Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jack )

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jack )"— Transcript presentasi:

1 KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jack )
Oleh : Awanda Erna (/APTA/2012) Sindrana (1204/APTA/2012) Wahyu Setyaka (1314/APTA/2012) Johan Saputra (/APTA/2012) Heru E. Wibowo (1326/APTA/2012)

2 Pendahuluan Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi. Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak , hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa.

3 Taksonomi Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Keluarga : Palmaceae Sub keluarga : Cocoideae Genus : Elaeis Spesies : Elaeis guineensis Jack

4 Varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah
Varietas Dura = type Deli tebal tempurung 2-5 mm daging buah % tempurung/buah % inti 10 % Varietas Tenera = type Lesobe tebal tempurung 0,5-2,5 mm daging buah % tempurung/buah 5-20 % inti 8-10 % Varietas Pisifera tebal tempurung +- 0 mm daging buah % tempurung/buah +- 0 % inti 0-5 %

5 Varietas Berdasarkan warna kulit
Nigrescens Saat matang berwarna jingga kehitaman Virescens Saat masak berwarnajingga kemerahan dengan ujung hijau Albescens Saat muda berwarna putih saat masak berwarna kekuningan ujungnya hitam

6 Morfologi Tanaman Kelapa Sawit Batang Akar Bunga Buah Daun

7 Daun (Polium) Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut. Kumpulan anak daun (leaflets)yang mempunyai helaian (lamina) dan tulang anak daun (midrip). Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat. Tangkai daun (petiole) yan merupakan bagian antara daun dan batang. Seludang daun (sheath)yang berfungsi sebagai pelindung dari kuncup dan memberi kekuatan pada batang.

8 Batang (Caulis)     Batang merupakan elemen penting pada tanaman karena memiliki banyak fungsi vital diantaranya: sebagai struktur yang mendukung pertumbuhan bunga,buah dan daun. sebagai pembuluh yang mengangkut zat-zat yang diperlukan oleh tanaman dari akar ke daun dan sebaliknya. sebagai organ penimbun zat makanan.

9 Akar (Radix)

10 Bunga (flos)

11 Buah (Fructus) Buah akan terbentuk apabila penyerbukan pada kelapa sawit berhasil. Buah akan tumbuh pada keriak daun kelapa sawit.Buah sawit akan berwarna jingga kemerahan apabila matang.Pada buah kelapa sawit terdapat beberapa bagian, bagian- bagian tersebut adalah: Eksocarpium, Yaitu bagian terluar pada buah kelapa sawit yang licin dan berwarna kemerahan. Mesocarpium,Yaitu bagian buah yang paling banyak mengandung minyak. Endocarpium,Yaitu cangkang buah.Memiliki tekstur yang keras dan berwarna hitam. Kernel (inti buah),Yaitu bagian inti yang berwarna putih.Atau dapat dikatakan sebagai biji tanaman kelapa sawit.

12 Syarat Tumbuh sangat cocok ditanam di daerah tropis dengan curah hujan rata-rata mm per tahun. Kelapa sawit akan tumbuh optimal di dataran rendah dengan ketinggian meter di atas permukaan laut. Kelapa sawit akan tumbuh dengan baik apabila lama penyinaran langsung matahari 1-7 jam setiap harinya Buah kelapa sawit yang dihasilkan akan jauh lebih optimal saat tanaman tersebut tumbuh di daerah dengan suhu rata-rata derajat Celcius. Tanaman kelapa sawit menuntut tanah yang gembur, subur, dan mempunyai drainase baik untuk tumbuh optimal dengan pH tanah 4,0-6,5.

13 PERSIAPAN BAHAN TANAM Persiapan benih Seleksi biji Perkecambahan
Pesemaian (pre-nursery) Pembibitan (main-nursery)

14 Persiapan benih Tangkai tandan buah dilepaskan dari spikeletnya.
Tandan buah diperam 3 hari dan disiram air. Buah dipisahkan dari tandannya, diperam lagi selama 3 hari Buah dimasukkan ke dalam mesin pengaduk untuk memisahkan daging buah dari benih, untuk selanjutnya benih dicuci dengan air dan direndam dalam larutan Dithane M-45 0,2% selama 3 menit. Benih lalu dikeringanginkan dan diseleksi untuk memberoleh biji yang berukuran seragam. Semua benih disimpan di dalam ruangan bertemperatur 22 °C dan kelembaban 60% - 70% sebelum dikecambahkan

15 Seleksi biji Berasal dari persilangan varietas unggul (Dura dan Pisifera) Diambil dari tandan buah yang besar dari pohon yang telah diseleksi dan diketahui sifat-sifatnya Tandan yang telah dipanen dibawa ke lab persiapan biji Biji direndam selama 3 menit dalam larutan Dithane dan dikeringanginkan Biji disimpan min 1 bulan sebelum dikecambahkan

16 Persiapan perkecambahan
Untuk mempercepat perkecambahan : menipiskan kulit biji dengan mengasahnya atau dengan melarutkan biji dengan larutan HCl 0,1% Pemeriksaan kadar air biji, jika < 18% maka perlu direndam Biji dikeringanginkan pada ruangan pengeringan.

17 Perkecambahan Biji-biji dimasukkan ke dalam kantung plastik, setiap kantung berisi 500 – 1000 butir biji Kantung diatur pada rak-rak di dalam germinator selama 80 hari dengan suhu rata-rata 39,5C dan tidak perlu disiram Setelah 80 hari, biji dikeluarkan dan dipindahkan ke ruangan lain bersuhu 28C Biji dikeluarkan dan direndam dalam bak perendaman selama 3 hari untuk menaikkan kadar air dari 18% menjadi 23 % Biji dikeringanginkan selama 1 hari dan kembali dimasukkan ke dalam kantung plastik serta diletakkan pada rak-rak di dalam ruangan perkecambahan bertemperatur 26-28C Setelah hari biji akan mulai berkecambah dan selanjutnya tiap minggu diperiksa dan dikeluarkan Setelah 4-5 minggu persentase kecambah mencapai 70 – 85%dan ada yang mencapai 90% Biji yang tidak tumbuh pada minggu ke-6 diperiksa apakah viabilitasnya msih baik atau tidak. Jika masih baik maka dapat dipanaskan kembali selama 20 hari

18 Kecambah Kelapa Sawit Kultivar Sungai Pancur 2 (SP 2) berumur 21 HSS

19 Pesemaian (pre-nursery)
Bertujuan untuk memperoleh pertumbuhan bibit yang merata sebelum dipindahkan ke pembibitan Pesemaian dalam bentuk bedengan Pesemaian dalam polibeg Media pesemaian biasanya dipilih pasir atau tanah berpasir

20 Pesemaian dalam bentuk bedengan
Terdapat dua cara yaitu di atas tanah langsung dan dengan menggunakan bak semai Pesemaian di atas tanah dilakukan dengan cara mencangkul tanah sedalam 20 cm, digemburkan lalu dicampur dengan pasir yang telah disterilkan Bedengan dapat dibuat dari kotak dengan ukuran (120x60x50)cm Untuk mempermudah penyiraman dan pemindahan bibit, bak-bak semai ditempatkan di atas para-para setinggi 60 cm Benih yang telah berkecambah dan berakar ditanam dengan jarak 7,5x7,5 cm sedalam 2-5 cm atau tergantung panjang akarnya Dilakukan penyiraman 2 kali sehari Pemupukan dilakukan dengan pupuk nitrogen setiap dua minggu sekali Setelah 4 bulan di pesemaian dan berdaun 2-4 helai, benih mulai dapat dipindahkan ke pembibitan.

21 Pesemaian dalam polibeg
Dapat dilakukan di kantung plastik, keranjang bambu atau bakul. Kantung plastik yang digunakan berukuran (15x16)cm Media tanah yang mengandung kotoran dimasukkan ke dalam polibeg Benih yang telah berkecambah dan berakar ditanam sedalam 2 – 5 cm Bibit yang telah dipindahkan selama 2 minggu ditempatkan di bawah naungan Penyiraman dilakukan 2 kali sehari Pemupukan dengan pupuk majemuk atau urea. Setiap 400 bibit memerlukan 56 gram pupuk urea, sedangkan pupuk majemuk hanya 28 gram. Dilakukan setiap minggu Setelah 3 bulan di pesemaian dilakukan seleksi bibit

22 Pesemaian kelapa sawit dalam polibeg di bawah atap naungan

23 Pembibitan (main nursery)
Pembibitan dapat dilakukan di lapangan maupun dengan menggunakan kantung plastik besar Terbagi menjadi : a. Pembibitan lapangan (field nursery) b. Pembibitan kantung plastik besar

24 Pembibitan lapangan Mengolah tanah dengan cara mencangkul tanah sedalam 40 cm sambil membersihkan tanaman pengganggu atau kotoran yang ada Membuat saluran drainase Pemupukan dengan pupuk kandang sebanyak 10toh/ha atau campuran 500 kg urea dengan 500 g SP36/ha Areal pembibitan dibagi menjadi bedengan dengan lebar 5 – 10 barisan bibit, panjang bedengan antara 25 – 30 m dan jarak antar bedengan 70 cm Jarak tanam (60x60x75x75)cm Lubang tanam dibuat sesuai besar tanah (bibit putaran ) atau panjang akar (bibit cabutan) Penyiraman bibit disesuaikan dengan curah hujan, suhu dan penguapan baik oleh bibit maupun tanah Pemupukan Pemindahan bibit yang berumur bulan ke lapangan Penyulaman

25 Pembibitan kantung plastik besar
Pembuatan media tanam Pengisian polibeg Penanaman Kantung-kantung plastik dalam pembibitan diatur berbentuk segitiga sama sisi dengan jarak (90x90x90)cm Penyiraman dilakukan sesuai kebutuhan

26 Sistem pembibitan Sistem pembibitan tahap ganda (double stage system)
Pembibitan pendahuluan yaitu kecambah ditanam dengan menggunakan polibeg kecil sampai bibit berumur 3 bulan Pembibitan utama (main-nursery) yaitu bibit ditanam dalam polibeg besar selama 9 bulan Sistem pembibitan tahap tunggal (single stage system) Bibit langsung ditanam dalam polibeg besar hingga berumur 12 bulan tanpa harus ditanam dalam polibeg kecil terlebih dahulu

27 Pembibitan tahap ganda kelapa sawit
Pembibitan kelapa sawit dilakukan dua tahap yaitu pembibitan awal (pre-nursery) dan pembibitan utama (main nursery). Pembibitan awal (pre nursery) dilakukan sampai umur 3-4 bulan atau kecambah sudah memiliki daun 4 helai. Sebaiknya dinaungi, naungan awal dengan intensitas cahaya 50% - 60% dan secara bertahap naungan tersebut dikurangi untuk lebih menguatkan bibit terhadap sinar matahari langsung. Pembibitan utama (main nursery) dilakukan sampai umur 8-11 bulan kemudian ditanam di lapangan.

28 Bibit pre-nursery yang telah berumur 3 bulan siap dipindahkan ke main nursery

29 Keuntungan dan kekurangan sistem pembibitan tahap tunggal :
Tidak membutuhkan naungan dan bedengan yang digunakan sebagai tempat berlindung bibit yang masih muda Tidak adanya kekawatiran akan terjadinya transplanting sock pada bibit Biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada pembibitan tahap ganda. Waktu persiapan areal, sarana dan prasarana pembibitan menggunakan polibeg besar akan menjadi lebih pendek karena bibit tidak melalui tahapan pendahuluan.

30 Keuntungan dan kekurangan sistem pembibitan tahap ganda :
Biaya perawatan dan pengawasan bibit selama 3 bulan akan lebih kecil dan lebih mudah dilakukan. Pada pembibitan pendahuluan sudah dilakukan seleksi bibit sebelum dipindahkan ke pembibitan utama sehingga dapat menghemat penggunaan media dan plastik besar. Perlu kesabaran pada saat melakukan pemindahan bibit dari pembibitan pendahuluan ke pembibitan utama karena pada masa ini bibit sering mengalami transpalanting sock jika akarnya banyak yang rusak.

31 PERSIAPAN AREAL DAN PENANAMAN
Kegiatan terdiri atas : merintis dan mengukur, pembukaan areal, pemberantasan alang-alang, penanaman penutup tanah, pengajiran, pembuatan petakan, pembuatan lubang tanam. Bersamaan dengan kegiatan tersebut, biasanya dilakukan pembuatan jalan dan sarana penunjang lainnya.

32 a. Merintis dan mengukur
Kegiatan survei di lapangan untuk mengetahui : bentuk areal, batas-batas areal, topografi tanah, jenis vegetasi dan keadaan lapangan lainnya  sebagai pedoman perencanaan kegiatan selanjutnya dalam bentuk peta yang lebih terinci daripada peta dasarnya.

33 b. Pembukaan areal Kegiatan pertama pembukaan areal adalah tebas-babat semak belukar dan pepohonan yang berdiameter < 5 cm, bertujuan membersihkan areal sehingga tahap kegiatan selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih mudah

34 penebangan pepohonan dengan gergaji mesin (chain-shaw), gergaji tangan dan kapak.
Pemotongan batang dan perancahan dahan dan ranting Perumpukan dahan dan ranting yang telah kering. Pembakaran, kalau perlu diulang sampai 2 atau 3 kali (tidak lagi dilakukan setelah metode TANPA Bakar) Pembongkaran tunggul pohon jika perlu dan mungkin. Metode tanpa bakar : perumpukan dan bongkar tunggul secara mekanisasi (alat-alat berat dozer dan excavator).

35

36 c. Pemberantasan Alang-alang
Areal yang terbuka merangsang pertumbuhan alang-alang yang cepat . perlu pengendalian alang-alang sedini mungkin. secara kimiawi dengan menggunakan herbisida secara mekanis dengan menggunakan bajak dan garu. Dowpon-M dan Roundup merupakan contoh herbisida yang sering digunakan. Selang antar aplikasi masing-masing tiga minggu. Biasanya pada aplikasi terakhir, penyemprotan dilakukan secara spot.

37 d. Penanaman Penutup Tanah
Untuk mencegah erosi permukaan serta pertumbuhan alang-alang. Pada keadaan demikian perlu dilakukan penanaman tanaman penutup tanah. Penanaman penutup tanah (benih dengan dosis 14 kg/ha): 4 kg Pureria javanica (PJ), 6 kg Calopogonium mucunoides (CM) 4 kg Centrosema pubescent (CP)

38

39 Penanaman dilakukan dengan menggunakan sistem larikan
dengan mencangkul dangkal sedalam mata garu ( cm Benih ditabur dalam larikan tersebut, kemudian ditimbun kembali. Pemeliharaan tanaman penutup tanah: - pemupukan dan - pemurnian tanaman penutup tanah dengan cara membersihkan dari gulma yang dilakukan secara manual. Pemurnian dilakukan secara intensif terutama pada saat tanaman penutup tanah belum menutup sempurna.

40 Pengajiran Untuk mendapatkan pertanaman yang teratur, sebelum penanaman bibit di lapangan dilakukan pengajiran. Hal ini berguna dalam menentukan di mana bibit akan ditanam serta di mana jalan dan sarana lainnya akan dibuat Jarak tanam, jarak antar baris dan kerapatan tanaman per ha.

41

42 Jarak tanam

43 ruang kosong Segi tiga Segi empat

44 Tabel . Hubungan jarak tanam, bentuk jarak tanam, dan populasi tanaman
Jarak tanam segi empat segi tiga 6m 7m 8m 9m

45 Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat pada ajir-ajir Lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm pada segitiga atas 40 cm x 40 cm x 40 cm pada bagian dasarnya kedalaman 60 cm.

46 Lubang Tanam Lapisan Lapisan tanah atas tanah bawah Pupuk Organik

47 Cara Penanaman Masukkan bibit ke dalam lubang dengan hati-hati dan kantong plastik dibuka. Lubang ditutup dengan tanah, tidak boleh diinjak-injak agar tidak terjadi kerusakan. Bibit yang tingginya lebih dari 150 cm, daunnya dipotong untuk mengurangi penguapan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan.

48

49 Kegiatan Setelah Penanaman
Umpan tikus Pemberian mulsa dengan janjangan kosong Penyisipan Konsolidasi

50 Umpan tikus Sebagai tindakan pencegahan terhadap serangan tikus
Per pokok bibit diberi 2 butir umpan tikus, 1 butir diletakkan disebelah kiri pokok dan 1 butir lagi diletakkan di sebelah kanan pokok Pemberian umpan tikus selanjutnya disesuaikan dengan kebutuhan

51 Pemberian mulsa dengan janjangan kosong
Semua bibit yang baru ditanam di lahan harus diberikan janjangan kosong (dosis 25 ton/ha) Janjangan kosong diletakkan disekitar piringan bibit, dalam bentuk lingkaran Janjangan kosong yang digunakan haruslah yang masih segar, yang diproduksi dalam kurun waktu 2 minggu sebelum digunakan

52 Penyisipan Konsolidasi
Penyisipan dilakukan secepat mungkin, tidak boleh lebih dari 2 tahun setelah tanam Menggunakan bibit advanced planting material Konsolidasi Pemeriksaan rutin terhadap tanaman sawit yang miring atau roboh, kemudian ditegakkan kembali

53 PEMELIHARAAN TANAMAN Lakukan penyulaman untuk mengganti tanaman yang mati dengan tanaman baru yang seumur dengan tanaman yang mati. Cadangan bibit untuk penyulaman terus dipelihara sampai dengan umur 3 tahun dan selalu dipindahkan ke kantong plastik yang lebih besar. Penyiangan gulma dilakukan 1 bulan sekali. Lakukan perawatan dan perbaikan parit drainage. Anjuran pemupukan tanaman belum menghasilkan (TBM) seperti pada table 1. Sedangkan pemupukan tanaman menghasilkan (TM), kebutuhan pupuk berkisar antara kg N, P, K, Mg, Bo per Ha/tahun.

54 PEMELIHARAAN TANAMAN Penyulaman dan Penjarangan Tanaman mati disulam dengan bibit berumur bulan. Populasi 1 hektar ± pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari. Penyiangan Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma. Pemupukan Anjuran pemupukan sebagai berikut :

55 Pemupukan TBM

56 ● : pohon kelapa sawit ● : pohon kelapa sawit
Jari-jari Piringan 0.50 m 1.00 m 2.75 m ● : pohon kelapa sawit ● : pohon kelapa sawit : daerah penyebaran pupuk N : daerah penyebaran N, P, K, Mg Gambar : Penyebaran pupuk N, P, K, dan Mg pada piringan KS TM

57 Pemangkasan Daun Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu: a. Pemangkasan pasir Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur bulan. b. Pemangkasan produksi Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan. c. Pemangkasan pemeliharaan Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.

58 Kastrasi : Membuang bunga jantan
Keuntungan kastrasi pada tanaman kelapa sawit antara lain : Merangsang pertumbuhan vegetatif dan menghemat penggunaan unsur hara dan air. Menyeragamkan pembungaan. Menciptakan kondisi tanaman yang bersih sehingga dapat mengurangi serangan penyakit busuk buah. Kastrasi masih dilakukan sampai sekitar 6 bln sebelum panen pertama

59 Penyerbukan Buatan Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu penyerbukan buatan oleh manusia atau serangga. a. Penyerbukan oleh manusia, dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang reseptif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga reseptif adalah kepala putik terbuka, warna putik kemerah-merahan dan berlendir.

60 Cara penyerbukan: 2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ).
1. Buka seludang bunga. 2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer. b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%.

61

62 Faktor Biotik : Hama, Penyakit dan Gulma
Jenis Hama, Tingkat Kepentingan dan Kemudahan Diatasi Hama yang umumnya menyerang tanaman kelapa sawit adalah serangga. Tabel 8 berikut ini merupakan jenis hama yang umum menyerang kelapa sawit dan cara menanggulanginya. Berbagai jenis hama tersebut dapat dengan cepat tersebar dari suatu areal kebun ke areal lainnya. Keadaan yang demikian menghendaki adanya upaya pengendalian hama secara berkelompok dari petani-petani sehamparan.

63 Jenis Hama dan Cara Menanggulanginya
No. Jenis Hama Cara Menanggulanginya 1 Serangga (kumbang malam, kutu daun, belalang dan ulat api) pada tahap pembibitan Menggunakan insektisida dengan sangat hati- hati karena bibit peka terhadap bahan-bahan kimia 2 Mammalia, seperti landak (Porcupine), gajah, babi dan tikus pada tanaman muda dan pohon dewasa Dengan pestisida, mekanis, biologis (burung hantu utk tikus) Sumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)

64 Jenis Penyakit, Tingkat Kepentingan
Penyakit, patogen penyebab, gejala dan cara menanggulangi disajikan pada Tabel 9

65 Tabel 9. Jenis Penyakit dan Cara Menanggulanginya
No. Jenis Penyakit Gejala Cara Menanggulangi- nya 1 Anthracnose Daun membusuk, berwarna kelabu dan sangat rapuh Fungisida 2 Helminthosporium Bercak pada daun 3 Phytopthora Daun berwarna kecoklatan 4 Rhizotonia sp. Dan Phytium sp. Warna daun berubah menjadi coklat kemerahan seperti terbakar dan akar busuk 5 Botiodiplodia sp., Glomaerella singulata, Melacoiem elaedis (Anthracnose) Menyerap daun (bercak daun hijau) 6 Culvularia sp., Helminthosporium sp. Bercak daun/black spot Sumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)

66 Jenis Gulma Dominan dan Pengendaliannya
Gulma yang biasa sukar diatasi pada tanaman kelapa sawit umumnya adalah alang-alang dan pakis-pakisan. Jenis- jenis gulma dan cara menanggulanginya selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10.

67 Tabel 10. Jenis Gulma Dominan dan Cara Menanggulanginya
No. Jenis Gulma Cara Menanggulanginya 1. Alang-alang, cynodon, cyperus dan beberapa jenis rumput-rumputan (berdaun sempit) Secara manual dengan babat tangan dan kored dan secara kimia dengan herbisida. Jenis herbisida yang digunakan disesuaikan dengan kelompok spesies pada areal yang sangat luas. 2. Mikania micrantha, Eupathorium odoratum, Boreraria alata (berdaun lebar) 3. Paku-pakuan Sumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)

68 Beberapa gejala visual tanaman yang tumbuh tidak normal di lapangan dan perlu disulam antara lain
Pertumbuhan pelepah daun berputar (twisted frond). Tanaman memperlihatkan gejala bercak oranye (orange spotting). Helaian daun melengkung berputar ke bawah, sebagian daunnya membusuk. Susunan anak daun pada pelepah sempit memanjang (narrow leaves). Susunan anak daun sangat rapat seperti sirip ikan. Pohon kerdil atau kurus akibat terserang penyakit. Tanaman bertunas atau bercabang (Viviparous). Anak daun keriting-kusut (Wrinckled).

69 Penunasan dilakukan dengan tujuan :
Sanitasi tanaman untuk mencegah serangan cendawan Marasmius sp, tikus dan tumbuhnya pakis. Menghindari tersangkutnya brondolan. Memudahkan pengamatan terhadap buah matang. Memperlancar proses penyerbukan alami. Merangsang pembungaan dan perkembangan buah. Memudahkan pelaksanaan panen.

70 P A N E N Kelapa sawit telah dapat menghasilkan pada umur 30 bulan setelah tanam. Jumlah pohon yang dapat dipanen per hektar sebanyak 60%. Dipilih tandan yang buahnya sudah masak dengan tanda adanya sejumlah buah merah yang jatuh (brondol ). Cara panen dengan memotong tandan buah. Pemanenan dilakukan 1 kali seminggu.

71 Sekian presentasi kami
“SEMOGA BERMANFAAT“


Download ppt "KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jack )"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google