Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHimsa Prayoga Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Harga Pokok Proses (Masalah-Masalah Khusus) Ratu Liviani Tiara Dewi Nur Aswa Rahmadani Himsa
2
1. Memperlakukan dan Mencatat Produk Hilang Produk Hilang dalam Proses -Produk Hilang dianggap Terjadi pada awal Proses Belum Menyerap Biaya Produksi, sehingga unit yang hilang tidak dibebani harga pokok dan tidak diperhitungkan dalam unit ekuivalen -Produk Hilang dianggap terjadi pada akhir proses Produk hilang tersebut telah menyerap biaya produksi, diperhitungkan sebagai bagian dari unit ekuivalen, dan biaya unit yang hilang akan menjadi beban produk jadi.
3
Contoh Produk Hilang Pada Awal Proses PT.RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb: Data Produksi Biaya Produksi KeteranganDepartemen 1Departemen 2 Masuk dalam proses125.000 unit100.000 unti Barang Selesai100.000 unit85.000 unit Barang dalam proses akhir 20.000 unit10.000 unti Produk Hilang Awal5.000 unit Tingkat Penyelesaian BDP Akhir Biaya Bahan100% Biaya Konversi75%50% Jenis BiayaDepatemen 1Departemen 2 BahanRp.6.000.000- Tenaga KerjaRp.3.450.000Rp.6.300.000 Overhead PabrikRp.1.725.000Rp.3.600.000
4
Jawab : Menghitung untuk Departemen 1 Unit Ekuivalen : Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) = 120.000 Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%) = 115.000 Biaya Per Unit :Bahan= Rp.6.000.000 : 120.000=Rp.50 Tenaga Kerja= Rp.3.450.000 : 115.000=Rp.30 Overhead Pabrik= Rp.1.725.000 : 115.000=Rp.15 Rp.11.175.000 Rp.95 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai ditransfer ke Departemen 2 = 100.000 x Rp.95=Rp.9.500.000 Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x 20.000 x Rp.50 = Rp.1.000.000 Tenaga Kerja75% x 20.000 x Rp.30= Rp.450.000 Ovehead Pabrik75% x 20.000 x Rp.15= Rp.225.000Rp.1.675.000 Rp.11.175.000
5
Menghitung Untuk Departemen 2 Unit Ekuivalen : Bahan= 85.000 + (10.000 x 100%)= 95.000 Konversi= 85.000 + (10.000 x 50%)= 90.000 Biaya per Unit:Bahan= Rp.9.500.000 : 95.000=Rp.100 Tenaga Kerja= Rp.6.300.000 : 90.000=Rp.70 Overhead Pabrik= Rp.3.600.000 : 90.000=Rp.40 Rp.19.400.000 Rp.210 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai ditransfer ke Gudang = 85.000 x Rp.210=Rp.17.850.000 Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x 10.000 x Rp.100 = Rp.1.000.000 Tenaga Kerja50% x 10.000 x Rp.70= Rp.350.000 Ovehead Pabrik50% x 10.000 x Rp.40= Rp.200.000Rp.1.550.000 Jumlah Biaya yang DibebankanRp.19.400.000
6
Mencatat Biaya produksi dan biaya yang dibebankan pada produk selesai dan yang belum selesai. DescriptionDebitcreditDescriptiondebitcredit Work in Process- Dept 111.175.000Work in process –Dept 29.900.000 Material6.000.000 Payroll6.300.000 Payroll3.450.000 FOH Control Debt 23.600.000 FOH control Debt 11.725.000 J.Biaya produksi dEpt 1J.Biaya Prosuksi Debt 2 Work in process –debt 29.500.000Finished Good Inventory17.850.000 Work in process inventory 1.675.000Work in Process Inventory1.550.000 Work in process –dept 1 11.175.000 WIP Debt 219.400.000 Jumlah barang selsai dan WIP J. Barang Selesai dan WIP
7
Contoh Produk Hilang Pada Akhir Proses PT.RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb: Data Produksi Biaya Produksi KeteranganDepartemen 1Departemen 2 Masuk dalam proses125.000 unit100.000 unti Barang Selesai100.000 unit85.000 unit Barang dalam proses akhir 20.000 unit10.000 unti Produk Hilang Akhir5.000 unit Tingkat Penyelesaian BDP Akhir Biaya Bahan100% Biaya Konversi75%50% Jenis BiayaDepatemen 1Departemen 2 BahanRp.5.000.000- Tenaga KerjaRp.2.400.000Rp.5.700.000 Overhead PabrikRp.1.200.000Rp.3.800.000
8
Jawab : Menghitung untuk Departemen 1 Unit Ekuivalen : Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) + 5.000= 125.000 Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%) + 5.000= 120.000 Biaya Per Unit :Bahan= Rp.5.000.000 : 125.000=Rp.40 Tenaga Kerja= Rp.2.400.000 : 120.000=Rp.20 Overhead Pabrik= Rp.1.200.000 : 120.000=Rp.10 Rp.8.600.000 Rp.70 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai = 100.000 x Rp.70= Rp.7.000.000 Harga Pokok Barang Hilang Akhir = 5.000 x Rp.70= Rp.350.000 Harga Pokok Barang Selesai ditransfer ke Departemen 2 Rp.7.350.000 Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x 20.000 x Rp.40= Rp.800.000 Tenaga Kerja75% x 20.000 x Rp.20= Rp.300.000 Ovehead Pabrik75% x 20.000 x Rp.10= Rp.150.000Rp.1.250.000 Rp.8.600.000
9
Menghitung Untuk Departemen 2 Unit Ekuivalen : Bahan= 85.000 + (10.000 x 100%) + 5.000= 100.000 Konversi= 85.000 + (10.000 x 50%) + 5.000= 95.000 Biaya per Unit:Bahan= Rp.7.350.000 : 100.000=Rp.73,5 Tenaga Kerja= Rp.5.700.000 : 95.000=Rp.60 Overhead Pabrik= Rp.3.800.000 : 95.000=Rp.40 Rp.16.850.000 Rp.173,5 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai = 85.000 x Rp.173,5= Rp.14.747.500 Harga Pokok Barang Hilang Akhir = 5.000 x Rp.173,5= Rp.867.500 Harga Pokok Barang Selesai ditransfer ke Gudang Rp.15.615.000 Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x 10.000 x Rp.73,5 = Rp.735..000 Tenaga Kerja50% x 10.000 x Rp.60= Rp.300.000 Ovehead Pabrik50% x 10.000 x Rp.40= Rp.200.000Rp.1.235.000 Jumlah Biaya yang DibebankanRp.16.850.000
10
Mencatat Biaya produksi dan biaya yang dibebankan pada produk selesai dan yang belum selesai. DescriptionDebitcreditDescriptiondebitcredit Work in Process- Dept 18.600.000Work in process –Dept 29.500.000 Material5.000.000 Payroll5.700.000 Payroll2.400.000 FOH Control Debt 23.800.000 FOH control Debt 11.200.000 Work in process –debt 27.350.000Finished Good Inventory15.615.000 Work in process inventory 1.250.000Work in Process Inventory1.235.000 Work in process –dept 1 8.600.000 WIP Debt 216.850.000
11
2. Memperlakukan dan Mencatat Produk Rusak Yang dimaksud dengan produk rusak adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi, dimana produk yang dihasilkan tersebut tidak sesuai dengan standart mutu yang ditetapkan, tetapi secara ekonomis prosduk tersebut dapat diperbaiki dengan mengeluarkan biaya tertentu, tetapi biaya yang dikeluarkan cenderung lebih besar dari nilai jual setelah prosuk tersebut diperbaiki. Produk rusak ini pada umumkan diketahui setelah proses produksi selesai. Faktor terjadinya produk rusak : 1.Bersifat Normal : Dimana setiap proses produksi tidak bisa dihindari terjadinya produk rusak, maka perusahaan telah memperhitungkan sebelumnya bahwa adanya produk rusan 2.Akibat Kesalahan : Dimana terjadinya produk rusak diakibatkan kesalahan dalam proses produksi seperti kurangnya perencanaan, kurangnya pengawasan, dan pengendalian, kelalaian pekerja dsb. Perhitungan unit ekuivalen produksi Dalam perhitungan unit ekuivalen produksi, apabila terjadi produk rusak akan diperhitungkan, karena produk rusak tersebut telah menyerap biaya dimana terjadinya produk rusak tersebut RUMUS : Prosuk Selesai + (PDP Akhir x Tingkat Penyelesaian) + Produk Rusak
12
Perlakuan Harga Pokok Produk Rusak 1. Produk Rusak bersifat normal, laku dijual Produk rusak yang bersifat normal dan laku dijual, maka hasil penjualan produk rusak diberlakukan sebagai berikut : a.Penghasilan lain-lain (other income) b.Pengurangan biaya overhead pabrik c.Pengurangan setiap elemen biaya produksi. d.Pengurangan harga pokok produk selesai 2. Produk Rusak bersifat normal, tidak laku dijual Produk rusak bersifat normal dan tidak laku dijual, maka harga pokok produk rusak akan dibebankan ke produk selesai, yang mengakibatkan harga pokok produk selesai perunit menajadi lebih besar. 3. Produk rusak karena kesalahan, laku dijual Produk rusak karena kesalahan dan laku dijual, maka hasil penjualan produk rusak diberlakukan sebagai pengurang rugi produk rusan. 4. Produk rusak karena kesalahan, tidak laku dijual Produk rusak karena kesalahan dan tidak laku dijual harga pokok rusak diberlakukan sebagai kerugian dengan perkiraan tersendiri yaitu rugi produk rusan
13
Contoh Produk Rusak Normal Tidak Laku Dijual PT.RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb: Data Produksi Biaya Produksi KeteranganDepartemen 1Departemen 2 Masuk dalam proses125.000 unit100.000 unti Barang Selesai100.000 unit85.000 unit Barang dalam proses akhir 20.000 unit10.000 unti Produk Rusak Normal5.000 unit Tingkat Penyelesaian BDP Akhir Biaya Bahan100% Biaya Konversi75%50% Jenis BiayaDepatemen 1Departemen 2 BahanRp.5.000.000- Tenaga KerjaRp.2.400.000Rp.5.700.000 Overhead PabrikRp.1.200.000Rp.3.800.000
14
Jawab : Menghitung untuk Departemen 1 Unit Ekuivalen : Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) + 5.000= 125.000 Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%) + 5.000= 120.000 Biaya Per Unit :Bahan= Rp.5.000.000 : 125.000=Rp.40 Tenaga Kerja= Rp.2.400.000 : 120.000=Rp.20 Overhead Pabrik= Rp.1.200.000 : 120.000=Rp.10 Rp.8.600.000 Rp.70 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai = 100.000 x Rp.70= Rp.7.000.000 Harga Pokok Barang Rusak= 5.000 x Rp.70= Rp.350.000 Harga Pokok Barang Selesai ditransfer ke Departemen 2 Rp.7.350.000 Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x 20.000 x Rp.40= Rp.800.000 Tenaga Kerja75% x 20.000 x Rp.20= Rp.300.000 Ovehead Pabrik75% x 20.000 x Rp.10= Rp.150.000Rp.1.250.000 Rp.8.600.000
15
Menghitung Untuk Departemen 2 Unit Ekuivalen : Bahan= 85.000 + (10.000 x 100%) + 5.000= 100.000 Konversi= 85.000 + (10.000 x 50%) + 5.000= 95.000 Biaya per Unit:Bahan= Rp.7.350.000 : 100.000=Rp.73,5 Tenaga Kerja= Rp.5.700.000 : 95.000=Rp.60 Overhead Pabrik= Rp.3.800.000 : 95.000=Rp.40 Rp.16.850.000 Rp.173,5 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai = 85.000 x Rp.173,5= Rp.14.747.500 Harga Pokok Barang Rusak= 5.000 x Rp.173,5= Rp.867.500 Harga Pokok Barang Selesai ditransfer ke Gudang Rp.15.615.000 Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x 10.000 x Rp.73,5 = Rp.735..000 Tenaga Kerja50% x 10.000 x Rp.60= Rp.300.000 Ovehead Pabrik50% x 10.000 x Rp.40= Rp.200.000Rp.1.235.000 Jumlah Biaya yang DibebankanRp.16.850.000
16
Mencatat Biaya produksi dan biaya yang dibebankan pada produk selesai dan yang belum selesai. DescriptionDebitcreditDescriptiondebitcredit Work in Process- Dept 18.600.000Work in process –Dept 29.500.000 Material5.000.000 Payroll5.700.000 Payroll2.400.000 FOH Control Debt 23.800.000 FOH control Debt 11.200.000 Work in process –debt 27.350.000Finished Good Inventory15.615.000 Work in process inventory 1.250.000Work in Process Inventory1.235.000 Work in process –dept 1 8.600.000 WIP Debt 216.850.000
17
Contoh Produk Rusak Normal Laku Dijual PT.RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb: Data Produksi Biaya Produksi KeteranganDepartemen 1Departemen 2 Masuk dalam proses125.000 unit100.000 unti Barang Selesai100.000 unit85.000 unit Barang dalam proses akhir 20.000 unit10.000 unti Produk Rusak Normal5.000 unit Tingkat Penyelesaian BDP Akhir Biaya Bahan100% Biaya Konversi75%50% Jenis BiayaDepatemen 1Departemen 2 BahanRp.5.000.000- Tenaga KerjaRp.2.400.000Rp.5.700.000 Overhead PabrikRp.1.200.000Rp.3.800.000
18
Bila barang rusak laku dijual untuk dept 1 Rp.40 /unit sedangkan dept2 Rp.100/unit Hasil penjualan produk rusak tersebut dapat 1.Diperlakukan sebagai other income 2.Diperlakukan mengurangi biaya produksi 3.Diperlakukan mengurangi salah satu elem biaya produksi Bila hasil penjualan diperlakukan sebagai other income
19
Jawab : Menghitung untuk Departemen 1 Unit Ekuivalen : Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) + 5.000= 125.000 Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%) + 5.000= 120.000 Biaya Per Unit :Bahan= Rp.5.000.000 : 125.000=Rp.40 Tenaga Kerja= Rp.2.400.000 : 120.000=Rp.20 Overhead Pabrik= Rp.1.200.000 : 120.000=Rp.10 Rp.8.600.000 Rp.70 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai = 100.000 x Rp.70= Rp.7.000.000 Harga Pokok Barang Rusak= 5.000 x Rp.70= Rp.350.000 Harga Pokok Barang Selesai ditransfer ke Departemen 2 Rp.7.350.000 Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x 20.000 x Rp.40= Rp.800.000 Tenaga Kerja75% x 20.000 x Rp.20= Rp.300.000 Ovehead Pabrik75% x 20.000 x Rp.10= Rp.150.000Rp.1.250.000 Rp.8.600.000
20
Menghitung Untuk Departemen 2 Unit Ekuivalen : Bahan= 85.000 + (10.000 x 100%) + 5.000= 100.000 Konversi= 85.000 + (10.000 x 50%) + 5.000= 95.000 Biaya per Unit:Bahan= Rp.7.350.000 : 100.000=Rp.73,5 Tenaga Kerja= Rp.5.700.000 : 95.000=Rp.60 Overhead Pabrik= Rp.3.800.000 : 95.000=Rp.40 Rp.16.850.000 Rp.173,5 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai = 85.000 x Rp.173,5= Rp.14.747.500 Harga Pokok Barang Rusak= 5.000 x Rp.173,5= Rp.867.500 Harga Pokok Barang Selesai ditransfer ke Gudang Rp.15.615.000 Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x 10.000 x Rp.73,5 = Rp.735..000 Tenaga Kerja50% x 10.000 x Rp.60= Rp.300.000 Ovehead Pabrik50% x 10.000 x Rp.40= Rp.200.000Rp.1.235.000 Jumlah Biaya yang DibebankanRp.16.850.000
21
Mencatat Biaya produksi dan biaya yang dibebankan pada produk selesai dan yang belum selesai. DescriptionDebitcreditDescriptiondebitcredit Work in Process- Dept 18.600.000Work in process –Dept 29.500.000 Material5.000.000 Payroll5.700.000 Payroll2.400.000 FOH Control Debt 23.800.000 FOH control Debt 11.200.000 Work in process –debt 27.350.000Finished Good Inventory15.615.000 Work in process inventory 1.250.000Work in Process Inventory1.235.000 Work in process –dept 1 8.600.000 WIP Debt 216.850.000 Cash200.000Cash500.000 Other Income200.000 Other Income500.000
22
Contoh Produk Rusak Abnormal Tidak Laku Dijual PT.RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb: Data Produksi Biaya Produksi KeteranganDepartemen 1Departemen 2 Masuk dalam proses125.000 unit100.000 unti Barang Selesai100.000 unit85.000 unit Barang dalam proses akhir 20.000 unit10.000 unti Produk Rusak Abnormal 5.000 unit Tingkat Penyelesaian BDP Akhir Biaya Bahan100% Biaya Konversi75%50% Jenis BiayaDepatemen 1Departemen 2 BahanRp.5.000.000- Tenaga KerjaRp.2.400.000Rp.5.700.000 Overhead PabrikRp.1.200.000Rp.3.800.000
23
Menghitung untuk Departemen 1 Unit Ekuivalen : Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) + 5.000= 125.000 Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%) + 5.000= 120.000 Biaya Per Unit :Bahan= Rp.5.000.000 : 125.000=Rp.40 Tenaga Kerja= Rp.2.400.000 : 120.000=Rp.20 Overhead Pabrik= Rp.1.200.000 : 120.000=Rp.10 Rp.8.600.000 Rp.70 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai = 100.000 x Rp.70= Rp.7.000.000 Harga Pokok Barang Rusak= 5.000 x Rp.70= Rp.350.000 Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x 20.000 x Rp.40= Rp.800.000 Tenaga Kerja75% x 20.000 x Rp.20= Rp.300.000 Ovehead Pabrik75% x 20.000 x Rp.10= Rp.150.000Rp.1.250.000 Jumlah Biaya yang DibebankanRp.8.600.000
24
Menghitung Untuk Departemen 2 Unit Ekuivalen : Bahan= 85.000 + (10.000 x 100%) + 5.000= 100.000 Konversi= 85.000 + (10.000 x 50%) + 5.000= 95.000 Biaya per Unit:Bahan= Rp.7.000.000 : 100.000=Rp.70 Tenaga Kerja= Rp.5.700.000 : 95.000=Rp.60 Overhead Pabrik= Rp.3.800.000 : 95.000=Rp.40 Rp.16.500.000 Rp.170 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai ditranser ke gudang= 85.000 x Rp.170= Rp.14.450.000 Harga Pokok Barang Rusak= 5.000 x Rp.170= Rp.850.000 Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x 10.000 x Rp.73,5 = Rp.700..000 Tenaga Kerja50% x 10.000 x Rp.60= Rp.300.000 Ovehead Pabrik50% x 10.000 x Rp.40= Rp.200.000Rp.1.200.000 Jumlah Biaya yang DibebankanRp.16.500.000
25
Mencatat Biaya produksi dan biaya yang dibebankan pada produk selesai dan yang belum selesai. DescriptionDebitcreditDescriptiondebitcredit Work in Process- Dept 18.600.000Work in process –Dept 29.500.000 Material5.000.000 Payroll5.700.000 Payroll2.400.000 FOH Control Debt 23.800.000 FOH control Debt 11.200.000 Work in process –debt 27.000.000Finished Good Inventory14.450.000 Loss from Spoiled Good350.000Loss from Spoiled Good850.000 Work in process inventory1.250.000Work in Process Inventory1.235.000 Work in process –dept 18.600.000 WIP Debt 216.850.000
26
Contoh Produk Rusak Abnormal Laku Dijual PT.RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb: Data Produksi Biaya Produksi Bila barang rusak laku dijual untuk departemen 1&2 Rp.40/unit & Rp.100/unit KeteranganDepartemen 1Departemen 2 Masuk dalam proses125.000 unit100.000 unti Barang Selesai100.000 unit85.000 unit Barang dalam proses akhir 20.000 unit10.000 unti Produk Rusak Abnormal 5.000 unit Tingkat Penyelesaian BDP Akhir Biaya Bahan100% Biaya Konversi75%50% Jenis BiayaDepatemen 1Departemen 2 BahanRp.5.000.000- Tenaga KerjaRp.2.400.000Rp.5.700.000 Overhead PabrikRp.1.200.000Rp.3.800.000
27
Menghitung untuk Departemen 1 Unit Ekuivalen : Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) + 5.000= 125.000 Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%) + 5.000= 120.000 Biaya Per Unit :Bahan= Rp.5.000.000 : 125.000=Rp.40 Tenaga Kerja= Rp.2.400.000 : 120.000=Rp.20 Overhead Pabrik= Rp.1.200.000 : 120.000=Rp.10 Rp.8.600.000 Rp.70 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai = 100.000 x Rp.70= Rp.7.000.000 Harga Pokok Barang Rusak= 5.000 x Rp.70= Rp.350.000 Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x 20.000 x Rp.40= Rp.800.000 Tenaga Kerja75% x 20.000 x Rp.20= Rp.300.000 Ovehead Pabrik75% x 20.000 x Rp.10= Rp.150.000Rp.1.250.000 Jumlah Biaya yang DibebankanRp.8.600.000
28
Menghitung Untuk Departemen 2 Unit Ekuivalen : Bahan= 85.000 + (10.000 x 100%) + 5.000= 100.000 Konversi= 85.000 + (10.000 x 50%) + 5.000= 95.000 Biaya per Unit:Bahan= Rp.7.000.000 : 100.000=Rp.70 Tenaga Kerja= Rp.5.700.000 : 95.000=Rp.60 Overhead Pabrik= Rp.3.800.000 : 95.000=Rp.40 Rp.16.500.000 Rp.170 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai ditranser ke gudang= 85.000 x Rp.170= Rp.14.450.000 Harga Pokok Barang Rusak= 5.000 x Rp.170= Rp.850.000 Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x 10.000 x Rp.73,5 = Rp.700..000 Tenaga Kerja50% x 10.000 x Rp.60= Rp.300.000 Ovehead Pabrik50% x 10.000 x Rp.40= Rp.200.000Rp.1.200.000 Jumlah Biaya yang DibebankanRp.16.500.000
29
Mencatat Biaya produksi dan biaya yang dibebankan pada produk selesai dan yang belum selesai. DescriptionDebitcreditDescriptiondebitcredit Work in Process- Dept 18.600.000Work in process –Dept 29.500.000 Material5.000.000 Payroll5.700.000 Payroll2.400.000 FOH Control Debt 23.800.000 FOH control Debt 11.200.000 Work in process –debt 27.000.000Finished Good Inventory14.450.000 Loss from Spoiled Good350.000Loss from Spoiled Good850.000 Work in process inventory1.250.000Work in Process Inventory1.235.000 Work in process –dept 18.600.000 WIP Debt 216.850.000 Cash200.000Cash500.000 Loss from Spoiled Good 200.000 Loss from Spoiled Good500.000
33
Contoh Produk Rusak Normal Tidak Laku Dijual
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.