Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Dept. TEKNIK MESIN DAN CNC

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Dept. TEKNIK MESIN DAN CNC"— Transcript presentasi:

1 Dept. TEKNIK MESIN DAN CNC
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan pendidik dan Tenaga Kependidikan BOE Malang BUBUT DASAR Dept. TEKNIK MESIN DAN CNC Arif firdausi ananda

2 TATA TERTIB DI TEMPAT KERJA
Perkakas bubut hanya boleh diletakkan di tempat yang telah disediakan, Hati-hatilah mengerjakan logam yang dikeraskan. Sebelum selesai kerja, mesin dan perkakas harus dibersihkan. Letakkan alat-alat ukur dan alat-alat bantu di tempat yang telah disediakan. Mesin bubut adalah barang yang mahal - alat-alat ini harus ditangani dengan sangat teliti. Tata tertib di tempat kerja membantu menghindarkan kecelakaan.

3 KESELAMaTAN DALAM BEKERJA
Faktor keselamatan kerja Pentingnya keselamatan kerja Mencegah kecelakaan KEBERSIHAN + KETERTIBAN = KEAMANAN

4 PENCEGAHAN KECELAKAAN PADA MESIN YANG BERPUTAR
Bila akan menjalankan suatu mesin yang cara kerjanya tidak diterangkan ; tanyakan bila ada hal-hal yang tidak jelas! Pakailah selalu pakaian yang tidak longgar; tidak berkancing (pada lengan baju misalnya) karena dapat menimbulkan bahaya kecelakaan yang besar! Jangan sekali-kali meninggalkan mesin dalam keadaan jalan ! Menyingkirkan tatal, hanya boleh dengan menggunakan alat pengait tatal ; jangan sekali-kali dengan tangan (bahaya luka potong) ! Dilarang membersihkan mesin selama mesin bekerja ! Pengukuran-pengukuran hanya dilakukan pada waktu mesin berhenti ! Kunci chuck harus segera diambil setelah dipakai untuk mengencangkan atau mengendorkan benda-kerja! Jangan menyingkirkan alat-alat pelindung ! Bila ada bahaya segera matikan mesin ! Pakailah kacamata pelindung baik pada waktu membubut atau menggerinda ! Rekan sekerja yang bersebelahan harus tahu, dimana letak sakelar utama mesin rekan sekerjanya yang terdekat (untuk pertolongan saat terjadi kecelakaan) Jangan sekali-kali memegang benda-kerja atau perkakas pada waktu mesin berjalan !

5 Roda gigi dan puli harus tertutup !
Jangan memakai cincin (jari dapat putus) Bila rambut panjang, harus memakai jala rambut (kulit kepala dapat terkelupas) ! Bila terjadi gangguan listrik, mintalah bantuan kepada teknisi listrik ! Pakailah sepatu yang tertutup dan kuat dan celana panjang, untuk menghindari bahaya luka bakar ! Pakailah pelindung agar tatal tidak terlempar ketempat rekan kerja yang bersebelahan Jangan mencuci tangan dengan emulsi bor (bahaya infeksi) ! Bersihkan tetesan minyak dan tatal yang jatuh di lantai ! Laporkan segera ke instruktur, kekurangan yang terjadi pada mesin ! Peganglah kikir dengan tangan kiri bila menghilangkan pinggiran yang tajam pada benda-kerja ! Gunakanlah selalu kayu penggosok bila menggosok lubang ! (Jangan sekali-kali memegang ke dalam lubang dengan jari pada waktu mesin berputar) Pada waktu mengukur benda-kerja, terutama pada waktu menguji lubang dengan poros penguji lubang, sisi potong perkakasnya supaya ditutup (dapat melukai tangan) Biasakan selalu menginjak rem pada saat akan mengukur benda kerja, menyeting mesin, memasang dan melepas benda kerja Perhatikan posisi landasan eretan atau toolpost tidak menabrak spindel. Dan tidak menbrak tail stock Untuk keselamatan mesin letakan eretan dan kepala lepas di bagian belakang mesin apa bila mesin sudah tidak di pakai.

6 Bagian dari mesin bubut
Kepala tetap Kepala lepas eretan

7 Prinsip kerja mesin bubut
Benda berputar, pahat bergerak ,memanjang (z), melintang (x) & menyudut

8 PARAMETER MEMBUBUT Pencekaman benda kerja
Pemilihan pahat, pemasangan dan penyetingan pahat Feeding atau asutan = jauh nya pahat bergerak secara memanjang dalam satu putaran (mm/put) Depth Of Cut = kedalaman tusuk pahat (mm) Lead atau kisar = jarak pahat bergerak dalam satu lilitan ulir (mm/put) Kecepatatan putar mesin = banyaknya putaran mesin dalam satu menit (RPM) Sudut pahat Radius sudut pahat (pemberian radius bisa memperhalus tapi DC harus tipis. Dan feeding tidak < dari radius) Faktor pendinginan (mis; alumunium harus karena akan meleleh bila tak dikasih pendingin, besi cor tidak boleh karena akan bertambah keras) Toleransi (umum, khusus, suaian) Kekasaran permukaan hasil bubut (roughness surface) diukur dengan rugo test Nothing buri Waktu efektif membubut

9 RUGO TEST

10 KELENGKAPAN MESIN BUBUT
PENYANGGA a. Penyangga tetap

11 KELENGKAPAN MESIN BUBUT
PENYANGGA b. Penyangga jalan

12 PERALATAN UNTUK MENJEPIT BENDA KERJA
Yang perlu diperhatikan Penjepitan tidak merusak benda-kerja Ditahan senter atau tidak. Fungsi alat penjepit Mencekam benda-kerja pada kedudukan yang benar terhadap spindel mesin Menahan benda-kerja dari gaya pemotongan pahat, dan memutar benda kerja

13 Menjepit antara 2 senter (between centers).
PERALATAN UNTUK MENJEPIT BENDA KERJA Menjepit antara 2 senter (between centers). Dibedakan atas : Menjepit pada cekam (chuck). Menjepit pada kolet (collets). Menjepit pada Mandrel.

14 Pahat bubut Bentuk dan sudut pahat harus sesuai Material pahat
Syarat pahat Bentuk dan sudut pahat harus sesuai Material pahat Keras dan tahan pecah Liat dan tidak mudah bengkok Tahan aus dalam waktu yang lama Tahan terhadap panas

15 Bahan/Material Pahat dari yang paling lunak s/d yang paling kuat
1. Baja Karbon (Hight carbon Steel, Carbon tool steel) 2. HSS (Hight Speed steels;tool steel) 3. Paduan cor non ferro (cast non ferro alloys; cast carbides) 4. Karbida (cemented carbida;hard metals) 5. Keramik (ceramics) 6. CBN (Cubic Boron Nitrides) 7. Intan (Sintered Diamonds & natural Diamonds)

16 BENTUK UMUM PAHAT BUBUT
Bentuk pahat bubut rata secara umum

17 Sudut rake sisi Sudut rake belakang Sudut bebas sisi Sudut potong sisi Sudut potong muka Sudut bebas muka Titik potong pahat

18 Pahat bubut Sudut pada sisi potong Alpa)  = sudut bebas benda kerja
(Gamma)  = sudut bebas tatal (Beta)  = sudut baji/pahat    = sudut potong

19 Pahat bubut Pengaruh ketinggian pahat bubut
Sudut bebas & sudut tatal normal Setinggi senter Lebih rendah Sudut bebas lebih besar & sudut tatal lebih kecil Lebih tinggi Sudut bebas lebih kecil & sudut tatal lebih besar

20 Hasil Pemasangan Pahat yg Tidak Sempurna
Gambar A. bila pahat lebih tinggi, dan B. bila pahat lebih rendah

21 Pahat bubut Tabel sudut potong High - speed Steel Material
Cemented carbide ° ° ° 8 12 -- 68 72 82 64 48 76 14 10 18 30 6 baja murni s/d 70 kg/mm2 besi tuang s/d 50 kg/mm2 baja campuran s/d 85 kg/mm2 baja campuran s/d 100 kg/mm2 besi tuang yang dapat dikeraskan baja tuang tembaga kuningan, kuningan merah, bronze tuang aluminium murni aluminium tuang dan plastik tuang magnesium campuran novotext, bakelite karet, kertas porselin 5 75 79 66 85 60

22 Pahat bubut Jenis-jenis pahat bubut a. alur b. Profil tengah
c. Ulir luar d. Pahat kopi e. Profil sudut f. Dalam tembus

23 Pahat bubut a. Rata kanan b. Chamfer arah kanan
c. Bertingkat arah kanan d. Pahat dalam bertingka e. Pahat alur dalam f. Pahat ulir dalam

24 Mengasah Pahat Bubut Mengasah Pahat Rata

25 Pahat bubut Peralatan penjepitan pahat bubut

26 Pahat bubut Benar Salah Salah Benar Penjepitan pahat bubut
Penyetelan ketinggian Salah Benar

27 Penyetingan Pahat

28 1. Bentuk pahat dan sudutnya 3. Kecepatan putar
Bentuk tatal Hasil bubutan Dipengaruhi oleh 1. Bentuk pahat dan sudutnya Kecepatan putar 2. Tebal pemakanan Jenis material Jenis-jenis dari tatal Bentuk Pita Bentuk Spiral panjang seperti obat nyamuk Serpihan kecil Bentuk tidak teratur Bentuk spiral pendek Bentuk melingkar pendek

29 Kecepatan potong Dipengaruhi oleh 1. Kekuatan bahan yang dikerjakan
2. Ukuran bagian tatal yang terpotong (dalamnya pemotongan) 3. Tingkat kehalusan yang dikehendaki 4. Bahan pahat yang dipakai 5. Bentuk pahat 6. Penjepitan benda kerja 7. Macam dan keadaan mesin bubut

30 Kecepatan potong Vc = kecepatan potong dengan satuan m/men
Kecepatan potong adalah jarak yang ditempuh oleh titik P, pada benda-kerja dengan garis tengah d dalam waktu 1 menit diukur dalam meter. P d Vc = kecepatan potong dengan satuan m/men n = putaran benda-kerja dengan satuan l/men d = diameter benda-kerja dengan satuan mm  = 3,14

31 Proses Membubut

32 Kecepatan potong Tabel kecepatan potong (Vc) Bahan Nama N/mm2 m/min
St 37 St 50 – St 60 St 70 9 S Mn Pb 28 k Ck 15 14 Ni Cr 14 (ECN 35) Ck 45 34 Cr Ni Mo 6 (VCN 45) x 12 Cr Mo So 17 (Antinit) C 110 W 1 100 Mn Cr W 4 x 205 Cr W Mo V 12 1 GG 20 GG 30 GS 45 GTS 35 GTW 45 Cu Zn 40 Pb 3 G-Cu Sn 12 Cu ETP Al 99,99 Al Mg Si 1 G Al Si 12 Mg Mn 2 Kunstoff Hartpapier Mildsteel Baja keras Baja perkakas Baja automatis Carbon steel VEL, KNC Baja dikeraskan VCN Stainless Amutit S Hochleg, Werkzeughstahl Besi tuang Kuningan Perunggu Tembaga Allumunium dural Anti corodal Allumunium tuang Magnesia tuang Plastic Kertas keras/hardboard 200 300 450 350 - 70-180 30-42 25-35 18-25 35-45 15-22 22-30 20-30 15-20 12-16 10-14 12-22 50-70 20-40 30-60 40-100 30-80

33 Kecepatan potong Diagram kecepatan potong

34 Waktu Efektif Pembubutan
T = L / (f . N) T = waktu (menit) L = Panjang penyayatan (mm) f = feeding (mm/put) N = kecepatan putar mesin (put/menit)

35 Menggunakan Scala Eretan
Scala Kepala Lepas Eretan Melintang 1 scala eretan diameter berkurang 1 scala Eretan Memanjang 1 scala eretan pahat maju ½ scala

36 Scala Eretan atas Scala Linear Scala Sudut
Majunya pahat secara menyudut = Panjang tirus / cos (a/2)

37 Kartel Membuat permukaan yang diputar tidak licin tetapi tidak tajam dengan membuat rigi-rigi Benda kerja Benda kerja perkakas perkakas Kartel dengan gigi-gigi yang sejajar poros (lurus) Kartel silang Garis tengah benda-kerja yang dikartel harus dibuat setengah jarak gigi lebih kecil. (misalnya : = 29 mm; t = 1 mm; dibubut dengan ukuran  28,5 mm). Pemakanan eretan bangku harus 2/3 sampai ¾ kali jarak gigi.

38 Cara Pemasangan kartel mesin

39 Kartel Kartel Mesin Cara Pemasangan kartel mesin :
1. Menjepit kartel pada toolpost (pemegang pahat). 2. Menseting ketegak lurusan dari kartel (bisa ditempel pada chuck). 3. Menseting tinggi dari kartel. 4. Menempelkan katel pada benda kerja. 5. Menjalankan mesin dan menggerakkan kartel dengan handle otomatis. (Putaran seperti ulir, kecepatan putaran 40 rpm, feeding 0,4 mm/put). 6. Melihat apakah hasil sudah satu garis (silang bagus). 7. Memberi air pendingin. 8. Mengulangi lagi sampai berbentuk prisma (jangan di lepas kalau belum selesai). 9. Kalau sudah, mundurkan kartel dan melepasnya. Catatan; jangan melepas kartel kalau belum jadi benar, karena akan sulit untuk mengepaskan lagi.

40 Hasil bubut kartel

41 Ulir runcing metris 60º Whitworth 55º
Pembuatan ulir pada mesin bubut Pembagian ulir: Tujuan penggunaan Ulir Pengencang Ulir gerak Arah putaran Putaran kanan Putaran kiri Tingkat keuliran Tunggal Ganda Profil Ulir runcing metris 60º Whitworth 55º Ulir trapesium Ulir gergaji Ulir bulat

42 Tabel ulir dan lubang bor
Pembuatan ulir pada mesin bubut Cara pengerjaan ulir p = kisar d3, D1 = diameter inti h3, H1 = kedalaman ulir d2, D2 = dameter sisi d, D = diameter luar  = sudut ulir Tabel ulir dan lubang bor Diameter M2 M3 M4 M5 M6 M8 M10 M12 M14 M16 M18 M20 M22 M24 Pitch ,4 0,45 0,7 0, ,25 1,5 1, , ,5 2,5 2,5 Bor ,6 2,5 3,3 4, ,8 8, , ,5 17,5 19,5 21

43 Pembuatan ulir pada mesin bubut
Cara pengerjaan ulir  1. Membubut pada diameter sesuai dengan ukuran ulir (sebaiknya diametrnya dikurangi 0,1-0,2 mm) 2. Dibuat champer pada awal pengulliran (600). Sebesar 0,8-1 kali pitch. 3. Merubah posisi handle untuk sesuai dengan pitchnya (kisar) 4. Memiringkan posisi pahat, /2 , misal sudut metris 600 berarti sudut kemiringan eretan pemegang pahat adalah 300. 5. Menseting posisi ketegak lurusan pahat dengan mal setting ulir. 7. Menjalankan mesin untuk awal pemakanan dan mengenolkan skala maju pada pahat ( kedalaman ulir 0,6134p bila penyatan hanya menggunakan eretan melintang dan Pembacaan di nonius = 1,2268xp).Dan pergerakan eretan atas = 0.7xp bila menggunakan nonius eretan atas) 8. Kontrol dengan mal kontrol pitch, apakah sesuai dengan besar pitch pada gambar? 9. Menambah kedalaman pemakanan dengan memutar skala maju (yang mereng 300 tadi). Untuk awal bisa 0.15mm, dan untuk berikutnya diperkecil. 10. Untuk mengembalikan posisi awal ; undurkan atau bebaskan pahat dari benda dan chuck diputar berlawanan arah. Eretan melintang di nolkan lagi. 11. Mengecek dengan mur yang standart. 12. (Membersihkan tajaman dengan kikir). 13. Melepas dari chuck.

44 Pembuatan ulir pada mesin bubut
catatan Untuk benda yang panjang sebaiknya di dukung dengan senter. Tidak boleh membuat ulir dengan posisi membubut di antara dua senter. Jangan melepas handle ulir kalau belum selesai. Putaran harus pelan kurang lebih 50 rpm. Sebelum mengulir harus harus di kontrol apakah pasangan roda gigi sudah sesuai posisi pada mesin

45 Pembuatan tirus pada mesin bubut
l = panjang tirus = sudut kemiringan pahat/ eretan atas d = diameter kecil 1 : k = perbandingan tirus D = diameter besar  = sudut tirus 1 : 2k = kelandaian tirus

46 Pembuatan tirus pada mesin bubut
Memutar eretan atas Mistar pengarah/ Taper attachment

47 Pembuatan tirus pada mesin bubut
Menggeser kepala lepas

48 Membersihkan buri dengan kikir
Salah Benar Tidak di benarkan untuk mendapatkan kehalusan dengan kikir. Karena pengikiran akan menyebabkan tidak silidernya benda kerja Rugo Test

49 Nilai Kekasaran

50 Menggerser Kepala Lepas dgn Menjepit benda pada dua senter

51 Uji paralelitas mesin bubut

52 Uji paralelitas mesin bubut


Download ppt "Dept. TEKNIK MESIN DAN CNC"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google