Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Manajemen kesiswaan dan alumni pada madrasah dan sekolah

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Manajemen kesiswaan dan alumni pada madrasah dan sekolah"— Transcript presentasi:

1 Manajemen kesiswaan dan alumni pada madrasah dan sekolah
Selama Perkuliahan Berlangsung, setiap alat telekomunikasi semisal HP wajib dimatikan demi aktualisasi interaksi-edukatif. (amanat kode etik mahasiswa) 09 mata kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan Islam : Manajemen kesiswaan dan alumni pada madrasah dan sekolah اعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم Ali Rohmad – 2014 M Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung

2

3 Manajemen kesiswaan dan alumni pada madrasah dan sekolah
Arah bahasan : 1. Makna manajemen kesiswaan. 2. Tujuan manajemen kesiswaan. 3. Tugas utama manajemen kesiswaan. 4. Tanggung jawab kamadr-sek pd manajemen kesiswaan. Manajemen Kesiswaan (Mujamil : 141), Manajemen Aktivitas Siswa (Marno : 91), Manajemen Pembinaan Kesiswaan (Permendiknas )

4 Manajemen kesiswaan minimal 3 bidang : 1. Penerimaan murid baru
Pengertian Manajemen kesiswaan : penataan dan pengaturan thdp kegiatan yg berkaitan dg peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tsb dari suatu sekolah h.46. Tujuan manajemen kesiswaan untuk mengatur berbagai kegiatan dlm bidang kegiatan kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dpt berjalan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah h.46. Manajemen kesiswaan minimal 3 bidang : 1. Penerimaan murid baru 2. Kegiatan kemajuan belajar 3. Bimbingan dan pembinaan disiplin h.46. E. Mulyasa, MBS, 3rd ed, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003.

5 Tujuan Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib, teratur, serta mampu mencapai tujuan pendidikan sekolah. Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam, Erlangga, n.p, n.d, h. 142.

6 Para kepala sekolah, guru, dan tenaga profesional yang lain harus menyadari bahwa titik pusat tujuan sekolah adalah menyediakan program pendidikan yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan pendidikan, pribadi dan kebutuhan kemasyarakatan serta kepentingan individu para siswa. Para siswa merupakan klien utama yang harus dilayani, oleh sebab itu para siswa harus dilibatkan secara aktif dan tetap, tidak hanya dalam proses belajar mengajar, melainkan juga di dalam kegiatan sekolah. Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, 1st ed, PT Refika Aditama, Bandung, 2008, h. 91.

7 Kamad-Kasek Manajemen Kesiswaan Pendidikan Pembelajaran PSB Alumni
Kurikuler Ekstra Kurikuler BP Studi Lanjut Bekerja Menikah Rombel OSIS Kedisiplinan Pramuka Orkes Majalah PMR UKS ……. Vide, “Manajemen Kegiatan Ekskul”, Mulyono, Manajemen Administrasi Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2010, h ; Permendiknas : Pembinaan Kesiswaan.

8 Kamad-Kasek → manajemen kesiswaan
Sutisna 1985, tanggung jawab kasek dlm manajemen kesiswaan : 1. kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah yg berhubungan dg itu; 2. penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan penunjukkan murid ke kelas dan program studi; 3. evaluasi dan kemajuan belajar; 4. program supervisi bagi murid yg mempunyai kelainan, seperti pengajaran, perbaikan, dan pengajaran luar biasa; 5. pengendalian disiplin murid; 6. program bimbingan dan penyuluhan; 7. program kesehatan dan keamanan; 8. penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional h.46. E. Mulyasa, MBS, 3rd ed, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003.

9 Penerimaan Siswa Baru Penerimaan siswa baru perlu dikelola sedemikian rupa -oleh panitia PSB/PMB yg dibentuk oleh kasek- mulai dari perencanaan penentuan daya tampung sekolah atau jumlah siswa baru yg akan diterima, yaitu dg mengurangi daya tampung dg jumlah siswa yg mengulang kelas. Setelah para siswa baru diterima, dilakukan orientasi agar secara fisik, mental, emosional benar-benar siap menempuh pendidikan. E. Mulyasa, MBS, 3rd ed, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003.

10 a. Promosi sepanjang tahun. b. Pengalokasian dana publikasi.
Tahap PSB : a. Promosi sepanjang tahun. b. Pengalokasian dana publikasi. c. Penentuan media publikasi. d. Memiliki grup khusus sesuai selera masyarakat. e. Memiliki kerja sama dengan mad-sek level lebih rendah. f. Memiliki hubungan baik dg kamad-kasek level lebih rendah. g. Memiliki hubungan baik dg key people. h. Beasiswa bagi siswa berprestasi tapi lemah scr ekonomi. i. Pembebasan biaya bagi siswa berprestasi terbaik UNAS, … j. PSB tanpa diskriminatif, harus sesuai kriteria kecerdasan. PSB dg pendekatan : formal, sosial, kultural, rasional-profesional, idiologis Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam, Erlangga, n.p, n.d, h

11 Manajer lembaga pendidikan Islam tidak perlu mengikuti manajer lembaga pendidikan lain yang cenderung menekankan input, yaitu hanya menerima siswa atau mahasiswa yang berkualitas baik. Manajer lembaga pendidikan Islam, baik yang berada di lembaga pendidikan yang baru berkembang maupun yang sudah maju, harus menekankan proses untuk mewujudkan hasil yang maksimal. Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam, Erlangga, n.p, n.d, h. 144.

12 PSB : 1. Pembentukan panitia PSB dg masa kerja setahun. 2. Penentuan prosedur PSB, kriteria SB nondiskriminatif. 3. Pengalokasian dana utk panitia PSB selama setahun. 4. Pandaftaran calon SB. 6. Proses seleksi. 7. Hasil seleksi. 8. Pertanggung-jawaban panitia PSB.

13 Setelah SB resmi diterima :
Pembelajaran Setelah SB resmi diterima : 1. Pengelompokan siswa secara homogen/heterogen. 2. Penentuan program belajar. 3. Penentuan strategi pembelajaran. 4. Pembinaan kedisiplinan dan partisipasi dlm pembelajaran. 5. Penilaian hasil belajar. Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam, Erlangga, n.p, n.d, h. 145.

14 Prinsip dasar dalam manajemen kesiswaan :
1. Siswa harus diperlakukan sbg subyek. 2. Kondisi siswa heterogen (fisik, intelektual, sosial, ekonomi, minat, …). 3. Siswa termotivasi belajar jika merasa suka. 4. Pengembangan potensi siswa harus metakognitif (multi-kecerdasan). Prinsip dasar tsb menjadi pertimbangan manajerial dalam memberikan variasi layanan pembelajaran. Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam, Erlangga, n.p, n.d, h

15 Kurikuler dan Ekstrakurikuler
Dalam dunia proses pendidikan dikenal ada dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Yang pertama, kurikuler, merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses belajar mengajar antara peserta didik dan guru untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik. Sedangkan yang kedua merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya. Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2010, h. 186.

16 Ekstrakurikuler …, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuh-kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki peserta didik, baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan wajib maupun pilihan. Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2010, h. 187.

17 Tujuan Pembinaan Kesiswaan (Ekstrakurikuler) :
1. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas. 2. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan. 3. Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat. 4. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlaq mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society). Permendiknas : Pembinaan Kesiswaan, Psl 1.

18 Tujuan Kegiatan Siswa (ekstrakurikuler) :
1. Membantu semua siswa belajar bagaimana menggunakan waktu luang mereka secara lebih bijaksana. 2. Membantu semua siswa meningkatkan dan memanfaatkan secara konstruktif bakat-bakat dan ketrampilan unik yang mereka miliki. 3. Membantu semua siswa mengembangkan minat dan minat dan keterampilan rekreatif baru. 4. Membantu semua siswa mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap nilai kegiatan rekreatif. 5. … Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, 1st ed, PT Refika Aditama, Bandung, 2008, h. 92.

19 5. Membantu semua siswa meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka dalam fungsinya sebagai pemimpin dan/atau anggota kelompoknya. 6. Membantu semua siswa mengembangkan sikap yang lebih realistis dan positif terhadap dirinya sendiri dan orang lain. 7. Membantu semua siswa mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap sekolah, sebagai hasil dari partisipasi dalam program kegiatan siswa. Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, 1st ed, PT Refika Aditama, Bandung, 2008, h. 92.

20 Fungsi Ekstrakurikuler
1. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam semesta. 2. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya. 3. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas. 4. Mengembangkan etika dan akhlaq yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri. 5. … Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2010, h. 188.

21 5. Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang produktif terhadap permasalahan sosial keagamaan. 6. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil. 7. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi (human relation) dengan baik; secara verbal dan nonverbal. Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2010, h. 188.

22 Prinsip-Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler :
1. Setiap kegiatan dan juga keseluruhan program hendaknya memiliki tujuan yang dirumuskan dan ditulis secara jelas. 2. Setiap kegiatan harus diarahkan oleh pembina yang berkualitas dan bermotivasi tinggi. 3. Harus ada deskripsi peran tertulis bagi setiap pembina, begitu pula program in-service pengembangan untuk meningkatkan kompetensi. 4. Harus ada deskripsi peran tertulis untuk setiap petugas siswa untuk masing-masing kegiatan, dan program in-service harus ditawarkan untuk membantu mereka meningkatkan kompetensi mereka. 5. … Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, 1st ed, PT Refika Aditama, Bandung, 2008, h. 93.

23 5. Berbagai rapat organisasi yang diadakan dan merupakan bagian dari program kegiatan siswa harus direncanakan dengan baik. 6. Deskripsi yang sempurna tentang program kegiatan siswa harus disebarkan kepada siswa dan kelompok terkait lain pada awal tujuan ajaran sekolah. 7. Harus ada pengarah kegiatan siswa dan dewan penasihat guru siswa untuk keseluruhan program. 8. Program kegiatan siswa dan masing-masing kegiatan harus dievaluasi secara periodik untuk meyakinkan efektivitas dan mengidentifikasi bidang-bidang yang perlu perbaikan. 9. Masing-masing kelompok siswa dalam kegiatan siswa harus menyiapkan laporan akhir tahun untuk disebarkan kepada semua kelompok terkait. Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, 1st ed, PT Refika Aditama, Bandung, 2008, h. 93.

24 Materi Pembinaan Kesiswaan (Ekstrakurikuler) :
1. Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME. 2. Budi pekerti luhur atau akhlaq mulia. 3. Kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara. 4. Prestasi akademik, seni, dan/atau olah raga sesuai bakat dan minat. 5. Demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan hidup, kepekaan dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural. 6. … Permendiknas : Pembinaan Kesiswaan, Psl 3 (2) beserta lampiran.

25 6. Kreativitas, keterampilan, dan kewirausahaan.
7. Kualitas jasmani, kesehatan, dan gizi berbasis sumber gizi yang terdiversifikasi. 8. Sastra dan budaya. 9. Teknologi informasi dan komunikasi. 10.Komunikasi dalam bahasa Inggris. Permendiknas : Pembinaan Kesiswaan, Psl 3 (2) beserta lampiran.

26 Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler juga perlu dikembangkan dengan mempertimbangkan tingkat pemahaman dan kemampuan peserta didik serta tuntutan-tuntutan lokal di mana sekolah maupun berada. Macam-macam kegiatan ekstrakurikuler : OSIS, Pramuka, Olah-raga dan Kesenian Sekolah, Majalah Sekolah, PMR. h Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2010, h. 189.

27 Kedisiplinan …, pimpinan lembaga pendidikan Islam juga harus mengelola hal-hal yang terkait erat dengan proses, yaitu kedisiplinan. …, karena kedisiplinan termasuk bagian inti dari proses pendidikan maupun pembelajaran. Dalam proses pembelajaran maupun pendidikan ada aturan-aturan yang mengikat siswa untuk pada disiplin. Manakala siswa melakukan pelanggaran, harus dikenakan hukuman, meskipun hukuman yang bersifat pedagogis. Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam, Erlangga, n.p, n.d, h. 147.

28 Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Disiplin merupakan sesuatu kekuatan yang berkembang di dalam tubuh pekerja sendiri dan yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri dengan suka rela kepada keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari pekerjaan dan tingkah laku. Sri Kadarisman, Dasar-Dasar Management, PT Armico, Bandung, 1981, h. 70. Alfred R. Latainer, The Techniques of Supervision, terjem. Imam Soedjono, Aksara Baru, Jakarta, 1980, h. 71.

29 Indikasi kedisiplinan :
1. Datang dan pulang tepat waktu. 2. Tidak pernah mangkir. 3. Berpakaian rapi. 4. Menggunakan perlengkapan kerja secara hati-hati. 5. Mengikuti cara kerja yang telah ditentukan. 6. Menyelesaikan pekerjaan dengan memuaskan. 7. Produktivitas tinggi.

30 Penopang kedisiplinan :
1. Sikap pimpinan. 2. Motivasi. 3. Lingkungan.

31 Data Kemajuan Belajar Keberhasilan, kemajuan, dan prestasi belajar para siswa memerlukan data yg otentik, dapat dipercaya, dan memiliki keabsahan. Data ini diperlukan utk mengetahui dan mengontrol keberhasilan atau prestasi kasek sbg manajer pendidikan h.47. Pencatatan ketatalaksanaan kesiswaan : buku induk, buku presensi siswa, buku rapor, buku mutasi, … . E. Mulyasa, MBS, 3rd ed, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003.

32 Alumni Maka, lembaga pendidikan Islam perlu membangun jaringan kerja sama dengan para pengusaha maupun instansi terkait. Pada saat wisuda, para pengusaha dan pimpinan tersebut bisa diundang, kemudian pimpinan lembaga pendidikan Islam bisa mempromosikan wisudawan terbaiknya pada mereka. Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam, Erlangga, n.p, n.d, h

33 Pengarahan bakat, minat, serta kemampuan siswa dan penyaluran para alumni untuk memasuki lapangan kerja merupakan bentuk kepedulian lembaga pendidikan Islam terhadap siswa/mahasiswa maupun alumninya. Bila kepedulian ini benar-benar dapat diwujudkan dengan baik dan mereka dapat merasakan kemudahan, terutama dalam mendapatkan lapangan kerja, tentu dapat meningkatkan daya tawar lembaga pendidikan Islam tersebut di masyarakat secara luas. Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam, Erlangga, n.p, n.d, h

34


Download ppt "Manajemen kesiswaan dan alumni pada madrasah dan sekolah"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google