PENGANTAR STUDI ISLAM MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Presentasi berjudul: "PENGANTAR STUDI ISLAM MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM"— Transcript presentasi:

1 PENGANTAR STUDI ISLAM MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
OLEH : H. IMAMUL ARIFIN Lc. M.H.i

2 DESKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah ini diberikan dalam rangka untuk membentuk kepribadian seorang muslim yang kaffah yang mempunyai bekal iptek dan imtaq yang seimbang sehingga menjadi tenaga-tenaga yang profesional. Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam bertujuan memberikan wawasan dan pemahaman terhadap mahasiswa yang beragama Islam. Penekanan diberikan pada dasar yuridis dan tujuan PAI, kondisi umat Islam kontemporer, konsep ketuhanan dan alam semesta, sumber hukum Islam, Islam sebagai suatu sistem kehidupan ( pokok-pokok ajaran Islam : Iman, Islam, dan Ihsan, Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan & Teknologi, Ibadah dan Pernikahan, Ekonomi Islam, Hak Asasi Manusia dan Toleransi ).

3 METODE PEMBELAJARAN Perkuliahan ini terdiri dari 18 kali pertemuan, 16 kali pertemuan perkulihan dan 2 kali pertemuan ujian. Selain diberikan wawasan dan pemahaman konsep-konsep dasar PAI, mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk diskusi (tanya jawab) dan presentasi. Semua mahasiswa diharapkan dapat hadir dalam perkuliahan dan berpartisipasi aktif dalam setiap kali pertemuan. Oleh karena itu, mahasiswa dianjurkan sudah membaca materi-materi yang akan dibahas terlebih dahulu. Adapun Metode pembelajaran yang digunakan antara lain : Ceramah. Penelitian. Presentasi makalah dan Diskusi.

4 Sistem Penilaian Kehadiran mentoring : 20 % Keaktifan di kelas : 10 %
Tugas ( makalah dan presentasi ) : 20% U T S : 25% U A S : 25%

5 TINGKATAN ILMU DAN KEDUDUKANNYA
SECARA GARIS BESAR DI BAGI MENJADI DUA BAGIAN : ILMU AKHIRAT DAN ILMU DUNIA ILMU AKHIRAT ADALAH ILMU YANG MENGAJARKAN TATA CARA KITA UNTUK MENGESAKAN ALLAH DAN BERIBADAH KEPADANYA SERTA MELAKSANAKAN AJARAN RASULULLAH SAW. CONTOH ILMU AQIDAH DAN SYARIAH ISLAM, HUKUM MEMPELAJARINYA FARDU ‘AIN DALAM HAL YANG WAJIB DIKETAHUI DALAM KEISLAMAN SESEORANG. UNTUK JENJANG SELEBIHNYA FARDU KIFAYAH ILMU DUNYAWIYAH ADALAH ILMU YANG BERURUSAN DENGAN PERKARA DUNIA SEORANG HAMBA . CONTOH ILMU KEDOKTERAN, PERTANIAN, TEKNOLOGI DLL. HUKUM MEMPELAJARINYA ADALAH FARDU KIFAYAH CATATAN, SEMUA ILMU YANG KITA PELAJARI AKAN BERNILAI IBADAH JIKA DISERTAI DENGAN NIAT BAIK UNTUK MENCAPAI RIDHA ALLAH SWT.

6 6 FAKTOR UNTUK MENDAPATKAN ILMU
ستة أسباب لتحصيل العلم قال الشافعي رحمه الله : أخي؛ لن تنال العلم إلا بستة ... سأنبيك عن مكنونها ببيان ذكاء وحرص واجتهاد وبلغة ... وإرشاد أستاذ وطول زمان Ada 6 perkara yang menjadi sebab untuk menghasilkan sebuah ilmu menurut Imam Syafi’i. Kecerdasan. Semangat yang kuat dalam mendapatkan ilmu. Perjuangan. Biaya. Petunjuk Seorang Guru. Waktu yang relatif lama.

7 ADAB PARA PENUNTUT ILMU
ADAB PARA PENUNTUT ILMU TERHADAP PARA ULAMA ( GURU ) ADAB PARA PENUNTUT ILMU TERHADAP DIRINYA SENDIRI ADAB PARA PENUNTUT ILMU TERHADAP ILMU YANG DIA PELAJARI

8 SIAPAKAH ALIM ULAMA ITU? SIAPAKAH GURU ITU ? SIAPA MURABBI ITU ?
ALIM ADALAH ORANG YANG MEMPUNYAI PENGETAHUAN MENDALAM DALAM SEBUAH DISIPLIN ILMU TERTENTU, ULAMA ADALAH SEORANG ALIM YANG MEMPUNYAI SIFAT TAKUT KEPADA ALLAH GURU ADALAH SEORANG YANG MENGAJARKAN KITA SEBUAH PENGETAHUAN MURABBI ADALAH GURU YANG MEMBIMBING KITA MELAKSANAKAN DAN MENUNTUN KITA MENGAMALKAN ILMU YANG TELAH KITA DAPATKAN.

9 ADAB PARA PENUNTUT ILMU TERHADAP PARA ULAMA ( GURU )
BAGI MEREKA YANG TELAH MENINGGAL DUNIA MENGENANG KEBAIKAN-KEBAIKANNYA MEMBERI GELAR MEREKA DENGAN JULUKAN YANG BAIK TETAP MENTAULADANINYA MENDOAKANNYA

10 KEUTAMAAN ORANG YANG ‘ALIM
((يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ)) [المجادلة:11] ALLAH MENGANGKAT DERAJAT ORANG – ORANG YANG BER ILMU. والنبي صلى الله عليه وسلم يقول: (العلماء ورثة الأنبياء)(1)[12]) والله أمر بذلك في قوله تعالى: ((وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ)) [الإسراء:24]، قال بعض العلماء في قوله تعالى: ((ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ)) [الحج:32]: المراد بالشعائر جمع شعيرة، وهي ما أشعر الله بتعظيمه، والله أشعر بتعظيم العلماء، فيدخلون في الآية، وليس المراد من تعظيم العلماء الغلو والخروج عن المنهج النبوي، وإنما المراد إعطاء تلك القلوب التي حفظت دين الله، وحفظت كتاب الله وسنة نبيه ورسوله صلى الله عليه وسلم حقها وقدرها في مصافحتهم، وفي الحديث معهم وفي مجالستهم وفي مناقشتهم ومناظرتهم، وفي الأخذ عنهم، فما يليق بطالب علم أن يجلس بين يد عالمٍ فيسيء الأدب معه سواءً بالخطاب، أو في لحن القول والجواب، أو في غير ذلك مما يكون في مشهده وغيبته.