Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Kebutuhan Luas Lantai.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Kebutuhan Luas Lantai."— Transcript presentasi:

1 Kebutuhan Luas Lantai

2 Pengertian Luas Lantai
Luas lantai adalah suatu tabel yang berisi rincian kebutuhan luas tanah/luas pabrik untuk aktivitas dari bagian produksi, bagian penyimpanan/gudang bahan baku (receiving) dan produk jadi (warehouse), kantor taman dan kelengkapan lain. Suatu kelonggaran biasanya ditambahkan untuk ruang gerak operator, gang dan dinding-dinding. Salah satu persoalan besar dalam perencanaan tempat kerja adalah perancangan yang tepat dari setiap tempat kerja agar efisiensinya optimum, dan kemudian disesuaikan ke dalam aliran total atau keseluruhan.

3 Metode untuk menentukan luas lantai
Metode untuk menentukan luas lantai antara lain : Production Centered Method Pusat produksi terdiri dari satu mesin ditambah seluruh peralatan yang perlu seperti area kerja operator, area perawatan (maintenance), dan area penyimpanan. Converting Kebutuhan area yang sekarang dikonversikan untuk kebutuhan layout yang direncanakan. Perlu diingat bahwa kebutuhan area bukan merupakan fungsi linier dari jumlah produksi. Metode ini biasa digunakan untuk departemen pendukung dan gudang bahan baku. Roughed Out Layout Model atau template diletakkan pada tata letak yang diperoleh dari estimasi, konfigurasi umum, dan luas lantai yang dibutuhkan.

4 Space Standards Luas lantai berdasarkan standar yang sudah ditetapkan, untuk industri-industri standar seperti pabrik kimia. Standar yang dipakai biasanya berdasarkan penggunaannya yang berhasil di masa lampau. Standar yang diambil harus diteliti dengan cermat dan dibandingkan dengan layout yang sekarang. Ratio Trend and Projection Menetapkan perbandingan meter persegi dari suatu faktor yang dapat mengukur dan memprediksi tata letak yang akan diusulkan. Misalnya : m2/kapasitas, m2/jam kerja.

5 Perhitungan luas lantai produksi didasarkan pada :
Bahan baku yang akan disiapkan. Mesin atau peralatan yang digunakan. Barang jadi yang dihasilkan. Fasilitas penunjang

6 Hal yang harus diperhitungkan dalam penentuan luas lantai :
Alat angkut Cara pengangkutan Cara penyimpanan bahan baku (ditumpuk / dirak) Aliran bahan Allowance (kelonggaran)

7 Desain Fasilitas Dalam mendesain letak fasilitas, yang perlu diperhatikan juga adalah penempatan fasilitas pendukung operasi seperti gang, tangga, perkantoran, cafeteria, ruang alat-alat, gudang bahan, kamar mandi, dan rak administrasi. Fasilitas produksi hendaknya diatur hingga menjadi fasilitas yang fleksibel dan dapat menyesuaikan diri dengan pertimbangan terjadinya perubahan bentuk operasi yang mungkin akan terjadi

8 Pertimbangan Desain Fasilitas
Biaya Lahan dan Bangunan Sistem Komunikasi Dalam Pabrik Keamanan Kebutuhan-kebutuhan Ruangan Peralatan Penanganan Bahan

9 Luas Lantai Gudang Bahan Baku
Luas Lantai Gudang Bahan Baku (Receiving) adalah luas lantai yang digunakan untuk menyimpan bahan baku atau material yang digunakan dalam produksi. Luas lantai gudang bahan baku (Receiving) ini terdiri dari model tumpukan dan rak.

10 Hal-hal yang harus diperhitungkan adalah :
Tinggi memuat berapa tumpuk Lebar memuat berapa baris Panjang memuat berapa baris Cara penyimpanan di dalam rak

11 Model Tumpukan Untuk menentukan luas lantai pada model tumpukan, maka data yang diperlukan adalah sebagai berikut : Nama komponen Jumlah komponen per assembling Type material Ukuran per potong Produksi per jam Efesiensi bahan

12 Tahapan perhitungan luas lantai gudang bahan baku
Tentukan unit per jam, yaitu kebutuhan kemasan (material) dalam satu jam produksi Tentukan unit per satu periode, yaitu jumlah kemasan (material) dalam satu periode produksi Tentukan volume per material Tentukan volume kebutuhan Tentukan luas lantai, yaitu lahan yang diperlukan berdasarkan kebutuhan hasil perhitungan, setelah disimpan dalam rak serta cara penyimpanan didalam rak. Tentukan allowance Tentukan total luas lantai

13 Luas lantai Mesin Luas lantai mesin (fabrikasi & assembling) juga perlu diperhitungkan dalam perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan. Data yang diperlukan dalam perhitungan luas lantai ini antara lain adalah sebagai berikut : Nama mesin/peralatan Jumlah mesin/peralatan Ukuran mesin/peralatan dari MPPC + Allowance

14 Kelonggaran Mesin Kelonggaran mesin diberikan untuk hal-hal berikut :
Pergerakan mesin pada saat beroperasi. Tools dan equipment Kelonggaran operator Peralatan maintenance Kelonggaran dinyatakan dalam bentuk nilai persentase terhadap ukuran mesin.

15 Kelonggaran Operator Kelonggaran operator diberikan untuk hal-hal sebagai berikut : Supervisor yang mengawasi Pergerakan operator Service pabrik

16 Kelonggaran Material Handling
Kelonggaran Material diberikan untuk hal-hal sebagai berikut : Daerah penerimaan material Daerah pengiriman material Scrap

17 Rekomendasi lebar gang untuk berbagai peralatan material handling :

18 Luas Lantai Shipping (Gudang Bahan Jadi)
Tentukan ukuran kemasan, yaitu ukuran atau dimensi dari kemasan untuk tempat produk jadi perusahaan. Ukuran kemasan ditentukan oleh : 1. Ukuran produk jadi 2. Jumlah produk jadi dalam satu kemasan 3. Tentukan allowance untuk bahan pelindung (misal busa) Tentukan produksi jadi per satu periode, yaitu produk yang dihasilkan untuk periode tertentu, berdasarkan produksi per jam dari perusahaan. Penentuan periode berdasarkan pada : 1. Periode pengiriman produk jadi kepasaran 2. Kapasitas maksimum lahan (jika terbatas) 3. Karakteristik produk jadi tersebut Tentukan volume kemasan total, yaitu volume kebutuhan untuk produk jadi per periode tertentu. Tentukan luas lantai, yaitu lahan yang dibutuhkan berdasarkan volume kemasan. Tentukan allowance Tentukan total luas lantai

19 Luas Lantai Perkantoran
Yang harus diperhatikan dalam menyusun perkantoran adalah : Departemen yang berhubungan ditempatkan berdekatan satu sama lain. Lebar lorong minimal 0.9 meter. Jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan merupakan dasar departementasi. Tiap pekerja membutuhkan kira-kira 4,5 sampai dengan 25 m 2. Cahaya yang datang dari kiri dan atau belakang lebih baik. Bila pekerja harus duduk saling membelakangi maka harus dipisahkan minimal melebar 1 meter diantara kursi.

20 Contoh Berapa total luas lantai yang diperlukan untuk proses produksi rak buku. Pembatasan masalah pada penerapan perhitungan yaitu data penunjang diperoleh dari operation process chart (OPC), routing sheet, dan multi product process chart (MPPC), tinggi maksimal model tumpukan 1 meter dan tinggi maksimal model rak 2 meter. Untuk mengetahui luas lantai gudang bahan baku model tumpukan dan rak untuk produk rak buku, mengetahui luas lantai mesin untuk produksi rak buku, dan mengetahui luas lantai gudang barang jadi produk rak buku.

21

22

23 Gambar 1. Peta Proses Operasi Rak Buku

24 Tabel 4. Routing Sheet Rak Buku

25

26

27 Gambar 2. Multi Product Process Chart (MPPC) Rak Buku

28 Tabel . Luas Lantai Gudang Bahan Baku Model Tumpukan

29 Contoh perhitungan luas lantai model tumpukan komponen kaki 1:
Data pada kolom 1, 2, 3, dan 4 dapat diketahui dari data penunjang. Kolom 5 berisi volume (m3) dari komponen utama kaki 1. Volume kaki 1 (m3) = p x l x t = 91 x 31 x 1 = 2,821 cm3 = 0, m3 Kolom 6 berisi jumlah bahan yang disiapkan dalam 1 minggu, data ini diperoleh dari routing sheet dan merupakan hasil pembulatan. Pembulatan dilakukan karena dalam pemesanan bahan baku komponen utama tidak memungkinkan untuk pembelian dalam jumlah desimal. Selain itu, komponen utama merupakan bahan baku yang akan diproses sendiri dan memiliki ukuran yang relatif besar sehingga periode yang digunakan dalam jangka waktu 1 minggu. Sehingga tidak terlalu banyak tumpukan dibandingkan dalam jangka waktu 1 bulan. Bahan/Minggu = Bahan yang disiapkan x Jumlah hari kerja/Minggu Bahan/Minggu = 58 x 5 = 290 Kolom 7 berisi volume total bahan baku dalam 1 minggu Volume Total = Volume x Bahan/Minggu = 0, x 290 Volume Total = 0,82 m3

30 Kolom 9 berisi luas lantai yang diperoleh dengan persamaan:
Kolom 8 berisi tinggi tumpukan yaitu sebesar 1 meter. Penentuan tinggi maksimal tumpukan dimaksudkan agar komponen yang letaknya di bawah tumpukan tidak mengalami kerusakan. Komponen utama merupakan salah satu elemen yang penting dalam proses produksi, sehingga apabila mengalami kerusakan akan menghambat proses produksi dan target produksi tidak dapat tercapai. Kolom 9 berisi luas lantai yang diperoleh dengan persamaan: Luas Lantai (m2) = Volume Total : Tinggi Tumpukan = 0,82 : 1 = 0,82 m2 Kolom 10 berisi kelonggaran atau toleransi yang diberikan agar proses produksi berjalan dengan lancar. Kelonggaran ditentukan dengan mempertimbangkan faktor operator, mesin, dan bahan baku. Sehingga dalam pemindahan bahan baku, operator tidak akan mengalami kesulitan dan kualitas bahan baku tetap terjamin. Allowance = Luas Lantai x allowance 200% = 0,82 x 200% = 1,64 m2 Kolom 11 berisi total luas lantai yang diperlukan untuk komponen utama. Total Luas Lantai = Luas Lantai + Allowance = 0,82 + 1,64 = 2,46 m2 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka luas area yang diperlukan untuk menyimpan komponen kaki 1 dalam gudang bahan baku (reiceiving) yaitu 2,46 m2.

31 Tabel 6. Luas Lantai Gudang Bahan Baku Model Rak

32 Contoh perhitungan luas lantai model rak komponen sekat:
Data pada kolom 1, 2, 3, 4, dan 5 dapat diketahui dari data penunjang. Kolom 6 berisi jumlah pemakaian komponen tambahan dalam 1 minggu Produk/Minggu = 30 x hari kerja/minggu x volume pemakaian Produk/Minggu = 30 x 5 x 5 = 750 unit Kolom 7 berisi jumlah komponen yang harus tersedia dalam 1 minggu sesuai dengan pemesanannya, karena komponen tambahan sekat pemesanannya dilakukan dengan lot for lot maka jumlah unit tersedia sama dengan volume pemakaian. Perbedaan terletak pada komponen tambahan sekrup, dimana memiliki lot size 50 sekrup dalam 1 box pada setiap kali pemesanan. Unit/Minggu = Produk/Minggu : Unit Tersedia = 750 : 5 = 150 unit

33 Kolom 8 berisi jumlah komponen tambahan yang harus tersedia selama 4 minggu. Komponen tambahan memiliki perbedaan pada perhitungan luas lantai bahan baku model tumpukan, karena periode yang digunakan pada perhitungan luas lantai model rak adalah 4 minggu atau 1 bulan. Hal tersebut dikarenakan komponen tambahan memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga penggunaan ruangan pada gudang bahan baku tidak terlalu besar. Selain itu juga dikarenakan komponen tambahan tidak diproduksi sendiri dalam perusahaan, sehingga persediaan sangat mempengaruhi kelancaran proses produksi. Unit/ 4 Minggu = Unit/Minggu x Jumlah Minggu Kerja/bulan Unit/ 4 Minggu = 150 x 4 = 600 unit Kolom 9 berisi volume material dari komponen tambahan sekat. Rumus volume yang digunakan adalah rumus balok. Hal tersebut dikarenakan bentuk sekat yang seperti balok. Satuan perlu dikonversi ke dalam satuan m3 (meter kubik) karena mengacu pada satuan internasional (SI). Volume material = p x l x t = 5 x 5 x 1 = 25 cm3 = 0, m3

34 Kolom 11 berisi luas lantai yang diperlukan untuk komponen
Kolom 10 berisi volume unit komponen tambahan selama 4 minggu. Volume unit = Unit/ 4 Minggu x Volume Material Volume unit = 600 x 0, = 0,015 m3 Kolom 11 berisi luas lantai yang diperlukan untuk komponen tambahan sekat dengan mempertimbangkan tinggi maksimal model rak yaitu 2 meter. Ketinggian maksimal dipilih 2 meter karena rata-rata tinggi manusia tidak lebih dari 2 meter sehingga meskipun cukup tinggi namun dengan dimensi yang relatif lebih kecil diharapkan operator akan mudah dalam menjangkau komponen tambahan tersebut. Selain itu, tinggi maksimal 2 meter dapat menghemat penggunaan ruangan gudang bahan baku. Luas Lantai = Volume Unit : Tinggi maksimal model rak Luas Lantai = 0,015 : 2 = 0,0075 m2

35 Kolom 12 berisi kelonggaran atau toleransi yang diberikan agar proses produksi berjalan dengan lancar. Kelonggaran ditentukan dengan mempertimbangkan faktor operator, mesin, dan bahan baku. Sehingga dalam pemindahan bahan baku komponen tambahan, operator tidak akan mengalami kesulitan dan kualitas bahan baku tetap terjamin. Pemberian kelonggaran diasumsikan 100% untuk area pengambilan yang dilakukan oleh operator sedangkan sisanya 100% untuk gang sehingga aliran bahan tetap lancar. Allowance = Luas Lantai x allowance 200% = 0,0075 x 200% = 0,015 m2 Kolom 11 berisi total luas lantai yang diperlukan untuk komponen tambahan. Total Luas Lantai = Luas Lantai + Allowance = 0, ,015 = 0,0225 m2 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka luas area yang diperlukan untuk menyimpan komponen tambahan sekat dalam gudang bahan baku (reiceiving) yaitu 0,0225 m2.

36 Tabel 7. Luas Lantai Mesin

37 Contoh perhitungan luas lantai mesin meja fabrikasi:
Kolom 1, 2, 3, dan 4 dapat diketahui dari data-data penunjang. Kolom 5 berisi luas lantai mesin tanpa toleransi dan allowance. Luas lantai ini menggunakan rumus persegi panjang. Luas mesin = p x l = 2,5 x 2 = 5 m2 Kolom 6 berisi luas seluruh mesin berdasarkan jumlah mesin yang akan digunakan pada multi product process chart (MPPC). Luas seluruh mesin = jumlah mesin x luas mesin = 14 x 5 = 70 m2 Kolom 7 berisi toleransi yang diberikan karena sebelum mesin melanjutkan proses selanjutnya biasanya terdapat bahan baku yang letaknya dekat dengan mesin tersebut. Luas toleransi diberikan untuk jalannya aliran produksi sehingga tidak mengalami kesulitan sewaktu proses produksi berjalan. Toleransi bahan = luas seluruh mesin x toleransi bahan 100% Toleransi bahan = 70 x 100% = 70 m2

38 Kolom 8 berisi allowance yang diberikan. Luas allowance
sebesar 100% diberikan untuk operator yang menjalankan mesin tersebut sedangkan sisanya 100% untuk jalannya alat-alat pengangkut bahan dan barang (gang). Allowance = luas seluruh mesin x allowance 200% Allowance =70 x 200% = 140 m2 Kolom 9 berisi total luas departemen berdasarkan luas seluruh mesin, toleransi bahan, dan allowance. Total luas/departemen = luas seluruh mesin + toleransi bahan + allowance Total luas/departemen = = 280 m2 Berdasarkan hasil tersebut, maka luas area yang dibutuhkan untuk proses pengukuran dengan meja fabrikasi adalah sebesar 280 m2.

39 Tabel 8. Luas Lantai Gudang Barang Jadi

40 Perhitungan luas lantai gudang barang jadi produk rak buku:
Data nama produk (kolom 1) dan ukuran produk (kolom 2) dapat diperoleh dari data penunjang. Kolom 3 berisi volume produk jadi rak buku. Bentuk rak buku diasumsikan seperti limas. Maka persamaan yang digunakan yaitu: Volume = p x l x t = 0,65 x 0,65 x 0,9 = 0,38 m3 Kolom 4 berisi total produk jadi yang dapat dibuat dalam jangka waktu 1 minggu. Produk jadi/minggu = kapasitas produksi/hari x jumlah hari kerja/minggu Produk jadi/minggu = 30 x 5 = 150 unit

41 Kolom 5 berisi total volume dari seluruh barang jadi dalam 1 minggu.
Total volume = volume x produk jadi/minggu Total volume = 0,38 x 150 = 57,04 m3 Kolom 6 berisi tinggi maksimal tumpukan yaitu 1 meter. Alasan pemilihan tinggi maksimal tumpukan tersebut yaitu agar barang jadi tidak mengalami kerusakan pada saat ditumpuk dan kualitas masih terjamin.

42 Kolom 7 berisi luas lantai yang digunakan untuk menyimpan barang jadi.
Luas lantai = total volume : tinggi maksimal tumpukan Luas lantai = 57,04 : 1 = 57,04 m2 Kolom 8 berisi allowance yang diberikan terhadap area penyimpanan barang jadi. Allowance yang digunakan yaitu 200% dimana 100% diperuntukkan bagi area operator yang menyimpan atau mengangkut barang jadi sedangkan sisanya 100% digunakan sebagai jalannya alat-alat pengangkut barang jadi (gang). Allowance = luas lantai x allowance 200% Allowance = 57,04 x 200% = 114,08 m2 Kolom 9 berisi total luas lantai yang digunakan untuk menyimpan barang jadi meliputi allowance. Total luas lantai = luas lantai + allowance Total luas lantai = 57, ,08 = 171,12 m2 Hasil tersebut menyatakan luas area yang digunakan untuk meyimpan barang jadi rak buku selama 1 minggu adalah sebesar 171,12 m2.

43 Tabel 9. Ringkasan Luas Lantai

44 Ukuran Jarak Terdapat beberapa sistem yang dipergunakan untuk melakukan jarak suatu lokasi terhadap lokasi lain, antara lain : Euclidean Squared euclidean Rectilinear Aisle distance Adjacency

45 Jarak Euclidean Merupakan jarak yang diukur lurus antara pusat fasilitas satu dengan pusat fasilitas lainnya. Sistem pengukuran dengan jarak euclidean sering digunakan karena lebih mudah dimengerti dan mudah digunakan. Contoh aplikasi jarak euclidean misalnya pada beberapa model conveyor, jaringan transportasi dan distribusi. Formula : Dimana :

46 Gambar Jarak Euclidean

47 Jarak Rectilinear Merupakan jarak yang diukur mengikuti jalur tegak lurus. Sering disebut sebagai jarak Manhattan, mengingatkan jalan jalan di kota Manhattan yang membentuk garis-garis paralel dan saling tegak lurus antara satu jalan dengan jalan lainnya. Pengukuran dengan jarak rectilinear sering digunakan karena mudah penghitungannya, mudah dimengerti dan untuk beberapa masalah lebih sesuai, misalnya untuk menentukan jarak antar kota, jarak antar fasilitas dimana peralatan pemindahan bahan hanya dapat bergerak tegak lurus. Formula :

48 Gambar Jarak Rectilinear

49 Square Euclidean Sebagaimana namanya, square euclidean merupakan ukuran jarak dengan mengkuadratkan bobot terbesar suatu jarak antara dua fasilitas yang berdekatan. Relatif untuk beberapa persoalan terutama menyangkut persoalan lokasi fasilitas diselesaikan dengan penerapan square euclidean. Formula :

50 Gambar Jarak untuk Aisle
Ukuran jarak aisle sangat berbeda dengan ukuran jarak seperti dikemukakan sebelumnya. Aisle distance akan mengukur jarak sepanjang lintasan yang dilalui alat pengangkut pemindah bahan. Dari gambar di bawah, ukuran jarak antara departemen K dan M merupakan jumlah dari a, b, dan d. Sedangkan gambar , jarak aisle departemen 1 dengan departemen 3 merupakan jumlah dari a, c, f dan h. Aisle distance pertama kali diaplikasikan pada masalah tata letak dari proses manufaktur. Gambar Jarak untuk Aisle

51 Gambar Adjascency Distance
Adjacency Adjacency merupakan ukuran kedekatan antara fasilitas-fasilitas atau departemen-departemen yang terdapat dalam suatu perusahaan. Dalam perancangan tata letak dengan metode SLP, sering digunakan ukuran adjacency yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat kedekatan antara departemen satu dengan departemen lainnya. Kelemahan ukuran jarak adjacency tidak dapat memberi perbedaan secara riil jika terdapat dua pasang fasilitas dimana satu dengan lainnya tidak berdekatan. Contoh : Gambar Adjascency Distance

52 Jarak antara dept K dan dept N yang tidak saling berdekatan berjarak 40 m, dan jarak antara dept M dan dept N yang berjarak 75 m, hal ini bukan berarti antara dept K dan dept N mempunyai tingkat kedekatan yang lebih tinggi. Dalam hal ini kedua-duanya baik dkn (tingkat kedekatan dept K dan N) dan dimana (tingkat kedekatan dept M dan N) dalam adjacency akan sama-sama bernilai 0. Sebaliknya meskipun dept M dan dept N masing-masing jika diukur dengan jarak rectilinear maupun jarak euclidean sama dengan L, bukan berarti mempunyai nilai adjacency yang sama. Bisa saja antara dept M dan dept L mempunyai jarak adjacency yang lebih dibandingkan jarak adjacency N dan dept L. Misalkan antara dept M dan L nilai adjacency sebesar 3, sedangkan antara dept N dan L nilai adjacency sebesar 1.

53 Contoh perhitungan untuk jarak manual
Diketahui tata letak awal adalah sebagai berikut : Gambar Tata Letak Awal

54 Dari gambar tersebut diketahui lokasi titik pusat tata letak sebagai berikut :
Lokasi sentral : (Xa,Ya) = (20,60) (Xc,Yc) = (20,20) (Xb,Yb) = (80,65) (Xd,Yd) = (80,25) Dari koordinat lokasi titik pusat (centroid) masingmasing departemen dihitung jarak rectilinear. Gambar lokasi titik pusat tata letak

55 Sebagai contoh jarak rectilinear di antara koordinat lokasi titik pusat (centroid) untuk departemen A dan B : I Xa-Xb I + I Ya-Yb I = I I + I I = 65 Hasil mutlak jarak adalah sebagai berikut :

56 Apabila luas area sebagai berikut :

57 Maka dihitung dengan menggunakan titik berat dengan formula sebagai berikut :
Jadi kooordinat sentral tiap-tiap departemen adalah : untuk departemen A (Xa.Ya) = (20,60), departemen B (Xb,Yb) = (80,65), departemen C (Xc,Yc) = (80,40) dan departemen D (Xd,Yd) = (56,17).

58 Terima Kasih


Download ppt "Kebutuhan Luas Lantai."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google