Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Tata Laksana Pasien dengan Kasus Multitrauma

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Tata Laksana Pasien dengan Kasus Multitrauma"— Transcript presentasi:

1 Tata Laksana Pasien dengan Kasus Multitrauma
Ahkob krisnanto

2 Problem trauma di Indonesia
Terlewat/ terlambat diagnosis dan penangananya !!!!

3

4 Definition TRAUMA/Injury: Physical damage due to transfer of energy
( kinetic, thermal, metabolic, chemical, electrical, or radiation )

5 What happens to the patients?
Multiple trauma

6 Ingat : M.I.S.T. M : Mech. of Injury I : Injury Sustained S : Signs (Clinical) T : Therapy

7 Multiple trauma 25 % trauma abdomen
Gejala dan tanda : kadang lambat > diagnosis sulit

8 D P J P ??????

9 TRAUMA Physik : - Mekanik - Thermis - Elektrik Chemis Biologis :
- Bakteri - Virus - Parasit - Fungsi Psikis

10 Hans von Gersdorf, abad 15 Asmussen et al., 1995

11 TRAUMA 1. The 5 th leading causes of death
2. The 1st leading cause of death of young adults 3. Approximately 8,000 patients died from trauma annually

12 II. Dalam beberapa jam I :
Kematian OK. Trauma : Dalam beberapa menit I Kerusakan otak berat Kerusakan jantung & vasa-vasa berat Sulit diselamatkan II. Dalam beberapa jam I : Perdarahan Hypovolemia Perdarahan ke rongga tengkorak / pericord Kemungkinan dapat diselamatkan III. Dalam beberapa minggu : Sepsis M O F

13 3. Decrease delayed diagnosis 4. Prevent secondary injury
GOAL 1. Recognize different surgical emergencies 2. Learn a correct notion 3. Decrease delayed diagnosis 4. Prevent secondary injury

14 STEP (Tahap penanganan)

15 PRIMARY SURVEY A. Airway and C-spine control
B. Breathing and ventilation C. Circulation and hemorrhage control D. Disability E. Exposure LIFE THREATENING ???????????? PLAN ??????????????????????????? Re-asassment

16 SECONDARY SURVEY History of Illnes Phisical Examination Diagnosis
Treatment

17 PRIMARY SURVEY AND SECONDARY SURVEY

18 FILOSOFI : meringankan penderitaan...., ............. memperpanjang usia

19

20 Prioritas evaluasi I . Airway, Breathing, Circulation (ABC).
II. Kelainan-kelainan yang potensial mengancam jiwa. III. Mencari kelainan-kelainan yang sering terjadi.

21 Penanganan Evaluasi awal / Primary Survey : A airway and C-spine
B breathing C circulation D disability dan neurologis E exposure

22 “ A B C “ Clinical history ( Riwayat penyakit) :
- Waktu terjadinya trauma. - Mekanisme trauma. A (airway) :- tachypnea, stridor, suara nafas seperti orang berkumur  ada gangguan airway. - Pengelolaan, bila tak ada tanda2 fraktur cervical lakukan tripple maneuver.

23 LIFE-THREATENING (A-B)
1. Airway obstruction 2. Tension pneumothorax 3. Open pneumothorax 4. Massive hemothorax 5. Pericardiac tamponade 6. Flail chest combined pulmonary contusion

24 SECURE AIRWAY Assist airway Oral airway, nasal airway, LMA
Endotracheal intubation Oral, nasal Surgical airway Cricothyroidotomy Tracheostomy

25

26 B (breathing) : - gerakan dinding dada ? , otot- otot pernafasan ? suara nafas ? , dan RR ?. - Apabila RR > 30 x / menit  beri analgetik & O2 nasal  belum ada perbaikan(RR makin meningkat) pasang ET & berikan O2 per ET dan segera periksa AGD, bila PO2< 60 dan PCO2 >55 segera pasang ventilator.

27 C ( sirkulasi ) : ada tanda-tanda preshock/ shock, penyebabnya ? perdarahan atau non perdarahan. - Beri cairan kristaloid 500 cc secepatnya dan evaluasi, bila hemodinamik membaik teruskan resusitasi cairan, bila tak membaik cari causa lain. - Untuk trauma thoraks paling sering adalah : tensionpneumothoraks atau tamponade cordis.

28 DEFINISI SYOK Ketidaknormalan sistem peredaran darah /sirkulasi (C) yang mengakibatkan perfusi organ dan oksigenasi jaringan tidak adekuat

29 JENIS SYOK PADA TRAUMA Syok hipovolemik/hemoragik ---penyebab terbanyak syok pd trauma Syok kardiogenik Syok Obstruktif (Tension pnemothorak) Syok septik Syok neurogenik

30 RESPON TERHADAP KEHILANGAN DARAH
VASOKONSTRIKSI KULIT DAN OTOT DETAK JANTUNG MENINGKAT (TAKIKARDIA) KESADARAN TURUN TEKANAN NADI MENINGKAT TEKANAN DARAH TURUN URIN OUTPUT BERKURANG

31 PERDARAHAN EKSTERNAL

32 PERDARAHAN INTERNAL

33 PENYEBAB SYOK PENYEBAB SYOK

34 KLASIFIKASI SYOK Kriteria syok Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Darah hilang/cc Darah hilang/% BV Kelas I < 750 < 15 % Kelas II 15-30% Kelas III 30-40% Kelas IV > 2000 > 40% NADI < 100 >100 >120 >140 TEKANAN NADI NORMAL/ TURUN TEKANAN DARAH NORMAL RESPIRASI 14-20 20-30 30-40 >35 PRODUKSI URINE >30 CC/JAM 5-15 TIDAK ADA KESADARAN AGAK GELISAH GELISAH BINGUNG LETARGIK CAIRAN PENGGANTI KRISTALOID KRISTALOID + DARAH

35 MENGHENTIKAN PERDARAHAN
Meninggikan ekstremitas Melakukan balut tekan pada perlukaan Torniket?

36 TORNIKET PERDARAHAN MENGANCAM JIWA
BAGIAN DISTAL PERLUKAAN TIDAK MUNGKIN DISELAMATKAN LAGI

37 RESUSITASI CAIRAN

38 PERHATIAN!! JANGAN MENUNDA RESUSITASI CAIRAN BILA TANDA-TANDA/GEJALA SYOK TAMPAK DIDUGA

39 PRINSIP PADA TAHAP AWAL MENGGUNAKAN CAIRAN KRISTALOID (CARIAN RINGER LAKTAT YANG TERBAIK) MENGGANTI PERKIRAAN JUMLAH DARAH YANG HILANG DENGAN CAIRAN KRISTALOID 1:3 (1 ML DARAH DENGAN 3 ML CAIRAN KRISTALOID) MENGGUNAKAN KATETER BESAR 2 JALUR AKSES PEMBULUH DARAH PERIFER JIKA GAGAL (VENA FEMORALIS/JUGULARIS/VENA SEKSI) CAIRAN INFUS DIHANGATKAN UNTUK MENGHINDARI HIPOTERMIA ( SUHU 39 DERAJAT CELCIUS) UNTUK PENGGANTIAN DARAH HARUS SUDAH MELALUI CROSS MATHCING. (PRC/WHOLE BLOOD)

40 Penanganan sekunder Pantau pengeluaran urin
Melakukan pemeriksaan secara teliti dan berulang (eksposure) untuk menemukan kelainan yang lain Memasang CVP jika diperlukan Menentukan tindakan lanjut setelah dilakukan resusitasi awal (evaluasi secara kontinyu)

41 RESPON TERHADAP CAIRAN (Ringer Laktat 2000 cc / 20-40 cc per kgBB, 10-15 ’)
RESPON CEPAT RESPON SEDANG UN RESPON TANDA VITAL KEMBALI NORMAL PERBAIKAN SEMENTARA TETAP MEMBURUK DARAH HILANG 10-20% 20-40% > 40% CAIRAN TAMBAHAN MAINTENANCE PERLU SANGAT PERLU TRANFUSI JARANG SERING SEGERA OPERATIF MENGKIN MUNGKIN SEKALI SANGAT MUNGKIN

42 when i hear. i am forget when i see. I am remember when i do
when i hear ...i am forget when i see I am remember when i do i am understand

43 JENIS TRAUMA

44 Korban dengan luka di dada dan leher disertai sesak nafas
Dalam hal kecelakaan massal, urutan prioritas korban yang harus dipindah ketempat pertolongan lanjutan : Korban dengan luka di dada dan leher disertai sesak nafas Korban dengan luka di dada atau perut yang disertai perdarahan dalam rongga rongga tersebut Korban dengan luka di perut Korban cedera di kepala Korban cedera di tulang belakang Korban dengan lukabakar >20% Korban dengan patah tulang pinggul, paha dan betis

45 CIDERA KEPALA Berdasarkan tingkat kesadaran (GCS) :
Cidera Kepala Ringan Cidera Kepala Sedang Cidera Kepala Berat

46 Trauma Kranio Fasial Diagnosis Deformity Ocular Disparity Maloclusion
False Motion

47 Fraktur Maksila Klasifikasi 1. Lefort I 4. Sagital 2. Lefort II
3. Lefort III

48 TRAUMA LEHER : Secara epidemiologi ada 2 (dua) jenis cedera/ trauma di daerah leher yaitu : - Trauma tajam ( penetrating wound ) - Trauma tumpul ( blunt injury )

49 PRINSIP UMUM PENATALAKSANAAN/PENANGANAN TRAUMA LEHER
Primary survey, resusitasi, secondary survey Damage control (di tahap circulation) Definitive surgery Berdasarkan status dan cedera khusus

50 TRAUMA ABDOMEN

51

52 MEKANISME CEDERA TRAUMA PENETRASI (tembus)
Luka tusuk : hati (40%) usus kecil (30%) diafragma (20%) usus besar (15%)

53 Trauma penetrasi

54 MEKANISME CEDERA 2. TRAUMA NON PENETRASI (blunt) kompresi
hancur (crash) sabuk pengaman (seat belt) akselerasi / deselerasi limpa (40%), hati (35%), hematom (15%)

55 Waktu Timbul Peritonitis Bervariasi :
Gaster/ Kolon Usus halus Duodenum/ V.F./ V.U.

56 Acute Abdominal Condition :
“ It’s better to look and see rather than wait and see “ “ When in doubt, open it ! “

57 Keadaan Khusus Viscera keluar : tutup dengan kasa steril lebar lembab (beri NaCl) Benda yang menancap jangan dicabut

58 Trauma Abdomen Abbreviated laparotomy Avoiding abdominal hypertension
Early enteral nutrition Short term antibiotic therapy Hollow viscus suturing Packing to control hemorrhage

59 DAMAGE CONTROL SURGERY

60 Keadaan lain 1. Fraktur pelvis : jejas di daerah pelvis
Nyeri bila tungkai digerakkan nyeri bila tulang pelvis ditekan Kadang-kadang syok > fiksasi eksterna, PASG (Pneumatic Anti Shock Garment)

61 2. Ruptur Uretra : - Perdarahan lewat oue - Hematoma scrotum dan atau
perineum “ Tidak boleh dipasang kateter ”

62 3.Muskuloskeletal 85 % trauma tumpul Life saving and Limb saving
Prioritas resusitasi sama dengan trauma lain Reevaluasi harus tetap dilakukan terus-menerus

63 Primary Survey & Resusitasi Trauma Muskuloskeletal
Kontrol perdarahan  tekanan langsung Pemasangan bidai  perdarahan Resusitasi cairan yang aggresif

64 Trauma Mengancam Ekstremitas Dislokasi
Dislokasi Bahu Dislokasi Anterior Dislokasi Posterior Dislokasi Inferior Dislokasi Hip Disloksi Anterior Dislokasi Sentral

65 Dislokasi panggul Fraktur dan dislokasi CLINICALLY: SHORTENED/ FLEXION
INTERNAL ROTATION ADDUCTION

66 4. Luka Bakar Kedalaman luka bakar : Grade I Grade II Grade III
Penanganan Resusitasi cairan Medikamentosa Kondisi lokal luka

67 KASUS TRAUMA

68 Kasus 1 : trauma tumpul Laki-laki 20 th, KLL Perut sakit, nyeri tekan
Demam Tidak ada jejas yg jelas pada perut Tidak syok Masuk RS 1 jam stlh kejadian. ( Ro : udara bebas )

69 Durante op : perforasi ileum multiple

70 Kasus 2 : trauma tumpul Laki-laki 60 th KLL 4 hari smrs, dengan # trochanter dan hernia diapragmatika kiri. Sebelumnya dirawat di RS Banyumas dan dirujuk ke RSS.

71 Gaster dg Gastric tube Left Lateral Decubitus Thorak - PA

72 Isi hernia : seluruh gaster + lien

73 Hari I pasca operasi Cairan dari WSD Foto pasca operasi dg WSD

74 ILUSTRASI KASUS TRAUMA

75 Mekanisme cedera : langsung

76 Mekanisme cedera : Akselerasi Whiplash

77 Mekanisme cedera : Deselerasi
Arah Gaya terfiksir

78 Mekanisme cedera : Kompresi
Efek kantong kertas

79 FRONTAL

80 Fase 1

81

82 Fase 2

83 FASE 3

84 FASE 4

85 Belakang (Rear-end)‏

86 Lateral

87 Cedera pada Tabrakan Lateral

88 Terbalik

89 Terbalik

90 Tanpa sabuk : 60 km / jam

91 Tanpa sabuk : 1 ton 60 KM / Jam

92 Sabuk pengaman : Salah Benar

93 Senderan kepala Harus tepat

94 FRONTAL

95 Lateral

96 Pejalan kaki : 1 2 3

97 Jatuh dari ketinggian :
Vertebra Tumit

98 Jatuh dari ketinggian :
Leher Kepala

99 LEDAKAN Cedera ledak primer (gelombang kejut)‏

100 Peluru : efek kavitasi

101 Perjalanan peluru

102 Peluru : perubahan bentuk

103 Ringkasan : Multipel Trauma terutama Trauma abdomen : perlu kewaspadaan tinggi dan pengalaman cukup utk menegakkan diagnosis. Mortalitas tinggi : keterlambatan diagnosis / penanganan, tehnik operasi relatif sulit. Peran dokter umum : diagnosis – stabilisasi.

104 Terima Kasih Sampai Jumpa


Download ppt "Tata Laksana Pasien dengan Kasus Multitrauma"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google