Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Islam Juga untuk Anak-anak
“Semua bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, ibu bapaknyalah yang menjadikan ia yahudi, nasrani, atau majusi.” (HR Bukhari) Disiapkan oleh: O. Solihin Blog: 19/09/2018 Disampaikan di Festival Peradaban Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2
Tiga Jenis Pola Asuh Anak
Pola Asuh Koersif: identik dengan hukuman dan pujian. Anak akan cenderung menjadi Si Pencari Perhatian dari orangtuanya. Pola Asuh Permisif: membiarkan anak memilih sendiri jalan hidupnya tanpa bimbingan dari orangtua karena merasa anak harus mandiri. Pola Asuh Dialogis: menyeimbangkan kebebasan dan keteraturan 19/09/2018 Disampaikan di Festival Peradaban Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3
Perhatian Orangtua Terhadap Anak
Orangtua perlu memahami apa yang dimaksud dengan pendidikan anak dan tujuannya. Banyak menggali informasi tentang pendidikan anak. Memahami kiat mendidik anak secara praktis. Dengan demikian setiap gejala dalam tahap-tahap pertumbuhan anak dapat ditanggapi dengan cepat. Sebelum mentransfer nilai, kedua orangtua harus melaksanakan lebih dulu dalam kehidupan sehari-hari (menjadi teladan). Karena di usia kecil, anak-anak cerdas cenderung meniru dan merekam segala perbuatan orang terdekat. Bersegera mengajarkan dan memotivasi anak untuk menghafal al-Quran. Kegunaannya di samping sejak dini mengenalkan Yang Maha Kuasa pada anak, juga untuk mendasari jiwa dan akalnya sebelum mengenal pengetahuan yang lain. Menjaga lingkungan si anak, harus menciptakan lingkungan yang sesuai dengan ajaran yang diberikan pada anak. 19/09/2018 Disampaikan di Festival Peradaban Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4
Agar Anak Mandiri Memberikan pemahaman kepada anak sesuai dengan tingkat perkembangan akalnya Berbuatlah secara bijaksana. Tidak membiarkan bebas, tapi juga tidak mengekangnya. Memberikan kasih sayang secara wajar, khususnya ketika memberikan pujian dan hadiah. Tidak berlebihan tapi juga tidak kurang. Rasulullah saw., sebagaimana dituturkan Abu Musa ra., pernah mendengar seorang laki-laki yang memuji seorang yang lain secara berlebihan. Lalu Beliau bersabda (yang artinya), “Kamu telah mencelakakan orang itu!” (HR al-Bukhari) 19/09/2018 Disampaikan di Festival Peradaban Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5
Mengajarkan Kemampuan Sosialisasi
Mengajak anak menghadiri kumpulan orang dewasa. Melatih anak melaksanakan tugas rumah yang ringan. Membiasakan anak mengucapkan Salam. Menjenguk anak yang sakit. Memilihkan teman yang baik. Menghadiri acara/pertemuan yang disyariatkan. Bermalam di rumah kerabat yang salih. 19/09/2018 Disampaikan di Festival Peradaban Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6
Agar Anak Mencintai Ilmu
Tanamkan bahwa menuntut ilmu adalah perintah Allah Swt. Tanamkan bahwa al-Quran adalah sumber kebenaran Ajarkan metode belajar yang benar menurut Islam: mempelajari sesuatu dengan mendalam hingga dipahami apa yang dipelajari dengan benar; Meyakini ilmu yang sedang dipelajari hingga bisa dijadikan dasar untuk berbuat; dan sesuatu yang dipelajari bersifat praktis, bukan sekadar teoretis, hingga dapat menyelesaikan suatu masalah] Memilihkan guru dan sekolah yang baik bagi anak. Mengajari anak untuk memuliakan para ulama. Membiasakan seluruh keluarga membaca dan menghapal ayat-ayat al-Quran dan Hadis Nabi saw. Membuat perpustakaan rumah, sekalipun sederhana. Mengajak anak menghadiri majelis-majelis kaum dewasa. 19/09/2018 Disampaikan di Festival Peradaban Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7
Menumbuhkembangkan Daya Nalar
Usia 0-6 tahun; masa untuk menyerap informasi dan pembiasaan lewat keteladanan (penanaman akidah secara sederhana dan penyampaian informasi Islam yang ringan) Usia Pra Baligh (7 tahun) s.d baligh; Masa mempersiapkan anak untuk menerima tugas-tugasnya sebagai hamba Allah Swt. serta membekali anak dengan keterampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi kehidupan (lanjutan penanaman akidah dan informasi Islam, serta mulai dikenalkan tentang keterampilan dalam kehidupan) 19/09/2018 Disampaikan di Festival Peradaban Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8
Mendidik Anak Taat Syariat
Tumbuhkan kecintaan pertama dan utama kepada Allah. Arahkan anak untuk mengidolakan pribadi Rasulullah. Ajak anak terbiasa menghapal, membaca, dan memahami al-Quran. Tanamkan kebiasaan beramal untuk meraih surga dan kasih sayang Allah. Siapkan reward (penghargaan) dan sanksi yang mendidik untuk amal baik dan amal buruknya. Yang terpenting, Anda menjadi teladan dalam beribadah dan beramal salih. Ajarkan secara bertahap hukum-hukum syariah sebelum usia balig. Ramaikan rumah, mushola, dan masjid di lingkungan Anda dengan kajian Islam, dimana Anda dan anak Anda berperan aktif. Ajarkan anak bertanggung jawab terhadap kewajiban-kewajiban untuk dirinya, keluarganya, lingkungannya, dan dakwah Islam. 19/09/2018 Disampaikan di Festival Peradaban Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9
Bila Harus Menghukum Anak
Jangan terlalu sering Memberikan penjelasan dari apa yang diperbuat dan akibatnya (konsekuensi) Konsisten dan tidak membuat ancaman-ancaman palsu Tidak mempermalukan anak di muka umum Jika harus menggunakan hukuman fisik, harus terarah dan terkendali. Sabda Rasulullah saw.: “Suruhlah anak-anakmu mengerjakan sholat pada usia 7 tahun dan pukullah mereka (tapi tidak melukai) pada usia 10 tahun bila mereka tidak sholat.” (HR al-Hakim dan Abu Dawud) 19/09/2018 Disampaikan di Festival Peradaban Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
10
Keteladanan Kunci Pendidikan
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS al-Ahzab [33]: 21) “Barang siapa yang memberikan contoh yang baik dalam Islam maka baginya pahala atas perbuatan baiknya dan pahala orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat. Yang demikian itu tidak menghalangi pahala orang-orang yang mengikutinya sedikitpun. Dan barang siapa yang memberikan contoh yang buruk didalam Islam maka baginya dosa atas perbuatannya dan dosa orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat. Yang demikian itu tanpa mengurangi sedikitpun dosa orang-orang yang mengikutinya” (HR Muslim) “Bila terlihat kerusakan pada diri anak-anak, mayoritas penyebabnya adalah bersumber dari orang tuanya.” (Ibnu Qayyim al-Jauziyah) "Semasa kecilku, ayah tanamkan ketaqwaan kepada Allah dan rasa takut akan hari akhirat. Engkau tak pernah memarahiku, namun kehidupan sehari-harimu telah menjadi teladanku, bagaimana prilaku orang yang ingat akan hari akhir” (testimoni Sayyid Qutb untuk ayahnya) 19/09/2018 Disampaikan di Festival Peradaban Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.