Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehFanny Tedjo Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi dan Implikasinya pada Pengendalian Internal di 10 KPP Bandung Kanwil Jawa Barat I Anggun Noviyantin
2
FENOMENA Struktur Organisasi SIA Pengendalian Internal
Selama ini struktur organisasi Ditjen Pajak didasarkan pada jenis pajak. Dengan struktur organisasi seperti ini pelaksanaan tugas di lapangan seringkali menimbulkan ketidakefisienan yang mengakibatkan pelayanan dan pengawasan tidak optimal (Djazoeli Sadhani, 2005). Belum lagi pegawai yang sering mengeluh karena pekerjaan yang diemban lebih banyak dari sebelumnya (Dadan, 2012). Tidak terintegrasinya software (MPN) dikarenakan pencatatan penerimaan kas negara dan DJP menunjuk-kan jumlah yang berbeda (Taufiequrachman Ruki, 2011). Selain itu pada komponen database dalam Sistem Informasi Akuntansi Ditjen Pajak belum terintegrasinya data dan terjadi kegagalan migrasi data (Siti Kurnia, 2011). Sehingga sistem data-data pajak tidak langsung update karena sistem informasi dan teknologi di Ditjen Pajak tidak langsung terhubung dengan bank tempat pembayaran pajak (Darussalam, 2010). Kantor Pajak tidak efektif pengendalian internalnya, lemahnya pengendalian internal seperti dalam kasus pajak (Zainal Arifin, 2010). Maka Ditjen pajak membuat suatu sistem untuk pengawasan (Fuad, 2012).
3
PENGENDALIAN INTERNAL
PARADIGMA PENELITIAN STRUKTUR ORGANISASI SIA PENGENDALIAN INTERNAL (Osman Taylan, PhD , 2010) (Mahdi Salehi, 2011) (Siti Kurnia Rahayu, 2011) (H. Sajady, Ph.D., 2008) (Tiolina Evi , 2009)
4
MAAPING Var Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket
Alasan (X) Selama ini struktur organisasi Ditjen Pajak didasarkan pada jenis pajak. Dengan struktur organisasi seperti ini pelaksanaan tugas di lapangan seringkali menimbulkan ketidakefisienan yang mengakibat-kan pelayanan dan pengawasan tidak optimal (Djazoeli Sadhani, 2005). Belum lagi pegawai yang sering mengeluh karena pekerjaan yang diemban lebih banyak dari sebelumnya (Dadan, 2012). Struktur organisasi Ditjen Pajak yang seringkali menimbulkan ketidakefisienan yang mengakibatkan pelayanan dan pengawasan tidak optimal Spesialisasi Kerja Pemisahan tugas ber-dasarkan jabatan dan wewenang. Tingkat efisiensi tugas Bapak/ Ibu berdasarkan waktu yang ditentukan. 77,33% 1:F=0 2:F=0 3:F=33 4:F=47 5:F=20 68,67% 2:F=10 3:F=40 5:F=3 Baik Secara keseluruhan persentase skor jawaban responden sebesar 77,33% berada pada interval 68.01% – 84.00% dan termasuk dalam kategori baik. Artinya pemisahan tugas di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I sudah berdasarkan jabatan dan wewenang. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap sebesar 22,67% Gap ini merupakan hal yg patut diperhatikan untuk meningkatkan pemisahan tugas berdasarkan jabatan pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Secara keseluruhan persentase skor jawaban responden sebesar 68,67% berada pada interval 68.01% – 84.00% dan termasuk dalam kategori baik. Artinya tingkat efisiensi tugas di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I sudah berdasarkan waktu yang ditentukan. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap sebesar 31,33% Gap ini merupakan hal yg patut diperhatikan untuk meningkatkan tingkat efisiensi tugas pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1.
5
Var Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alasan Departementalisasi Rantai Komando Tugas pekerjaan yang di-berikan di KPP Bapak /Ibu sesuai dengan keahlian individu. Tugas yang diemban Bapak/ Ibu telah terkoordinsi dengan baik Di setiap tindakan bawahan di dalam pekerjaan atasan turut bertanggung jawab . 71,33% 1:F=0 2:F=0 3:F=46,7 4:F=50 5:F=3 72% 3:F=43 4:F=53 70,67% 3:F=50 4:F=47 Baik Secara keseluruhan persentase skor jawaban responden sebesar 71,33% berada pada interval 68.01% – 84.00% dan termasuk dalam kategori baik. Artinya tugas yang diberikan di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I sudah sesuai dengan keahlian. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap sebesar 28,67% Gap ini merupakan hal yg patut diperhatikan untuk meningkatkan tugas yang diberikan berdasarkan keahlian pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Secara keseluruhan persentase skor jawaban responden sebesar 72% berada pada inetrval 68.01% – 84.00% termasuk kategori baik. Artinya tugas yang diemban di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I telah terkoordinasi dengan baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap sebesar 28% Gap ini merupakan hal yg patut diperhatikan untuk meningkatkan tugas yang terkoordinasi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Secara keseluruhan persentase skor jawaban responden sebesar 70,67% berada pada inetrval 68% – 84% termasuk kategori baik. Data ini menggambarkan bahwa di setiap tindakan bawahan di dalam pekerjaan di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I atasan.
6
Var Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alasan Rentang Kendali Pimpinan memberikan keleluasa-an dalam mem-berikan waktu penyelesaiantenggang kerja. Jumlah personel dan jabatan telah ditentukan sesuai dengan struktur organisasi. 70,67% 1:F=0 2:F=0 3:F=50 4:F=47 5:F=3 62,67% 1:F=10 2:F=16,7 3:F=30 4:F=37 5:F=7 Baik Cukup turut bertanggungjawab. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap sebesar 29,33%. Gap ini merupakan hal yg patut diperhatikan untuk meningkatkan tanggungjawab atasan pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Secara keseluruhan persentase skor jawaban responden sebesar 70,67% berada pada inetrval 68.01% – 84.00% termasuk kategori baik. Artinya pimpinan di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I sudah memberikan keleluasaan waktu penyelesaian tenggang kerja. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap sebesar 29,33%. Gap ini merupakan hal yg patut diperhatikan untuk meningkat-kan waktu penyelesaian tenggang kerja pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Secara keseluruhan persentase skor jawaban responden sebesar 62,67% yang berada pada interval 52.01% – 68.00% termasuk kategori cukup baik. Artinya jumlah personel dan jabatan di sebagian besar Kantor
7
VAR Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alasan Sentralisasi dan Desentralisasi Jumlah personel dalam divisi Bapak/ Ibu berdampak pada efektivitas kerja. Pengambilan keputusan utama di KPP Bapak/ Ibu melibatkan personel tingkat bawah. 71,33 1:F=0 2:F=20 3:F=30 4:F=23 5:F=27 58,67% 1:F=10 2:F=16,7 3:F=43 4:F=30 5:F=0 Baik Cukup Baik Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I telah ditentukan cukup sesuai dengan struktur organisasi. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap sebesar 37,33%. Gap ini merupakan hal yg patut di-perhatikan untuk meningkat-kan jumlah personel dan jabatan sesuai struktur organisasi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Secara keseluruhan persentase skor jawaban responden sebesar 71,33% yang berada pada interval 68.01% – 84.00% termasuk kategori baik. Artinya jumlah personel dalam divisi di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I telah berdampak pada efektifitas kerja. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap sebesar 28,67%. Gap ini merupakan hal yg patut diperhatikan untuk meningkatkan jumlah personel untuk efektifitas kerja pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Secara keseluruhan persentase skor jawaban responden sebesar 58,67% yang berada pada interval 52.01%-68.00% termasuk kategori cukup baik. Artinya pengambilan keputusan utama di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I
8
Var Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alasan Formalisasi Dalam pengambilan keputusan diserahkan kepada bawahan Peraturan tertulis telah dikondisikan dengan lingkungan kerja Bapak/ Ibu. 58,67% 1:F=10 2:F=16,7 3:F=43 4:F=30 5:F=0 72,67% 1:F=0 2:F=3,33 3:F=36,7 4:F=53 5:F=7 Cukup Baik Baik cukup melibatkan personel tingkat bawah. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap sebesar 41,33%. Gap ini merupakan hal yg patut diperhatikan untuk meningkatkan pengambilan keputusan utama agar mendapatkan hasil yang baik pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Secara keseluruhan persentase skor jawaban responden sebesar 58,67% yang berada pada interval 52.01% – 68.00% termasuk kategori cukup baik. Artinya dalam pengambilan keputusan di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I cukup menyerahkan kepada bawahan. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap sebesar 41,33%. Gap ini merupakan hal yg patut diperhatikan untuk meningkat-kan pengambilan keputusan pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Secara keseluruhan persentase skor jawaban responden sebesar 72,67 % yang berada pada interval 68.01% – 84.00% termasuk kategori baik. Artinya adanya peraturan tertulis di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I yang telah dikondisikan dengan lingkungan kerja. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap sebesar 27,33%. Gap ini merupakan hal yg patut diperhatikan untuk meningkat-kan peraturan tertulis pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1.
9
Var Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alasan Peraturan tersebut mengikat apabila dilanggar akan dikenakan sanksi yang tegas. 76% 1:F=0 2:F=0 3:F=40 4:F=40 5:F=20 Baik Secara keseluruhan persentase skor jawaban responden sebesar 76,00% yang berada pada interval 68.01% – 84.00% termasuk kategori baik. Artinya peraturan tersebut mengikat di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I apabila dilanggar akan dikenakan sanksi yang tegas. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap sebesar 24%. Gap ini merupakan hal yg patut diperhatikan untuk meningkatkan per-aturan yang mengikat agar pegawai pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1 lebih patuh dan jujur. (Y) Ternyata hardware yang di-gunakan oleh Ditjen Pajak kualitasnya belum sesuai dengan kebutuhan pengguna (Agus Martowardojo, 2010). Hadware yang digunakan DJP kualitasnya belum sesuai Hardware Spek per-alatan untuk memasukan data (input) seperti mouse, keyboard yang di-gunakan dalam implementasi sistem informasi sudah sesuai dengan kebutuhan user. 75,33% 3:F=36,7 4:F=50 5:F=13 Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 75,33% berada pada interval 68.01% – 84.00% yang menunjukkan bahwa spek peralatan untuk memasukan data (input) seperti mouse, keyboard yang digunakan pada sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap sebesar 24,67%. Gap ini merupakan hal yg patut diperhatikan untuk meningkatkan spek peralatan untuk memasukan data (input) pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1.
10
VAR Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alasan Spek peralatan untuk mengolah data (pengolahan) seperti CPU, memori yang digunakan dalam implementasi sistem informasi sudah sesuai dengan kebutuhan user. Spek peralatan untuk me-ngeluarkan hasil pengolah-an data (output) spt monitor, printer yang digunakan dalam implementasi sistem informasi pada KPP bapak/ibu sudah sesuai dengan kebutuhan user 70,67% 1:F=0 2:F=3,3 3:F=46,7 4:F=43 5:F=7 74% 3:F=33,3 4:F=53 5:F=10 Baik Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 70,67% berada pada interval 68.01% – 84.00% termasuk kategori baik. Artinya Spek peralatan untuk mengolah data (pengolahan) seperti CPU, memori yang digunakan pada sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan di-temukan gap sebesar 29,33%. Gap ini merupakan hal yg patut diperhatikan untuk meningkatkan spek peralatan untuk mengolah data (pengolahan) pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 74% berada pada interval 68.01% – 84.00% termasuk kategori baik. Artinya spek peralatan untuk mengeluarkan hasil pengolahan data (output) seperti monitor, printer yang digunakan pada sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap sebesar 26%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan spek peralatan untuk mengeluarkan hasil pengolahan data (output) pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1.
11
Var Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alasan Pada kenyataannya sampai dengan saat ini software yang dipakai DJP belum sepenuhnya terintegrasi, hal itu menyebab-kan sering terjadinya perbedaan pencatatan antara Ditjen Pajak dan Ditjen Perbendaharaan Negara (Melkias Markus Mekeng, 2010). Sehingga aplikasi MPN (Modul Penerimaan Negara) Ditjen Pajak menjadi kurang akurat (Anwar Nasution, 2011) 1.Aplikasi MPN (Modul Penerimaan Negara) Ditjen Pajak belum terintegrasi 2.Informasi penerimaan pajak yang disajikan oleh aplikasi MPN (Modul Penerimaan Negara) Ditjen Pajak kurang akurat. Software Sistem operasi (Microsoft Windows) yang diguna-kan pada KPP Bapak/ Ibu sesuai dengan kebutuhan. Aplikasi sistem (MPN) yang di pakai untuk mengoprasikan pekerjaan di KPPBapak/Ibu terintegrasi dengan baik 74,67% 1:F=0 2:F=0 3:F=33 4:F=60 5:F=7 3:F=36,7 4:F=53 5:F=10 Baik Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 74,67% berada pada interval 68.01% – 84.00% termasuk kategori baik. Artinya sistem operasi (Microsoft Windows) yang digunakan pada sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah sesuai dengan kebutuhan. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap sebesar 25,33%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkat-kan sistem operasi untuk pengolahan data pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 74,67% berada pada interval 68.01% – 84.00% yang menunjukkan bahwa aplikasi sistem (MPN) yang digunakan pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I terintegrasi dengan baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap sebesar 25,33%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas aplikasi sistem yang dipakai untuk meng-operasikan pekerjaan pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1.
12
Var Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alasan Brainware Prosedur Pegawai sebagai operator yang bertanggung jawab menjalankan software berdasarkan dengan keahliannya. Pengimputan data yang dilaksanakan berdasarkan pada aturan. 71,33% 1:F=0 2:F=0 3:F=13,3 4:F=30 5:F=43 77,33% 3:F=30 4:F=53 5:F=17 Baik Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 71,33% berada pada interval 68 – 84 yang menunjukkan bahwa keahlian yang dimiliki operator pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah ber-dasarkan keahlian. Tetapi masih di bawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap sebesar 24,67%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan keahlian pegawai atau operator yang bertanggung jawab menjalan-kan software pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1 Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 77,33% berada pada interval 68 – 84 yang menunjukkan bahwa pengimputan data yang dilaksanakan di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah berdasarkan aturan. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap sebesar 22,67%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan aturan untuk pelaksanaan pengim[putan data pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1.
13
Var Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alasan Komponen database dalam Sistem Informasi Akuntansi Ditjen Pajak belum terintegrasinya data terjadi kegagalan migrasi data. Sehingga menumpuknya data wajib pajak yang tidak bisa terekam di database Komponen database dalam Sistem Informasi Akuntansi Ditjen Pajak belum terintegrasi. Database Pengimputan data yang dilaksanakan berdasarkan pada informasi yang masuk. Hasil pengolahan data yang disimpan dalam file-file tersusun dan dipelihara dengan baik. 84% 1:F=0 2:F=0 3:F=0 4:F=80 5:F=20 74% 3:F=40 4:F=50 5:F=10 Baik Secara keseluruhan persentase skor jawaban responden 84% yang berada pada interval 68.01% – 84.00% termasuk kategori baik. Artinya pengimputan data yang dilaksanakan di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah berdasarkan informasi yang masuk. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 16%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas informasi yang masuk untuk pengimputan data pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I. Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 74,00% berada pada interval 68 – 84 yang menunjukkan bahwa hasil pengolahan data yang disimpan dalam file-file di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I telah tersusun dan dipelihara dengan baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 26%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas tempat penyimpanan hasil pengolahan data pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I.
14
Var Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alasan kantor pusat Ditjen Pajak (Siti Kurnia, 2011) Data yang disimpan di komputer dari akses karyawan maupun orang lain yang tidak kepentingan terhadap data (adanya sistem password untuk setiap karyawan yang ber-kepentingan). Output data dalam MPN dapat dijadikan dasar untuk mengambil suatu keputusan implementasi sistem informasi pada KPP bapak/ibu sudah sesuai dengan kebutuhan user. 78,67% 1:F=0 2:F=0 3:F=30 4:F=47 5:F=23 68% 2:F=16,7 3:F=40 4:F=30 5:F=13 Baik Cukup Baik Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 78,67% berada pada interval 68 – 84 yang menunjukkan bahwa untuk dapat mengakses data yang diperlukan di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah ada sistem password untuk setiap karyawan yang berkepentingan. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 21,33%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan keamanan penyimpanan data pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I. Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 68,00% berada pada interval 52.01% – 68.00% yang me-nunjukkan bahwa output data dalam MPN di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I cukup sesuai dengan kebutuhan. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 32%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas output
15
Var Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alasan Pada komponen jaringan telekomunikasi dalam Sistem Informasi Akuntansi Ditjen Pajak yaitu koneksi data KPP ke Kantor Pusat yang sering terputus pada yang dipicu transisi jaringan dari provider, akibat kondisi tersebut maka KPP harus melakukan perekaman data secara manual, dan berakibat pada menumpuknya data wajib pajak yang tidak bisa terekam di database kantor pusat Ditjen Pajak (Taufik,2011) Pada komponen jaringan telekomunikasi dalam Sistem Informasi Akuntansi Ditjen Pajak yaitu koneksi data KPP ke Kantor Pusat yang sering terputus. Teknologi Jaringan Komunikasi Sistem Pengolahan Transaksi Tingkat koneksi yang gagal dalam MPN. Sistem MPN bagi KPP Bapak / Ibu mem-berikan informasi data 70,67% 1:F=0 2:F=0 3:F=0 4:F=47 5:F=53 3:F=46,7 4:F=53 5:F=0 Tidak Baik Baik data dalam MPN untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I. Banyak responden yang merasa tingkat koneksi dalam aplikasi MPN sering gagal. Data ini memberikan gambaran bahwa tingkat koneksi dalam aplikasi MPN masih belum baik. Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 70,67% berada pada interval 68 – 84 yang menunjukkan bahwa tingkat koneksi MPN di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I dalam artian sebaliknya yaitu tidak baik. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan koneksi dalam MPN pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I. Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 70,67% berada pada interval 68 – 84 yang menunjukkan bahwa sistem MPN memberikan informasi data penerimaan
16
VAR Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alasan penerimaan pajak sesuai dengan data yang dibutuhkan Sistem MPN menyediakan data penerimaan pajak yang relevan dan reliabel 66,67% 1:F=0 2:F=20 3:F=33,3 4:F=40 5:F=7 Cukup Baik pajak di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah sesuai dengan data yang dibutuhkan. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemu-kan gap 29,33%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas sistemMPN guna mem-berikan informasi data penerimaan pajak pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I. Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 66,67% berada pada interval 52.01% – 68.00% yang menunjuk-kan bahwa sistem MPN menyediakan data penerimaan pajak di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I cukup relevan dan reliabel. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 33,33%. Gap ini
17
Var Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alasan merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas sistemMPN guna menyediakan data penerimaan pajak yang relevan dan reliabel pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I. (Z) Lembaga pelayanan publik seperti Kantor Pajak tidak efektif pengendalian internalnya, lemahnya pengendalian internal seperti dalam kasus pajak men-cerminkan bobroknya wajah birokrasi pelayanan publik (Zainal Arifin, 2010). Maka Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali menambah kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang pajak untuk Maraknya kasus pajak akibat lemahnya pengendalian internal di Kantor Pelayanan Pajak. Lingkungan Pengendalian Adanya tindakan manajemen yang di-laksanakan secara intensif di KPPBapak /Ibu untuk mengurangi tindakan pegawai yang berbuat tidak jujur. 76,67% 1:F=0 2:F=0 3:F=33,3 4:F=50 5:F=17 Baik Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 76,67% berada pada interval 68 – 84 yang menunjukkan bahwa tindakan manajemen di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I dilaksanakan secara intensif. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 23,33%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan tindakan manajemen yang intensif untuk mengurangi tindakan yang tidak jujur pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I.
18
Var Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alasan menguatkan sistem pengendalian kontrol di kantor pajak (Agus Martowardojo, 2010). Kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan di KPP Bapak/Ibu, dilaksanakan oleh orang-orang yang kompeten. Memiliki struktur organisasi yang jelas untuk menerangkan pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab. 74% 1:F=0 2:F=6,7 3:F=23,3 4:F=63 5:F=7 80,67% 2:F=0 3:F=13,3 4:F=70 5:F=17 Baik Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 74,00% berada pada interval 68 – 84 yang menunjukkan bahwa kebijakan dan prosedur yang ditetapkan di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah dilaksanakan oleh orang-orang yang kompeten. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 26%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas kebijakan dan prosedur yang dibuat oleh orang-orang kompeten pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I. Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 80,67% berada pada interval 68 – 84 yang menunjukkan bahwa struktur organisasi yang dimiliki di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 19,33%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk me-ningkatkan struktur organisasi yang jelas untuk menerangkan pembagian tugas dan wewenang pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I.
19
Var Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alasan Penentuan Resiko Aktivitas Pengendalian Adanya penempatan baru bagi pegawai yang kompeten di KPP Bapak/Ibu. Adanya sosialisasi penggunaan teknologi informasi baru dalam aktifitas kerja Bapak/ Ibu. Melakukan penaksiran atas laporan data penerimaan pajak yang telah diolah Bapak/ Ibu. 76% 1:F=0 2:F=0 3:F=33,3 4:F=53 5:F=13 71,33% 2:F=6,7 3:F=40 4:F=43 5:F=10 74% 2:F=3,3 3:F=30 4:F=60 5:F=7 Baik Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 76% berada pada interval 68 – 84 yang menunjukkan bahwa adanya penempatan baru di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I bagi pegawai yang kompeten. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 24%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk menyediakan penempatan baru bagi pegawai yang kompeten pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I. Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 71,33% berada pada interval 68 – 84 yang menunjukkan bahwa adanya sosialisasi penggunaan teknologi informasi baru sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I dalam aktifitas kerja. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 24%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk mengadakan sosialisasi penggunaan teknologi informasi baru KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I. Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 74% berada pada interval 68 – 84 yang menunjukkan bahwa adanya penaksiran atas laporan data penerimaan pajak di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 26%. Gap ini
20
VAR Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alamat Kelengkapan dan keakurat-an data penerimaan pajak di KPP Bapak/ Ibu berkaitan erat dengan proses otorisasi tepat atas transaksi dan aktivitas, dokumen dan catatan yang memadai, dan pengecekan independen. Aplikasi sistem Informasi (MPN) yang disediakan di KPP Bapak/ Ibu dapat memenuhi tujuan pengendalian 78,67% 1:F=0 2:F=0 3:F=16,7 4:F=73 5:F=10 76% 3:F=30 4:F=60 Baik merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kebenaran peneksiran atas laporan data penerimaan pajak yang telah diolah KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I. Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 78,67% berada pada interval 68 – 84 yang menunjukkan bahwa kelengkapan dan keakuratan data penerimaan pajak di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah berkaitan erat dengan proses otorisasi tepat atas transaksi dan aktivitas. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 21,33%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kelengkapan dan keakuratan data penerimaan pajak berdasarkan transaksi dan aktivitas pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I. Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 76% berada pada interval 68 – 84 yang menunjukkan bahwa aplikasi sistem Informasi (MPN) yang tersedia di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah dapat memenuhi tujuan pengendalian . Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 21,33%. Gap
21
VAR Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alasan Informasi dan Komunikasi untuk data penerimaan pajak Tingkat keakuratan informasi yang dihasilkan (MPN) (Akurat) Suatu input-an data dari suatu seksi dapat terbaca pada saat itu juga ketika sitem tersebut dibuka oleh user lainnya (Tepat Waktu) 74,67% 1:F=0 2:F=0 3:F=30 4:F=67 5:F=3 70,67% 2:F=6,66 3:F=43,3 4:F=40 5:F=10 Baik ini merupakan hal yang patut di-perhatikan untuk meningkatkan kualitas aplikasi sistem MPN untuk memenuhi tujuan pengendalian pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I. Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 74,67% berada pada interval 68 – 84 yang menunjukkan bahwa tingkat keakuratan informasi yang dihasilkan MPN pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I tinggi. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 25,33%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan tingkat keakuratan informasi yang dihasilkan (MPN) pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I. Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 70,67% berada pada interval 68 – 84 yang menunjukkan bahwa tingkat ketepatan waktu informasi yang dihasilkan MPN pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah baik. Tetapi masih
22
VAR Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alasan Semua informasi yang dihasilkan (MPN) dan aplikasi lainnya sudah sesuai dengan kebutuh-an user (Relevan) penerimaan pajak. Semua informasi SPT Masa dan Tahunan yang terinput dalam (MPN) dibuka sampai lampirannya (Lengkap) 70% 1:F=0 2:F=13,3 3:F=26,7 4:F=57 5:F=3 72% 3:F=30 4:F=40 5:F=17 Baik dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 29,33%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan tingkat ketepatan waktu informasi yang dihasilkan (MPN) pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I. Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 70% berada pada interval yang menunjukkan bahwa relevansi informasi yang dihasilkan MPN pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sesuai. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 30%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan tingkat relevansi informasi yang dihasilkan (MPN) pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I. Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 72% berada pada interval 68 – 84 yang menunjukkan bahwa kelengkapan informasi yang dihasilkan MPN pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah tinggi. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan
23
Var Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alasan Pemantauan Penilaian efektifitas pengendalian intern di KPP Bapak/ Ibu secara terus menerus atau periodik untuk melihat apakah telah dilaksanakan dengan semestinya dan telah diperbaiki sesuai dengan keadaan. 76% 1:F=0 2:F=0 3:F=23,3 4:F=73 5:F=3 Baik ditemukan gap 30%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan tingkat kelengkapan informasi yang dihasilkan MPN pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I. Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 76% berada pada interval 68 – 84 yang artinya baik. Artinya bahwa penilaian efektifitas pengendalian intern pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah dilakukan secara terus menerus atau periodik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 24%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan penilaian efektifitas pengendalian intern secara terus menerus atau periodik dengan semestinya dan diperbaiki sesuai dengan keadaan pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I.
24
VAR Fenomena Identifikasi Indikator Kuesioner Hasil Skor F Ket Alasan Penilaian efektifitas pengendalian intern di KPP Bapak/ Ibu secara terpisah untuk melihat apakah telah dilaksanakan dengan semestinya dan telah diperbaiki sesuai dengan keadaan 74% 1:F=0 2:F=3,3 3:F=33,3 4:F=53 5:F=10 Baik Secara keseluruhan persentase skor tanggapan responden sebesar 74% berada pada interval 68 – 84 yang menunjukkan bahwa penilaian efektifitas pengendalian intern dilakukan secara terpisah pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah sesuai. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) ditemukan gap 26%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan penilaian efektifitas pengendalian intern secara terpisah untuk melihat apakah telah dilaksanakan dengan semestinya dan diperbaiki sesuai dengan keadaan pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I.
25
Hasil Analisis dengan Metode Verifikatif
Correlations Z X Y Pearson Correlation 1,000 ,697 ,750 ,715 Sig. (1-tailed) . ,000 N 30 Korelasi Antara Variabel Koefisien korelasi antara Struktur Organisasi dengan Sistem Informasi Akuntansi= 0,715, ini berarti terdapat hubungan yang kuat antara Struktur Organisasi dengan Sistem Informasi Akuntansi. Jika diinterpretasikan korelasi Struktur Organisasi dengan Sistem Informasi Akuntansi adalah erat karena berkisar antara 0,6 – 0,8, dan arahnya positif ini berarti apabila Struktur Organisasi baik maka Sistem Informasi Akuntansi akan semakin berkualitas. Koefisien korelasi antara Sistem Informasi Akuntansi dengan Pengendalian Internal= 0,750, ini berarti terdapat hubungan yang kuat antara Sistem Informasi Akuntansi dengan Pengendalian Internal. Jika diinterpretasikan kuatnya korelasi Sistem Informasi Akuntansi dengan Pengendalian Internal adalah sangat erat karena berkisar antara 0,6 – 0,8 dan arahnya positif ini berarti apabila Sistem Informasi Akuntansi berkualitas maka Pengendalian Internal akan semakin optimal. Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate dimension0 1 ,715a ,511 ,494 ,47159 a. Predictors: (Constant), Struktur Organisasi (X) Pengaruh struktur organisasi terhadap sistem informasi akuntansi Struktur organisasi memberikan pengaruh sebesar 51,1% terhadap sistem informasi akuntansi pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I. Sementara sisanya sebesar 48,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar struktur organisasi. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu bahwa salah satu yang mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi yaitu struktur organisasi (Mahdi Salehi, 2011).
26
Diagram Koefisien Jalur
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate dimension0 1 ,750a ,563 ,547 ,41900 a. Predictors: (Constant), SIA (Y) Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi memberikan pengaruh sebesar 56,3% terhadap Pengendalian Internal pada Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jawa barat 1. Hal ini berarti jika penilaian terhadap Sistem Informasi Akuntansi lebih baik maka dalam pelaksanaannya akan meningkatkan Pengendalian Internal juga. Dan sisanya sebesar 43,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar Sistem Informasi Akuntansi. Adanya sistem informasi akuntansi yang memadai dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi (Tiolina Evi, 2009). e2 = 0,437 Pengendalian Internal Pzy = 0,563 SIA e1 = 0,489 Struktur Organisasi Pyx = 0,511 Diagram Koefisien Jalur
27
Kesimpulan Dasar Identifikasi Masalah Kesimpulan Saran
Struktur organisasi Ditjen Pajak menimbulkan ketidakefisienan Hadware yang digunakan sistem informasi akuntansi DJP kualitasnya belum sesuai kebutuhan pengguna Aplikasi MPN (Modul Penerimaan Negara) Ditjen Pajak belum terintegrasi Informasi penerimaan pajak yang disajikan oleh aplikasi MPN (Modul Penerimaan Negara) Ditjen Pajak kurang akurat. Komponen database dalam Sistem Informasi Akuntansi Ditjen Pajak belum terintegrasi Pada komponen jaringan telekomunikasi dalam Sistem Informasi Akuntansi Ditjen Pajak yaitu koneksi data KPP ke Kantor Pusat yang sering terputus Maraknya kasus pajak akibat lemahnya pengendalian internal di Kantor Pelayanan Pajak. Struktur organisasi berpengaruh terhadap sistem informasi akuntansi. Fenomena yang terjadi pada sistem informasi akuntansi yaitu aplikasi software MPN belum sepenuhnya terintegrasi, hal itu menyebabkan sering terjadinya perbedaan pencatatan antara Ditjen Pajak dan Ditjen Perbendaharaan Negara sama halnya dengan komponen database dalam Sistem Informasi Akuntansi Ditjen Pajak belum terintegrasi, terjadi kegagalan migrasi data serta hardware yang digunakan oleh Ditjen Pajak kualitasnya belum sesuai dengan kebutuhan pengguna, pada komponen jaringan telekomunikasi koneksi data KPP ke Kantor Pusat yang sering terputus yang dipicu transisi jaringan, akibat kondisi tersebut berakibat pada menumpuknya data wajib pajak yang tidak bisa terekam di database kantor pusat Ditjen Pajak, terjadi karena kualitas struktur organisasi belum mencapai tingkat ideal yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi dipengaruhi cukup tinggi oleh struktur organisasi. Bahwa gap yang terjadi antara nilai ideal dan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi perlu ditingkatkan kualitasnya melalui peningkatan pada struktur organisasi terutama yang berkaitan dengan rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi yang kategorinya cukup baik, artinya masih jauh dari nilai ideal. Untuk itu perlu dibuat suatu kebijakan bilamana atasan tidak berada ditempat, maka atasan bisa melimpahkan wewenangnya kepada bawahan supaya ketika terjadi keadaan yang mendesak pengambilan keputusan tetap bisa dilakukan. Gap yang terjadi antara nilai ideal dan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pengendalian perlu ditingkatkan kualitasnya melalui perbaikan pada sistem informasi akuntansi, terutama yang berkaitan dengan aplikasi Modul Penerimaan Negara. Sebaiknya diadakan pembaharuan sistem informasi akuntansi, misalnya memperbaiki sistem atau jaringan komunikasi dengan mengganti server lama dengan server baru yang kapasitasnya lebih besar.
28
Identifikasi Masalah Kesimpulan Saran Sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap pengendalian internal. Pada dasarnya pengendalian internal yang dijalankan oleh sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I bisa dibilang sudah baik. Namun penaksiran atas laporan data penerimaan pajak yang telah diolah oleh MPN belum dapat memenuhi tujuan pengendalian untuk data penerimaan pajak di Kantor Pajak. Struktur organisasi dan sistem informasi akuntansi memberikan pengaruh yang besar terhadap pengendalian internal pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I. Struktur Organisasi yang terstruktur dengan baik akan menghasilkan Sistem Informasi Akuntansi yang terintegrasi dan berkualitas sehingga meningkatkan pengendalian internal yang optimal. Pada dasarnya pengendalian internal yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jabar I bisa dibilang sudah baik terutama dalam lingkungan pengendalian. Namun dalam pengendalianya masih belum optimal. Jadi sebaiknya Kantor Pelayanan Pajak melakukan penaksiran atas laporan penerimaan pajak atau melakukan penilaian efektifitas pengendalian internal secara terpisah untuk melihat apakah telah dilaksanakan dengan semestinya dan telah diperbaiki sesuai dengan keadaan dan adanya sosialisasi penggunaan teknologi informasi baru dalam aktifitas kerja agar informasi dapat diakses dengan cepat dan tidak menghambat proses pengambilan keputusan karena pengendalian merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dari sistem informasi akuntansi yang ada.
29
TERIMAKASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.