Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TEKNOLOGI EXPANSION JOINT PADA JEMBATAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TEKNOLOGI EXPANSION JOINT PADA JEMBATAN"— Transcript presentasi:

1 TEKNOLOGI EXPANSION JOINT PADA JEMBATAN
Dhimas Syahendra Nim: UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER JURUSAN TEKNIK SIPIL BANDUNG 2012

2 pendahuluan Latar Belakang
Jalan berperan penting dalam rangka pembangunan nasional. Berkaitan dengan fungsi dan kebutuhan jalan sebagai sarana transportasi, maka detail pendukung jalan perlu diperhatikan. Salah satu detail pendukung adalah expansion joint atau siar muai. Hal ini yang melatar belakangi penulis untuk mempelajari jenis-jenis expansion joint yang umum dipakai di indonesia.

3 Maksud dan Tujuan Untuk mempelajari jenis-jenis expansion joint dari yang sederhana sampai mutakhir. Sehingga tulisan ini dapat dijadikan referensi dalam pemilihan expansion joint pada jembatan. Batasan Masalah a. Mengenal jenis-jenis expansion joint yang umum di Indonesia dan cara pemasangan. b. Membahas keunggulan dan kelemahan masing-masing expansion joint dari sisi waktu, biaya, dan mutu c. Peninjauan contoh kasus pemilihan expansion joint pada jembatan girder 1 bentang.

4 Metode Penulisan Metode penulisan yang dipakai adalah Studi Kepustakaan.

5 expansion joint Expansion joint adalah bahan yang dipasang antara dua bidang lantai untuk kendaraan pada perkerasan kaku dan dapat juga pertemuan antara konstruksi jalan pendekat sebagai media lalu lintas yang akan melewati jembatan, supaya pengguna lalu lintas merasa aman dan nyaman (Badan Litbang PU, 2005). Fungsinya untuk mengakomodasi gerakan yang terjadi pada bagian superstruktur jembatan. Gerakan ini berasal dari beban hidup, perubahan suhu, dan sifat fisik dari pembentuk jembatan (Transportation Research Board, 2003). Expansion joint dibagi dalam 2 jenis, terbuka dan tertutup. Joint tertutup dirancang agar kedap air, sedangkan joint terbuka tidak (Florida Department of Transportation).

6 expansion joint terbuka
Butt Joint Small Movement, dengan gap maks 25 mm. Menggunakan baja siku sebagai armor. Tidak kedap air.

7 Finger Joint Dapat mengakomodasi movement mulai dari 75 mm. Terbuat dari baja. Tidak kedap air.

8 expansion joint tertutup
New Cut Off Joint Dapat mengakomodasi movement dari mm. Memakai seal karet untuk penutup celah. Produk dari SHO-BOND

9 Asphaltic Plug Joint Dapat mengakomodasi movement sampai 25 mm. Berbahan dasar Asphaltic binder dan agregat.

10 Strip Seal Joint Dapat mengakomodasi movement sampai 100 mm. Menggunakan baja sebagai armor dan karet sebagai seal.

11 Modular Joint Dapat mengakomodasi movement mulai dari 100 mm. Terdiri dari 3 bagian utama : sealer, separator beam, support bar.

12 pemasangan Finger Joint

13 Strip Seal Joint

14 Modular Joint

15 Untuk NCOJ ada beberapa tahapan pada pemasangannya.
New Cut Off Joint Untuk NCOJ ada beberapa tahapan pada pemasangannya. 1. Aplikasi Mortar

16 2. Aplikasi FRP (Fiber Reinforced Polymer)
New Cut Off Joint 2. Aplikasi FRP (Fiber Reinforced Polymer)

17 New Cut Off Joint 3. Aplikasi SHO-BOND

18 New Cut Off Joint 4. Pemasangan Seal karet

19 Asphaltic Plug Joint Bahan: Agregat dan Binder Binder Binder merupakan bahan campuran Bitumen, Polymer, Filler, dan Surface Active Agent.

20 1. Pemberian tanda (Marking)
Asphaltic Plug Joint Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pemasangannya: 1. Pemberian tanda (Marking)

21 2. Pembongkaran sambungan
Asphaltic Plug Joint 2. Pembongkaran sambungan

22 3. Pembersihan dengan kompresor
Asphaltic Plug Joint 3. Pembersihan dengan kompresor

23 Asphaltic Plug Joint 4. Penyetelan pelat besi

24 Asphaltic Plug Joint 5. Pembersihan dengan memanaskan permukaan
Dengan Hot Compress Air Lance

25 Asphaltic Plug Joint 6. Pemasangan tambang

26 7. Pelapisan (Tanking) dengan Binder
Asphaltic Plug Joint 7. Pelapisan (Tanking) dengan Binder

27 Asphaltic Plug Joint 8. Pemasangan pelat besi

28 9. Pemanasan batu Agregat
Asphaltic Plug Joint 9. Pemanasan batu Agregat

29 10. Binder dituang ke atas agregat yang telah digelar
Asphaltic Plug Joint 10. Binder dituang ke atas agregat yang telah digelar

30 11. Perataan Binder agar Binder dapat masuk ke celah agregat
Asphaltic Plug Joint 11. Perataan Binder agar Binder dapat masuk ke celah agregat

31 12. Pencampuran agregat dengan Binder
Asphaltic Plug Joint 12. Pencampuran agregat dengan Binder

32 Asphaltic Plug Joint 13. Pelapisan kedua

33 14. Pemadatan dengan Stamper
Asphaltic Plug Joint 14. Pemadatan dengan Stamper

34 15. Pelapisan penutup tipis
Asphaltic Plug Joint 15. Pelapisan penutup tipis

35 Asphaltic Plug Joint 16. Hasil akhir

36 penyajian laporan

37 ∆expansion joint = ∆cr+sh + 2∆temp
contoh kasus Diketahui jembatan girder dengan panjang 8,8 m. Menggunakan mutu beton K-350 (fc’ = 0.83 * 35 = MPa). Suhu di lapangan, Tmax = 40ºC dan Tmin = 27ºC. Rumus expansion joint: ∆expansion joint = ∆cr+sh + 2∆temp

38 ∆cr = εcc.t.L εcc.t = Φcc(t).εe Φcc(t) = (t0.6/(10+t0.6)).Cu
Deformasi akibat creep Rangkak merupakan regangan jangka panjang yang tergantung pada suatu kondisi tegangan tetap. Perhitungan creep (RSNI T ): ∆cr = εcc.t.L εcc.t = Φcc(t).εe Koefisien rangkak, Φcc(t), bila tidak dilakukan pengukuran atau pengujian secara khusus, bisa dihitung dari rumusan Φcc(t) = (t0.6/(10+t0.6)).Cu Φcc(t) = ( / ( )) * 2.462 Φcc(t) = 2.295

39 εe = 0.7 √fc’ / 4700 √fc’ εe = 0.000149 ∆cr = 2.295 * 0.000149 * 8800
∆cr = mm Keterangan: εe = Regangan elastis sesaat akibat bekerjanya tegangan tetap. t = Umur rencana pembebanan (10 tahun atau hari). Cu = Koefisien rangkak maksimum. Diasumsikan pada suatu kondisi standar. Untuk fc’ = MPa, nilai Cu = (RSNI T ). L = Panjang bentang = 8800 mm.

40 Koefisien standar rangkak beton

41 ∆sh = εcs.t.L εcs.t = (t/(35+t)).εcs.u
Deformasi akibat shrinkage (susut beton) Perhitungan shrinkage: ∆sh = εcs.t.L εcs.t = (t/(35+t)).εcs.u εcs.t = (50 / ( )) * εcs.t = * 10-5 ∆sh = * 10-5 *8800 ∆sh = mm

42 Koefisien standar susut beton
Keterangan: εcs.t = Nilai regangan susut beton pada umur t hari. t = Umur beton yang dirawat basah dilokasi pekerjaan, terhitung sejak 7 hari pengecoran (t = 50 hari). εcs.u = Nilai susut maksimum beton. Diasumsikan pada suatu kondisi standar, untuk fc’ = MPa, nilai ɛcs.u = (RSNI T ). Koefisien standar susut beton

43 ∆T = (Tmax – Tmin) / 2 = 6.5ºC ∆L = 8800 * 10 * 10-6 * 6.5
Deformasi akibat perubahan suhu ∆L = L.α.∆T ∆T = (Tmax – Tmin) / 2 = 6.5ºC ∆L = 8800 * 10 * 10-6 * 6.5 ∆L = mm Keterangan: Tmax = 40ºC Tmin = 27ºC α = Koefisien muai panjang beton = 10 * 10-6 per ºC (RSNI T ).

44 ∆expansion joint = ∆cr+sh + 2∆temp
Perhitungan celah expansion joint ∆expansion joint = ∆cr+sh + 2∆temp ∆expansion joint = (2 * 0.572) ∆expansion joint = mm

45 pemilihan expansion joint
Diketahui celah expansion joint adalah mm. Jenis joint yang bisa menjadi pilihan yang efisien adalah: 1. Butt Joint - Masalah yang biasa terjadi: penumpukan puing atau sampah di struktur bawah, kelelahan jangkar dan amblasnya armor. - Pemeliharaan: pembersihan celah expansion joint dan pengecekan secara rutin.

46 Butt Joint yang rusak

47 2. New Cut Off Joint - Masalah yang sering terjadi: amblasnya mortar, seal yang rusak dan lepas karena tumpukan puing dan sampah diatasnya. - Pemeliharaan: pembersihan seal dari puing dan sampah secara rutin.

48 New Cut Off Joint yang rusak

49 3. Asphaltic Plug Joint - Masalah yang sering terjadi: retakan antara joint dengan plat jembatan, menipisnya aspal seiring umur. - Pemeliharaan: menambal jika terjadi retakan. 4. Butt Joint dengan rubber seal Merupakan modifikasi Butt Joint yang diberikan seal karet untuk menutup celah expansion joint. Permasalahan yang sering terjadi sama dengan Butt Joint dan joint yang menggunakan seal karet.

50 Butt Joint dengan rubber seal

51 Pemilihan Pemilihan expansion joint sesuai kebutuhan dan keadaan di lapangan. Dari analisa yang dilakukan, dianjurkan untuk menggunakan Asphaltic Plug Joint dikarenakan bahan baku produksi lokal yang mudah didapat, perawatan yang mudah, dan kenyamanan yang baik bagi para pengguna jembatan.

52 kesimpulan dan saran Kesimpulan
- Jenis dari expansion joint beragam dan akan terus bertambah seiiring jaman. - Setiap jenis expansion joint mempunyai tipe dengan kemampuan expansion amount yang berbeda. - Pemilihan expansion joint berdasarkan lebar celah dan kondisi di lapangan. - Pada contoh kasus, dianjurkan untuk memakai Asphaltic Plug Joint karena: 1. Bahan baku lokal dan mudah didapat. 2. Perawatan yang minim. 3. Kenyamanan dan keamanan yang baik bagi pengguna jalan.

53 Saran - Dalam pemilihan expansion joint faktor kenyamanan dan keamanan pemakai jalan juga harus dipertimbangkan selain faktor harga. - Perwatan rutin penting dilakukan untuk memperpanjang umur dari expansion joint.

54 Terima Kasih

55 Modular Joint di Pasupati, Bandung
gallery Modular Joint di Pasupati, Bandung

56

57 Strip Seal Joint Pasupati, Bandung


Download ppt "TEKNOLOGI EXPANSION JOINT PADA JEMBATAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google