Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehRidwan Setiabudi Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
KELAINAN PADA BAYI DENGAN DIAPER RASH
Disusun oleh : Desia Ramadhannanti K.N.P (P )
2
Pengertian Diaper Rash
Diaper rash yang dikenal juga dengan istilah eksim popok, dermatitis popok, napkin dermatitis, adalah kelainan kulit timbul di daerah kulit yang tertutup popok, terjadi setelah penggunaan popok. Timbul akibat radang di daerah yang tertutup popok yaitu alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipat paha, dan perut bagian bawah. Penyakit ini sering terjadi pada usia kurang dari tiga tahun, paling banyak pada usia bulan.
4
Etiologi Diaper Rash Penyakit ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti faktor fisik, kimiawi, enzimatik dan biogenik (kuman dalam urine dan feses). Tetapi, penyebab diaper rash/ eksim popok terutama disebabkan oleh iritasi terhadap kulit yang tertutup oleh popok oleh karena cara pemakaian popok yang tidak benar, seperti : Penggunaaan popok yang lama. Perlu diketahui bahwa jenis popok bayi ada dua macam, yaitu : Popok yang disposable (sekali pakai- buang, atau sering juga disebut pampers bayi, disposable diaper). Popok yang dapat digunakan secara berulang (seperti popok yang terbuat dari katun). Tidak segera mengganti popok setelah bayi/ anak buang air kecil (b.a.k) atau buang air besar (b.a.b).
5
gambar popok disposable & katun
6
Faktor- faktor penyebab yang perlu dipertimbangkan dalam terjadinya diaper rash, antara lain :
Feses dan Urine Feses dan urine merupakan bahan- bahan yang sifatnya mengiritasi kulit. Feses yang tidak segera dibuang, bila bercampur dengan urine, akan menyebabkan pembentukan amonia. Amonia yang terbentuk dari urine dan enzime yang berasal dari feses akan meningkatkan keasaman (pH) kulit dan akhirnya menyebabkan iritasi pada kulit. Kelembaban Kulit Kelembaban yang berlebihan dikarenakan oleh penggunaan popok yang bersifat menutup kulit, sehingga menghambat terjadinya penyerapan dan menyebabkan kulit menjadi lembab, terjadi gesekan antar kulit dan mudah iritasi.
7
Gesekan- gesekan Gesekan- gesekan dengan pakaian, selimut atau linen dan gesekan- gesekan yang terjadi akibat aktiitas bayi juga dapat menimbulkan luka lecet yang akan memperberat diaper rash. Suhu Peningkatan suhu kulit juga merupakan faktor yang memperberat diaper rash. Hal ini disebabkan oleh karena popok yang menghambat penyerapan sehingga hilangnya panas juga berkurang. Bila bayi/ anak demam, juga dapat memperberat diaper rash. Suhu yang meningkat akan mengakibatkan pembuluh darah dan mudah terjadi peradangan.
8
Jamur dan Kuman Beberapa mikroorganisme seperti jamur candida albicans dan kuman/bakteri staphylococcus aureus merupakan faktor penting yang berperan dalam timbulnya diaper rash. Hal ini disebabkan oleh karena keadaan kulit yang basah dan lembab, serta pemakaian popok yang berlangsung lama. Kulit yang basah dan kotor yang berlangsung lama. Keadaan tertutup ketat oleh popok.
9
Insiden Diaper Rash Menurut Titi L, dkk (2006), angka kejadian dermatitits pada usia bulan, puncaknya pada usia 6- 9 bulan, 50 % dari bayi dan anak pernah mederita dermatitis popok dengan berbagai gambaran klinis mulai dari yang ringan sampai berat. Menurut Lokananta, MD (2004), pasien bayi dan balita rawat jalan yang menderita kelainan ini berjumlah sekitar 1 juta anak setiap tahunnya. Lebih dari 50% pasien adalah bayi berusia bulan, sedangkan insiden puncak kelainan ini adalah pada usia bulan. Pada satu penelitian yang dilakukan di Inggris, ditemukan 25% dari orang tua mendapati ruam popok pada bayi mereka yang berusia 4 minggu. Menurut Boediardja, SA (2000) mengemukakan bahwa penyakit ini sering terjadi pada bayi dan balita yang menggunakan popok, biasanya pada usia kurang dari 3 tahun, dan paling banyak pada usia 9 sampai 12 bulan.
10
Patofisiologi Diaper Rash
Diaper rash adalah gambaran suatu dermatitis kontak iritan,atau dikenal dengan istilah dermatitis popok iritan primer (DPIP). Penggunaan popok berhubungan dengan peningkatan yang signifikan pada hidrasi dan ph kulit. Kedua faktor tersebut adalah hal penting untuk kesehatan kulit pada daerah popok. Urine dan feses berperan penting pada peningkatan hidrasi dan ph kulit. Pada keadaan hidrasi yang berlebihan, permeabilitas kulit akan meningkat terhadap iritan, meningkatnya koefisien gesekan sehingga mudah terjadi abrasi, dan merupakan kondisi yang cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme sehingga mudah terjadi infeksi.
11
lanjutan.. Pada ph kulit yang lebih tinggi, enzim feses yang dihasilkan oleh bakteri pada saluran cerna dapat mengiritasi kulit secara langsung dan dapat meningkatkan kepekaan kulit terhadap bahan iritan lainnya. Superhydration urease enzyme yang terdapat pada stratum korneum melepaskan ammoniak dari bakteri kutaneus. Urease mempunyai efek iritasi yang ringan pada kulit yang tidak intak. Lipase dan protease pada feses yang bercampur dengan urin akan menghasilkan lebih banyak ammoniak dan meningkatkan ph kulit.
12
lanjutan.. Ammoniak bukan merupakan suatu bahan iritan yang turut berperan dalam patogenesisdiaper rash. Pada observasi klinis menunjukkan bayi dengan diaper rash tidak tercium aroma ammoniak yang kuat. Feses bayi yang diberikan ASI mempunyai ph yang rendah dan tidak rentan terkena diaper rash. Gesekan akibat gerakan menyebabkan kulit terluka dan mudah terjadi iritasi sehingga resiko terjadinya inflamasi meningkat. Infeksi sekunder akibat dari mikroorganisme seperti candida albicans sering timbul setelah 72 jam terjadinya diaper rash. Candida albicans adalah mikroorganisme tersering yang dijumpai pada daerah popok dari 41%-85% bayi yang mengalami diaper rash.
13
Tanda dan Gejala Diaper Rash
Gejala diaper rash bervariasi dari yang ringan sampai dengan yang berat. Secara klinis, dapat terlihat sebagai berikut : Gejala- gejala yang biasa ditemukan pada diaper rash oleh kontak dengan iritan, seperti : kemerahan yang meluas, berkilat, kadang mirip luka bakar, timbul bintil- bintil merah, lecet atau luka bersisik, kadang membasah dan bengkak pada daerah yang paling lama berkontak dengan popok, seperti pada paha bagian dalam dan lipatan paha (bagian cembung bokong).
14
Gejala yang terjadi akibat gesekan yang berulang pada tepi popok, yaitu : bercak kemerahan yang membentuk garis di tepi atas popok pada paha dan perut. Gejala diaper rash oleh karena jamur Candida yang ditandai dengan bercak atau bintil kemerahan warna merah terang, basah, dengan lecet- lecet pada selaput lendir anus dan kulit sekitar anus, lesi berbatas tegas dan terdapat lesi lainnya di sekitarnya.
16
Skema terjadinya diaper rash :
17
Gambaran Klinis Diaper Rash
Iritasi primer dari diaper rash tidak selalu terlihat pada 3 minggu pertama kelahiran. Onsetnya paling sering terjadi pada minggu ketiga sampai minggu keduabelas, dan puncak prevalensinya terlihat antara bulan ketujuh dan keduabelas. Bentuk yang paling sering dijumpai pada diaper rash iritan primer terdiri dari erytem yang menyatu dengan permukaan cembung pada daerah yang tertutup popok, yaitu pantat, genitalia, lower abdomen dan daerah pubis, dan paha atas. Bagian yang lebih dalam pada lipatan paha umumnya tidak terkena.
18
Komplikasi pada Diaper Rash
Karena adanya maserasi dan abrasi kulit yang tertutup popok, ulserasi kulit dan infeksi sekunder oleh Candida albicans mungkin dapat terjadi. Infeksi Candida albicans dapat terjadi setelah 72 jam terjadinya diaper rash. Infeksi Candida albicans memberi gambaran plak eritem, papul, pustul, dan lesi satelit. Reaksi psoriasis mengarah ke suatu psoriaticlike eruption dari papul- papul dan plak setelah inisiasi dari pengobatan suatu infeksi candida, yang melibatkan anggota tubuh dan biasanya ekstremitas dimana terjadi beberapa hari setelah pengibatan anti jamur dimulai. Jacquet dermatitis adalah komplikasi yang berasal dari iritasi akibat gesekan. Infeksi sekunder dari bakteri dan jamur juga dapat terjadi. Hipopigmentasi yang bersifat sementara khususnya pada anak kulit hitam juga biasa terjadi.
19
Pencegahan Diaper Rash
Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan mengetahui penyebab dan faktor- faktor yang berperan dalam menimbulkan diaper rash, yaitu seperti : Mengurangi kelembaban dan gesekan kulit, antara lain dengan : Segera mengganti popok setelah bayi/ anak buang air kecil (b.a.k) atau buang air besar (b.a.b). Dengan sering mengganti popok dapat mencegah terjadinya diaper rash.
20
Pada saat mengganti popok, bersihkan kulit bayi/ anak secara lembut dengan air hangat, kemudian keringkan. Untuk mengganti popok pada bayi yang buang air besar (b.a.b), gunakan sabun bayi, kemudian bilas dengan air sampai bersih. Keringkan dengan kain/handuk yang lembut, angin- anginkan sebentar, baru dipakaikan popok yang baru/bersih. Bila menggunakan popok disposable, pakaikan sesuai dengan daya tampung dan segera ganti. Hindari pemakaian popok yang ketat, tebal, terbuat dari plastik, bahan yang terlalu kasar, dan terlalu menutup.
21
Memilih popok yang baik :
Sebenarnya, popok sekali pakai atau popok yang dipakai berulang yang terbuat dari bahan kain katun sama baiknya dalam penggunaannya, asalkan orangtua mengetahui penggunaannya yang baik dan mencegah terjadinya diaper rash, seperti : popok harus diganti sesering mungkin segera setelah kotor. Popok sekali pakai yang beredar di pasaran biasanya mengandung bahan yang dapat menyerap cairan sehingga kulit menjadi lebih kering dan dapat mempertahankan pH klit mendekati normal sehingga mengurangi timbulnya diaper rash.
22
Penatalaksanaan Diaper Rash
Daerah yang terkena ruam popok tidak boleh terkena air dan harus dibiarkan terbuka dan tetap kering. Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas halus yang mengandung minyak. Segera dibersihkan dan dikeringkan bila anak kencing atau berak. Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit/ daerah yang iritasi. Usahakan memberikan makanan TKTP dengan porsi yang cukup. Memperhatikan kebersihan pakaian dan alat- alat untuk bayi. Pakaian atau celana yang terkena air kencing harus direndam dalam air yang dicampur acidum borium. Kemudian dibersihkan dan tidak boleh menggunakan sabun cuci langsung dibilas dengan air bersih dan dikeringkan.
23
Peran Bidan pada Neonatus dan Bayi dengan Diaper Rash
Bidan memiliki peran dan tanggung jawab salah satunya adalah sebagai pendidik, dalam masalah bayi yang mengalami diaper rash bidan harus segera memberikan pengetahuan pada ibu bahwa diaper rash adalah sesuatu hal yang sudah biasa terjadi pada bayi, dan bidan juga memberikan penjelasan bagaimana cara untuk mengobati bayi yang memang sudah terkena ruam popok namun alangkah lebih baik nya sebelum terjadinya ruam popok bidan harus segera memberi tahu ibu cara mencegah terjadinya ruam popok (diaper rash) pada kunjungan-kunjungan pemeriksaan, karena mencegah lebih baik dari pada mengobati.
24
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.