud bertempat tinggal di wilayah negara tersebut.
58
Hak dan Kewajiban Warga Negara
1. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Apabila kita melihat pasal-pasal dalam UUD 1945, maka akan dapat kita temukan beberapa ketentuan tentang hak-hak warga negara, misalnya, pendidikan, pertahanan dan kesejahteraan sosial. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Tiap-tiap warga negara berhak ikut serta dalam usaha pembelaan negara. Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
59
Tentang Kemerdekaan Warga Negara
Selain pasal-pasal yang menyebutkan hak warga negara maka terdapat pula beberapa pasal yang menyebutkan tentang kemerdekaan warga negara dalam UUD’45: Pasal 27 (1): Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan (hak memilih dan dipilih). Pasal 29 (2): Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu (hak untuk beragama dan beribadat menurut kepercayaan masing-masing, selama agama dan kepercayaan itu diakui Pemerintah). Pasal 28: Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menge luarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. (hak bersama dan mengeluarkan pendapat).
60
2. Kewajiban Warga Negara Indonesia
Di samping itu dua ketentuan dengan tegas menyebutkan tentang kewajiban warga negara : Pasal 27 (1) : Segala warga negara wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Pasal 30 (1) : Tiap-tiap warga negara wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
61
STRATIFIKASI SOSIAL Pengetian Stratifikasi Sosial
Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial Faktor-faktor Statifikasi Sosial
62
1. Pengetian Stratifikasi Sosial
Beberapa definisi stratifikasi sosial: a. Pitirim A. Sorokin Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).[1] b. Max Weber Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise. c. Cuber Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda. Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. [1] Pitirim Sorokin, Social and Cultural Mobility, The Free Press of Glencoe, (London: Colliner-Macmillan Limited 1959). Hlm. 11.
63
2. Perbedaan Stratifikasi Sosial dengan Status Sosial
Status atau kedudukan yaitu posisi seseorang didalam masyarakat yang didasarkan pada hak-hak dan kewajiban-kewajiban tertentu. Dalam teori Sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah status (kedudukan) dan role (peranan). Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam sistem pelapisan masyarakat. Dengan demikian status sosial atau kedudukan sosial merupakan unsur yang membentuk terciptanya stratifikasi sosial, sedangkan stratifikasi sosial adalah pelapisan sosial yang disusun dari status-status sosial.
64
3. Sebab-sebab Timbulnya Stratifikasi Sosial
Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah. Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat/ketua atau pemimpin pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai tugas apa-apa. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun. Adanya sistem lapisan sosial dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan msayarakat itu. Tetapi adapula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Yang biasa menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur (yang senior), sifat keaslian keanggtaankerabat seorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu.
65
4. Tiga Lapisan Sosial dengan Dasar Kualitas Pribadi
Dalam masyarakat yang paling sederhana dan homogen, biasanya pembedaan peranan dan status relatif sedikit, maka stratifikasi sosialnya pun sedikit. Pelapisan sosial dalam masyarakat ini umumnya didasarkan pada jenis kelamin, senioritas dan keturunan, yang merupakan kualitas pribadi seseorang. a. Jenis Kelamin Pada sebagian masyarakat Indonesia kedudukan laki-laki dinilai lebih tinggi daripada kedudukan wanita. Laki-laki yang menjadi kepala keluarga/rumah tangga dihormati oleh isteri dan anak-anak mereka. b. Senioritas Senioritas disini dapat berarti senioritas usia maupun generasi. Kedudukan yang lebih tua lebih tinggi daripada yang muda. c. Keturunan Keturunan bangsawan dianggap lebih tinggi daripada keturunan rakyat jelata.
66
Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai berikut: a. Terjadinya secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat. Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan dibentuk bukan berdasarkan atas kesegajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuih dengan sendirinya. Oleh karena sifatnya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk pelapisan dan dasar daripada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat di mana sistem itu berlaku. Pada lapisan yang terjadi dengan sendirinya, maka kedudukan seseorang pada suatu strata atau pelapisan adalah secara ptomatis, misalnya karena usia tua, karena pemilikan kepandaian yang lebih atau kerabat pembuka tanah, seseorang yang memiliki bakat seni atau sakti dan sebagainya. b. Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama Biasanya dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata. Di dalam sistem pelapisan ini diatur secara tegas dan jelas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaan ini maka di dalam organisasi itu terdapat keteraturan sehingga jelas bagi setiap orang di tempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam suatu organisasi baik secara vertikal maupun horizontal. c. Sistem lapisan berpangkal pada pertentangan yang terjadi dalam masyarakat. Sistem demikian hanya mempunyai arti khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang menjadi obyek penelitian;
67
PENDUDUK KOTA DAN DESA Pengertian Masyarakat Kota dan Karakteristiknya
Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum. Dalam konteks administrasi pemerintahan di Indonesia, kota adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah provinsi, yang dipimpin oleh seorang walikota. Selain kota, pembagian wilayah administratif setelah provinsi adalah kabupaten. Secara umum, baik kabupaten dan kota memiliki wewenang yang sama. Kabupaten bukanlah bawahan dari provinsi, karena itu bupati atau walikota tidak bertanggung jawab kepada gubernur. Kabupaten maupun kota merupakan daerah otonom yang diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri.
68
Perbedaan Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan
Pertentangan antara kota dan desa, awal mulanya bukan sesuatu hal yang harus dibesar-besarkan. Sifatnya komplemen. Kota acapkali merupakan tempat raja bersemayam, teritori dimana tidak lagi dijumpai sawah-sawah, tempat peribadatan, pusat perdagangan. Dua hal, desa dan kota, merupakan sebentuk kehidupan yang utuh dan saling melanjutkan. Namun ketika muncul gairah produksi ala modern, cara pandang dan gaya hidup berubah, menjadi era industri (produksi) manusia hanya unsur dari gegap sistem produksi:tenaga kerja. Hanya salah satu dari alat produksi yang lain seperti modal, SDA, teknologi dan lain-lain. Lain halnya dengan kehidupan sebelumnya atau kehidupan desa yang menyebut manusia adalah sesama, keluarga, tetangga dan saudara. Dari sinilah dikotomi kota dan desa mulai muncul. Klasifikasi termasyhur Ferdinand Tonnies, membentangkan kota dan desa menjadi pengertian gamaenschaft dan gesselschaft merupakan penjelasan klasik yang popular untuk memaparkan definisi desa, kota di dunia ketiga.[1] [1] Eko Budiharjo dan Djoko Sujarto, Kota Berkelanjutan, (Bandung: Alumni, 1999). Hlm. 20
69
Ciri-ciri untuk membedakan antara desa dan kota
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan-perbedaan yang ada mudah-mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagai masyarakat pedesaan atau masyarakat perkotaan. Ciri-ciri tersebut antara lain : jumlah dan kepadatan penduduk; lingkungan hidup; mata pencaharian; corak kehidupan sosial; stratifikasi sosial; mobilitas .sosial; pola interaksi sosial; solidaritas sosial; dan kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional.
70
Hubungan penduduk Kota dan Desa
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayurmayur, daging dan ikan.Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenisjenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyekproyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja-pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan di bidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi. Kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidangbidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa tetapi tidak dapat dilakukannya sendiri, misalnya saja tenaga-tenaga di bidang medis atau kesehatan, montirmontir, elektronika dan alat transportasi serta tenaga yang mampu memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budi daya pertanian, peternakan ataupun perikanan darat.
71
VIII. IPTEK DAN KEMISKINAN
Judul "Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan" memberi petunjuk adanya sesuatu yang inheren, mungkin permasalahannya ialah adanya kontinuitas dan perubahan, harmoni atau disharmoni. Tidak mustahil ketiga masalah ini akan melihat masa lampau atau masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, dan dapat melibatkan perdebatan semantika. "Ilmu Pengetahuan" lazim digunakan dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, "ilmu" dan "pengetahuan", yang masing-masing mempunyai identitas sendiri-sendiri. Dalam membicarakan "pengetahuan" saja akan menghadapi berbagai masalah, seperti kemampuan indera dalammemahami fakta pengalaman dan dunia realitas, hakikat pengetahuan, kebenaran, kebaikan, membentuk pengetahuan, sumber pengetahuan, dsb. Kesemuanya telah lama dipersoalkan oleh para ahli filsafat seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles, di mana teori pengetahuan merupakan cabang atau sistem filsafat. Oleh J.P. Farrier, dalam Institutes of metaphisics (1854), pemikiran tentang teori pengetahuan itu disebut "epistemologi" (epistem = pengetahuan, logos= pembicaraan/ilmu). Keperluan sekarang adalah pengetahuan ilmiah yang harus ditingkatkan karena pengetahuan, perbuatan, ilmu, dan etika makin saling bertautan. Berulang kali harus diambil keputusan dalam menerapkan secara praktis pengetahuan ilmiah. Semuanya itu memperlihatkan suatu perpaduan dari pertimbangan moral ilmiah. Semuanya itu memperlihatkan suatu perpaduan dari pertimbangan moral ilmiah. Dalam hal ini dipertanyakan bagaimana mengkaji kemampuan manusia mengembangkan ilmu pengetahuan guna memanfaatkan sumber daya alam, dan bagaimana memanfaatkan sumber daya untuk membasmi kemiskinan.
72
Teknologi dan Masalahnya
Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyongsong masa depan cerah, kepercayaannya sudah mendalam. Sikap demikian adalah wajar, asalkan tetap dalam konteks penglihatan yang rasional. Sebab teknologi, selain mempermudah kehidupan manusia, mempunyai dampak sosial yang sering lebih penting artinya daripada kehebatan teknologi itu sendiri. Schumacher, dalam Kecil itu Indah, dunia modern yang dibentuk oleh teknologi menghadapi tiga krisis sekaligus. Pertama, sifat kemanusiaan berontak terhadap pola-pola politik, organisasi, dan teknologi yang tidak berperikemanusiaan, yang terasa menyesakan napas dan melemahkan badan. Kedua, lingkungan hidup menderita dan menunjukkan tanda-tanda setengah binasa. Ketiga, penggunaan sumber daya yang tidak dapat dipulihkan, seperti bahan bakar, fosil, sedemikian rupa sehingga akan terjadi kekurangan sumber daya alam tersebut. Oleh karena itu dipertanyakan, bagaimana peranan teknologi dalam usaha mengatasi kemiskinan dan membatasi alternatif pemecahan masalah serta mempengaruhi hasilnya.
73
Hubungan IPTEK dan Kemiskinan
Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur. Hal itu sudah sejak lama oleh sarjana ekonomi di banyak negara digeluti dan dipecahkan, dan setiap kali pula pemecahannya lobs dari genggaman, dan berkembang inenjadi masalah baru. Berbicara tentang masalah kemiskinan akan dihadapkan kepada persoalan lain, seperti persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok, posisi manusia dalam lingkungan sosial, dan persoalan yang lebih jauh; bagaimana ilmu pengetahuan (ekonomi) dan teknologi memanfaatkan sumber daya alam untuk membasmi kemiskinan. Ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemiskinan merupakan bagian-bagian yang tidak dapat dibebaskan dan dipisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi, interelasi, interdependensi, dan ramifikasi (percabangannya). Dengan demikian wajarlah apabila menghadapi masalah yang kompleks ini, memerlukan studi mendalam dan analisis interdisipliner kalau tidak mau mencampuradukkan unsur-unsur sintesis dengan sintesisnya sendiri. Maka usaha mulia berikutnya adalah untuk membuatnya operasional dalam rangka social engineering-nya. Oleh sebab itu tulisan ini hanyalah bersifat penjajagan problema, kalau mungkin sampai mencari interelasi, interaksi, interdependensi, dan ramifikasi dari berbagai unsur sistem dan subsistem.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.