Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SENSITVITAS BAKTERI kuliah 7,8,9

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SENSITVITAS BAKTERI kuliah 7,8,9"— Transcript presentasi:

1 SENSITVITAS BAKTERI kuliah 7,8,9
Dr. SESILIA R PAKADANG, SSi., MSi., Apt. SENSITVITAS BAKTERI kuliah 7,8,9

2 MATERI SENSITIVITAS MIKROBA POTENSI ANTIBIOTIKA KOEFISIEN FENOL

3 SENSITIVITAS BAKTERI Adalah kemampuan bakteri untuk mempertahankan diri (tetap hidup) dalam lingkungan yang tidak menguntungkan Dipengaruhi oleh jenis bakteri, mutasi gen, perbandingan jumlah bakteri dan anti bakteri, waktu pajanan dengan inang.

4 PENGUKURAN SENSITIVITAS MIKROORGANISMA
POTENSI ANTIBIOTIKA KOEFISIEN FENOL UJI BIOAUTOGRAFI UJI AKTIFITAS ANTI FUNGI UJI ANTI VIRUS

5 I. POTENSI ANTIBIOTIKA ANTIBIOTIKA adalah : zat yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisma terutama fungi, yang dapat menghambat atau membasmi mikroorganisma jenis lain. Pengujian potensi dari suatu antibiotika didasarkan pada diameter daya hambat pertumbuhan bakteri yang diakibatkan oleh antibiotika tersebut. Pemeriksaan dan pengujian secara biologis meliputi kemampuan antibiotika, antimikroba, antiseptika, bahan-bahan kemoterapeutik dan disinfektansia terhadap mikroorganisma

6 METODE PENGUJIAN Cara mengetahui daya hambat atau membunuh pertumbuhan mikroorganisma adalah: 1. Metode pengenceran metode pengenceran menggunakan sejumlah bahan antimikroba dengan kadar berbeda-beda lalu diinokulasikan mikroorganisme uji. Kekeruhan yang terjadi diukur dengan alat fotoelektrik kolorimeter, kemudian dibandingkan dengan kekeruhan yang terjadi pada zat antimikroba standar/pembanding yang mendapat perlakuan yang sama. 2. Metode difusi Pada metode difusi, kemampuan antimikroba ditentukan berdasdarkan daerah hambatan yang terjadi.

7 Metode difusi telah mengalami modifikasi seperti;
metode difusi dengan silinder pipih metode difusi dengan mangkuk pipih metode difusi dengan kertas saring metode difusi Kerby Baver metode difusi dengan agar lapis Aktifitas antimikroba secara in vitro dilakukan untuk menentukan (1). Potensi antimikroba dalam larutan (2). Konsentrasi antimikroba dalam cairan tubuh atau jaringan (3) kepekaan mikroorganisma terhadap obat tertentu.

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24 II. KOEFISIEN FENOL Koefisien fenol ditentukan dengan cara membagi pengenceran tertinggi dari fenol yang mematikan mikroorganisma dalam 10 menit tetapi tidak mematikannya dalam 5 menit terhadap pengenceran tertinggi bahan antimikrobial yang mematikan mikroorganisma dalam waktu 10 menit tetapi tidak mematikannya dalam waktu 5 menit

25 Koefisien fenol adalah cara mengukur keampuhan bahan antiseptika dibandingkan fenol.
Koefisien fenol kurang dari 1 berarti bahan tersebut kurang aktif dibandingkan fenol. Sebaliknya jika koefisien fenol > 1, berarti bahan ini lebih ampuh dibanding fenol.

26 pengertian Sterilisasi adalah proses pembunuhan atau penghilangan semua jenis mikroorganisme hidup yg terdapat pada suatu benda Sterilant adalah bahan kimia u/sterilisasi Disinfeksi adalah proses pembunuhan atau penghilangan semua jenis mikroorganisme hidup yg dapat menyebabkan penyakit pada benda mati Disinfektan adalah bahan kimia u/disinfeksi yang digunakan pada objek tak hidup

27 Sanitasi adalah proses mereduksi mikroorganisme sampai mencapai level aman sesuai standar masyarakat. Sanitizer adalah bahan sanitasi yg digunakan untuk membersihkan peralatan/benda

28 DESINFEKTAN Desinfeksi adalah usaha untuk memusnahkan mikroorganisma dengan menggunakan zat-zat kimia tertentu. Disinfeksi dapat dilakukan dengan cara merebus hingga mendidih dan dengan bahan kimia. Cara mendidihkan efektif buat alat-alat jarum yang dididihkan selama 20 menit. Disinfeksi dengan bahan kimia digunakan pada alat-alat yang sensitive/tidak tahan panas. Bahan kimia yang umum digunakan adalah Chlorine, ethyl isopropyl alcohol.

29 ANTISEPTIKA Antiseptika adalah zat-zat kimia yang menghambat perkembangbiakan bakteri. Umumnya antiseptika digunakan pada permukaan sel hidup.

30 ANTIBAKTERI Bahan kimia yang digunakan dalam pengobatan (kemoterapeutik) menjadi pilihan apabila dapat mematikan dan tidak hanya menghambat pertumbuhan mikroba. Bahan kimia yang mematikan mikroba disebut bakteriosida, sedangkan yang menghambat pertumbuhan mikroba disebut bakteriostatik. Bahan antimikroba dapat bersifat bakteriostatik pada konsentrasi rendah tetapi bakteriosida pada konsentrasi tinggi. Bahan kemoterapeutik yang baik bersifat bakteriosida tetapi tidak menyebabkan keracunan pada induk semang yang menggunakannya. Bahan demikian disebut juga bersifat toksisitas selektif.

31 MIC DAN MKC Beberapa bahan antimikroba tidak membunuh tetapi hanya menghambat pertumbuhan bakteri dalam konsentrasi kecil. Berdasarkan hal ini maka perlu diketahui MIC( minimum Inhibitory Concentration) dan MKC (minimum Killing Concentration) bahan antimikroba terhadap mikroorganisma.

32 MIC adalah konsentrasi terendah bahan antimikroba yang menghambat pertumbuhan
MKC adalah konsentrasi terendah yang dapat mematikan mikroba. Konsentrasi ini dapat ditentukan dengan menggunakan pengenceran tabung.

33 III. UJI BIOAUTOGRAFI Adalah metode spesifik untuk mendeteksi bercak pada kromatogram hasil KLT (kromatografi lapis tipis) yang memiliki aktivitas antibakteri, antifungi dan antivirus, sehingga mendekatkan metode separasi dengan uji biologis

34 Keuntungan dan kerugian BIOAUTOGRAFI
Efisien untuk mendeteksi senyawa antimikroba, berdasarkan letak bercak meskipun dalam campuran senyawa kompleks KERUGIAN Tidak dapat menentukan KHM (konsentrasi hambat minimal dan KBM (konsentasi bunuh minimal)

35 METODE BIOAUTOGRAFI BIOAUTOGRAFI LANGSUNG
dengan menyemprot plat KLT dengan suspensi mikroorganisma ATAU menyentuhkan plat KLT pada permukaan agar yang telah ditanami mikroorganisma. Setelah inkubasi letak senyawa aktif tampak sebagai daerah bening dengan latar belakang keruh (pertumbuhan m.o)

36 2. BIOAUTOGRAFI OVERLAY Dengan menuangkan campuran media agar dengan mikroorganisma di atas permukaan plat KLT, biarkan media memadat kemudian diinkubasi. Zona hambatan terlihat jika disemprot dengan tetrazolium klorida. Senyawa yang aktif sebagai antimikroba tampak sebagai daerah jernih dengan latar belakang ungu.

37 IV. UJI AKTIFITAS ANTIFUNGI
Media yang digunakan berbeda dengan media untuk bakteri Medianya adalah : Sabouraud Dextrose Liquid/Solid, Czapex Doxdan media khusus fungi lainnya. Uji ini seperti pengujian bakteri dimana spora fungi (miselium) dilarutkan pada bahan antimikroba uji, selanjutnya pada interval waktu tertentu disubkultur pada media yang sesuai. Setelah diinkubasi, pertumbuhan fungi diamati.

38 V. UJI AKTIFITAS ANTIVIRUS
Uji antivirus menggunakan kultur sel, kultur jaringan atau inokulasi telur berembrio. Campuran suspensi virus dan larutan antimikroba uji dibuat dalam seri pengenceran. Seri pengenceran dibuat pada serum yang telah diinaktivasi (seperti serum kuda) dan diinokulasikan pada kultur sel atau sel telur berembrio. Sebagai kontrol negatif digunakan larutan tanpa virus.

39 Karena obat juga dapat toksik pada kultur jaringan atau telur, maka toksisitasnya harus diuji.
Uji toksisitas obat Seri pengenceran obat dicampur dengan serum yang diinaktivasi dan diinokulasikan setiap hari terhadap ada atau tidaknya kerusakan sel atau jaringan Pengujian virus tertentu harus menggunakan hewan coba seperti pengujian virus hepatitis B (HBV)

40 TERIMA KASIH


Download ppt "SENSITVITAS BAKTERI kuliah 7,8,9"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google