Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Itp (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Itp (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura)"— Transcript presentasi:

1 Itp (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura)
Anis Fadilah Aulia Azizah Kurniawati Syahnaz R Siti Laelatul Slamet Riyadi

2 Pengertian ITP adalah singkatan dari Idiopathic Thrombocytopenic Purpura. Idiopathic berarti tidak diketahui penyebabnya. Thrombocytopenic berarti darah yang tidak cukup memiliki keping darah (trombosit). Purpura berarti seseorang memiliki lukamemar yang banyak (berlebihan). Idiopatik trombositopenia purpura (ITP) merupakan suatu kelainan yang berupa gangguan autoimun yang mengakibatkan trombositopenia oleh karena adanya penghancuran trombosit secara dini dalam sistem retikuloendotel akibat adanya autoantibody terhadap trombosit yang biasanya berasal dari Immunoglobulin G  dan ditandai dengan mudahnya timbul memar serta perdarahan subkutaneus yang multiple.

3

4 Etiologi Penyebab dari ITP tidak diketahui secara pasti. Penyakit ini diduga melibatkan reaksi autoimun, dimana tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang trombositnya sendiri. Dalam kondisi normal, antibodi adalah respons tubuh yang sehat terhadap bakteri atau virus yang masuk kedalam tubuh. Tetapi untuk penderita ITP, antibodinya bahkan menyerang sel-sel keping darah tubuhnya sendiri. (Family  Doctor, 2006). ITP kemungkinan juga disebabkan oleh hipersplenisme, infeksi virus, intoksikasi makanan atau obat atau bahan kimia, pengaruh fisis (radiasi, panas), kekurangan factor pematangan (misalnya malnutrisi)

5 Jenis ITP 1. Akut. Awalnya dijumpai trombositopenia pada anak.
Jumlah trombosit kembali normal dalam 6 bulan setelah diagnosis (remisi spontan). Tidak dijumpai kekambuhan berikutnya. 2. Kronik Trombositopenia berlangsung lebih dari 6 bulan setelah diagnosis. Awitan tersembunyi dan berbahaya. Jumlah trombosit tetap di bawah normal selama penyakit. Bentuk ini terutama pada orang dewasa. 3. Kambuhan Mula-mula terjadi trombositopenia Relaps berulang. Jumlah trombosit kembali normal diantara waktu kambuh.

6 Ada dua tipe ITP berdasarkan kalangan penderita
Ada dua tipe ITP berdasarkan kalangan penderita. Tipe pertama umumnya menyerang kalangan anak-anak, sedangkan tipe lainnya menyerang orang dewasa. ITP juga dapat dibagi menjadi dua, yakni akut ITP dan kronik ITP. Batasan yang dipakai adalah waktu jika dibawah 6 bulan disebut akut ITP dan diatas 6 bulan disebut kronik ITP. Epidemologi

7 Patofisiologi Antibodi tmenyerang trombosit sehingga lama hidup trombosit diperpendek. Seperti kita ketahui bahwa gangguan –gangguan autoimun yang bergantung pada antibodi manusia. ITPmemiliki molekul-molekul IgG reaktif dalam sirkulasi dengan trombosit hospes. Meskipun terikat pada permuakaan trombosit, antibodi ini tidak menyebabkan lokalisasi protein komplemen atau lisis trombosit dalam sirkulasi bebas. Namun, trombosit yang mengandung molekul-molekul IgG lebih mudah dihilangkan dan dihancurkan oleh makrofag yang membawa reseptor membran untuk IgG dalam limpa dan hati. Manifestasi utama dari ITP dengan trombosit kurang dari /mm3 adalah tumbuhnya petechiae.

8 Manifestasi Klinik 1. ITP akut :
Hanya 16% yang betul-betul idiopatik.. Pada permulaan perdarahan sangat hebat selain terjadi trombositopenia rusaknya megakariosit, juga terjadi perubahan pembuluh darah. Sering terjadi perdarahan GIT, tuba falopi dan peritoneum. Kelenjar lymphe, lien dan hepar jarang membesar 2. ITP menahun : Biasanya pada dewasa, terjadi beberapabulan sampai beberapa tahun, kadang menetap. Pada riwayat perdarahan menahun, menstruasi yang lama. Perdarahan relatif lebih ringan. Jumlah trombosit /mm3. Biasanya tanpa anemi, lekopeni dan splenomegali. Penghancuran trombosit lebih dari normal. Sering terjadi relaps dan remisi yang berulang-ulang

9 Lanjutan... Petechiae ini dapat muncul karena adanya antibodi IgG yang ditemukan pada membran trombosit yang akan mengakibatkan gangguan agregasi trombosit dan meningkatkan pembuangan serta penghancuran trombosit oleh sistem makrofag. Agregaasi trombosit yang terganggu ini akan menyebabkan penyumbatan kapiler- kapiler darah yang kecil. Pada proses ini dinding kapiler dirusak sehingga timbul perdarahan dalam jaringan. Trombositopenia sementara, yang ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan ITP, juga sesuai dengan kerusakan yang disebabkan oleh IgG, karena masuknya antibodi melalui plasenta

10 Lanjutan... 3. ITP recurrent
Diantaranya episode perdarahan, trombosit normal dan tak ada purpura/petechiae dan masa hidup trombosit norma. Hasil pengobatan dengn kortikosteroid baik. Kadang tanpa pengobatan, dapat sembuh sendiri. Remisi berkisar bebrapa minggu sam pai 6 bulan 4. ITP siklik Menstruasi hebat pada wanita. Secara umum, gambaran klinis ITP adalah : Adanya petechiae, echymose atau perdarahan . Trombositopenia. Megakariosit dalam sumsum tulang normal / bertambah dengan morfologi abnormal. Splenomegali atau tidak

11

12 Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan darah lengkap Pemeriksaan darah tepi Aspirasi sumsum tulang,

13 Penatalaksaan Klinis 1. ITP Akut
Ringan: observasi tanpa pengobatan → sembuh spontan. Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik, maka berikan kortikosteroid. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan immunoglobulin per IV. Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspensi trombosit. 2. ITP Menahun Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan. Misal: prednisone 2 – 5 mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid berikan immunoglobulin (IV). Imunosupressan: 6 – merkaptopurin 2,5 – 5 mg/kgBB/hari peroral. Azatioprin 2 – 4 mg/kgBB/hari per oral. Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral.

14 Lanjutan... Splenektomi. Indikasi:
Resisten terhadap pemberian kortikosteroid dan imunosupresif selama 2 – 3 bulan. Remisi spontan tidak terjadi dalam waktu 6 bulan pemberian kortikosteroid saja dengan gambaran klinis sedang sampai berat. Penderita yang menunjukkan respon terhadap kortikosteroid namun perlu dosis tinggi untuk mempertahankan klinis yang baik tanpa perdarahan. Kontra indikasi: Anak usia sebelum 2 tahun: fungsi limpa terhadap infeksi belum dapat diambil alih oleh alat tubuh yang lain (hati, kelenjar getah bening dan thymus)

15 Komplikasi Komplikasi yang mungkin terjadi, antara lain : Hemorrhages
Penurunan kesadaran Splenomegali

16 ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian a. Aktivitas / istirahat.
Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum. Toleransi terhadap latihan rendah. Tanda : Takikardia / takipnea, dispnea pada beraktivitas / istirahat. Kelemahan otot dan penurunan kekuatan. b. Sirkulasi. Gejala : Riwayat kehilangan darah kronis, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat. Palpitasi (takikardia kompensasi). Tanda : TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil. c. Integritas ego. Gejala : Keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan: penolakan transfuse darah. Tanda : Depresi.

17 Lanjutan.. Eliminasi. Gejala : Hematemesis, feses dengan darah segar, melena, diare, konstipasi. Tanda : Distensi abdomen. Makanan / cairan. Gejala : Penurunan masukan diet. Mual dan muntah. Tanda : Turgor kulit buruk, tampak kusut, hilang elastisitas. Neurosensori. Gejala : Sakit kepala, pusing. Kelemahan, penurunan penglihatan. Tanda : Epistaksis. Mental: Tak mampu berespons (lambat dan dangkal). Nyeri / kenyamanan. Gejala : Nyeri abdomen, sakit kepala. Tanda : Takipnea, dispnea.

18 Lanjutan... Pernafasan. Gejala : Nafas pendek pada istirahat dan aktivitas. Tanda : Takipnea, dispnea. Keamanan Gejala : Penyembuhan luka buruk sering infeksi, transfuse darah sebelumnya. Tanda : Petekie, ekimosis

19 Diagnosa Kekurangan volume cairan b.d perdarahan
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

20 Intervensi Diagnosa 1 Tujuan: Menghentikan perdarahan Memenuhi kebutuhan Cairan Kriteria hasil: Perdarahan dapat teratasi Cairan pasien dapat diatas Intervensi : 1. Pantau tanda-tanda vital setiap 4 jam Rasional : takikardi, hipotensi, dispnea, atau demam dapat mengindikasikan devisit volume cairan

21 Lanjutan... 2. Berikan cairan peroral maupun parenteral sesuai nanjuran Rasional : untuk mengembalikan kehilangan cairan 3. Pantau nilai elaktrolit dan laporkan ketidaknormalannya Rasional: kehilangan cairan dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit signifikan

22 Lanjutan... Diagnosa 2 Tujuan : Tekanan darah normal, Pangisian kapiler baik. Kriteria hasil : Menunjukkan perbaikan perfusi yang dibuktikan dengan TTV stabil. Intervensi : 1. Awasi TTV, kaji pengisian kapiler. Rasional : memberikan informasi tentang derajat/ keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi.

23 Lanjutan... 2. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi. Rasional : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler. 3. Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangasang. Rasional : dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena hipoksia.

24 Lanjutan.. Diagnosa 3 Tujuan : Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas. Intervensi : 1. Awasi TD, nadi, pernafasan. Rasional :mmanifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk emmbawa jumlah oksigen ke jaringan.

25 Lanjutan.. 2. Berikan lingkungan tenang. Rasional : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh.

26 THANK YOU


Download ppt "Itp (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google