Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Menyongsong SDGs: Kesiapan Kabupaten/kota di Jawa Barat

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Menyongsong SDGs: Kesiapan Kabupaten/kota di Jawa Barat"— Transcript presentasi:

1 Menyongsong SDGs: Kesiapan Kabupaten/kota di Jawa Barat
Seminar “Menyongsong SDGs: Kesiapan Kabupaten/kota di Jawa Barat”, 20 Februari 2018, BAPPEDA JABAR, Bandung

2 Transformasi ambisius Sumber daya yg terbatas Skala prioritas
MDGs SDGs SDGs akan dijalankan oleh negara-negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia, untuk 15 tahun ke depan. Kesepakatan untuk menjalankan SDGs dilakukan oleh para pemimpin tiap negara (dan untuk Indonesia oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla) di kantor pusat PBB (New York) pada tanggal September 2015 pada saat Sidang Majelis Umum PBB.

3 KERANGKA DAN METODOLOGI

4 Barbier & Burgess(2017)

5 Metode mengkaji kesiapan mencapai SDGs
SEKARANG 2030 KONDISI SAAT INI SASARAN SDGS Universitas Padjadjaran Center for Sustainable Development Goals Studies

6 Metode mengkaji kesiapan mencapai SDGs
SEKARANG 2030 Universitas Padjadjaran Center for Sustainable Development Goals Studies KONDISI SAAT INI SASARAN SDGS PROYEKSI BERDASARKAN TREN HISTORIS

7 Metodologi Universitas Padjadjaran Center for Sustainable Development Goals Studies Menentukan indikator yang akan diproyeksikan (atau disusun baseline-nya) Identifikasi daftar indikator SDGs berdasarkan IAEG-SDGs (UN) Identifikasi ketersediaan dan aksesibilitas data (data bisa yg sudah dipublikasikan atau harus diolah dari data mentah) Menentukan indikator terpilih Memproyeksikan indikator-indikator tersebut ke 2030 Analisis tren, model, atau judgment Melakukan analisis berdasarkan seberapa jauh sasaran dapat tercapai dengan baseline (BAU)

8 Indikator baseline SDGs
45 indikator dari 16 SDGs goal untuk kabupaten/kota di propinsi Jawa Barat. Sumber data: BPS baik berupa publikasi maupun data SUSENAS yang diolah. Dengan menggunakan indikator SDGs yang tersedia dan dapat diakses (available and accessible) bagaimana kesiapan kabupaten/kota di Jabar dalam menghadap SDGs? Universitas Padjadjaran Center for Sustainable Development Goals Studies

9 Metode proyeksi Universitas Padjadjaran Center for Sustainable Development Goals Studies Untuk data yang relatif komplit, diestimasi baseline historis Analisis tren dengan data dari Menggunakan berbagai alternatif jenis trend baik linear, logaritma, exponensial berdasarkan yang paling tinggi fit-nya. Ketika data terlalu sedikit untuk melakukan analisis tren: Mengasumsikan tidak ada perubahan ke depan (existing). Melakukan judgement kualitatif

10 SCORECARD

11 SISTEM PENILAIAN SCORECARD
Mencapai atau hampir mencapai target SDGs Asumsi business-as-usual, hasil proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2030 indikator mencapai atau hampir mencapai (97.5%) target SDGs. B Mendekati target SDGs Asumsi business-as-usual, hasil proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2030 indikator mendekati target SDGs dan mencapai setidaknya 90% jalan menuju target SDGs. C Lebih dari seperempat jalan menuju target SDGs Asumsi business-as-usual, hasil proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2030 indikator mengarah kepada target SDGs dan mencapai lebih dari 25% jalan menuju target SDGs. D Kurang dari seperempat jalam menuju target SDGs Asumsi business-as-usual, hasil proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2030 indikator tersebut masih antara 25%-50% dari mencapai target SDGs. E Masih cukup jauh mencapai target SDGs Asumsi business-as-usual, hasil proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2030, masih setengah jalan (50%) atau lebih target SDGs dapat tercapai.

12 INDIKATOR Tujuan Indikator Target Kuantitatif Sumber 1
Penduduk miskin dengan garis kemiskinan $1.90 per hari (%) UN Penduduk miskin dengan garis kemiskinan nasional (%) 2.38 * 2 Balita dengan tinggi badan pendek dan sangat pendek (%) Pengurangan sebesar 40% UN, WHO Balita dengan berat badan kurus dan sangat kurus (%) di bawah 5% Produktivitas tanaman pangan (t/ha) 7.2 3 Angka kematian dibawah 5 tahun (per kelahiran hidup) 25 Angka kematian neonatal (per kelahiran hidup) 12 Angka harapan hidup saat lahir (tahun) 78.06 Jumlah korban akibat kecelakaan lalu lintas (per penduduk) Menurun 50% Penduduk dengan kebiasaan merokok tiap hari di atas usia 15 tahun (%) Menurun 25% 4 Rata-rata lama sekolah (tahun) Angka Partisipasi Murni Tingkat Sekolah Dasar (%) 100% Penduduk usia tahun dengan pendidikan menengah atas (%) 39.3 Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (%) Meningkat dua kali lipat Gap Top 10-Bottom 40 Penduduk Usia tahun dengan pendidikan tersier (%) Gap Top 10-Bottom 40 partisipasi murni SMA (%) Gap Top 10-Bottom 40 Penduduk Usia tahun SMA (%) Gender Gap Penduduk Usia tahun SMA (%) Gender Gap Penduduk Usia tahun dengan pendidikan tersier (%) Angka melek huruf usia (%)

13 INDIKATOR Tujuan Indikator Target Kuantitatif Sumber 5
Tingkat kesuburan wanita (kelahiran per wanita usia tahun) 30 * Proporsi perempuan dalam parlemen (%) Meningkat dua kali lipat Tingkat partisipasi angkatan kerja wanita (%) 82.71 6 Rumah tangga dengan air minum layak (%) 100 UN Rumah tangga dengan sanitasi layak (%) 7 Rasio Elektrifikasi (%) 8 PDRB Per Kapita (Harga Konstan 2016) (juta rupiah) ≈ US$3,956 Tingkat pengangguran dengan kriteria jam kerja <35 (%) Menurun 50% Penduduk usia muda yang tidak bekerja, tidak sekolah dan tidak pelatihan (%) Penduduk usia 5-14 tahun yang termasuk ke dalam kategori pekerja anak (%) 9 Kondisi Jalan dengan Kualitas Baik dan Sedang (% dari Total Panjang Jalan) Rumah tangga yang pernah mengakses internet dalam 3 bulan terakhir (%) 10 Rasio gini 0.31 Rasio palma 1.19 Persentase Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 persen terbawah 26.61% 11 Rumah tangga yang memenuhi spesifikasi rumah sederhana sehat (%) Rumah tangga kota dengan jaringan air ledeng (%) 12 Rumah tangga dengan perilaku memilah sampah (%) 39.98 13 Emisi CO2 BBM & Listrik Rumah Tangga (tCO2/kapita) 29% turun dari data terakhir

14 INDIKATOR Tujuan Indikator Target Kuantitatif Sumber 15
Proporsi luas area hutan terhadap luas daratan (%) meningkat * Area konservasi yang dilindungi (% luas wilayah) Persentase Lahan Kritis (kritis + sangat kritis) terhadap Luas wilayah (%) 0.34 16 Kejadian Pembunuhan (per penduduk) Menurun 50% Risiko penduduk terkena tindak pidana (per Penduduk) Anak di bawah 5 tahun yang sudah memiliki akte kelahiran (%) 100 UN

15 HASIL PROYEKSI DAN ANALISIS INDIKATOR SDGs

16

17

18 Hubungan antara PDRB per kapita dan Skor SDG KUAT
Hubungan antara PDRB per kapita dan Skor SDG LEMAH

19 MISKIN1.9 MISKINNAS BAYIPENDEK BAYIKURUS TONPERHA BALITAMATI MORTALNEO HARAPHIDUP MORTALINTAS MEROKOK LAMASEKOLAH APMSD SMA UNIVERSITAS GAPT10B40TERSIER GAPT10B40APMSMA GAPT10B40SMA GAPGENDERSMA GAPGENDERTERSIER LITERASI REMAJAHAMIL WANITAKERJA DPRWANITA AIRMINUM SANITASI ELETRIFIKASI PERTUMBUHAN PENGANGGURAN NEET PEKERJAANAK JALAN INTERNET GINI PALMA BOTTOM40 PERUMAHAN LEDENG SAMPAH CO2 HUTAN KONSERVASI LAHANKRITIS PEMBUNUHAN PIDANA AKTE GOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 KAB. BOGOR KAB. SUKABUMI KAB. CIANJUR KAB. BANDUNG KAB. GARUT KAB. TASIKMALAYA KAB. CIAMIS KAB. KUNINGAN KAB. CIREBON KAB. MAJALENGKA KAB. SUMEDANG KAB. INDRAMAYU KAB. SUBANG KAB. PURWAKARTA KAB. KARAWANG KAB. BEKASI KAB. BANDUNG BARAT KOTA BOGOR KOTA SUKABUMI KOTA BANDUNG KOTA CIREBON KOTA BEKASI KOTA DEPOK KOTA CIMAHI KOTA TASIKMALAYA KOTA BANJAR A B C E D

20 CIANJUR DAN GARUT MISKIN1.9 MISKINNAS BAYIPENDEK BAYIKURUS TONPERHA
MISKIN1.9 MISKINNAS BAYIPENDEK BAYIKURUS TONPERHA BALITAMATI MORTALNEO HARAPHIDUP MORTALINTAS MEROKOK LAMASEKOLAH APMSD SMA UNIVERSITAS GAPT10B40TERSIER GAPT10B40APMSMA GAPT10B40SMA GAPGENDERSMA GAPGENDERTERSIER LITERASI REMAJAHAMIL WANITAKERJA DPRWANITA AIRMINUM SANITASI ELETRIFIKASI PERTUMBUHAN PENGANGGURAN NEET PEKERJAANAK JALAN INTERNET GINI PALMA BOTTOM40 PERUMAHAN LEDENG SAMPAH CO2 HUTAN KONSERVASI LAHANKRITIS PEMBUNUHAN PIDANA AKTE GOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 KAB. BOGOR KAB. SUKABUMI KAB. CIANJUR KAB. BANDUNG KAB. GARUT KAB. TASIKMALAYA KAB. CIAMIS KAB. KUNINGAN KAB. CIREBON KAB. MAJALENGKA KAB. SUMEDANG KAB. INDRAMAYU KAB. SUBANG KAB. PURWAKARTA KAB. KARAWANG KAB. BEKASI KAB. BANDUNG BARAT KOTA BOGOR KOTA SUKABUMI KOTA BANDUNG KOTA CIREBON KOTA BEKASI KOTA DEPOK KOTA CIMAHI KOTA TASIKMALAYA KOTA BANJAR A B C E D CIANJUR DAN GARUT

21 KOTA TASIKMALAYA MISKIN1.9 MISKINNAS BAYIPENDEK BAYIKURUS TONPERHA
MISKIN1.9 MISKINNAS BAYIPENDEK BAYIKURUS TONPERHA BALITAMATI MORTALNEO HARAPHIDUP MORTALINTAS MEROKOK LAMASEKOLAH APMSD SMA UNIVERSITAS GAPT10B40TERSIER GAPT10B40APMSMA GAPT10B40SMA GAPGENDERSMA GAPGENDERTERSIER LITERASI REMAJAHAMIL WANITAKERJA DPRWANITA AIRMINUM SANITASI ELETRIFIKASI PERTUMBUHAN PENGANGGURAN NEET PEKERJAANAK JALAN INTERNET GINI PALMA BOTTOM40 PERUMAHAN LEDENG SAMPAH CO2 HUTAN KONSERVASI LAHANKRITIS PEMBUNUHAN PIDANA AKTE GOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 KAB. BOGOR KAB. SUKABUMI KAB. CIANJUR KAB. BANDUNG KAB. GARUT KAB. TASIKMALAYA KAB. CIAMIS KAB. KUNINGAN KAB. CIREBON KAB. MAJALENGKA KAB. SUMEDANG KAB. INDRAMAYU KAB. SUBANG KAB. PURWAKARTA KAB. KARAWANG KAB. BEKASI KAB. BANDUNG BARAT KOTA BOGOR KOTA SUKABUMI KOTA BANDUNG KOTA CIREBON KOTA BEKASI KOTA DEPOK KOTA CIMAHI KOTA TASIKMALAYA KOTA BANJAR KOTA TASIKMALAYA A B C E D

22 TANTANGAN PERKOTAAN KESENJANGAN PENDIDIKAN PENGANGGURAN KETIMPANGAN
MISKIN1.9 MISKINNAS BAYIPENDEK BAYIKURUS TONPERHA BALITAMATI MORTALNEO HARAPHIDUP MORTALINTAS MEROKOK LAMASEKOLAH APMSD SMA UNIVERSITAS GAPT10B40TERSIER GAPT10B40APMSMA GAPT10B40SMA GAPGENDERSMA GAPGENDERTERSIER LITERASI REMAJAHAMIL WANITAKERJA DPRWANITA AIRMINUM SANITASI ELETRIFIKASI PERTUMBUHAN PENGANGGURAN NEET PEKERJAANAK JALAN INTERNET GINI PALMA BOTTOM40 PERUMAHAN LEDENG SAMPAH CO2 HUTAN KONSERVASI LAHANKRITIS PEMBUNUHAN PIDANA AKTE GOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 KAB. BOGOR KAB. SUKABUMI KAB. CIANJUR KAB. BANDUNG KAB. GARUT KAB. TASIKMALAYA KAB. CIAMIS KAB. KUNINGAN KAB. CIREBON KAB. MAJALENGKA KAB. SUMEDANG KAB. INDRAMAYU KAB. SUBANG KAB. PURWAKARTA KAB. KARAWANG KAB. BEKASI KAB. BANDUNG BARAT KOTA BOGOR KOTA SUKABUMI KOTA BANDUNG KOTA CIREBON KOTA BEKASI KOTA DEPOK KOTA CIMAHI KOTA TASIKMALAYA KOTA BANJAR TANTANGAN PERKOTAAN A B C E D KESENJANGAN PENDIDIKAN PENGANGGURAN KETIMPANGAN LINGKUNGAN

23

24 MISKIN1.9 MISKINNAS BAYIPENDEK BAYIKURUS TONPERHA BALITAMATI MORTALNEO HARAPHIDUP MORTALINTAS MEROKOK LAMASEKOLAH APMSD SMA UNIVERSITAS GAPT10B40TERSIER GAPT10B40APMSMA GAPT10B40SMA GAPGENDERSMA GAPGENDERTERSIER LITERASI REMAJAHAMIL WANITAKERJA DPRWANITA AIRMINUM SANITASI ELETRIFIKASI PERTUMBUHAN PENGANGGURAN NEET PEKERJAANAK JALAN INTERNET GINI PALMA BOTTOM40 PERUMAHAN LEDENG SAMPAH CO2 HUTAN KONSERVASI LAHANKRITIS PEMBUNUHAN PIDANA AKTE GOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 KAB. BOGOR KAB. SUKABUMI KAB. CIANJUR KAB. BANDUNG KAB. GARUT KAB. TASIKMALAYA KAB. CIAMIS KAB. KUNINGAN KAB. CIREBON KAB. MAJALENGKA KAB. SUMEDANG KAB. INDRAMAYU KAB. SUBANG KAB. PURWAKARTA KAB. KARAWANG KAB. BEKASI KAB. BANDUNG BARAT KOTA BOGOR KOTA SUKABUMI KOTA BANDUNG KOTA CIREBON KOTA BEKASI KOTA DEPOK KOTA CIMAHI KOTA TASIKMALAYA KOTA BANJAR A B C E D Angka melek huruf di Jabar dan semua kabupaten/kotanya cukup baik dan diproyeksikan untuk mencapai universal literacy di tahun Secara umum baik juga bisa dikatakan untuk angka partisipasi sekolah dasar.

25 MISKIN1.9 MISKINNAS BAYIPENDEK BAYIKURUS TONPERHA BALITAMATI MORTALNEO HARAPHIDUP MORTALINTAS MEROKOK LAMASEKOLAH APMSD SMA UNIVERSITAS GAPT10B40TERSIER GAPT10B40APMSMA GAPT10B40SMA GAPGENDERSMA GAPGENDERTERSIER LITERASI REMAJAHAMIL WANITAKERJA DPRWANITA AIRMINUM SANITASI ELETRIFIKASI PERTUMBUHAN PENGANGGURAN NEET PEKERJAANAK JALAN INTERNET GINI PALMA BOTTOM40 PERUMAHAN LEDENG SAMPAH CO2 HUTAN KONSERVASI LAHANKRITIS PEMBUNUHAN PIDANA AKTE GOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 KAB. BOGOR KAB. SUKABUMI KAB. CIANJUR KAB. BANDUNG KAB. GARUT KAB. TASIKMALAYA KAB. CIAMIS KAB. KUNINGAN KAB. CIREBON KAB. MAJALENGKA KAB. SUMEDANG KAB. INDRAMAYU KAB. SUBANG KAB. PURWAKARTA KAB. KARAWANG KAB. BEKASI KAB. BANDUNG BARAT KOTA BOGOR KOTA SUKABUMI KOTA BANDUNG KOTA CIREBON KOTA BEKASI KOTA DEPOK KOTA CIMAHI KOTA TASIKMALAYA KOTA BANJAR A B C E D Untuk rata-rata lama sekolah, disparitas skor antara kabupaten/kota cukup tinggi. Walau ada beberapa daerah yang mendapat skor A seperti Kota Bekasi, kota Depok dan lain-lain, ada banyak juga daerah-daerah yang memperoleh skor D seperti Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya.

26 MISKIN1.9 MISKINNAS BAYIPENDEK BAYIKURUS TONPERHA BALITAMATI MORTALNEO HARAPHIDUP MORTALINTAS MEROKOK LAMASEKOLAH APMSD SMA UNIVERSITAS GAPT10B40TERSIER GAPT10B40APMSMA GAPT10B40SMA GAPGENDERSMA GAPGENDERTERSIER LITERASI REMAJAHAMIL WANITAKERJA DPRWANITA AIRMINUM SANITASI ELETRIFIKASI PERTUMBUHAN PENGANGGURAN NEET PEKERJAANAK JALAN INTERNET GINI PALMA BOTTOM40 PERUMAHAN LEDENG SAMPAH CO2 HUTAN KONSERVASI LAHANKRITIS PEMBUNUHAN PIDANA AKTE GOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 KAB. BOGOR KAB. SUKABUMI KAB. CIANJUR KAB. BANDUNG KAB. GARUT KAB. TASIKMALAYA KAB. CIAMIS KAB. KUNINGAN KAB. CIREBON KAB. MAJALENGKA KAB. SUMEDANG KAB. INDRAMAYU KAB. SUBANG KAB. PURWAKARTA KAB. KARAWANG KAB. BEKASI KAB. BANDUNG BARAT KOTA BOGOR KOTA SUKABUMI KOTA BANDUNG KOTA CIREBON KOTA BEKASI KOTA DEPOK KOTA CIMAHI KOTA TASIKMALAYA KOTA BANJAR A B C E D Untuk rata-rata lama sekolah, disparitas skor antara kabupaten/kota cukup tinggi. Walau ada beberapa daerah yang mendapat skor A seperti Kota Bekasi, kota Depok dan lain-lain, ada banyak juga daerah-daerah yang memperoleh skor D seperti Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya.

27 MISKIN1.9 MISKINNAS BAYIPENDEK BAYIKURUS TONPERHA BALITAMATI MORTALNEO HARAPHIDUP MORTALINTAS MEROKOK LAMASEKOLAH APMSD SMA UNIVERSITAS GAPT10B40TERSIER GAPT10B40APMSMA GAPT10B40SMA GAPGENDERSMA GAPGENDERTERSIER LITERASI REMAJAHAMIL WANITAKERJA DPRWANITA AIRMINUM SANITASI ELETRIFIKASI PERTUMBUHAN PENGANGGURAN NEET PEKERJAANAK JALAN INTERNET GINI PALMA BOTTOM40 PERUMAHAN LEDENG SAMPAH CO2 HUTAN KONSERVASI LAHANKRITIS PEMBUNUHAN PIDANA AKTE GOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 KAB. BOGOR KAB. SUKABUMI KAB. CIANJUR KAB. BANDUNG KAB. GARUT KAB. TASIKMALAYA KAB. CIAMIS KAB. KUNINGAN KAB. CIREBON KAB. MAJALENGKA KAB. SUMEDANG KAB. INDRAMAYU KAB. SUBANG KAB. PURWAKARTA KAB. KARAWANG KAB. BEKASI KAB. BANDUNG BARAT KOTA BOGOR KOTA SUKABUMI KOTA BANDUNG KOTA CIREBON KOTA BEKASI KOTA DEPOK KOTA CIMAHI KOTA TASIKMALAYA KOTA BANJAR A B C E D Hal lebih parah adalah yang terkait dengan proporsi penduduk dewasa yang pernah mengenyam pendidikan selevel SMA. Rentang skornya dari A sampai E. Cukup banyak kabupaten/kota (mendekati setengahnya) memperoleh skor terendah (E) ketika disisi lain banyak daerah terutama kota-kota yang memperoleh nilai A.

28 MISKIN1.9 MISKINNAS BAYIPENDEK BAYIKURUS TONPERHA BALITAMATI MORTALNEO HARAPHIDUP MORTALINTAS MEROKOK LAMASEKOLAH APMSD SMA UNIVERSITAS GAPT10B40TERSIER GAPT10B40APMSMA GAPT10B40SMA GAPGENDERSMA GAPGENDERTERSIER LITERASI REMAJAHAMIL WANITAKERJA DPRWANITA AIRMINUM SANITASI ELETRIFIKASI PERTUMBUHAN PENGANGGURAN NEET PEKERJAANAK JALAN INTERNET GINI PALMA BOTTOM40 PERUMAHAN LEDENG SAMPAH CO2 HUTAN KONSERVASI LAHANKRITIS PEMBUNUHAN PIDANA AKTE GOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 KAB. BOGOR KAB. SUKABUMI KAB. CIANJUR KAB. BANDUNG KAB. GARUT KAB. TASIKMALAYA KAB. CIAMIS KAB. KUNINGAN KAB. CIREBON KAB. MAJALENGKA KAB. SUMEDANG KAB. INDRAMAYU KAB. SUBANG KAB. PURWAKARTA KAB. KARAWANG KAB. BEKASI KAB. BANDUNG BARAT KOTA BOGOR KOTA SUKABUMI KOTA BANDUNG KOTA CIREBON KOTA BEKASI KOTA DEPOK KOTA CIMAHI KOTA TASIKMALAYA KOTA BANJAR A B C E D Dari 9 kota di Jawa Barat 6 diantaranya memperoleh skor E untuk kesenjangan akses terhadap pendidikan tinggi antara kelompok 10% terkaya dan 40% termiskin. Jadi dari segi akses secara umum kota-kota ini relative baik dibandingkan dengan daerah lain, tetapi dari kesenjangannya cukup mengalami masalah. Padahal justru kesenjangan akses lah yang diberikan penekanan dalam SDGs.

29 Kesimpulan SDGs adalah transformasi ambisius yang penuh tantangan
Semua kabupaten/kota di Jabar, tak terkecuali, mempunyai tantangan masing-masing dalam mencapai SDGs Pertumbuhan ekonomi berkorelasi dengan kesiapan SDGs tapi hanya satu dari banyak factor penentu Terdapat variasi antar kabupaten/kota yang cukup besar di Jabar dalam kesiapan pencapaian SDGs Daerah perkotaan Jabar menghadapi tantangan besar dalam ketimpangan (pendapatan maupun Pendidikan), pengangguran dan lingkungan. Dalam SDGs, isu pendidikan bukan hanya akses tap kesenjangan akses.

30 SDGs Center - Universitas Padjadjaran www.sdgcenter.unpad.ac.id
TERIMA KASIH SDGs Center - Universitas Padjadjaran


Download ppt "Menyongsong SDGs: Kesiapan Kabupaten/kota di Jawa Barat"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google