Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehamar amarprasendra Telah diubah "6 tahun yang lalu
4
Daftar Isi Kata Pengantar:2 Daftar Isi:1 Bab 1 1.Prosedur menyelesaikan masalah kehumasan yang terjadi:3-9 Bab 2 2.Mengidentifikasikan kemampuan kerjasama dalam kelompok:10 Bab 3 3.Mengidentifikasikan keterampilan yang ada dalam pelaksanaan kegiatan Humas:11-12
5
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT,Karena Rahmat dan Karunianya,Kita Masih di berikan Kesehatan Lahir Batin.Dan Semua Nikmat Yang telah Allah SWT berikan kepada Kita Semua. Buku ini kami buat untuk menambah Ilmu Bagi Yang membacanya,dan Semoga Bisa dapat bermanfaat Bagi Yang Membacanya dan Memahaminya. Buku Ini kami Buat Yang Sedemikian rupa,Dan Apabila Masih ada kekurangannya,Mohon Di maafkan. Sekian. Penerbit. 2
6
1.Prosedur menyelesaikan masalah kehumasan yang terjadi. A.Perhimpunan Humas Indonesia (Perhumas) menggelar Perhumas Coffee Morning di Mercantile Athletic Club, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat. Diskusi dengan tema ‘Government PR in the Age of Dialogue’ itu menggali permasalahan- permasalahan yang dihadapi humas pemerintahan masa kini. Wakil Ketua Perhumas Heri Rakhmadi mengatakan, permasalahan humas pemerintahan kini berasal dari faktor eksternal maupun internal. Minimnya pemahaman soal otonomi daerah menjadi salah satu persoalan yang dihadapi terutama oleh kemeterian teknis. Hal itu menggambarkan permasalahan berdasarkan faktor eksternal. “Misal ada jalan rusak di RT sekian RW sekian di Sulawesi Utara, tapi yang dikomplain Menteri PU (Pekerjaan Umum),” ujar Heri saat menjelaskan materinya, Jumat 3 Maret 2017.
7
Berikutnya, persoalan lanskap media mainstream yang lebih menggiring isu di masyarakat. Sedangkan yang ketiga ialah media habit yang berubah signifikan di mana media sosial menjadi salah satu sumber informasi utama. “Tahun 2013 televisi masih menjadi sumber informasi utama. Mungkin sekarang WA (WhatsApp),” ujar dia. Dari sisi internal, Komisaris Kantor Berita Nasional (KBN) Antara itu menjelaskan, persoalan manajemen isu masih menjadi kesulitan dalam humas pemerintahan. Monitoring terhadap isu sudah dilakukan dengan baik. Namun, penanganan terhadap hasil monitoring itu masih kurang. “Tapi tidak tau hasil monitoring itu diapakan, karena isu tidak ditangani selagi kecil. Saling tolah-toleh ini domain si a, si B. Padahal berita di media bisa menggulung lebih cepat,” ungkapnya.
8
Kedua, permasalahan internal berada di tataran sumber daya manusia. Biro komunikasi standarnya digabung dengan pelayanan masyarakat atau pelayanan publik yang masih satu tema. Tetapi ada beberapa lembaga yang menggabungkan humas dengan bagian hukum atau bagian kerja sama internasional sehingga kepala biro dipilih dari yang berlatar belakang hukum atau kerja sama internasional. Selanjutnya, masalah mekanisme birokrasi. Kementerian PU dan Kementerian Perhubungan banyak memiliki program multiyears. Sayangnya, program itu tidak disenadakan dengan kegiatan kehumasan yang multiyears. Seringkali di awal tahun humas pemerintahan jarang memiliki agenda. “Jadi kontinyuitas program menjadi persoalan,” ujar Heri.
9
Solusi yang bisa dilakukan humas pemerintahan antara lain proaktif berkomunikasi pada masyarakat supaya visi misi lembaga tersampaikan. Humas juga harus membuat agenda setting. “Selama ini hanya bermain dalam agenda media, sekarang harus kita balik, kita yang punya agenda,” tegas Heri. Ketiga, soal ego sektoral yang perlu diperbaiki. “Bukan antarlembaga saja, tapi di dalam lembaga ego sektoral masih terjadi,” imbuh dia.Keempat ialah transparansi kepada publik. Pemerintah juga harus melibatkan partisipasi publik untuk mengetahui kendala di lapangan. “Terakhir, solusi jangka pendek dan menengah. Humas perlu dukungan internal dan pimpinan. Terkait SDM butuh hubungan baik dengan biro SDM, sehingga pimpinan sesuai yang dibutuhkan,” ujar Heri
10
Kedua, permasalahan internal berada di tataran sumber daya manusia. Biro komunikasi standarnya digabung dengan pelayanan masyarakat atau pelayanan publik yang masih satu tema. Tetapi ada beberapa lembaga yang menggabungkan humas dengan bagian hukum atau bagian kerja sama internasional sehingga kepala biro dipilih dari yang berlatar belakang hukum atau kerja sama internasional. Selanjutnya, masalah mekanisme birokrasi. Kementerian PU dan Kementerian Perhubungan banyak memiliki program multiyears. Sayangnya, program itu tidak disenadakan dengan kegiatan kehumasan yang multiyears. Seringkali di awal tahun humas pemerintahan jarang memiliki agenda. “Jadi kontinyuitas program menjadi persoalan,” ujar Heri. Solusi yang bisa dilakukan humas pemerintahan antara lain proaktif berkomunikasi pada masyarakat supaya visi misi lembaga tersampaikan. Humas juga harus membuat agenda setting. “Selama ini hanya bermain dalam agenda media, sekarang harus kita balik, kita yang punya agenda,” tegas Heri.
11
Ketiga, soal ego sektoral yang perlu diperbaiki. “Bukan antarlembaga saja, tapi di dalam lembaga ego sektoral masih terjadi,” imbuh dia.Keempat ialah transparansi kepada publik. Pemerintah juga harus melibatkan partisipasi publik untuk mengetahui kendala di lapangan. “Terakhir, solusi jangka pendek dan menengah. Humas perlu dukungan internal dan pimpinan. Terkait SDM butuh hubungan baik dengan biro SDM, sehingga pimpinan sesuai yang dibutuhkan,” ujar Heri Kedua, permasalahan internal berada di tataran sumber daya manusia. Biro komunikasi standarnya digabung dengan pelayanan masyarakat atau pelayanan publik yang masih satu tema. Tetapi ada beberapa lembaga yang menggabungkan humas dengan bagian hukum atau bagian kerja sama internasional sehingga kepala biro dipilih dari yang berlatar belakang hukum atau kerja sama internasional. Selanjutnya, masalah mekanisme birokrasi. Kementerian PU dan Kementerian Perhubungan banyak memiliki program multiyears. Sayangnya, program itu tidak disenadakan dengan kegiatan kehumasan yang multiyears. Seringkali di awal tahun humas pemerintahan jarang memiliki agenda. “Jadi kontinyuitas program menjadi persoalan,” ujar Heri.
12
Solusi yang bisa dilakukan humas pemerintahan antara lain proaktif berkomunikasi pada masyarakat supaya visi misi lembaga tersampaikan. Humas juga harus membuat agenda setting. “Selama ini hanya bermain dalam agenda media, sekarang harus kita balik, kita yang punya agenda,” tegas Heri. Ketiga, soal ego sektoral yang perlu diperbaiki. “Bukan antarlembaga saja, tapi di dalam lembaga ego sektoral masih terjadi,” imbuh dia. Keempat ialah transparansi kepada publik. Pemerintah juga harus melibatkan partisipasi publik untuk mengetahui kendala di lapangan. “Terakhir, solusi jangka pendek dan menengah. Humas perlu dukungan internal dan pimpinan. Terkait SDM butuh hubungan baik dengan biro SDM, sehingga pimpinan sesuai yang dibutuhkan,” ujar Heri
13
2.Mengidentifikasikan kemampuan kerjasama dalam kelompok Kerjasama (Team Work) adalah keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok. Bukan bekerja secara terpisah atau saling berkompetisi. Kompetensi kerjasama menekankan peran sebagai anggota kelompok, bukan sebagai pemimpin. Kelompok disini dalam arti yang luas, yaitu sekelompok individu yangmenyelesaikan suatu tugas atau proses PENGERTIAN KELOMPOK MENURUT BEBERAPA AHLI 1. Menurut Homans (1950) kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsun Kerjasama dan manfaatnya Kerjasama dapat menambah produktivitas dan meningkatkan moral pengurus. Kerjasama dalam kelompok ini akan membuahkan hasil yang lebih baik. Apalagi jika dilengkapi dengan sikap yang lebih baik terhadap tugasnya tanpa pamrih.
14
3.Mengidentifikasikan keterampilan yang ada dalam pelaksanaan kegiatan Humas 1.Writing (Menulis) Menulis adalah keahlian utama yang harus dimiliki seorang praktisi humas atau petugas PR. Bukan sekadar tulis-menulis sembarangan; tulisan harus memuat unsur "green journalism". Tulisan yang biasa dibuat oleh seorang petugas PR bentuknya sebagai siaran berita atau rilis pers (press release), "surat berita "(newsletter), korespondensi, laporan, buklet, naskah pidato, naskah radio dan TV, skrip film, artikel majalah dan buletin, informasi produk, dan sebagainya. 2.Editting (Mengedit) Memeriksa komunikasi internal dan eksternal dalam bentuk publikasi. 3.Media Relations (Hubungan dengan Media) Hubungan dengan media, memberikan informasi, menanggapi permintaan informasi. 4.SpecialEvents(Kejadiankhusus) Merancang dan menangani konferensi pres, pameran, open house, perayaan ulang tahun perusahaan, pengumpulan dana, konteks, penghargaan, dan sebagainya.
15
5.Speaking (Berbicara) Berbicara mewakili organisasi atau merancang penampilan orang lain dihadapan publik. 6.Production (Produksi) Berkomunikasi dengan menggunakan keterampilan dan pengetahuan tentang multi media; termasuk seni fotografi, layout brosur,buklet, iklan institusional, publikasi periodikal, rekaman dan audit suara serta video tape, presentasi audio visual, dan lain-lain. 7.Research (Penelitian) Mengumpulkan informasi sehingga memudahkan organisasi untuk merencanakan program sesuai kebutuhan publik, monitoring efektivitas program Humas selama pelaksanaan dan evaluasi dampaknya. 8. Programming & Counselling Program dan bimbingan yang menentukan kebutuhan, prioritas, tujuaj, publik, sasaran dan strategi, bekerja sama dengan manajemen atau klien untuk proses pemecahan masalah. 9. Training Melatih atau bekerja sama dengan wakil-wakil organisasi untuk membuat persiapan menghadapi media, presentasi dan pemunculan publik lainnya. 10. Management kegiatan administrasi operasi fungsi Humas, personalia, keuangan dan program. Demikian sejumlah keahlian (expertise) atau keterampilan (skills) yang harus dimiliki praktisi humasatau staf PR modern.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.