Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehWidyawati Erlin Budiono Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Asuhan Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir (BBL)
Nurma Afiani
2
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan mampu: Menjelaskan pemeriksaan pada bayi baru lahir Menjelaskan pemeriksaan pada anak secara umum
3
Topik Bahasan PENGKAJIAN DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
4
Pengkajian Fisik Pada BBL
1. APGAR SCORE 6. KEPALA 11. ANUS & REKTUM 2. AMNION 7. DADA & PUNGGUNG 12. KULIT 3. PLASENTA 8. ABDOMEN 13. REFLEKS 4. TALI PUSAT 9. TULANG BELAKANG & EKSTRIMITAS 5. ANTOPOMETRI 10. GENETALIA
5
1. Apgar Score (Appearence, Pulse, Grimace, Activity, Respiration)
Ditemukan oleh Dr. Virgina Apgar Digunakan untuk menilai: 1. Kemampuan bernafas 2. Kemampuan laju jantung 3. Kekuatan tonus otot 4. Kemampuan refleks dan warna kulit Penilaian dilakukan pada BBL (Bayi Baru Lahir): a. Menit ke-1 setelah lahir b. Menit ke-5 setelah lahir
6
Penilaian Apgar Score Hasil penilaian: 1. Skor 7-10: Beradaptasi baik
TANDA 1 2 Frek. Jantung Tidak ada < 100 > 100 Usaha Bernafas Lambat Menangis kuat Tonus Otot Lumpuh Ekstrimitas sedikit fleksi Gerakan aktif Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawan Warna Kulit Seluruh tubuh biru/pucat Tubuh kemerahan, ekstrimitas biru Seluruh tubuh kemerahan Hasil penilaian: 1. Skor 7-10: Beradaptasi baik 2. Skor 4-6: Asfiksia ringan sampai sedang 3. Skor 0-3: Asfiksia berat
7
Cont... Penyebab Asfiksia Pada BBL (Selama Periode Partus-Post Partum)
Gangguan sirkulasi umbilical Gangguan perfusi plasenta (hipotensi maternal, hipertensi kehamilan) Gangguan oksigenasi maternal (penyakit jantung-paru, anemia) Gangguan pertukaran gas di plasenta (abruptio plasenta, plasenta previa) Paru-paru bayi gagal bertransisi dari sirkulasi fetal ke sirkulasi neonatal. APGAR Assessment
8
Cont... Penatalaksanaan Asfiksia pada BBL
Resusitasi Pemberian obat-obatan (epinefrin) Intubasi endotrakheal
9
2. Cairan Amnion Cek volume cairan amnion:
a. Polihidramnion: > 2000 ml b. Oligohidramnion: < 500 ml Kebocoran amnion pada trimester I menyebabkan: kelainan struktur, distorsi muka, reduksi tungkai, cacat dinding perut Cairan amnion normal: berwarna putih, agak keruh, bau khas amis dan manis Fungsi cairan amnion: Melindungi janin dari trauma Tempat perkembangan musculoskeletal janin Menjaga suhu tubuh janin Meratakan tekanan uterus pada partus Membersihkan jalan lahir sehingga bayi kurang mengalami infeksi Menjaga perkembangan dan pertumbuhan normal dari paru-paru dan traktus gastro intestinalis
10
3. Plasenta Cek pada plasenta: a. Pengkapuran b. Nekrosis c. Beratnya
d. Jumlah korion Ukuran plasenta rata: diameter: 22cm, berat 400gram, tebal rata-rata (pada bagian tengah) 2,5cm
11
4. Tali Pusat Cek adanya kelainan pada tali pusat, adanya vena dan arteri, adanya tali simpul pada tali pusat atau tidak Tali pusat terdiri dari: - 2 vena - 1 arteri Panjang tali pusat rata-rata: 55cm, diameter 1-2cm Kelainan: 1. Tali pusat panjang 2. Tali pusat pendek
12
5. Antropometri Data Antropometri BBL Rentang Normal Kelainan
Berat badan gram Makrosomia Prematur Lingkar kepala 33-35 cm Hidrosefalus Mikrosefalus Lingkar dada 30-33 cm Panjang badan 45-50 cm
13
6. Pemeriksaan Kepala Jumlah dan warna rambut
Cek adanya lanugo pada bahu dan punggung Periksa wajah dan tengkorak terhadap: a. Maulage: tulang tengkorak yang saling menumpuk b. Caput Succedaneum: edema pada kulit kepala, lunak dan tidak berfluktuasi, batasnya tegas dan menyebrangi sutura, akan hilang dalam beberapa hari) c. Cephal Haematom: konsistensi lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada pada tepi tulang tengkorak, tidak menyebrangi sutura (jika menyebrangi sutura maka mengalami fraktur tulang tengkorak Cek fontanela posterior dan anterior
14
Mata Cek adanya strabismus: Koordinasi gerakan mata tidak seimbang
Cek adanya kebutaan: Jarang berkedip dan sensitivitas terhadap cahaya kurang Epicanthus melebar: Down Syndrome Glaukoma kongenital: Pembesaran dan kekeruhan pada kornea Katarak kongenital: Pupil berwarna putih Trauma pada mata: edema palpebra, perdarahan konjungtiva, retina, dll
15
Telinga Cek adanya gangguan pada pendengaran: bunyikan bel atau suara apabila tidak terjadi refleks terkejut maka kemungkinan terjadi gangguan pendengaran
16
Hidung Cek pola pernafasan, bila bernafas dengan mulut maka kemungkinan: a. Atresia koana bilateral b. Fraktur tulang hidung c. Ensefalokel yang menonjol ke nasofaring Pernafasan cuping hidung: Adanya gangguan pada paru Cek lubang hidung: banyak mukosa, sekret mukopurulen dan berdarah maka kemungkinan sifilis kongenital
17
7. Dada dan Punggung Cek adanya kelainan bentuk
Cek gangguan pada pernafasan: a. Nafas paradoksal dan retraksi b. Kesimetrisan: Pneumothorax, Paresis Diafragma, Hernia Diafragmatika Cek adanya fraktur clavikula RR normal: 40-60x/ menit Frek. Jantung: x/ menit Bunyi nafas normal: Bronkovesikuler Hernia diafragmatika: BU terdengar pada daerah dada
18
8. Abdomen Inspeksi bentuk abdomen:
a. Buncit: Hepatosplenomegali/ cairan di dalam rongga perut b. Kembung: Perforasi usus/ ileus Palpasi: a. Hati: 2-3cm dibawah arcus kosta kanan b. Limpa: 1cm dibawah arcus kosta kiri c. Ginjal: Batas bawah setinggi umbilikus diantara garis tengah dan tepi perut, pembesaran ginjal dapat disebabkan neoplasma, kelaian bawaan, trombosis vena renalis
19
9. Tulang Belakang & Ekstrimitas
Bayi diletakkan dalam posisi tengkurap Tangan pemeriksa meraba sepanjang tulang belakang untuk mencari kelainan: skoliosis, meningokel (spina bifida) Pada ekstrimitas dilihat gerakan apakah terjadi kelemahan atau kelumpuhan dengan melihat kedua posisi kaki Cek adanya polidaktil
20
10. Genetalia Cek apakah labia minora tertutup oleh labia mayora
Cek apakah lubang uretra dan vagina terpisah atau menjadi satu Pada bayi laki-laki cek adanya fimosis Panjang penis normal bayi laki-laki adalah 3-4cm, lebar 1-1,3cm Hipospadia Epispadia
21
11. Anus dan Rektum a. Atresia ani b. Mekonium:
Merupakan sisa dari air ketuban yang diresorbsi kembali Berisi: sisa rambut janin, lanugo, sisa sel yang dilepaskan kulit Berwarna kehijauan disebabkan sisa metabolisme hemoglobin darah janin yang diubah jadi biliverdin dan sebagian dikeluarkan melalui GI tract Pengeluaran mekonium intrapartu menunjukkan adanya asfiksia intrauteri Normal akan dikeluarkan melalui BAB bayi jam pertama setelah persalinan
22
12. Pemeriksaan Kulit Cek lanugo Cek verniks kaseosa
23
13. Pemeriksaan Refleks Rooting Babinski Galant’s Moro’s Palmar grasp Tonic neck
24
Pemeriksaan Fisik STATUS KESADARAN STATUS GIZI TANDA-TANDA VITAL
25
Status Kesadaran Kualitatif: 1. Compos Mentis: Sadar penuh
2. Apatis: Acuh tak acuh 3. Somnolen: Tampak mengantuk 4. Sopor: Memberikan respon pada stimulus yang kuat, reflek pupil (+) 5. Koma: Tidak berespon terhadap rangsang apapun, reflek pupil (-) 6. Delirium: Salah persepsi terhadap rangsangan sensorik Kuantitatif: (GCS: Glasgow Coma Scale) 1. Membuka mata 2. Respon verbal 3. Respon motorik 4. Rangsangan terhadap nyeri
26
Glasgow Coma Scale (GCS)
STIMULASI RESPON SKOR MEMBUKA MATA SPONTAN 4 RANGSANG VERBAL 3 RANGSANG NYERI 2 TIDAK MEMBUKA 1 RESPON VERBAL SADAR, ORIENTASI (+) 5 BICARA TANPA KACAU BERKATA TANPA ARTI HANYA MENGGERANG TIDAK ADA SUARA RESPON MOTORIK SESUAI PERINTAH 6 GERAKAN NORMAL FLEKSI CEPAT, ABDUKSI BAHU FLEKSI LENGAN, ADDUKSI BAHU EKSTENSI LENGAN, ADDUKSI TIDAK ADA GERAKAN
27
Status Gizi (Antopometri)
Pemeriksaan Berat Badan Tinggi badan Lingkar kepala Pemeriksaan klinis Pemeriksaan Laboratorium
28
Tanda-tanda Vital BBL NADI 140x / menit TEKANAN DARAH 86/ 54 mmHg SUHU
37,5 celcius RESPIRATORY RATE 40-60x/ menit
29
Proses Fisiologis Pada BBL
Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru untuk bernafas (pertukaran oksigen dengan karbondioksida) Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi oleh tubuh untuk mempertahankan homeostasis kimia darah Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun yang tidak diperlukan badan Sistem imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi Sistem kardiovaskular serta endokrin bayi menyesuaikan diri dengan perubahan fungsi organ tersebut diatas
30
Contoh Beberapa Masalah Keperawatan pada BBL
Resiko Tinggi infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat pemotongan tali pusat. Kurang pengetahuan cara merawat bayi. Resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan adaptasi lingkungan dari intra ke exstra uteri Pola nafas tidak efektif Bersihan jalan nafas tidak efektif Gangguan pertukaran gas Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan Perfusi jaringan cerebral tidak efektif
31
Contoh Kasus Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3
BBL lahir di BPS 1 jam yang lalu, Nadi 156x/’, RR 46x/’, BB 2500gr, PB 46cm, retraksi dada (+), pernafasan cuping hidung (+). Ibu mengatakan partus pada UK 28mgg. BBL lahir di RSIA 28 jam yang lalu, tali pusat tertutup kasa basah, kotor, ibu mengatakan bayi belum dimandikan, suhu tubuh 37,8°C, TTV dbn. BBL lahir di BPS 1 menit yang lalu, tdk menangis spontan, ketuban hijau keruh, sekret banyak pada mulut dan hidung, ronchi (+), rales (+).
32
Selamat Belajar…
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.