Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
STRUKTUR BETON PRATEGANG
PERTEMUAN 4
2
4.1 SISTEM PRATEGANG PENGANGKURAN UJUNG 4.2 PENJANGKARAN UJUNG
4.3 KEUNTUNGAN BETON PRATEGANG 4.4 KERUGIAN BETON PRATEGANG 4.5 ANALISA KEHILANGAN GAYA PRATEGANG
3
4.1 SISTEM PRATEGANG PENGANGKURAN UJUNG
4
Pre-tensioning (Pra Tarik)
Langkah 1. Kabel DITEGANGKAN pada alat pembantu (Gambar a) Langkah 2. Beton di COR (Gambar b) Langkah 3. Setelah beton mengeras (umur cukup) BAJA DI PUTUS perlahan-lahan, tegangan baja ditransfer ke beton melalui transmisi baja (Gambar c)
5
Post-tensioning (Pra Tarik)
Langkah 1. Beton DI COR dan tendon diatur sedemikian dalam sheat, sehingga tidak ada lekatan antara beton dan baja Langkah 2. Tendon DI TARIK pada salah satu/kedua ujungnya dan menekan beton langsung Langkah 3. Setelah tendon ditarik, kemudian DIJANGKARKAN pada ujung-ujungnya. Prategang ditransfer ke beton melalui jangkar ujung tersebut. Jika diinginkan baja terekat pada beton, maka langkah selanjutnya adalah grouting (penyuntikan) pasta semen ke dalam sheat
6
4.2 PENJANGKARAN UJUNG Pada dasarnya ada 3 (tiga) prinsip tendon dengan mana baja atau strand (untaian kawat) di angkurkan ke beton : a.Dengan prinsip kerja PASAK yang menghasilkan penjepit gesek pada tendon (Gambar a). b.Dengan perletakan langsung dari KEPALA PAKU KELING ATAU BAUT yang dibuat pada ujung tendon (Gambar b). c.Dengan MEMBELITKAN TENDON KE SEKELILING BETON (Gambar c).
7
4.3 KEUNTUNGAN BETON PRATEGANG
Terhindarnya retak terbuka di daerah beton tarik, jadi lebih tahan terhadap korosif. Pada beton bertulang Pada beton prategang
8
Penampang struktur beton prategang lebih kecil/langsing, sebab seluruh penampang dipakai secara efektif. 2. Pada beton prategang Pada beton bertulang
9
3. Ketahanan geser balok bertambah, yang disebabkan oleh pengaruh pratekan yang mengurangi tegangan tarik utama Pemakaian kabel yang melengkung, khususnya dalam untuk bentang panjang membantu mengurangi gaya geser yang timbul pada penampang tempat tumpuan.
10
4. Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dibandingkan dengan berat baja tulangan biasa (1/5 – 1/3), sehingga berkurangnya beban mati yang diterima pondasi.
11
5. Biaya pemeliharaan beton prategang lebih kecil, karena tidak adanya retak-retak pada kondisi beban kerja (terhindar dari bahaya korosi).
12
4.4 KERUGIAN BETON PRATEGANG
Dituntut kualitas bahan yang lebih tinggi (pemakaian beton dan baja mutu yang lebih tinggi), yang harganya lebih mahal. Dituntut keahlian dan ketelitian yang lebih tinggi.
13
4.5 ANALISA KEHILANGAN GAYA PRATEGANG
Dalam Jangka Waktu Pendek Kehilangan jangka waktu pendek telah terjadi segera setelah gaya prapenegangan dikerjakan
14
B. Dalam Jangka Waktu Panjang
Kehilangan jangka waktu panjang terjadi sesuai dengan perkembangan waktu seterusnya.
15
4.5.1 KEHILANGAN PRATEGANG JANGKA PENDEK
A. KEHILANGAN PRATEGANG AKIBAT DEFORMASI ELASTIS BETON B. KEHILANGAN PRATEGANG AKIBAT GESEKAN ANTARA TENDON DAN DINDING SALURAN C. KEHILANGAN PRATEGANG AKIBAT PENGGELINCIRAN PADA ANGKER 4.5.2 KEHILANGAN PRATEGANG JANGKA PANJANG A. KEHILANGAN PRATEGANG AKIBAT SUSUT BETON B. KEHILANGAN PRATEGANG AKIBAT RANGKAK BETON C. KEHILANGAN PRATEGAANG AKIBAT RELAKSASI BAJA D. KEHILANGAN PRATEGANG TOTAL YANG DIPERHITUNGKAN UNTUK PERENCANAAN
16
4.5.1 KEHILANGAN PRATEGANG JANGKA PENDEK
17
A. KEHILANGAN PRATEGANG AKIBAT DEFORMASI ELASTIS BETON
Kehilangan tegangan karena deformasi elastis beton tergantung kepada perbandingan modulus serta tegangan rata-rata dalam beton ketinggian baja. Kehilangan prategangan dapat dihitung sebagai berikut :
18
B. KEHILANGAN PRATEGANG AKIBAT GESEKAN ANTARA TENDONS DAN DINDING SALURAN
Sistem pre tensioning Bila tendons di titik berat beton
19
Sistem pre tensioning Bila tendon ada exentrisitas sebesar ( ea ).
20
Sistem post tensioning
cm2 Sistem post tensioning Kabel sentris : ada m batang tendons. luas total = A cm2 masing-masing tendons =
21
Deformasi Elastis Beton Akibat Momen Total
Tegangan beton pada titik berat baja ( cgs ) adalah :
22
C. KEHILANGAN PRATEGAANG AKIBAT PENGGELINCIRAN PADA ANGKER
a = Slip pada angker
23
4.5.2 KEHILANGAN PRATEGANG JANGKA PANJANG
24
Beton mengalami susut karena :
A. KEHILANGAN PRATEGANG AKIBAT SUSUT BETON Beton mengalami susut karena : Hilangnya air dari beton karena mengering. Pemadatan kurang sempurna Perubahan temperatur Komposisi adukan kurang sempurna - Sifat-sifat fisis dari aggregate
25
Bila tendons sentris (cgs pada cgc ).
26
b. Bila tendons exentris (sebesar ea)
27
B. KEHILANGAN PRATEGANG AKIBAT RANGKAK BETON
Rangkak beton adalah meregangnya beton tanpa adanya pertambahan tegangan
28
Maka rangkak dari beton (bp) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
29
Untuk tendons sentris Untuk tendons exentris (ea) satu lapis
30
C. KEHILANGAN PRATEGAANG AKIBAT RELAKSASI BAJA
Relaksasi merupakan reaksi pertahanan diri dari bahan, bila bekerja gaya luar terhadap bahan tersebut. Berdasarkan atas hasil beberapa percobaan, T.Y. Lin menganjurkan bahwa kehilangan prategang baja akibat relaxasi baja adalah sebesar : Untuk sistem Pre tensioning sebesar : 8 % Untuk sistem Post tensioning sebesar : 8 %
31
D. KEHILANGAN PRATEGANG TOTAL YANG DIPERHITUNGKAN UNTUK PERENCANAAN
kehilangan tegangan total yang dapat dijumpai dalam kondisi-kondisi kerja normal sebagai yang dianjurkan oleh T.Y. Lin dilakukan di bawah ini :
32
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.