Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TUBERCULOSIS.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TUBERCULOSIS."— Transcript presentasi:

1 TUBERCULOSIS

2 ANGGOTA KELOMPOK Marsella Fitriasari Alvinda Latifatul
Marlina Winda P. Roha Fakhri N.I. Kathina Deswi A. Rahma Arga D. Witri Rochaeni H Anik Mukarromah Nurti Dwi W Aldi Bachtiar P. Nani Yuniawati Neva Melinda M Elys Octaviana S. Wanda Nurussofa Hanny Ummu I Hilwa Arif Mahfud Hani Rahmania Reffany Dyah S. Melvy Rosalina R. Nur Afifa Nicky Pratiwi Y

3 EPIDEMIOLOGI Global Emergency-1993
DUNIA-1/3 populasi dunia di jangkiti penyakit TB 7-8 juta orang jatuh sakit akibat TB setiap tahun 2-3 juta orang mati akibat TB setiap tahun 100,000 kanak-kanak mati akibat TB setiap tahun

4 APAKAH ITU TUBERKULOSIS/TB?
Tuberkulosis adalah penyakit menu lar langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar (80% ) menyerang paru-paru. Mycobacterium tuberculosis termasuk basil gram positif, berbentuk batang, dinding selnya mengandung komplek lipida-glikolipida serta lilin (wax) yang sulit ditembus zat kimia.

5 APAKAH ITU TUBERKULOSIS/TB?
Umumnya Mycobacterium tuberculosis menyerang paru dan sebagian kecil organ tubuh lain. Kuman ini mempunyai sifat khusus, yakni tahan terhadap asam pada pewarnaan, hal ini dipakai untuk identifikasi dahak secara mikroskopis. Sehingga disebut sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Mycobacterium tuberculosis cepat mati dengan matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup pada tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh, kuman dapat dormant (tertidur sampai beberapa tahun). TB timbul berdasarkan kemampuannya untuk memperbanyak diri di dalam sel-sel fagosit.

6 PATOGENESIS Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan. Jadi penularan TB tidak terjadi melalui perlengkapan makan, baju, dan perlen gkapan tidur.

7 PATOGENESIS Setelah kuman TB masuk ke dalam tubuh manusia me lalui pernafasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru kebag ian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderi ta tersebut dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

8 GEJALA KLINIS Gejala TB pada orang dewasa umumnya penderita meng alami batuk dan berdahak terus-menerus selama 3 minggu atau lebih, batuk darah atau pernah batuk darah. Adapun gejala-gejala lain dari TB p ada orang dewasa adalah sesak nafas dan nyeri dada, bada n lemah, nafsu makan dan berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise), be rkeringat malam, wala upun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan.

9 PENGOBATAN STANDART

10 RESEP GANJIL GENAP R/ R/

11 RESEP GANJIL GENAP R/ R/

12 TERAPI FARMAKOLOGI

13 ISONIAZID [H] FARMAKODINAMIK
Menghambat sintesis dinding sel dari basil tuberkulose. Obat ni biasanya diresepkan bersama agen antituberkulose lainnya. Mula kerja dan waktu untuk mencapai kadar puncak untuk pemakaian oeal dan intramuscular dari isoniazid adalah sama. Neuropati perifer merupakan reaksi yang merugikan isoniazid; sehingga piridoksin, vitamin B6 biasanya dipakai bersama isoniazid untuk menguragi kemungkinan terjadinya neuropati Sumber : (DIH Ed.17 hal.3967)

14 ISONIAZID [H] FARMAKOKINETIK 1-2 jam urine (75-95%); feses; saliva
cepat dan lengkap; dapat lambat dengan makan Adsorbsi secara luas diseluruh tubuh dan cairan termasuk CNF; melintasi plasenta; melalui ASI Distribusi 10% sampai 15% Metabolisme: hati dengan tingkat kerusakan yang ditentukan secara genetis oleh asetilasi fenotip Ikatan protein asilator cepat: 30—100 menit; asilator lambat: 2-5 jam; dapat diperpanjang dengan gangguan hati atau ginjal berat T1/2 eliminasi 1-2 jam T MAX urine (75-95%); feses; saliva EKSRESI Sumber : (DIH Ed.17 hal.3967)

15 ISONIAZID [H] MEKANISME KERJA
Menghambat pembentukan asam mikolat, suatu komponen esensial dinding sel mikobateri Sumber : Katzung, cetakan 2014

16 ISONIAZID [H] isoniazid KOMPOSISI Sumber : (ISO Vol 50 hal. 179)
INDIKASI Tuberculosis dalam kombinasi dengan obat laiinya; profilaksis Sumber : BNF 61 hal: 364

17 ISONIAZID [H] KONTRAINDIKASI penyakit hati yang diinduksi obat
Sumber : BNF 61 hal: 364

18 ISONIAZID [H] DOSIS DEWASA: PO / IM 5 mg / kg / hari sebagai dosis harian tunggal (max 300 mg / hari). BAYI & ANAK: PO / IM 10 sampai 20 mg / kg/ hari dalam dosis harian tunggal (max 300 mg / hari). Sumber : A to Zdrug facts

19 ISONIAZID [H] EFEK SAMPING Sumber : (BNF 61 hal: 364)
mual, muntah, sembelit, mulut kering; neuritis perifer dengan dosis tinggi (pyridoxine profilaksis, lihat catatan di atas), neuritis optik, kejang, episode psikotik, vertigo; Reaksi hipersensitivitas termasuk demam, sindrom Stevens-Johnson, purpura; kelainan darah termasuk agranulositosis, anemia hemolitik, anemia aplastik; hepatitis (terutama di atas usia 35 tahun); pankreatitis; pneumonitis interstisial; sindrom lupus eritematosus sistemik seperti, pellagra, hyperreflexia, kesulitan dengan berkemih, hiperglikemia, dan ginekomastia dilaporkan; gangguan pendengaran dan tinnitus (pada pasien dengan stadium akhir gagal ginjal). Sumber : (BNF 61 hal: 364)

20 Sumber : (A to Z Drug Facts)
ISONIAZID [H] PERHATIAN Kehamilan : Keselamatan belum ditentukan Menyusui : diekskresikan dalam ASI. Gangguan Hati : gejala umum yang terjadi adalah hepatotoksisitas termasuk anoreksia, mual, muntah, kelelahan, malaise dan lemah. Sumber : (A to Z Drug Facts)

21 Sumber : (A to Z Drug Facts)
ISONIAZID [H] INTERAKSI OBAT Garam aluminium: Dapat mengurangi absorpsi dari isoniazid oral; dapat diberikan isoniazid 1 sampai 3 jam sebelum pemberian garam aluminium. Carbamazepine: dapat mengakibatkan keracunan dari carbamazepine atau hepatotoksisitas pada isoniazid. Dengan Memantau konsentrasi carbamazepin dan fungsi hati. Disulfiram: Dapat mengakibatkan peningkatan efek pada CNS (misalnya, kesulitan koordinasi, kebingungan, mudah marah, agresif). Enfluran: dapat mengakibatkan gagal ginjal, meningkatkan output dalam asetilator secara cepat. Memantau fungsi ginjal. Hydantoins: Dapat meningkatkan kadar hydantoin serum. Rifampisin: Dapat meningkatkan resiko hepatotoksik. Sumber : (A to Z Drug Facts)

22 ISONIAZID [H] KIE Gunakan obat isoniazid oral pada perut kosong minimal 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan. Jika iritasi GI menjadi masalah, obat dapat diberikan dengan makanan , meskipun makanan menurun penyerapan obat. Menyarankan pasien untuk meminimalkan konsumsi alkohol setiap hari saat mengambil isoniazid karena peningkatan risiko hepatitis . Tekankan kepada pasien bahwa pengobatan akan panjang dan pasien yang harus menyelesaikan seluruh terapinya. Kambuh TBC lebih tinggi jika kemoterapi dihentikan sebelum waktunya. Pasien hati-hati untuk tidak melakukan kegiatan yang membutuhkan kewaspadaan mental jika gejala SSP yang merugikan terjadi.

23 RIFAMPISIN

24 RIFAMPISIN [R] FARMAKODINAMIK
Rifampisin terutama aktif terhadap sel yang sedang bertumbuh. Kerjanya menghambat DNA-dependent RNA polymerase. Rifampisin dapat menghambat sintesis RNA mitokondria mamalia tetapi diperlukan kadar yang lebih tinggi dari kadar untuk penghambatan pada kuman. Sumber : (DIH Ed.17 hal. 6190

25 RIFAMPISIN [R] FARMAKOKINETIK oral: 2-4 jam
oral: diabsorpsi seluruhnya; makanan dapat menunda atau sedikit menurunkan waktu puncak. Adsorbsi sangat lipofilik, melalui barier darah otak dengan baik Distribusi 80% Metabolisme : hati, mengalami resirkulasi enterohepatik Ikatan protein 3-4 jam ; diperpanjang dengan kerusakan ginjal; penyakit ginjal tingkat akhir : 1,8-11 jam. T1/2 eliminasi oral: 2-4 jam T MAX feses (60-65%) dan urine (~30%) sebagai obat tak berubah. EKSRESI Sumber : (DIH Ed.17 hal. 6190

26 RIFAMPISIN [R] MEKANISME KERJA
Menghambat RNA polimerasi dependent DNA sehingga menghambat produksi RNA Sumber : Katzung, cetakan 2014

27 RIFAMPISIN [R] KOMPOSISI Rifampicin 450 mg Rifampicin 600 mg INDIKASI
Sumber ; A to Z Drug Facts INDIKASI Untuk pengobatan tuberkulosa dalam kombinasi dengan antituberkulosa lain. Untuk pengobatan lepra, digunakan dalam kombinasi dengan senyawa leprotik lain. Sumber ; A to Z Drug Facts

28 RIFAMPISIN [R] Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini.
KONTRAINDIKASI Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini. Penderita jaundice, porfiria Sumber : DIH 17th Edition

29 RIFAMPISIN [R] DOSIS Sebaiknya obat diminum 30 menit-1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Diberikan dalam dosis tunggal . Tuberkulosa : Dewasa : Berat badan ≥ 50 kg : 600 mg sehari. Berat badan < 50 kg : 450 mg sehari. Untuk penderita dengan gangguan fungsi hati, dosis tidak boleh lebih dari 8 mg /Kg BB. Anak-anak (sampai usia 12 tahun) : mg/Kg BB (jangan melebihi 600 mg sehari). Sumber ; A to Z Drug Facts

30 RIFAMPISIN [R] EFEK SAMPING Sumber ; A to Z Drug Facts
Gangguan gastrointestinal dan gangguan fungsi hati. Pernah dilaporkan timbulnya ikterus, purpura, reaksi kepekaan kulit. Trombositopenia, leukopenia. Dapat terjadi abdominal distress (ketidaknyamanan pada perut) dan pernah dilaporkan terjadinya kolitis pseudo membran Juga pernah dijumpai keluhan-keluhan seperti influenza (flu syndrome), demam, nyeri otot dan sendi.  Sumber ; A to Z Drug Facts

31 Pemberian pada penderita gangguan fungsi hati hanya jika diperlukan.
RIFAMPISIN [R] PERHATIAN PERHATIAN Pemberian pada penderita gangguan fungsi hati hanya jika diperlukan. Pada pengobatan jangka panjang dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan fungsi hati dan hitung jenis darah secara periodik Apabila ada tanda-tanda komplikasi serius, seperti gagal ginjal, anemia hemolitik, thrombositopenia atau kelainan fungsi hati maka pengobatan harus dihentikan. Keamanan penggunaan pada wanita hamil dan menyusui belum jelas diketahui. Rifampicin menyebabkan warna urin, feses, air mata, air ludah, keringat menjadi kemerah-merahan terutama pada permulaan pengobatan, sehingga perlu diberitahukan sebelumnya kepada pasien. Rifampicin juga dapat menyebabkan pewarnaan yang menetap pada lensa kontak yang lunak. Sumber : DIH Ed.17

32 RIFAMPISIN [R] KIE Jelaskan pada pasien terkait informasi obat. Penyimpanan di suhu ruang Fungsinya untuk terapi ajuvan tuberkulosis. Diberikan 30 menit-1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Informasikan pasien bahwa cairan tubuh dapat berubah menjadi merah-oranye. Memberitahu pasien bahwa obat dapat menyebabkan kantuk sehingga harus berhati-hati dan hindari aktifitas yang memerlukan konsentrasi tinggi. Dianjurkan memberitahu dokter jika terjadi mual, muntah, diare, sakit kuning, demam, perubahan warna atau konsistensi tinja, malaise atau kuadran nyeri perut kanan, perdarahan yang tidak biasa atau memar, petechiae, hematuria, gusi berdarah, atau pucat.

33 PIRAZINAMID [Z]

34 PIRAZINAMID [Z] FARMAKODINAMIK
Pirazinamid didalam tubuh dihidrolisis oleh enzim pirazinamidase menjadi asam pirazionat yang aktif sebagai tuberkulostatik hanya pada media yang bersifat asam. Secara in vitro pertumbuhan kuman tuberkulosis dalam monosit dihambat sempurna pada kadar pirazinamid 12,5 µg/ml. mekanisme kerja obat ini belum diketahui. Pirazinamid bersifat bakteriostatik atau bakterisidal terhadap mycobacterium tuberculosis, tergantung pada konsentrasi obat dicapai pada tempat infeksi Sumber : DIH Ed.17 hal.2744

35 PIRAZINAMID [Z] 9-10 jam FARMAKOKINETIK Sampai 2 jam
diserap seluruhnya Adsorbsi luas ke jaringan tubuh dan termasuk hati, paru-paru,CSF. Distribusi 50% Metabolisme di hati Ikatan protein 9-10 jam T1/2 eliminasi Sampai 2 jam T MAX urine (4% sebagai obat tak berubah) EKSRESI Sumber : DIH Ed.17 hal.2744

36 PIRAZINAMID [Z] MEKANISME KERJA
Pirazinamid diubah menjadi asam pirazinoat yang aktif pada kondisi asam di dalam lisosom makrofag Sumber : Katzung, cetakan 2014

37 PIRAZINAMID [Z] KOMPOSISI Pirazinamid 500 mg, 625 mg INDIKASI
Sumber : ISO vol 47 (hal: 184) INDIKASI Pengobatan awal TB aktif pada orang dewasa dan anak-anak tertentu apabila dikombinasikan dengan agen anti TBC lainnya. Sumber ; A to Z Drug Facts

38 PIRAZINAMID [Z] KONTRAINDIKASI serangan akut gout
Sumber : BNF 70 HAL 507 Hipersensitivitas terhadap pirazinamid atau komponen lain dalam formulasi; gout akut; kerusakan hati berat Sumber : DIH 17th Edition

39 PIRAZINAMID [Z] DOSIS DEWASA: PO 15 sampai 30 mg / kg satu kali / hari (maksimal 2 gm / hari) atau 50 sampai 70 mg / kg 2 kali / minggu (maksimal 4 gm / dosis). ANAK: PO 15 sampai 30 mg / kg sekali sehari (maksimal 2 gm / hari). Sumber ; A to Z Drug Facts

40 PIRAZINAMID [Z] EFEK SAMPING PERHATIAN Diabetes . Gout
Anoreksia. arthralgia. disuria. demam. hepatomegali. hepatotoksisitas. ikterus. Hati kegagalan. mual. fotosensitifitas. ruam. Sideroblastic anemia. splenomegali. trombositopenia. Muntah. Sumber : BNF 70 HAL 507 PERHATIAN Diabetes . Gout Sumber : BNF 70 HAL 507

41 PIRAZINAMID [Z] INTERAKSI OBAT
Siklosporin: pyrazinamide menurunkan konsentrasi plasma siklosporin Rifampin: pyrazinamide meningkatkan efek hepatotoksik dari rifampin pada pasien yang mendapat terapi rifampin selama 2 bulan Probenesid: probenesid memblok ekskresi pyarzinamide Zidovudine: obat ini menurunkan konsentrasi plasma pyrazinamide Sumber : (martindale 36 hal 321 dan DIH )

42 PIRAZINAMID [Z] CARA PENGGUNAAN
Pirazinamid sebaiknya diminum bersamaan dengan makanan atau sesudah makan. Sumber : Buku Saku Dokter

43 PIRAZINAMID [Z] KIE PIRAZINAMID
Jelaskan kepada pasien untuk terapi jangka panjang (6 bulan sampai 2 tahun) akan diperlukan. Menginformasikan kepada pasien diabetes bahwa obat dapat mengganggu nilai-nilai keton urin. Tekankan pentingnya pemeriksaan tindak lanjut untuk memantau efektivitas terapi dan mengidentifikasi efek samping. Anjurkan pasien untuk melaporkan gejala berikut kepada dokter, yaitu : Demam, kehilangan selera makan, malaise, mual dan muntah, urin gelap, kulit kekuningan atau perubahan warna mata, nyeri atau bengkak sendi. Menyarankan kepada pasien untuk menghindari asupan minuman beralkohol dan produk yang mengandung alkohol.

44 ETAMBUTOL [E]

45 ETAMBUTOL [E] FARMAKODINAMIK
Menghambat sintesis dinding sel dari basil tuberkulose. Obat ni biasanya diresepkan bersama agen antituberkulose lainnya. Mula kerja dan waktu untuk mencapai kadar puncak untuk pemakaian oeal dan intramuscular dari isoniazid adalah sama. Neuropati perifer merupakan reaksi yang merugikan isoniazid; sehingga piridoksin, vitamin B6 biasanya dipakai bersama isoniazid untuk menguragi kemungkinan terjadinya neuropati Sumber : DIH Ed.17 hal.2744

46 ETAMBUTOL [E] ~80% FARMAKOKINETIK 2-4 jam Sumber : DIH Ed.17 hal.2744
Adsorbsi secara luas diseluruh tubuh, terpusat di ginjal, paru-paru, saliva dan sel darah merah. Distribusi 20-30% Metabolisme: hati (20%) menjadi metabolit inaktif Ikatan protein 2,5-3,6 jam; penyakit renal tingkat akhir: 7-15 jam T1/2 eliminasi 2-4 jam T MAX urine (~50%) dan feses (20%) sebagai obat tak berubah. EKSRESI Sumber : DIH Ed.17 hal.2744

47 ETAMBUTOL [E] MEKANISME KERJA
Menghambat arabinosil transferase mikobakteri, yang berperan dalam reaksi polimerisasi arabinoglikan, suatu komponen esensial dinding sel mikobakteri Sumber : Katzung, cetakan 2014

48 ETAMBUTOL [E] KOMPOSISI ethambutol 250mg; 500 mg INDIKASI
Sumber : (ISO INDONESIA VOL. 46; 192) INDIKASI pengobatan pada infeksi jamur kronis, penyakit gatal,penyakit kurap, kandidiasis kulit, dan panu (A TO Z DRUG FACTS) terapi awal TBC paru atau terapi ulang, digunakan bersama obat anti-TBC lain (PEDOMAN PRAKTIS OBAT INDONESIA; 297)

49 ETAMBUTOL [E] KONTRAINDIKASI
Hipersensitivitas terhadap etambutol atau komponen dari formulasi; neuritis optik; menggunakan pada anak-anak, pasien tidak sadar, atau pasien lain yang mungkin tidak dapat membedakan dan melaporkan perubahan visual Sumber : (DRUG INFORMATION HANDBOOK, 17TH ED)

50 ETAMBUTOL [E] DOSIS DEWASA & ANAK: topikal Terapkan jumlah yang cukup untuk menutupi daerah yang terkena sekali sehari. Perlakukan panu, tinea cruris dan tinea corporis selama 2 minggu dan tinea pedis selama 1 mo. Sumber : (A TO Z DRUG FACTS) 15-25 MG/kgBB per hari dosis tunggal Sumber : (PEDOMAN PRAKTIS OBAT INDONESIA; 297)

51 ETAMBUTOL [E] EFEK SAMPING
Neuritis retrobulber disertai menurunnya penglihatan, skotoma sentral, buta warna hijau merah. Ruam alergi. Gangguan saluran cerna. Jaundise dan neuritis prifer. Efek SSP, hiperurikemia Sumber : (PEDOMAN PRAKTIS OBAT INDONESIA; 297)

52 ETAMBUTOL [E] PERHATIAN Kategori C. Laktasi: belum ditentukan
Sumber : (A TO Z DRUG FACTS) Memasuki ASI / penggunaan hati-hati (AAP menganggap kompatibel) . Payudara-Feeding produsen ConsiderationsThe menyarankan gunakan selama menyusui hanya jika manfaat bagi ibu lebih besar daripada risiko yang mungkin untuk bayi. Beberapa referensi menunjukkan bahwa paparan bayi yang rendah dan tidak menghasilkan toksisitas, dan menyusui tidak perlu berkecil hati. Referensi lain menyarankan jika menyusui, memantau bayi untuk ruam, malaise, mual, atau muntah. (DRUG INFORMATION HANDBOOK, 17TH ED) gangguan ginjal berat, gout, menurunkan penglihatan (PEDOMAN PRAKTIS OBAT INDONESIA; 297)

53 ETAMBUTOL [E] INTERAKSI OBAT
Dengan alumunium hidroksida akan menurunkan absorpsi dari ethambutol Sumber : (DRUG INFORMATION HANDBOOK, 17TH ED)

54 ETAMBUTOL [E] KIE Etambutol untuk pengobatan TBC.
Konsumsi obat sesuai jadwal, dengan makanan. Hindari kehilangan dosis dan jangan dihentikan tanpa konsultasi dokter. Hindari mengkonsumsi antasida yang mengandung alumunium paling sedikit 4 jam setelah mengkonsumsi etambutol karena dapat mengurangi absorbsi etambutol. Dapat menyebabkan gangguan GI (kecil, makan yang rutin dan perawatan mulut yang baik dapat membantu), pusing, kantuk (hindari menyetir dan mengerjakan kegiatan yang membutuhkan kewaspadaan sampai respon obat diketahui). Sering melakukan pemeriksaan mata dan pemeriksaan kesehatan berkala untuk mengevaluasi efek obat. Laporkan perubahan penglihatan, mati rasa atau kesemutan dari ekstremitas, atau kehilangan nafsu makan terus-menerus. Menginformasikan prescriber jika Anda hamil atau berniat untuk hamil Disimpan di suhu ruang

55 STREPTOMISIN [S]

56 STREPTOMISIN [S] FARMAKODINAMIK Sumber : (DIH Ed.17 hal. 6530)
Streptomisin adalah sintesis protein inhibitor. Ia mengikat ke protein S12 dari subunit 30S ribosom bakteri, campur dengan pengikat formil-methionyl-tRNA ke subunit 30S. Hal ini untuk mencegah inisiasi sintesis protein, mengganggu permeabilitas membran dan menyebabkan kematian sel-sel mikroba. Manusia struktural ribosom berbeda dari bakteri, sehingga memungkinkan selektivitas antibiotik ini untuk bakteri. Namun pada konsentrasi rendah streptomisin hanya menghambat pertumbuhan bakteri, hal ini dilakukan oleh ribosom untuk membujuk prokariotik mRNA salah membaca. Sumber : (DIH Ed.17 hal. 6530)

57 STREPTOMISIN [S] FARMAKOKINETIK 34% I.M: sampai 1jam
Oral : absopsi kurang baik I.M : Adiabsorpsi seluruhnya Adsorbsi untuk cairan ekstraseluler termasuk serum, abses, asites, perikardial, sinovial, limfatik dan cairan peritoneal; kurang baik Distribusi 34% Ikatan protein baru lahir: 4-10 jam; dewasa: 2-4,7 jam, diperpanjang dengan kerusakan ginjal. T1/2 eliminasi I.M: sampai 1jam T MAX urine (90% sebagai obat tak berubah); feses, saliva, keringat dan air mata (<1%) EKSRESI Sumber : (DIH Ed.17 hal. 6530)

58 STREPTOMISIN [S] MEKANISME KERJA
Mencegah sintesis protein bakteri dengan mengikat subunit S12 ribosom Sumber : Katzung, cetakan 2014

59 STREPTOMISIN [S] KOMPOSISI Streptomycin Sulfat 1 g ; 5g/vial INDIKASI
Sumber : ISO Vol. 49 Hal. 176 INDIKASI Bagian dari terapi kombinasi TB aktif; digunakan dalam kombinasi dengan agen lain untuk pengobatan streptokokus atau enterococcal endokarditis, infeksi mikobakteri, wabah, tularemia, dan brucellosis Sumber : DIH 17th Edition

60 STREPTOMISIN [S] KONTRAINDIKASI
Hipersensitivitas terhadap streptomisin atau komponen lain dalam formulasi; kehamilan Sumber : DIH 17th Edition

61 STREPTOMISIN [S] DOSIS Sumber : Martindale 36th Editon page 334
Dosis: Dewasa (IM) Terapi harian: 15 mg / kg / hari (maksimum: 1 g) Sumber : DIH 17th Edition Terapi yang diawasi langsung (DOT), dua kali seminggu: mg / kg (maksimum: 1,5 g) Terapi yang diawasi langsung (DOT), 3 kali / minggu: mg / kg (maksimum: 1,5 g) Dosis: Dewasa (IV) mg / kg sebagai infus intravena lebih dari menit Dosis: Pediatric (IM) Terapi harian: mg / kg / hari (maksimum: 1 g / hari) Terapi yang diawasi langsung (DOT), dua kali seminggu: mg / kg (maksimum: 1,5 g) Terapi yang diawasi langsung DOT, 3 kali / minggu: mg / kg (maksimum: 1,5 g) Sumber : Martindale 36th Editon page 334

62 STREPTOMISIN [S] EFEK SAMPING
Ototoksik, nefrotoksik, Gangguan fungsi hati, Hipotensi, Neurotoksisitas, mengantuk, sakit kepala, Kulit ruam, Sumber : Martindale 36th Editon page 334 Mual, muntah, anemia, kelemahan, tremor, Kesulitan bernapas Sumber : DIH 17th Edition

63 STREPTOMISIN [S] PERHATIAN
Superinfeksi: berkepanjangan penggunaan dapat mengakibatkan superinfeksi jamur atau bakteri Kehamilan Laktasi : Tidak dianjurkan karena terdistribusi dalam ASI Sumber : DIH 17th Edition

64 STREPTOMISIN [S] I N T Diuretik lemah O E Vancomycin B R Cisplatin A A
Meningkaatkan toksisitas obat MENURUNKAN KADAR OBAT Diuretik lemah Vancomycin Cisplatin Amphotericin B Penicilline Menghambat ekskresi obat NSAID O B A T I N T E R A K S Sumber : (Drug Information Handbook 17th

65 STREPTOMISIN [S] KIE Secara umum, makin lama terapi dengan streptomisin, makin meningkat resistensi yang berlangsung satu bulan, namun setelah 4 bulan kuman tidak sensitif lagi. Peda pengobatan jangka lama dapat tejadi resistensi kuman terhadap penggunaan bersamaan streptomisin dengan antituberkulosis lain Efek samping kadang sakit kepala sebentar, reaksi anafilaktik, agranulositosis, anemia aplastik, demam obat. Efek kecil sekitar parestesi di muka terutama disekitar mulut serta rasa kesemutan ditangan. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan audiometrik basal dan berkala. Farmakologi dan Terapi ed 5 UI,hal

66 VITAMIN B6

67 VITAMIN B6 FARMAKODINAMIK
Pemberian piridoksin secara oral dan parental tidak menunjukkn efek farmakodinamik yang nyata. Dosis sangat besaryaitu 3-4g/kgBB menyebabkan kejang dan kematian pada hewan coba, tetapi dosis kurang dari umumnya tidakmenimbulkan efek yang jelas. Piridoksal fosfat dalam tubuh merupakan koenzim yang berperan penting dalam metabolisme berbagai asam amino, diantaranya dekarboksilasi, transminasi, dan raseminasi triptofan, asam-asam amini yang bersulfur dan asam amino hidroksida. Sumber: DIH Ed.17 hal. 6011

68 VITAMIN B6 FARMAKOKINETIK
Absorpsi : enteral, parenteral: diabsorpsi seluruhnya. Metabolisme: melalui 4- pyridoxic acid (bentuk aktif) dan metabolit lainnya. Waktu paruh eliminasi: hari Ekskresi: urine Sumber: DIH Ed.17 hal. 6011

69 VITAMIN B6 MEKANISME KERJA
Vitamin B6 merupakan koenzim yang berperan penting dalam metabolisme berbagai asam amino, diantaranya dekarboksilasi, transminasi, dan raseminasi triptofan, asma-asam amino bersulfur dan asam amino hidroksida Sumber : Katzung, cetakan 2014

70 VITAMIN B6 KOMPOSISI Vit B6 10mg; 25mg pyridoxine Hcl 10mg/tab
Sumber : ISO VOL. 48 HAL. 587 INDIKASI pencegahan dan pengobatan pada defisiensi vitamin B6 , kejang tergantung pyridoxine pada bayi off label: Treatment dan profilaksis toksisitas neurologis (misalnya, kejang, koma) terkait dengan isoniazid, hidrazin, dan Gyromitrin mengandung jamur (morel palsu) overdosis / toksisitas Sumber : Drug Information Handbook 17th edition

71 VITAMIN B6 KONTRAINDIKASI
Hipersensitif terhadap pyridoxine atau komponen dalam formula Sumber : Drug Information Handbook 17th edition

72 VITAMIN B6 DOSIS Dewasa:
Rekomendasi dosis harian (RDA): Laki-laki: mg Perempuan : mg Defisiensi: Oral: mg/hari selama 3 minggu Sumber : Drug Information Handbook 17th edition

73 VITAMIN B6 PERHATIAN EFEK SAMPING
Sakit kepala, kejang (berikut dosis IV sangat besar), asidosis, mual, Neuropati , paresthesia, reaksi alergi Sumber : Drug Information Handbook 17th edition PERHATIAN Kehamilan kategori A, laktasi, dan pada anak-anak Sumber : A to Z drug facts

74 VITAMIN B6 INTERAKSI OBAT
Barbiturat = meningkatkan metabolisme Barbiturate Levodopa = menurunkan kerja Levodopa Fenitoin = meningkatkan metabolisme Fenitoin Sumber : Drug Information Handbook 17th edition

75 TERAPI NON- FARMAKOLOGI

76 TERAPI NON- FARMAKOLOGI
Sering berjemur dibawah sinar matahari pagi (pukul 6-8 pagi). Memperbanyak istirahat (bedrest). Diet sehat, dianjurkan mengkonsumsi banyak lemak dan vitamin A untuk membentuk jaringan lemak baru dan meningkatkan sistem imun. Menjaga sanitasi/kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal. Menjaga sirkulasi udara di dalam rumah agar selalu berganti dengan udara yang baru. Berolahraga, seperti jalan santai di pagi hari.

77 DRP MACAM DRP PENYELESAIAN

78 MISSED DOSE

79 MISSED DOSE R H E Jika Anda melewatkan dosis obat ini, minum sesegera mungkin. Namun, jika hampir waktu untuk dosis berikutnya, lewati dosis dan langsung meminum dosis selanjutnya. Jangan menggandakan dosis.

80 MISSED DOSE STREPTOMISIN
Jika belum mendekati dosis berikutnya, segeralah meminum obat Lewati dosis jika hampir waktu untuk dosis berikutnya. Anda tidak harus menggunakan dua dosis pada saat yang sama. Jika Anda melewatkan lebih dari satu dosis, hubungi dokter Anda untuk petunjuk


Download ppt "TUBERCULOSIS."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google