Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Oleh : Wawan Setiawan Anwar. PENGERTIAN AS-SUNNAH  Etimologi As-Sunnah berasal dari kata: "sanna yasinnu", dan "yasunnu sannan", dan "masnuun" yaitu.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Oleh : Wawan Setiawan Anwar. PENGERTIAN AS-SUNNAH  Etimologi As-Sunnah berasal dari kata: "sanna yasinnu", dan "yasunnu sannan", dan "masnuun" yaitu."— Transcript presentasi:

1 Oleh : Wawan Setiawan Anwar

2 PENGERTIAN AS-SUNNAH  Etimologi As-Sunnah berasal dari kata: "sanna yasinnu", dan "yasunnu sannan", dan "masnuun" yaitu yang disunnahkan. As-Sunnah juga mempunyai arti "at-Thariqah" (jalan/metode/pandangan hidup) dan "as-Sirah" (perilaku) yang terpuji dan tercela.  Terminologi yaitu petunjuk yang telah ditempuh oleh rasulullah SAW dan para Sahabatnya baik berkenaan dengan ilmu, ‘aqidah, perkataan, perbuatan maupun ketetapan.

3 PENGERTIAN JAMA'AH  Etimologi Jama'ah diambil dari kata "jama'ah" artinya mengumpulkan sesuatu, Jama'ah dapat diartikan sekelompok orang banyak atau sekelompok manusia yang berkumpul berdasarkan satu tujuan.  Terminologi : Orang-orang yang mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dan mayoritas sahabat (maa ana alaihi wa ashhabi), baik di dalam syariat (hukum Islam) maupun akidah dan tasawuf

4 افترقت اليهود على إحدى وسبعين فرقة، وافترقت النصارى على اثنتين وسبعين فرقة، وستفترق هذه الأمة على ثلاث وسبعين فرقة كلها في النار إلا واحدة، قيل: من هي يا رسول الله؟ قال: من كان على مثل ما أنا عليه وأصحابي. وفي بعض الروايات: هي الجماعة. رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه والحاكم، وقال: صحيح على شرط مسلم.

5 I’tiqad Nabi dan sahabat-sahabat itu telah terdapat dalam Al-Quran dan dalam Sunnah Rasul secara terpencar-pencar, belum tersusun rapi dan teratur, tetapi kemudian dikumpulkan dan dirumuskan dengan rapi oleh seorang ulama Ushuluddin yang besar, yaitu Sheikh Abu Hasan ‘Ali al-Asy’ari. Karena itu ada orang yang memberi nama kepada kaum Ahlussunnah wal Jama’ah dengan kaum Asya’irah AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH

6 HUBUNGAN ASWAJA DENGAN NAHDLOTUL ULAMA Sejak awal Nahdlatul ‘Ulama menegaskan bahwa ia merupakan penganut Ahlusunnah wal Jama’ah, sebuah paham keagamaan yang bersumber pada Al Qur’an, As sunnah, Al Ijma’, dan Al Qiyas. Secara harfiah Ahlusunnah wal Jama’ah berarti penganut sunnah Nabi Muhammad saw dan jama’ah (para sahabat) atau segolongan pengikut sunnah Rasulullah saw yang didalam melaksanakan ajaran-ajarannya berjalan di garis yang dipraktekkan oleh jama’ah (para sahabat).

7 Dalam memahami, menafsirkan Islam dari sumber ajarannya, Nahdlatul ‘Ulama mengikuti faham Ahlusunnah wal Jama’ah dan menggunakan jalan pendekatan al-Madzhab, yaitu: ASWAJA VERSI NU

8 AQIDAH a.Imam Abu Hasan Al-Asy’ari (Irak) b.Abu Mansur al Maturidi (Afghanistan)

9 FIQIH a.Imam Hanafi : nama aslinya ialah Abu Hanifah An-Nu’man (80 H - 150H) b.Imam Maliki : nama aslinya ialah Malik bin Anas (93 H – 179 H) c.Imam Syafi’i : nama aslinya ialah Muhammad bin Idris (150 H – 204 H) d.Imam Hambali : nama aslinya ialah Ahmad bin Hambal (104 H – 241 H)

10 TASHOWWUF 1.Abul Qosim Junaid al-Baghdadi 2.Imam al-Ghazali.

11 MABADI KHAIRA UMMAT Karakteristik anggota Nahdlatul Ulama dengan pengaturan nilai-nilai mulia dari konsep keagamaan Nahdlatul ‘Ulama 1. At-Tawassuth 2. Al I’tidal 3. At-Tasamuh 4. At-Tawazun 5. Amar Ma’ruf Nahi Munkar

12 Tawassuth berarti pertengahan, maksudnya menempatkan diri antara dua kutub dalam berbagai masalah dan keadaan untuk mencapai kebenaran serta menghindari keterlanjuran ke kiri atau ke kanan secara berlebihan. At-Tawassuth

13 I’tidal berarti tegak lurus, tidak condong ke kanan dan tidak condong ke kiri. I’tidal juga berarti berlaku adil, tidak berpihak kecuali pada yang benar dan yang harus dibela. Al I’tidal

14 Tasamuh berarti sikap toleran pada pihak lain, lapang dada, mengerti dan menghargai sikap pendirian dan kepentingan pihak lain tanpa mengorbankan pendirian dan harga diri, bersedia berbeda pendapat, baik dalam masalah keagamaan maupun masalah kebangsaan, kemasyarakatan, dan kebudayaan. At-Tasamuh

15 Selalu mengupayakan untuk interpretasi ulang dalam mengkaji teks-teks fiqih untuk mencari konteksnya yang baru; ASWAJA SEBAGAI MANHAJ AL-FIKRI

16 Makna bermadzhab diubah dari bermadzhab secara tekstual (madzhab qauly) menjadi bermadzhab secara metodologis (madzhab manhajy);

17 Melakukan verifikasi mendasar terhadap mana ajaran yang pokok (ushul) dan mana yang cabang (furu’);

18 Fiqih dihadirkan sebagai etika sosial, bukan sebagai hukum positif;

19 Melakukan pemahaman metodologi pemikiran filosofis terutama dalam masalah-masalah sosial dan budaya.

20 Revitalisasi NU untuk masyarakat dan bangsa yang damai dan berkeadilan bagi semua Perspektif umat, melakukan pemberdayaan warga nahdliyyin dan kelompok masyarakat terpinggirkan melalui advokasi kebijakan publik pada level lokal, dan melakukan aksi-aksi praktis pendampingan kelompok-kelompok warga pada tingkat local dan akar rumput;

21 Perspektif finansial, melakukan revitalisasi Badan atau unit-unit usaha warga atau organisasi NU, membangun kemitraan dengan berbagai pihak, pemerintah, swasta dengan menerapkan manajemen keuangan yang professional, transparan dan akuntabel;

22 Perspektif organisasi, mengupayakan terciptanya tata laksana organisasi yang modern, rasional, dan terpercaya dengan berbdasis teknologi informasi dimana mekanisme, pembinaan dan penguatan berjalan efektif dengan orientasi yang jelas pada kepentingan warga;

23 Perspektif sumber Daya Manusia; mengupayakan terciptanya jaringan SDM multi disiplin dan talenta yang berkualitas, kompeten, jujur, peduli dan konsisten dengan semangat pengorbanan dan kesetiakawanan yang tinggi bagi tercapainya tujuan bersama.

24


Download ppt "Oleh : Wawan Setiawan Anwar. PENGERTIAN AS-SUNNAH  Etimologi As-Sunnah berasal dari kata: "sanna yasinnu", dan "yasunnu sannan", dan "masnuun" yaitu."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google