Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Persyaratan K3 Pemeliharaan Instalasi,
Perlengkapan dan Peralatan di Transmisi Listrik Ruang lingkup pemeliharaan pada Instalasi Transmisi, Perlengkapan Transmisi, Peralatan Transmisi
2
1.1 Pengertian Dan Tujuan Pemeliharaan
Pemeliharaan peralatan listrik adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan. Pemeliharaan : Kegiatan yang meliputi program pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan uji ulang (unjuk kerja) dengan tujuan utama untuk mempertahankan peralatan tersebut beroperasi secara optimum. Slide ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Pengertian dan tujuan pemeliharaan listrik. Referensi yang digunakan adalah Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 4.
3
Sedangkan menurut John Moubray dalam bukunya RCM II, mengatakan
Pemeliharaan : pemastian bahwa aset fisik melanjutkan memenuhi fungsi yang diinginkannya. (Maintenance : Ensuring that physical assets continue to fulfil their intended fungtions) Slide lanjutan MI Instruktur menjelaskan pemahaman yang berbeda tetapi senada, mengenai pemeliharaan berdasarkan referensi Buku RCM II - John Moubray, halaman 6.
4
Untuk meningkatkan reliability, availability dan effiency.
Tujuan pemeliharaan peralatan listrik adalah untuk menjamin kontinuitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain : Untuk meningkatkan reliability, availability dan effiency. Untuk memperpanjang umur peralatan. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan. Meningkatkan Safety peralatan. Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan. Slide lanjutan MI Instruktur menjelaskan Tujuan Pemeliharaan peraltan listrik berdasarkan referensi Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 4.
5
1.2 Jenis pemeliharaan (Preventive Maintenance, Predictive Maintenance, Corective Maintenance) Instalasi Transmisi, Perlengkapan Transmisi, Peralatan Transmisi Slide ini adalah Slide Wajib No.MI Pada slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan mengenai Jenis Pemeliharaan yang terdiri dari Preventive Maintenance (PM), Predictive Maintenance (PdM), dan Corrective Maintenance (CM) pada Instalasi transmisi, Perlengkapan transmisi, dan Peralatan transmisi.
6
Pemeliharaan Listrik terdiri dari :
1.2 Jenis pemeliharaan (Preventive Maintenance, Predictive Maintenance, Corective Maintenance) Instalasi Transmisi, Perlengkapan Transmisi, Peralatan Transmisi Pemeliharaan Listrik terdiri dari : a.Preventive Maintenance (PM) = Overhaul= Service = Shutdown = Turn Around (TA), dll. Ciri-cirinya : - Off line (equipment dalam keadaan dimatikan) - Terjadwal (Scheduled): - Berdasarkan kalender : mingguan, bulanan, tahunan, 3 tahunan, 5 tahunan, dlsb. - Berdasarkan “running hours”: setiap jam, dlsb - Berdasarkan “running distances”: setiap km,dll b.Predictive Maintenance (PdM) = Condition Monitoring - On line (equipment dalam keadaan hidup), atau Off line - Contoh : Vibration Monitor, Thermography,On line Partial Discharge,dll c.Corrective Maintenance (CM) terencana ≈ Breakdown Maintenance tidak terencana = Fix it when it broke = Repair = Perbaikan -Bisa Off line line, maupun On line. Slide lanjutan MI Instruktur menjelaskan jenis-jensi Pemeliharaan listrik yaitu Preventive Maintenance (PM), Predictive Maintenance (PdM), dan Corrective Maintenance (CM), serta menjelaskan istilah Breakdown Maintenance. Referensi yang digunakan adalah buku RCM II - John Moubray, Halaman 5
7
1. Preventive Maintenance
Jenis-jenis Pemeliharaan Jenis–jenis pemeliharaan peralatan listrik adalah sebagai berikut : 1. Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba-tiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada : Instruction Manual dari pabrik, standar-standar yang ada (IEC, CIGRE, dll ) dan pengalaman operasi di lapangan. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Base Maintenance). Ini adalah Slide Wajib MI Instruktur menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud dengan Preventive Maintenance untuk pekerjaan listrik. Referensi yang digunakan adalah Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 5.
8
Untuk ini diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa.
2. Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara yang biasa dipakai adalah memonitor kondisi secara online baik pada saat peralatan beroperasi atau tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Base Maintenance ). Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud dengan Predictive Maintenance untuk pekerjaan listrik. Referensi yang digunakan adalah Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 4.
9
3. Corective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terencana ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Curative Maintenance, yang bisa berupa Trouble Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan dengan terencana. Sedangkan istilah Breakdown Maintenance diartikan sebagai pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat. Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud dengan Corective Maintenance untuk pekerjaan listrik. Referensi yang digunakan adalah 1).Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 4, dan 2). Maintenance Manual for Standard Electrical Equipment-British Columbia Ministry Of Transportation and highway, March 2001
10
2.Objek pemeliharaan : Tranformator,
Saluran Udara Tegangan Tinggi, Gardu Induk, Pemisah (PMS), Pemutus Tenaga Listrik (PMT), Penggerak Pemutus Tenaga, Kompesator, Peralatan SCADA dan Telekomunikasi, PLC, Peralatan Kopling, Kapasitor Kopling, Wave trap, Line Matching Unit, Peralatan Pengaman, Sistem Pentanahan Titik Netral, Kabel Tenaga, Proteksi Sistem Penyaluran, Charger (Rectifier), Automatic Voltaga Regulator (AVR), Rangkaian voltage Dropper, Rangkaian Proteksi Tegangan Surja Hubung, Baterai (DC Power) Slide ini adalah Slide Wajib MI10.2. Pada Slide-Slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Objek pemeliharaan yaitu :Transformator, Saluran Udara Tegangan Tinggi, Gardu Induk, Pemisah (PMS), Pemutus Tebaga Listrik (PMT)
11
Transformator Klasifikasi transformator tenaga
Transformator tenaga dapat di klasifikasikan menurut sistem pemasangan dan cara pendinginannya. 1. Pemasangan Pemasangan dalam Pemasangan luar Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan menegenai Transformator yang ada pada Pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty
12
2. Pendinginan Menurut cara pendinginannya dapat dibedakan sebagai berikut: 1) Fungsi dan pemakaian Transformator mesin (untuk mesin-mesin listrik) Transformator Gardu Induk Transformator Distribusi 2) Kapasitas dan Tegangan Contoh transformator 3 phasa dengan tegangan kerja di atas 1100 kV dan daya di atas 1000 MVA ditunjukkan pada Gambar berikut ini. Ini adalah Slide Wajib No.MI Ini adalah lanjutan dari Slide sebelumnya. Instruktur menjelaskan tentang Instalasi Listrik pada Pusat pembangkitan Listrik.
13
Transformatorbesar, transformator sedang, dan transformator kecil.
Dalam usaha mempermudah pengawasan dalam operasi, transformator dapat dibagi menjadi: Transformatorbesar, transformator sedang, dan transformator kecil. Ini adalah Slide Wajib No.MI Ini adalah lanjutan dari Slide sebelumnya. Instruktur menjelaskan menegenai Transformator yang ada pada Pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty
14
transformator besar, transformator sedang, dan transformator kecil.
Dalam usaha mempermudah pengawasan dalam operasi, transformator dapat dibagi menjadi: transformator besar, transformator sedang, dan transformator kecil. Ini adalah Slide Wajib No.MI Ini adalah lanjutan dari Slide sebelumnya. Instruktur menjelaskan menegenai Transformator yang ada pada Pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty
15
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah sarana instalasi tenaga listrik diatas tanah untuk menyalurkan tenaga listrik dari Pusat Pembangkit ke Gardu Induk (GI) atau dari GI ke GI lainnya (antar GI). SUTT/SUTET terdiri dari kawat/konduktor yang direntangkan antara tiang-tiang melalui isolator–isolator dengan sistem tegangan tinggi (30 kV, 70 kV, 150 kV dan 500 kV). Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Slide lanjutan MI Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
16
Komponen Saluran udara tegangan tinggi terdiri Saluran Udara, Saluran Kabel, Perlengkapan SUTT/SUTET, Tower, Bagian-bagian tower , Kondukror, Kawat Tanah, Pentanahan Tower, Isolator. Slide lanjutan MI Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang komponen saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET), perlengkapan SUTT/SUTET, Tower, Bagian-bagian tower , Kondukror, Kawat Tanah, Pentanahan Tower, Isolator. Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
17
Perlengkapan Gardu Induk
Busbar/Rel, Gardu Induk dengan single busbar, Gardu Induk dengan Doble busbar , Gardu Induk dengan satu setengah / one half busbar, Arrester, Transformator Instrumen, Transformator Tegangan, Transformator Arus, Transformator Bantu, Transformator Ukur Slide lanjutan MI Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umum tentang komponen Gardu Induk . Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
18
PMS & PMT PMS terdiri dari Pemisah Engsel, Pemisah Putar, Pemisah Siku, Pemisah Luncur PMT terdiri : PMT dengan Media pemutus menggunakan udara, PMT dengan Hampa Udara, PMT dengan Media pemutus menggunakan Minyak, PMT dengan Sedikit Minyak, Penggerak Pemutus Tenaga Slide lanjutan MI Pada Slide ini instruktur menjelaskan tentang PMS dan PMT. Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
19
Peralatan Pengaman Terdiri dari : Lightning Arester , Aplikasi PLC, Komunikasi Suara, Penggunaan Kanal Suara,Teleproteksi Protection Signalling, Remote Terminal Unit (RTU), Rele Proteksi, Annunciator. Slide lanjutan MI Pada Slide ini instruktur menjelaskan tentang peralatan pengaman. Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
20
Sistem pentanahan gardu induk
Gardu Induk merupakan suatu sistem Instalasi listrik yang terdiri dari beberapa peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer. Gardu Induk befungsi sebagai penyalur daya (KVA, MVA) sesuai dengan tegangan operasinya. Slide MI Pada Slide ini instruktur menjelaskan tentang sistem pentanahan gardu induk. Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
21
Karena peranannya yang sangat penting dalam menyalurkan daya listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer maka harus diterapkan sistem pentanahan yang memenuhi persyaratan sistem pengaman yaitu : Slide MI Pada Slide ini instruktur menjelaskan tentang sistem pentanahan gardu induk. Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
22
Persyaratan Sistem Pentanahan
Sistem pentanahan Gardu Induk harus peka terhadap gangguan yang terjadi, dan secara proposional mampu mendeteksi gangguan dengan tepat di area atau zona yang di amankan Slide MI Pada Slide ini instruktur menjelaskan tentang sistem pentanahan gardu induk. Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
23
Sistem Pentanahan Gardu Induk harus handal
Sistem Pentanahan Gardu Induk harus handal. Tidak boleh gagal, mampu bekerja sesuai dengan pengaturan yang diterapkan pada sistem pentanahan tersebut. Slide MI Pada Slide ini instruktur menjelaskan tentang sistem pentanahan gardu induk. Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
24
Berbagai macam pemeliharaan yang pernah terjadi di jaringan SUTT / SUTET antara lain :
Penggantian isolator pecah Pembersihan isolator karena polusi Perbaikan kawat rantas Pembersihan kawat dari layang-layang Pengecekan member tower termasuk number & danger plate Slide MI Pada Slide ini instruktur menjelaskan tentang pemeliharaan jaringan SUTT/SUTET. Referensi Standar Pemeliharaan Jaringan SUTT/SUTET (PT.PLN)
25
Pemeriksaan pondasi tower (leveling, retak)
Pemeriksaan kelengkapan tapak tower (patok tanda batas tanah PLN, urugan tanah tapak tower) Pengecekan Tahanan Pembumian Pemeriksaan jarak bebas konduktor dengan benda di sekitarnya Tanah sekeliling pondasi longsor Pondasi turun, tanah dasar pad mengalami sliding arus air bawah tanah Kualitas beton pondasi tower Slide lanjutan MI Pada Slide ini instruktur menjelaskan tentang pemeliharaan jaringan SUTT/SUTET. Referensi Standar Pemeliharaan Jaringan SUTT/SUTET (PT.PLN)
26
Ketahanan beton terhadap jenis materi tanah/bahan di sekelilingnya
Grounding (cek periodik, rawan pencurian) Pohon tumbang (diluar row) Pencurian baut & member tower termasuk fenomena penggergajian member tower Kawat rantas (karena : haspel, pelaksanaan, petir, akibat lain) Layang-layang Slide lanjutan MI , instruktur menjelaskan proses pemeliharaan di jaringan SUTT/SUTET. Referensi Standar Pemeliharaan Jaringan SUTT/SUTET (PT.PLN)
27
Pohon/benda di dalam jarak bebas
Tension clamp konduktor (tekanan mesin pres, pemilihan mata dies, bahan, manusia) Tension clamp gsw (material) Suspension clamp konduktor Joint sleeve (tekanan mesin pres, pemilihan mata dies, bahan, manusia Joint box opgw (rawan pencurian) Slide lanjutan MI instruktur menjelaskan proses pemeliharaan di jaringan SUTT/SUTET. Referensi Standar Pemeliharaan Jaringan SUTT/SUTET (PT.PLN)
28
Instalasi Listrik Instalasi Listrik pada Transmisi Listrik
Secara umum, Transmisi listrik menyalurkan tenaga listrik arus bolak-balik tiga fasa melalui Tower . Tegangan generator paling tinggi yang dapat dibangkitkan oleh pembangkit listrik adalah 23 kV. Pada saat ini, dalam tingkat riset sedang dikembangkan generator yang dapat membangkitkan tegangan listrik sampai 150 kV. Diagram satu garis instalasi tenaga listrik pada pusat pembangkit listrik sederhana ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan tentang Instalasi Listrik pada Pusat pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty
29
Slide lanjutan MI Ini adalah lanjutan dari Slide sebelumnya. Instruktur menjelaskan tentang Instalasi Listrik pada Sistem Transmisi. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty
30
Pusat pembangkit listrik yang sudah beroperasi secara komersial secara umum ditunjukkan pada Gambar.
Tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator sinkron dinaikkan dengan menggunakan transformator listrik sebelum dihubungkan pada rel (busbar) melalui pemutus tenaga (PMT). Semua generator listrik yang menghasilkan energi listrik dihubungkan pada rel (busbar). Begitu pula semua saluran keluar dari pusat listrik dihubungkan dengan rel pusat listrik. Saluran yang keluar dari rel pusat pembangkit listrik digunakan untuk mengirim tenaga listrik dalam jumlah besar ke lokasi pemakai (beban) dan digunakan untuk menyediakan tenaga listrik di lokasi sekitar pusat pusat pembangkit listrik. Slide lanjutan MI Ini adalah lanjutan dari Slide sebelumnya. Instruktur menjelaskan tentang Instalasi Listrik pada Pusat pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty
31
Sumber listrik arus searah pada pusat pembangkit tenaga listrik
Selain itu juga ada saluran (feeder) yang digunakan menyediakan tenaga listrik untuk keperluan pusat pembangkit sendiri yang digunakan untuk sumber tenaga listrik pada instalasi penerangan, mengoperasikan motor-motor listrik (motor listrik sebagai penggerak pompa air pendingin, motor listrik sebagai penggerak pendingin udara, motor listrik sebagai penggerak peralatan pengangkat, keperluan kelengkapan kontrol, dan lain-lain). Pada pusat pembangkit listrik juga memiliki instalasi listrik dengan sumber tegangan listrik arus searah. Sumber listrik arus searah pada pusat pembangkit tenaga listrik digunakan untuk menggerakkan peralatan mekanik pada pemutus tenaga (PMT) dan untuk lampu penerangan darurat. Sumber listrik arus searah yang digunakan pada pusat pembangkit listrik adalah baterai aki yang diisi oleh penyearah. Slide lanjutan MI Ini adalah lanjutan dari Slide sebelumnya. Instruktur menjelaskan tentang Instalasi Listrik pada Pusat pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty
32
Proteksi Proteksi sitem tenaga listrik adalah suatu proses menjadikan Pembangkitan, Transmisi, Distribusi, dan Pemanfaatan (konsumsi) enegi listrik seaman mungkin dari efek-efek kegagalan dan kejadian yang menempatkan sistem tenaga pada risiko. Tidak mungkin kita menjadikan sistem tenaga listrik 100% aman (safe) atau 100% dapat diandalkan (reliable), karena biayanya akan sangat mahal. Oleh karena itu perlu penilaian risiko (risk assessment) untuk menentukan tingkat bahaya yang dapat diterima terhadap kecelakaan atau biaya akibat kerusakan. Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan dasar dan filosofi Proteksi Sistem tenaga listrik. Referensi yang digunakan adalah Computer-Based Relays for Power System Protection, 2005, Halaman 1.
33
Tujuan dari proteksi dan koordinasi sistem listrik adalah :
Tujuan proteksi dan koordinasi sistem listrik menurut ANSI/IEEE Std /2001 Prinsip Utama : Tujuan dari proteksi dan koordinasi sistem listrik adalah : Mencegah kecelakaan pada manusia Meminimalisasi kerusakan pada peralatan Membatasi durasi pemadaman listrik Note : ANSI = American National Standards Institute IEEE = Institute of Electrical and Electronics Engineers Slide lanjutan b No.MI Instruktur menjelaskan Tujuan dari Proteksi dan koordinasi sistem listri. Referensi yang digunakan adalah ANSI/IEEE Std /2001.
34
Paper of ANSI/IEEE Std 242 1986/2001 (Objectives of Electrical System Protection)
Slide lanjutan MI Instruktur menampilkan potongan asli dari ANSI/IEEE Std /2001 tentang Tujuan sistem Proteksi dan koordinasi sitem listrik, agar peserta pelatihan bisa mengeksplorasi lebih jauh mengenai hal itu.
35
1.Circuit Breaker & (atau) 2.Fuse (Sekering)
Selain “ELCB (GFCI)” dan “Oveload Heater” pada Motor Control, Alat Proteksi Utama pemutus Listrik adalah : 1.Circuit Breaker & (atau) 2.Fuse (Sekering) Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan bahwa selain ELCB (GFCI) dan Overload Heater pada motor control, maka Alat proteksi listrik yang utama adalah Circuit Breaker dan/atau Fuse (Sekering).
36
1. Circuit Breaker (CB) a). MCB (Miniatur Circuit Breaker) : bisa trip sendiri b). MCCB (Molded Case Circuit Breaker) : bisa trip sendiri c). ACB (Air Circuit Breaker) : ada yang bisa trip sendiri, ada yang dilengkapi Protective Relays d). OCB (Oil Circuit Breaker) : dilengkapi Protective Relays e). VCB (Vacuum Circuit Breaker) : dilengkapi Protective Relays f). SF6CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker) : dilengkapi dengan Protective Relays Slide lanjutan MI Instruktur menjelaskan macam-macam Circuit Breaker, mulai dari Miniatur Circuit Breaker sampai dengan SF6 Circuit Breaker. Referensi berdasarkan Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, bagian 10.
37
a).MCB (Miniatur Circuit Breaker)
MCB berfungsi mengamankan arus hubung singkat (short circuit) dan pembatas daya (overload) , kerjanya berdasarkan dua kendali. Kendali panas terbuat dari elemen dwilogam yang akan bekerja jika daya beban melebihi batas dan kendali elektromagnetik untuk arus hubung singkat akan bekerja jika arus yang mengalir jauh melampaui arus nominal yang ditentukan; biasanya setelan pengaman ini 6 s/d 12 kali arus nominal, tergantung dari tipe MCB tersebut apakah tipe lambat atau cepat. Slide lanjutan MI Instruktur menjelaskan mengenai MCB (miniatur Circuit Breaker). Referensi berdasaran manual book Miniature Circuit Breakers Siemens Configuration Manual- October 2010, halaman 1 MCB 1 fasa, 2 fasa, 3 fasa
38
1. Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) :
Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis yaitu : 1. Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) : Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo-trafo yang sensitif terhadap tegangan. 2. Tipe K (rating dan breaking capacity kecil) : Digunakan untuk mengamankan alat-alat rumah tangga. 3. Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor. 4. Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan. 5. Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan Slide lanjutan M Instruktur menjelasakn jenis-jenis MCB (Miniatur Circuit Breaker). Referensinya berdasarkan Manual Book Miniature Circuit Breakers Siemens Configuration Manual- October 2010, halaman 2.
39
b). MCCB (Molded Case Circuit Breaker)
MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. Slide lanjutan MI Instruktur menjelaskan MCCB (Molded Case Circuit Breaker). Referensi dari ANSI/IEEE Std /2001, halaman 193. Keterangan : 1. Bodi dan tutup 2. Peredam busur api 3. Blok sambungan 4. Penggerak lepas-sambung 5. Kontak bergerak 6. Data kelistrikan dan pabrik pembuat 7. Unit magnetik trip Gambar MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)
40
c). ACB (Air Circuit Breaker)
ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan sarana pemadam busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang atmosfer digunakan sebagai peredam busur api yang timbul akibat proses switching maupun gangguan. Pengoperasian pada bagian mekanik ACB dapat dilakukan dengan bantuan solenoid motor ataupun pneumatik. Slide lanjutan MI Instruktur mejelaskan ACB (Air Circuit Breaker ). Referensi dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.79 LV-ACB: Voltage = 250V dan 660V Current Rating = 800A-6300A Interrupting Rating = 45kA-170kA MV-ACB: Tegangan = 7,2kV dan 24kV Current Rating = 800A-7000A Interrupting rating = 12,5kA-72kA Gambar ACB (Air Circuit Breaker)
41
d). OCB (Oil Circuit Breaker)
Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan minyak sebagai sarana pemadam busur api yang timbul saat terjadi gangguan. Bila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak yang dekat busur api akan berubah menjadi uap minyak dan busur api akan dikelilingi oleh gelembung-gelembung uap minyak dan gas. Gas yang terbentuk tersebut mempunyai sifat thermal conductivity yang baik dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga baik sekali digunakan sebagi bahan media pemadam loncatan bunga api. Slide lanjutan MI Instruktur menjelaskan OCB (Oil Circui Breaker). Referensinya dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.81 Gambar OCB (Oil Circuit Breaker)
42
e). VCB (Vacuum Circuit Breaker)
Vacuum circuit breaker memiliki ruang hampa udara untuk memadamkan busur api, pada saat circuit breaker terbuka (open), sehingga dapat mengisolir hubungan setelah bunga api terjadi, akibat gangguan atau sengaja dilepas. Slide lanjutan MI Instruktur menjelaskan VCB (Vacuum Circuit Breaker). Referensinya dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.84 tampak dalam Gambar VCB (Vacum Circuit Breaker)
43
(Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)
f). SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker) SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai sarana pemadam busur api. Gas SF6 merupakan gas berat yang mempunyai sifat dielektrik dan sifat memadamkan busur api yang baik sekali. Prinsip pemadaman busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang busur api, gas ini akan mengambil panas dari busur api tersebut dan akhirnya padam. Slide lanjutan MI Instruktur menjelaskan SF6 CB (SF6 Circuit Breaker). Referensinya dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.89 Rating tegangan CB antara 3.6 KV KV.
44
Circuit Breaker dengan Rele Proteksi
Slide lanjutan M Instruktur menjelaskan bahwa Protective Relay merupakan “perantara” untuk men-trip-kan Circuit Breaker. Referensinya dari ANSI/IEEE Std /2001.
45
2.Fuse Sekering otomatis
Patron leburnya akan lebur jika ada arus yang besarnya jauh melampaui arus nominal pengaman tersebut , sehingga patron lebur/sekring tersebut putus dan tidak bisa digunakan lagi. Sekarang banyak digunakan sekring otomatis yang dapat digunakan lagi jika rangkaian terjadi hubung singkat, karena didalam sekring tersebut tidak digunakan pengaman lebur tetapi menggunakan elektromagnetik. Pengaman tersebut akan bekerja jika arus gangguan atau arus hubung singkat melampaui setelan nominal alat pengaman tersebut dan dapat disetel lagi jika gangguan sudah teratasi. Ini adalah Slide wajib No.M Instruktur menjelaskan bahwa Alat utama untuk proteksi listrik yang kedua adalah Fuse. Referensinya dari ANSI/IEEE Std /2001. Sekering otomatis
46
Fuse dibuat untuk tegangan rendah maupun tegangan menengah.
A fuse may be defined as a device that protects a circuit by fusing open its current-responsive element when an overcurrent or short-circuit current passes through it. [Fuse bisa didefinisikan sebagai alat yang memproteksi circuit dengan cara membuka elemen respon arusnya, ketika arus lebih atau arus hubung singkat melewatinya]. Fuse dibuat untuk tegangan rendah maupun tegangan menengah. Berikut ini adalah klasifikasi Fuse tegangan rendah. Slide lanjutan MI Instruktur menjelaskan klasifikasi LV Fuse. Referensi dari ANSI/IEEE Std /2001, halaman 137.
47
Circuit Breakers as Protective Device
Alat (Gawai) Proteksi listrik dalam Pemeliharaan listrik: Aplikasi Circuit Breaker dan Aplikasi Fuse Slide lanjutan MI Instruktur menjelaskan aplikasi Circuit Breaker saja di sistem listrik, dan aplikasi Fuse saja dalam sistem listrik. Referensinya dari ANSI/IEEE Std /2001, halaman 153, 202. Circuit Breakers as Protective Device Fuses as Protective Device
48
Combination Circuit Breakers & Fuses as
Alat (Gawai) Proteksi listrik dalam Pemeliharaan listrik: Aplikasi Kombinasi Circuit Breaker dan Fuse Slide lanjutan MI Instruktur menjelaskan aplikasi kombinasi Circuit Brekaer dan Fuse dalam sistem listrik. Referensinya dari ANSI/IEEE Std /2001, halaman 174. Combination Circuit Breakers & Fuses as Protective Devices
49
3. Checklist pekerjaan pemeliharaan di Transmisi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik Ini adalah Slide Wajib MI10.3. Pada Slide selanjutnya Instruktur akan menjelaskan Checklist pekerjaan pemeliharaan di transmisi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik .
50
Slide ini adalah Slide wajib No. MI10. 3. 1
Slide ini adalah Slide wajib No.MI Instruktur menjelaskan tentang pelaksanaan Pemeliharaan.
51
Pemeliharaan Trafo Tenaga
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di transmisi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Transformator Tenaga. Referensi dari Dokumen PLN “Panduan Pemeliharaan Trafo Tenaga”; No.P3B/O&M Trafo Tenaga/001.01
52
Ini adalah Slide lanjutan No. MI10. 3. 2
Ini adalah Slide lanjutan No.MI Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di transmisi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Transformator Tenaga. Referensi dari Dokumen PLN “Panduan Pemeliharaan Trafo Tenaga”; No.P3B/O&M Trafo Tenaga/001.01
53
Ini adalah Slide lanjutan No. MI10. 3. 2
Ini adalah Slide lanjutan No.MI Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di transmisi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Transformator Tenaga. Referensi dari Dokumen PLN “Panduan Pemeliharaan Trafo Tenaga”; No.P3B/O&M Trafo Tenaga/001.01
54
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 3. 3
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di transmisi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi. Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7.
55
Ini adalah Slide lanjutan No. MI10. 3. 3
Ini adalah Slide lanjutan No.MI Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di transmisi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi (lanjutan1). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7.
56
Ini adalah Slide lanjutan MI10. 3. 3
Ini adalah Slide lanjutan MI Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di pembangkitan listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi (lanjutan2). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7.
57
Ini adalah Slide lanjutan No. MI10. 3. 3
Ini adalah Slide lanjutan No.MI Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di transmisi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi (lanjutan3). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7.
58
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 3. 4
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di transmisi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi (lanjutan3). Referensi dari Dokumen
59
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 3. 5
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di transmisi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi (lanjutan3). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7.
60
4. Manajemen pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik, meliputi : Perencanaan Pengornaisasian Penggerakan Pengendalian Ini adalah Slide Wajib No.MI10.4. Pada Slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan mengenai Manajemen pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik, meliputi : Perencanaan, Pengornaisasian, Penggerakan, Pengendalian.
61
(Planning, Organizing, Actuating, Controlling)
P.O.A.C (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 4.A. Perencanaan (Planning) Perencanaan pemeliharaan peralatan tenaga listrik meliputi koordinasi antara kebutuhan akan pemeliharaan dan kondisi sistem. Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Perencanaan (Planning) dalam Pemeliharaan listrik. Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 2-3.
62
Dalam hal ini diupayakan agar kedua kebutuhan itu terpenuhi sebaik mungkin.
Hasil dari perencanaan ini adalah jadwal dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk setiap peralatan. Berdasarkan pengalaman lapangan yang cukup lama didalam memelihara peralatan instalasi listrik ini, maka bisa dilakukan perubahan dengan mengurangai siklus pemeliharaan peralatan. Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Perencanaan (Planning) dalam Pemeliharaan listrik (lanjutan). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 2-3.
63
4.B. Pengorganisasian (Organizing)
Rencana pemeliharaan sebagai hasil perencanaan tersebut merupakan dasar dalam pengaturan SDM, alat, tugas, tanggung-jawab dan wewenang untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan. Pengorganisasian ini perlu dalam mengalokasikan sumber daya yang ada atas pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan agar dapat dimanfaatkan seefisien dan seefektif mungkin. Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Pengorganisasian (Organizing) dalam Pemeliharaan listrik. Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 3.
64
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 4. 4
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan “typical line” organisasi dalam bidang pemeliharaan asset. Referensi dari buku 1).Maintenance Manager’s Standard manual - Thomas A.Westerkamp, 1997, halaman 18, 2).Maintenance Engineering Handbook-Lindley Higgins,1988
65
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 4. 5
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan “typical line-staff” organisasi dalam bidang pemeliharaan asset. Referensi dari buku Maintenance Manager’s Standard manual - Thomas A.Westerkamp, 1997, halaman 18.
66
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 4. 6
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan “typical functional” organisasi dalam bidang pemeliharaan asset. Referensi dari buku Maintenance Manager’s Standard manual - Thomas A.Westerkamp, 1997, halaman 19.
67
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 4. 7
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan “typical geographic” organisasi dalam bidang pemeliharaan asset. Referensi dari buku Maintenance Manager’s Standard manual - Thomas A.Westerkamp, 1997, halaman 18.
68
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 4. 8
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan “combined” organisasi dalam bidang pemeliharaan asset. Referensi dari buku Maintenance Manager’s Standard manual - Thomas A.Westerkamp, 1997, halaman 20.
69
4.C. Penggerakan (Actuating)
Setelah ada rencana kerja, kemudian pengalokasian sumber daya, tibalah saatnya pada pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan yang disebut sebagai penggerakan. Pada tahap ini sumber daya manusia merupakan salah satu penentu bagi keberhasilan pencapaian sasaran sehingga diperlukan suatu sifat kepemimpinan, motivasi dan komunikasi yang baik. Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Penggerakan (Actuating) dalam Pemeliharaan listrik. Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 3.
70
Dalam rangka pelaksanaan pemeliharaan mulai dari persiapan sampai akhir pekerjaan diperlukan proses mempengaruhi dan mengarahkan orang menuju ke pencapaian tujuan yaitu terlaksananya pekerjaan pemeliharaan dengan baik. Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Penggerakan (Actuating) dalam Pemeliharaan listrik (lanjutan). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 3.
71
4.D. Pengendalian (Controlling)
Dalam mencapai tujuan sesuai dengan yang direncanakan, diperlukan pengendalian, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat dideteksi sedini mungkin dan dapat dilakukan tindakan koreksi. Untuk dapat melaksanakan pengendalian diperlukan sasaran pengendalian, indikator - indikator dan standar yang jelas. Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Pengendalian (Controlling) dalam Pemeliharaan listrik. Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 3.
72
Jenis Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya
5. Jenis Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya lainnya) pada Instalasi Transmisi, Perlengkapan Transmisi, Peralatan Transmisi Ini adalah Slide Wajib No.MI10.5. Pada Slide selnjutnya Instruktur akan menjelaskan Jenis Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya lainnya) pada Instalasi transmisi, Perlengkapan transmisi, Peralatan transmisi.
73
Bahaya listrik (Electrical Hazard):
1.Shock = tersengat listrik = kesetrum 2.Arc = Percikan api (Arc flash) Kebakaran (Fire) 3.Blast = Ledakan, kadang-kadang disebut “Arc blast” 4.Bahaya lainnya : Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Bahaya sentuh langsung ( JARAK JANGKAUAN SENTUH LANGSUNG) Ini adalah Slide Wajib No.MI In struktur menjelaskan Bahaya Listrik (Electrical Hazard) yaitu : Shock, Arc, Blast, dan Bahaya lainnya (Bahaya Induksi Elektromagnetik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, dan lain-lain. Referensinya dari Electrical Safety Handbook-John Cadick, halaman 1.1.
74
PROTEKSI BAHAYA PUIL 2011 “JARAK AMAN” SNI 04-0225-2000
Jarak aman atau diluar jangkauan : TEGANGAN (KV) JARAK (cm) 1 50 12 60 20 75 70 100 150 125 220 160 500 300 dede.s
75
Paper of Electrical Hazard : Shock, Arc, Blast
Ini adalh Slide Wajib No.MI Instruktur memperlihatkan cover dan cuplikan buku Electrical Safety Handbook - John cadick, untuk meyakinkan peserta pelatihan mengenai referensi yang digunakan.
76
Pengendalian Risiko (Controlling Risk) bahaya listrik:
Metoda pemastian risiko dikendalikan secara efektif adalah dengan menggunakan “hirarki pengendalian” : 1.Eliminasi : Menghilangkan bahaya 2.Substitusi: Mengganti substansi bahaya dengan yang kurang bahayanya. 3. Isolasi: Menyekat bahaya terhadap manusia terpapar risiko 4.Rekayasa (engineering): Rekayasa ulang agar bahayanya berkurang. 5.Administratif : Melaksanakan cara kerja aman, SOP, dll. 6.Alat pelindung Diri (APD): Menggunakan APD dengan baik,tepat dan benar. Ini adalah Slide Wajib MI Instruktur menjelaskan Pengendalian risiko bahaya listrik. Referensinya dari 1).Equipment Risk Assessment-UOW, October 2006 ,halaman 2. 2). Electrical safety code of practice Managing electrical risks in the workplace ,halaman 12.
77
Risk Matrix RISK MATRIX
Ini adalah Slde Wajib No.MI Instruktur menjelaskan “Risk Matrix”. Referensinya dari 1).Equipment Risk Assessment-UOW, October 2006 ,halaman 2. 2). Electrical safety code of practice Managing electrical risks in the workplace ,halaman 12. RISK MATRIX = Likelyhood (or Probability) x Consequence (or Impact) (or Severity)
78
Shock (electric) = Tersengat listrik = Kesetrum
= Stimulasi fisik atau trauma yang terjadi sebagai akibat dari mengalirnya arus listrik lewat melalui tubuh. (The physical stimulation or trauma that occurs as a result of electric current passing through the body.) Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan mengenai Bahaya listrik yang pertama yaitu “SHOCK”. Shock = Tersengat listrik = Kesetrum, yaitu Stimulasi fisik atau trauma yang terjadi sebagai akibat dari mengalirnya arus listrik lewat melalui tubuh (The physical stimulation or trauma that occurs as a result of electric current passing through the body). Referensinya dari Electrical safety Handbook-John Cadick, halamam 1.2
79
Dalam PUIL2011 halaman 6 dibahas proteksi dari kejut listrik sebagai berikut :
( ) Proteksi dari sentuh langsung Manusia dan ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari bahaya yang bisa timbul karena sentuhan dengan bagian aktif instalasi (sentuh langsung). ( ) Proteksi dari sentuh tak langsung Manusia dan ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari bahaya yang bisa timbul karena sentuhan dengan bagian konduktif terbuka dalam keadaan gangguan (sentuh tak langsung). Ini adalah Slide Wajib MI Instruktur menjelaskan bahwa dalam PUIL 2011 proteksi dari kejut listrik (Shock) terdiri dari Proteksi dari Sentuh langsung, dan Proteksi dari Sentuh tak langsung. Yang menarik dalam PUIL 2011 ini adalah bukan hanya manusia saja yang harus dilindungi tetapi jug ternak. Referensinya adalah PUIL 2011 halaman 6.
80
Proteksi sentuh langsung dan tidak langsung-Lanjutan
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan bahwa dalam PUIL 2011 proteksi dari kejut listrik (Shock) terdiri dari Proteksi dari Sentuh langsung, dan Proteksi dari Sentuh tak langsung. Yang menarik dalam PUIL 2011 ini adalah bukan hanya manusia saja yang harus dilindungi tetapi jug ternak. Referensinya adalah PUIL 2000 halaman 21. Disini dicantumkan gambar-gambarnya. (a) Sentuhan Langsung (b) Sentuhan Tak Langsung
81
SHOCK Tahanan kontak kulit bervariasi dari 1000 kΩ (kulit kering) sampai 100 Ω (kulit basah). Tahanan dalam (internal) tubuh sendiri antara 100 Ω – 500 Ω. Jika tegangan sistem 220 Volt, Kondisi terjelek: -Tahanan tubuh paling kecil,Rb = 100 Ω +100 Ω =200 Ω -Arus yang mengalir ketubuh = 220V / 200 Ω = 1,1 A -Menurut IEC tegangan aman bagi manusia adalah 50 VAC atau 120 VDC, maka arus yang mengalir ketubuh=50 V/200 Ω = 0,25 A 1,1 A > 0,25 A : Berbahaya Kondisi terbaik: -Tahanan tubuh paling besar,Rb = Ω +500= Ω -Arus yang mengalir ketubuh = 220 V / Ω=0, A = 0,2198 mA -Menurut IEC tegangan aman bagi manusia adalah 50 VAC atau 120 VDC, maka arus yang mengalir ketubuh = 50 V / Ω = 0, A = 0, mA 0,2198 mA > 0, A : Tetap Berbahaya Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Shock dengan tahan kontak kulit manusia dan tahan internal tubuh manusia, dan perhitungan sederhana tentang bahayanya. Referensinya dari Electrical safety Handbook-John Cadick
82
Terasa, tetapi belum menyebabkan gangguan kesehatan
Daerah Reaksi tubuh 1 Tidak terasa 2 Terasa, tetapi belum menyebabkan gangguan kesehatan 3 Kejang otot, dan gangguan pernafasan 4 Kegagalan detak jantung, kematian Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan mengenai Kurva Arus yang mengalir ketubuh manusia –vs- Waktu, untuk menggambarkan secara komprehensif efek dari bahaya Shock. Instruktur juga menjelaskan bahwa pada 30 mA : Manusia Tidak bisa melepaskan diri sendiri (Can not let go)=Mulai lengket, sehingga Sensitivitas ELCB dipilih = 30 mA. 0,01 Amper=10 mA Setara dengan : Lampu pijar 2,5 Watt, 220 Volt 0,1 Amper=100mA Setara dengan : Lampu pijar 20 Watt, 220 Volt Pada 30 mA : Manusia Tidak bisa melepaskan diri sendiri (Can not let go)=Mulai lengket Sensitivitas ELCB dipilih = 30 mA. Lihat Kurva : ELCB trip pada 30 mA dalam waktu 20 mS.
83
Shock karena Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act)
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan untuk menghindari Perilaku yang tidak aman (Unsafe Acts) terhadap listrik.
84
SLO (Sertifikat Laik Operasi)
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan bahwa untuk gedung dan Rumah wajib memeliki SLO (Sertifikat laik Operasi) yang dikeleuarkan oleh Bada pelaksana Konsuil setiap Pemerintan Propinsi. Referensinya dari UU No.30 th 2009 tentang Ketenagalistrikan
85
Cara untuk mecegah bahaya Shock.
1.Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja maupun tidak sengaja memegang benda-benda logam yang kemungkinan bisa ada tegangan listriknya. 2.Isolasi bagian-bagian terbuka yang bertegangan. 3.Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang bertegangan 4.Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja, pasang peralatan Interlocking (bila perlu). 5.Pasang Grounding pada Instalasi listrik 6.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang kemungkinan bisa bertegangan (misalnya frame dari motor, dan lain-lain) 7.Pasang ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) dengan sensitivity maksimum 30 mA. Nama lain dari ELCB adalah GPAS (Gawai Proteksi Arus Sisa), alias RCCB (Residual Current Circuit Breaker), alias RCD (Residual Current Detector), alias GFCI (Ground Fault Current Interrupter). 8.Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan listrik. 9.Gunakan PPE yang benar Ini adalah Slide wajib MI Instruktur menjelaskan untuk mecegah bahaya Shock.
86
4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik dan benar
CARA MENCEGAH TERJADINYA ARC yang timbul karena terhubungnya kawat fasa (AC) atau kawat positif + (DC) dengan kawat lain atau bagian konduktor lain : 1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan, harus selalu listriknya dimatikan dulu (off & LOTO), kecuali terpaksa. 2.Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan pastikan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) 3. Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition) dan Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act) 4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik dan benar Ini adalah Slide wajib MI Instruktur menjelaskan untuk mecegah terjadinya ARC.
87
CARA MENCEGAH TERJADINYA ARC yang menyebabkan Kebakaran:
“HEAT” BISA TIMBUL KARENA: 1. Terjadi short circuit, tetapi alat proteksi tidak mentripkan cicuit 2. Kualitas kabel (kawat dan isolasi) tidak baik 3. Penggunaan jenis kabel yang salah (misalnya NYM hanya untuk indoor). 4. Ukuran kawat terlalu kecil 5. Terjadi “loss connection” (dari sambungan kawat, tusuk kontak yang bertumpuk-tumpuk yang cenderung tidak rapat, dan lain-lain) CARA MENCEGAH TERJADINYA ARC yang menyebabkan Kebakaran: 1. Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) 2. Gunakan kulaitas kabel (kawat dan isolasi) yang baik 3. Gunakan jenis kabel yang benar 4. Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA (Ampacity)nya. 5. Hindari terjadinya “Loss connection” Ini adalah Slide wajib MI Instruktur menjelaskan tentang Heat dan cara untuk menghoindari terjadinya ARC.
88
Cara mencegah Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik
Laksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, dan CM) sesuai dengan prosedur-prosedur Pemeliharaan (Maintenance Procedurs). Lakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, CM) Ini adalah Slide wajib MI Instruktur menjelaskan Cara mencegah Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik
89
CARA MENCEGAH BLAST TERSEBUT :
BLAST yang terjadi karena Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse Bila terjadi short circuit dan alat proteksinya trip tetapi pecah (break) maka terjadi blast. Oleh karena itu pada alat proteksi baik Fuse maupun Circuit Breaker : - Contact Rating [Amper]: untuk proteksi over current (over load) , dan Short circuit - Breaking Capacity (Interrupting Current) [kA] : untuk bertahan tidak pecah jika terjadi short circuit. CARA MENCEGAH BLAST TERSEBUT : 1. Hindari kemungkinan terjadinya short circuit 2. Pastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit Breaker adalah lebih besar daripada Maximum Short Circuit pada titik terjadinya short circuit tersebut. Maximum Short Circuit pada setiap titik Bus dihitung menggunakan software misalnya ETAP (Electrical Transient Analizer Program), atau dengan menggunakan Tabel seperti contoh dari PLN. Ini adalah Slide wajib MI Instruktur menjelaskan Cara mencegah Blast yang terjadi karena interruting Rating yang tidak benar pada CB dan Fuse
90
Yang dimaksud bahaya-bahaya lain dari listrik adalah bahaya-bahaya yang selain Shock, Arc & Blast :
1.Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik 2.Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik 3.Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik 4.Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik 5.Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Cara mencegahnya : Hati-hati, Hindari Unsafe Condition & Unsafe Acts, Gunakan APD yang tepat dan baik, Patuhi rambu-rambu yang dipasang, Patuhi prinsip-prinsip K3 Umum, dan K3 Spesialis. Ini adalah Slide wajib MI Instruktur menjelaskan Cara mencegah Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik
91
Ini adalah Slide Wajib MI10. 5. 18
Ini adalah Slide Wajib MI Instruktur menjelaskan bahwa APD untuk listrik berbeda dengan APD umum. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013
92
Gunakan PPE yang benar Ini adalah Slide Wajib MI Instruktur menjelaskan bahwa APD untuk listrik berbeda dengan APD umum. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013
93
Ini adalah Slide lanjutan MI10. 5. 19
Ini adalah Slide lanjutan MI Instruktur menjelaskan checklist APD.
94
-Pasang Grounding pada Instalasi listrik
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan pentingan pemasangan Gorunding (Pentanahan) sebagai salah satu cara untuk mencegah bahaya Shock. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013
95
Pentanahan titik netral sistem
Pentanahan titik netral dari sistem tenaga merupakan suatu keharusan pada saat ini, karena sistem sudah demikian besar dengan jangkauan yang luas dan tegangan yang tinggi. Pentanahan titik netral ini dilakukan pada alternator pembangkit listrik dan transformator daya pada gardu-gardu induk dan gardu-gardu distribusi. Ada bermacam-macam pentanahan sistem, antara satu dan lainnya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing. Jenis pentanahan sistem akan menentukan skema proteksinya. Ada lima macam skema pentanahan netral sistem daya, yaitu: TN (Terra Neutral) System (yaitu TN-C, TN-C-S, dan TN-S), TT (Terra Terra), IT (Impedance Terra) Catatan : Terra = bahasa Perancis yang berarti bumi atau tanah) Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Pentanahan Titik Netral Sistem. Referensinya dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, PUIL 2011.
96
Saluran Tanah dan Netral disatukan (TN-C)
1. Saluran Tanah dan Netral disatukan (TN-C=Terra Neutral Combined) Pada sistem ini saluran netral dan saluran pengaman disatukan pada sistem secara keseluruhan. Semua bagian sistem mempunyai saluran PEN yang merupakan kombinasi antara saluran N (Neutral) dan PE (Protective Earth). Seluruh bagian sistem mempunyai saluran PEN yang sama. Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Pentanahan Titik Netral Sistem yang pertama yaitu Sistem TN-C. Referensinya dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, PUIL 2011. Saluran Tanah dan Netral disatukan (TN-C)
97
Saluran Tanah dan Netral disatukan pada sebagian sistem (TN-C-S)
2. Saluran Tanah dan Netral disatukan dan dipisah (TN-C-S = Terra Neutral-Combined-Separated) Pada sistem ini saluran netral dan saluran pengaman dijadikan menjadi satu saluran pada sebagian sistem dan terpisah pada sebagian sistem yang lain. Di sini terlihat bahwa bagian sistem 1 dan 2 mempunyai satu hantaran PEN (combined), sedangkan pada bagian sistem 3 menggunakan dua hantaran, N dan PE secara terpisah (separated). Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Pentanahan Titik Netral Sistem yang kedua yaitu Sistem TN-C-S. Referensinya dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, PUIL 2011. Saluran Tanah dan Netral disatukan pada sebagian sistem (TN-C-S)
98
Saluran Tanah dan Netral dipisah (TN-S)
3. Saluran Tanah dan Netral-dipisah (TN-S=Terra Neutral- Separated): Pada sistem ini saluran netral dan saluran pengaman terdapat pada sistem secara keseluruhan. Jadi semua sistem mempunyai dua saluran N dan PE secara tersendiri (separated). Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Pentanahan Titik Netral Sistem yang ketiga yaitu Sistem TN-S. Referensinya dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, PUIL 2011. Saluran Tanah dan Netral dipisah (TN-S)
99
Saluran Tanah dan Tanah (TT= Terra Terra)
Sistem yang titik netralnya disambung langsung ke tanah, namun bagian-bagian instalasi yang konduktif disambungkan ke elektroda pentanahan yang berbeda (berdiri sendiri). Dari gambar di bawah ini terlihat bahwa pentanahan peralatan dilakukan melalui sistem pentanahan yang berbeda dengan pentanahan titik netral. Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Pentanahan Titik Netral Sistem yang keempat yaitu Sistem TT. Referensinya dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, PUIL 2011 Saluran Tanah dan Tanah (TT= Terra Terra)
100
Saluran Tanah Melalui Impedansi (IT)
5. Saluran Tanah melalui Impedansi (IT=Impedance Terra), atau Sistem Pentanahan Impedansi Sistem rangkaian tidak mempunyai hubungan langsung ke tanah namun melalui suatu impedansi, sedangkan bagian konduktif instalasi dihubung langsung ke elektroda pentanahan secara terpisah.Ada beberapa jenis sambungan titik netral secara tidak langsung ini, yaitu melalui Reaktansi, Tahanan, dan Kumparan Petersen. Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Pentanahan Titik Netral Sistem yang kelima yaitu Sistem IT. Referensinya dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, PUIL 2011. Saluran Tanah Melalui Impedansi (IT)
101
Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan
Pada prinsipnya jenis elektroda dipilih yang mempunyai kontak sangat baik terhadap tanah. Elektroda Pentanahan terdiri sari Elektroda Batang, Elektroda Pita, da Elektroda Plat. 1. Elektroda Batang (Rod) Elektroda batang ialah elektroda dari pipa atau besi baja profil yang dipancangkan ke dalam tanah. Elektroda ini merupakan elektroda yang pertama kali digunakan. Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan, dimulai jenis yang pertama yaitu Elektroda batang (Rod). Referensinya dari PUIL 2011
102
2. Elektroda Pita Elektroda pita ialah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita atau berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya ditanam secara dangkal. Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan, jenis yang kedua yaitu Elektroda Pita. Referensinya dari PUIL 2011
103
Pada umumnya elektroda ini ditanam dalam.
3. Elektroda Plat Elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau berlubang) atau dari kawat kasa. Pada umumnya elektroda ini ditanam dalam. Elektroda ini digunakan bila diinginkan tahanan pentanahan yang kecil dan sulit diperoleh dengan menggunakan jenis-jenis elektroda yang lain. Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan, jenis yang ketiga yaitu Elektroda Plat. Referensinya dari PUIL 2011
104
Tahanan pentanahan (Earth Resistance) diukur dengan menggunakan Alat “Earth Resistance Tester”.
Besarnya tahanan pentanahan (earth resistance) menurut IEC dan PUIL 2000 adalah maksimum 5 Ohm. Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan bahwa Tahanan pentanahan (Earth Resistance) diukur dengan menggunakan Alat “Earth Resistance Tester”. Besarnya tahanan pentanahan (earth resistance) menurut IEC dan PUIL 2011 adalah maksimum 5 Ohm.
105
Melaksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan Pemeliharaan listrik.
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan bahwa salah satu cara mencegah bahaya Shock adalah dengan Melaksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan Pemeliharaan listrik. Refrensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical Safety Handbook-John Cadick
106
Pasang ELCB Ini adalah Slide Wajib MI Instruktur menjelaskan bahwa salah satu cara mencegah bahaya Shock adalah pemasangan ELCB. Referensi dari Schneider
107
Standar SNI untukPasang ELCB
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan bahwa pemasangan ELCB distardarkan dalam SNI (Standar Nasional Indonesia). Referensi dari Schneider
108
ELCB dengan Sensitivitas 0,03 A (30 mA)
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan fisik ELCB (GPAS). Referensinya dari SNI (a) Gambaran fisik RCD
109
Jangan gunakan ELCB dengan Sensitivitas > 30 mA)
untuk maksud proteksi Shock Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur mempertunjukkan ELCB dengan sensitivitas 300 mA (bukan 30 mA) yang tidak dimaksudkan untuk proteksi manusia terhadap Shock. Referensi dari SNI.
110
Diagram Skematik ELCB Diagram skematik RCD
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Diagram Skematik ELCB. Referensi SNI. Diagram skematik RCD
111
Pekerja listrik tidak dianjurkan bekerja sendirian, harus selalu bekerja 2 orang (Electrician + Helper). Dengan maksud agar bisa saling menyelamatkan apabila terjadi kecelakaan tersengat listrik (shock). Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan bahwa Pekerja listrik tidak dianjurkan bekerja sendirian dengan maksud agar bisa saling menyelamatkan apabila terjadi kecelakaan tersengat listrik (shock). Referesi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical Safety Handbook-John Cadick
112
Lepaskan korban dari sengatan listrik menggunakan Isolator
Lakukan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) listrik Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan P3K (Pertolongan Perttama Pada Kecelakaan) dalam kecelakaan listrik.Referensi : PUIL 2011
113
1. Arc Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)]. Ini adalah Slide wajib No.MI Instruktur menjelaskan Jenis Arc yang pertama yaitu ARC FLASH yaitu Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)]. Referensi dari Electrical Safety Handbook-John Cadick
114
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 5. 40
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Arc flash. Referensi dari Electrical Safety Handbook-John Cadick Figure : Electric arc damage caused by 240 volt arc. (Courtesy Brosz and Associates.)
115
Penggunaan APD yang benar untuk mencegah efek dari Arc Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Penggunaan APD yang benar, tepat dan baik untuk mencegah efek dari Arch Flash [Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)]. Referensi dari Electrical Safety Handbook-John Cadick
116
2. Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire)
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire). Referensinya dari Electrical Safety Handbook-John Cadick
117
Segitiga api (Fire Triangle)
Ini adalah Silde Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Segitiga Api sebelum menjelaskan mengenai Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire). Referensinya dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John cadick
118
Hindari terjadinya “Loss Connection”
Jika ada “loss connection” maka tahanan kontaknya menjadi besar, misalnya sama dengan 20 Ω. Maka arus yang timbul = 220 V/20 Ω = 11 A. Panas yang ditimbulkan cukup besar, yaitu sama dengan : I2R = 112 x 20 = 2420 W Panas ini bisa menimbulkan kebakaran. Alat untuk mengetahui loss connection pada sambungan lempeng rel adalah MicroOhm meter. Ini adalah Slide Wajib. Instruktur menjelaskan tentang “Loss connection (sambungan kendor)” sebagai salah satu timbulnya Heat yang akan menyebabkan Kebakaran (Fire). Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick
119
Transformator meledak
1. Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik, misalnya : Ini adalah Slide wajib No.MI Instruktur menjelaskan Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik, misalnya Trafo meledak, Batery (Aki) meledak, dan lain-lain. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick Transformator meledak Battery meledak
120
2. Blast yang terjadi karena Interrupting Rating (Breaking Capacity) yang tidak benar pada CB & Fuse
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan mengenai Blast yang terjadi karena Interrupting Rating (Breaking Capacity) yang tidak benar pada CB & Fuse. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick Exterior after Blast Interior after Blast
121
Data “Interrupting Rating (Breaking Capacity)” dari
Gambar satu garis (Single line diagram) (2) Contoh : Interrupting Rating = 40 KA Ini adalah Slide Wajib No.MI Instrutur menjelaskan Data “Interrupting Rating (Breaking Capacity)” dari Gambar satu garis (Single line diagram) (2). Referensi dari suatu Gambar satu garis (Single line diagram)
122
tunjukkan dan jelaskan Interrupting Rating pada setiap Switchgear
Dengan menggunakan “Gambar satu garis (single line diagram)” yang sesungguhnya, tunjukkan dan jelaskan Interrupting Rating pada setiap Switchgear Ini adalah Alat Peraga Wajib MI A. Instruktur mnejelaskan “Gambar satu garis (single line diagram)” yang sesungguhnya, tunjukkan dan jelaskan Interrupting Rating pada setiap Switchgear, Referensi : Single line Diagram, Durasi : 5 menit
123
Data Hubung Singkat sisi sumber PLN 20 KV/400V (1)
: Ini adalah Slide Wajib MI Instruktur menjelaskan Data Hubung Singkat sisi sumber PLN 20 KV/400V (1). Referensi dari PLN
124
Checklist Identifikasi Potensi (Shock, Arc,Blast dan bahaya
6. Checklist Identifikasi Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya lainnya) pada Instalasi Transmisi, Perlengkapan Transmisi, Peralatan Transmisi Ini adalah Slide Wajib No.MI10.6. Pada Slide selanjutnya Instruktur akan menjelaskan Checklist Identifikasi Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya lainnya) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Pembangkitan
125
CHECK LIST Cara mencegah bahaya SHOCK
Uraian Temuan Rekomendasi 1.Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja maupun tidak sengaja memegang benda-benda logam yang kemungkinan bisa ada tegangan listriknya. 2.Isolasi bagian-bagian terbuka yang bertegangan. 3.Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang bertegangan 4.Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja, pasang peralatan Interlocking (bila perlu). Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Check list Cara mencegah bahaya Shock, Referensi : Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick 5.Pasang Grounding pada Instalasi listrik 6.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang kemungkinan bisa bertegangan (misalnya frame dari motor, dan lain-lain) 8.Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan listrik. 9.Gunakan PPE yang benar
126
CHECK LIST Cara mencegah bahaya ARC FLASH
Uraian Temuan Rekomendasi 1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan, harus selalu listriknya dimatikan dulu (off & LOTO), kecuali terpaksa. 2.Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan pastikan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) 3. Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition) dan Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act) 4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik dan benar CHECK LIST Cara mencegah bahaya ARC yang menyebabkan Kebakaran (FIRE) Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Check list Cara mencegah bahaya Arc, naik Arc Flash maupun Arc yang menyebabkan Kebakaran (Fire), Referensi : Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick Uraian Temuan Rekomendasi 1. Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) 2. Gunakan kulaitas kabel (kawat dan isolasi) yang baik 3. Gunakan jenis kabel yang benar 4. Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA (Ampacity)nya. 5. Hindari terjadinya “Loss connection”
127
Cara mencegah bahaya BLAST karena
Pemeliharaan yang kurang baik pada Peralatan Uraian Temuan Rekomendasi 1.Laksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, dan CM) sesuai dengan prosedur-prosedur pemeliharaan (Maintenance Prosedures). 2.Lakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, CM) Cara mencegah BLAST yang terjadi karena Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Check list Cara mencegah bahaya Blast, baik Blast karena Pemeliharaan yang kurang baik pada Peralatan, maupun BLAST yang terjadi karena Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse, Referensi : Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick Uraian Temuan Rekomendasi 1. Hindari kemungkinan terjadinya short circuit 2. Pastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit Breaker adalah lebih besar daripada Maximum Short Circuit pada titik terjadinya short circuit tersebut. Maximum Short Circuit pada setiap titik Bus dihitung menggunakan software misalnya ETAP (Electrical Transient Analizer Program), atau dengan menggunakan Tabel seperti contoh dari PLN.
128
Cara mencegah bahaya listrik lainnya
Uraian Temuan Rekomendasi a. Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik b. Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik c. Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik d. Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik e. Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Check list Cara mencegah bahaya listrik lainnya, Referensi : Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick f. Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik g. Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik h. Dan lain-lain :
129
7. Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA(Job Safety Analysis) pada Instalasi Transmisi, Perlengkapan Transmisi, Peralatan Transmisi Ini adalah Slide Wajib No.MI10.7. Pada Slide-slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA(Job Safety Analysis) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Pembangkitan
130
(2) JOB Safety Analysis (JSA)
Bertujuan mencari/ menemukan adanya sumber bahaya dan usaha menghilangkannya dari suatu rangkaian proses pekerjaan. Ini adalah Slide Wajib No.MI Pada Slide-slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA(Job Safety Analysis) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Transmisi.
131
Langkah-langkah JSO Ada lima langkah yang ahrus dilakukan : 1. Memilih pekerjaan yang diamati 2. Melaksanakan pengamatan 3. Mencatat hasil-hasil pengamatan 4. Membahas hasil-hasil pengamatan bersama pekerja yang diaamati 5. Memberikan tindak lanjut bagi sikap bekerja yang aman. Ini adalah Slide Wajib No.MI Pada Slide-slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA(Job Safety Analysis) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Transmisi.
132
Ada 4 aspek yang membantu dalam JSA :
1. Manusia orang yang terkait : operator, supervisor dll 2. Metode Praktek kerja dan prosedur kerja dari perkerjaan yang dianalisis. 3. Peralatan dan mesin yang digunakan 4. Material (Bahan) 5. Lingkungan kerja Ini adalah Slide Wajib No.MI Pada Slide-slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA(Job Safety Analysis) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Transmisi.
133
Kolom pertama yaitu “Sequence of Basic Jobs Steps” pada
hakekatnya merupakan Standard Procedure termasuk untuk bidang Pemeliharaan. Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan standar Format JSA(Job Safety Analysis) dari National Safety Council, Referensi dari National safety Council
134
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 7. 5
Ini adalah Slide Wajib No.MI Instruktur menjelaskan Contoh pengisian JSA(Job Safety Analysis), Referensi dari Fluor, Trpatra, Chevron
135
Referensi SNI Pembangkit IEC
Checklist Maintenance PT.Medco Energy E & P Indonesia Dokumen PLN No. PT-KITSBS-26 April 2015, PUIL 2011 Instruktur wajib untuk memberikan penjelasan tentang referensi yang ditulis dalam materi persyaratan K3 pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan di Transmisi
136
Doe Hadbook Electrical Safety,2013 Buku RCM II - John Moubray,,
Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty Instruktur wajib untuk memberikan penjelasan tentang referensi yang ditulis dalam materi persyaratan K3 pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan di Transmisi
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.