Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehENDANG LAHAGU Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
ASKEP PADA PENYAKIT KELAINAN KATUP JANTUNG Oleh : Muhammad yahya
3
Pengertian Kelainan katup jantung adalah suatu penyakit kongenital atau didapat yang melibatkan katup-katup jantung yang dipertahankan dalam posisi terbuka atau tertutup Terdiri dari stenosis dan insufisiensi
4
Konsep stenosis Pengertian Stenosis merupakan keadaan katup jantung tidak dapat membuka dengan sempurna, biasanya terjadi akibat defek kongenital atau proses peradangan (penyakit jantung rematik 99 %) Stenosis Mitral Stenosis Aorta Stenosis Trikuspidalis Stenosis Pulmonalis
5
Perubahan anatomis Katup Stenosis Komisura : saling melekat satu sama lain Cups : Daun katup menebal dan terjadi fibrosis Chorda Tendinea : Menebal, memendek, dan saling melekat
6
Patofisiologi Penyakit jantung rematik, kongenital Perubahan anatomis pada katup jantung Katup tidak dapat membuka sempurnal End Diastolic Volume menurunCO menurun Otot jantung hipertrofi Kebutuhan akan Oksigen meningkat Penurunan kontraktilitas otot jantung Peningkatan tekanan atrium Penurunan perfusi ke jaringan
7
Mitral Stenosis Merupakan penyakit katup jantung yang mengakibatkan katup mitral tidak dapat membuka dengan sempurna (normal : 4 – 6 cm 2 ) pada saat fase diastolik berlangsung sehingga terjadi sumbatan aliran darah yang menuju ke ventrikel kiri Paling banyak disebabkan oleh penyakit jantung rematik (> 99 %)
8
Normal MVA = 4 – 6 cm 2
9
© Continuing Medical Implementation …...bridging the care gap Bicuspid Aortic Valve
10
Mitral Stenosis
11
Pathophysiology of Mitral Stenosis Obstruction to LA emptying Increased LA pressure Increased LA size Atrial fibrillation Increased pulmonary artery pressure Decreased LV filling RV overload Increased pulmonary venous pressure Pulmonary edema
12
Gejala Klinis ; –Dispnea, orthopnea, PND, –Hemoptisis –Palpitasi –Chest pain –Hoarseness Pemeriksaan fisik : –Inspeksi dan palpasi : Apex bunyi Normal tetapi kadang-kadang sulit ditemukan, pada saat palpasi dapat dirasakan adanya diastolik thrill
13
–Auskultasi : BJ I mengeras (M 1 mengeras), opening snap, murmur diastolik/rumbling, murmur presistolik, BJ P2 mengeras, graham steel murmur Pemeriksaan penunjang : –EKG : Gambaran gelombang P yang lebar di lead II, Hipertrofi ventrikel kanan disertai aksis QRS > 800 pada frontal plane, Ratio RS > 1 pada lead VI, –Radiologi : Pembesaran atrium kiri, pelebaran arteri pulmonal, pembesaran ventrikel kanan, pada paru terlihat tanda bendungan vena
14
–Ekokardiografi : berkurangnya pembukaan katup, berubahnya pergerakan katup posterior, penebalan katup Komplikasi : Fibrilasi atrium, emboli sistemik, DC
15
MITRAL STENOSIS: HEMODYNAMIC GOALS Preload Increased Need increased preload to maintain adequate flow across stenotic valve. Pulm edema with too much preload. Heart Rate DecreasedSlow to allow time for ventricular filling. Contractility Maintain May have decreased LV function due to chronic LV underfilling. RV may be impaired due to pulmonary hypertension. SVR Maintain Afterload reduction is not helpful in improving forward flow. PVR Decreased Frequently have elevated PA pressures. Avoid acidosis, hypercarbia, and/or hypoxemia.
16
Penatalaksanaan Prinsipbedah dasar : Melebarkan lubang katup mitral yang menyempit (indikasi untuk NYHA III keatas) Intervensi dapat berupa bedah dan non bedah Pengobatan farmakologis hanya diberikan apabila ada tanda-tanda gagal jantung, aritmia atau reaktivitas reuma Profilaksis reuma harus diberikan sampai umur 25 tahun, walaupun sudah dilakukan intervensi, bila masih ditemukan tanda-tanda reaktivasi, maka profilaksis dilanjutkan 5 tahun lagi
17
Stenosis Aorta Merupakan keadaan dimana katup aorta tidak dapat membuka dengan sempurna (normal : 2 – 3 cm 2 ) Etiologi : Kongenital dan penyakit jantung reumatik Gejala klinis : Perjalanan penyakit lambat sehingga pada saat fungsi jantung menurun, penderita baru mengeluh sesak nafas, sinkope, dan sakit dada
18
Symptomatic patients without surgery show the following average life spans: –Angina = 5 years –Syncope = 3 years –CHF = 2 years Develop left ventricular hypertrophy as an adaptation LVH causes increased diastolic stiffness
19
Degree of Stenosis Critical AS –Peak systolic pressure gradient > 50 mmHg –AVA < 0.9 cm 2 Moderate AS –1.0 – 1.4 cm 2 Mild AS –1.5 – 2.0 cm 2
21
Aortic Stenosis
23
Aortic Stenosis: Senile
25
Pathophysiology of Aortic Stenosis Aortic Stenosis Obstruction to LV Ejection Chronic LV Pressure Overload LV Hypertrophy Pressure Gradient Created Across the Valve
26
Pemeriksaan Fisik : –Ditemukan pulsus tardus karena adanya penyempitan tekanan nadi dan perlambatan lonjakan denyut arteri –Murmur sistolik disela iga II kiri atau kanan yang menjalar ke leher dan apex –Bunyi A2 melemah (intensitas penutupan katup aorta menurun)
27
Pemeriksaan Penunjang : –Photo Torax : Pada tahap awal normal, pada tahap lanjut jantung akan membesar –EKG : LVH –Ekokardiografi : adanya penebalan septum interventrikuler, dinding posterior ventrikel kiri, kadang-kadang kalsifikasi dan penebalan katup aorta
28
AORTIC REGURGITATION: HEMODYNAMIC GOALS Preload Increased Because of increased LV volumes, need increased preload to maintain forward flow. Avoid hypovolemia. Heart Rate Increased Increased HR reduces diastolic time and reduces regurgitant fraction. Also raises diastolic BP and decreases LVEDP. Contractility MaintainMust be maintained. SVR Decreased Afterload reduction is helpful in improving forward flow. PVR Maintain PA pressures remain relatively normal except in patients with end-stage disease.
29
Penatalaksanaan : –Profilaksis untuk mencegah endokarditis bakterialis –Gagal jantung : berikan diuretik + digitalis + diet natrium –Angina : Berikan nitrat –Operasi : Bila bila gradien katup aorta mencapai 75 mmHg atau diameter katup 0, 7 cm 2 /m 2 permukaan tubuh –Operasi : Bila bila gradien katup aorta mencapai 50 - 75 mmHg atau diameter katup 0, 7 – 1,2 cm 2 /m 2 permukaan tubuh + keluhan dispnea, lelah, angina atau sinkope
30
Stenosis Trikuspid Merupakan keadaan dimana katup trikuspid tidak dapat membuka dengan sempurna Disebabkan oleh penyakit jantung reumatik. Hampir tak pernah berdiri sendiri tetapi bersamaan dengan kelainan katup mitral
31
Gejala klinis : Perasaan berdenyut pada leher dan kepala, perih pada perut akibat adanya hepatomegali, mudah lelah, sesak nafas Pemeriksaan fisik : –Inspeksi dan palpasi : Pipi agak sianosis, DVJ, Ascites dan edema anasarka –Auskultasi : Murmur diastolik mengeras saat inspirasi, kadang-kadang murmur presistolik, kadang-kadang terdengar opening snap
32
EKG : terdapat gelombang P yang tinggi 2,5 mm di lead II, gambaran sesuai dengan gambaran EKG pada kelainan katup mitral Radiologi : Kardiomegali Ekokardiografi : sesuai pada stenosis mitral tetapi terjadi pada trikuspid Terapi : Mengurangi aktivitas fisik dan berikan diuretik, apabila tidak berhasil sebaiknya dilakukan penggantian katup trikuspid
33
Stenosis Pulmoner Etiologi : –Kongenital (5 %) –Penyakit jantung reumatik Gejala Klinis dan Penatalaksanaan : Sesuai dengan gambaran klinis dan penatalaksanaan penyakit jantung bawaan dan penyakit jantung rematik
35
Diagnosa Keperawatan 1.Penurunan curah jantung b/d faktor- faktor mekanis (preload, afterload) s/t disfungsi katup 2.Kelebihan volume cairan b/d dekompensasi jantung 3.Intoleransi aktifitas b/d menurunnya cadangan jantung 4.Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang proses penyakit
36
Intervensi Keperawatan Diagnosa I 1.Pertahankan tirah baring 2.Tinggikan kepala TT 30 – 40 o 3.Auskultasi bunyi nafas setiap 4 – 6 jam 4.Auskultasi bunyi jantung setiap 6 – 8 jam 5.Pantau adanya perubahan irama jantung, catat adanya aritmia 6.Pantau masukan dan pengeluaran cairan 7.Diet rendah natrium 8.Pertahankan periode istirahat 9.Lakukan latihan ROM pasif dan aktif secara bertahap 10.Berikan obat-obatan sesuai terapi
37
Kriteria Hasil : Klien akan memperlihatkan curah jantung stabil atau membaik ditandai dengan : 1.Laporan klien tentang perbaikan gejala- gejala 2.Paru-paru dalam keadaan bersih 3.Tanda vital dan pengeluaran urine dalam batas normal 4.Klien dapat melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari
38
Diagnosa II 1.Kaji / pantau masukan dan pengeluaran urine, laporkan bila pengeluaran urine output setiap hari 2.Auskultasi bunyi jantung dan bunyi nafas setiap 4 – 8 jam 3.Kaji adanya peningkatan atau penurunan tekanan vena jugularis 4.Timbang BB setiap hari 5.Batasi intake natrium dan cairan 6.Kolaborasi terapi diuretik dan vasodilator sesuai terapi 7.Pantau elektrolit, Hb, dan Ht
39
Kriteria Hasil ; Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipulihkan ditandai dengan : 1.Bunyi paru-paru bersih 2.S 3 dan S 4 tidak ada 3.BB ideal tercapai
40
Diagnosa III 1.Pantau tanda vital minimal setiap 4 jam dan catat gejala-gejala yang menyertainya 2.Pertahankan istirahat di TT sesuai indikasi 3.Identifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan kelelahan 4.Lakukan tindakan yang akan memperbaiki aktifitas yang ditoleransi dengan meminimalkan kelelahan 5.Tingkatkan aktifitas sesuai indikasi 6.Kaji kemajuan aktifitas
41
Kriteria Hasil : Tingkat aktifitas klien meningkat ditandai dengan : 1.Klien melaporkan dapat berpartisipasi dalam aktifitas kehidupan sehari-hari tanpa disertai sesak nafas 2.Tanda vital dalam batas normal
42
Diagnosa IV 1.Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga 2.Jelaskan sifat dan penyebab proses penyakit 3.Diskusikan pentingnya melaporkan tanda dan gejala gagal jantung 4.Jelaskan pentingnya mempertahankan higiene oral 5.Jelaskan pentingnya menghindari kelelahan 6.Motivasi klien tentang pentingnya terapi antibiotik 7.Diskusikan tentang obat-obatan klien 8.Jelaskan pentingnya rawat jalan yang terus menerus
43
Kriteria Hasil : 1.Klien mengungkapkan pengertian tentang penyakitnya dan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan 2.Mengidentifikasi keterbatasan fisik 3.Melaporkan pemakaian obat-obatan yang diresepkan
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.