Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
PERSPEKTIF FEMINIS DI MEDIA
Muhammad Noor Hidayat MIKom
2
Feminisme liberal Feminisme radikal Feminisme sosialis Feminisme psikoanalisis
3
Feminisme Liberal Prinsip liberal secara umum mengenai kebebasan (liberty) dan kesamaan (equality) seharusnya juga diaplikasikan pada wanita Kesamaan hak atau feminisme reformis Mengubah legislasi, program affirmative action, mendorong wanita untuk mengambil peran dan pekerjaan non tradisional, mengembangkan kualitas maskulin untuk mendapatkan kekuasaan Inti analisis media feminis liberal pada: Stereotipi peran seks Preskripsi perilaku seks yang layak Penampilan Kepentingan Keahlian Persepsi diri
4
Feminisme Liberal Temuan penelitian analisis isi media kuantitatif
Wanita sulit untuk muncul di media Seandainya muncul wanita digambarkan sebagai istri, ibu, anak perempuan, kekasih yang sedang melakukan pekerjaan tradisional seperti sekretaris, perawat, resepsionis atau menjadi objek seks Biasanya muda dan cantik tapi tidak cukup cerdas Temuan penelitian eksperimen (psikologi kognitif) Mendukung hipotesis bahwa media sebagai agen sosialisasi bersama-sama dengan keluarga mengajarkan anak-anak peran seks khusus yang layak dan secara simbolik memberi penghargaan pada mereka ketika berperilaku seperti itu Media mengabadikan stereotipi peran seks karena stereotipi tersebut mencerminkan nilai-nilai sosial dominan dan karena produser media dipengaruhi oleh stereotipi tersebut Solusi Wanita harus mendapatkan peran lebih setara/ sama dalam masyarakat Memasuki bidang yang didominasi pria dan berusaha mendapatkan kekuasaan
5
Feminisme Liberal Implikasi Konsekuensi Kesalahan asumsi
Isi media menggambarkan pria dan wanita melakukan peran-peran non tradisional Bahasa media tidak seksis lagi Pengajaran profesi non seksis di sekolah jurnalisme Menciptakan kesadaran di kalangan penyiar dan jurnalis menegnai stereotipi dan efeknya Memberikan tekanan konsumen pada institusi media, terutama pada pengiklan Menuntut kebijakan affirmative action pada institusi media Konsekuensi Jumlah pekerja media wanita meningkat Peningkatan kuantitatif pekerja wanita di AS diikuti dengan penurunan status dan gaji dalam bidang media Kesalahan asumsi Strategi mengajarkan dan menumbuhkan kesadaran produser media (pria) dari dalam melalui profesional media wanita tidak memperhatikan struktur sosial-ekonomi dan relasi kekuasaan bahwa para pekerja media pria itu pun mempunyai kepentingan dalam menjaga kekuasaan mereka atas wanita
6
Feminisme Radikal Wacana patriarki (sebuah sistem sosial yang mengasumsikan bahwa semua pria mendominasi dan menindas semua wanita) digunakan untuk menjelaskan posisi wanita di masyarakat Patriarki muncul didasari oleh penggunaan kekuatan fisik pria untuk mendominasi wanita Menangani isu tentang pelecehan pria atas wanita dan mempolitisasi persoalan2 yang dianggap pribadi: kekerasan seksual, pemukulan istri, inces, pornografi, turisme seksual, dan perdagangan wanita Pria tidak mendapatkan posisi dalam aliran ini. Dalam rangka membebaskan diri dari pria wanita harus memutuskan semua ikatan dengan pria dan masyarakat pria dan membentuk komunitas sendiri Lesbianisme merupakan pilihan politik aliran ini
7
Feminisme Radikal Aplikasi Solusi Implikasi Konsekuensi
Media dijalankan oleh pemilik dan pekerja pria, maka media akan bekerja untuk kepentingan masyarakat patriarkis. Fokus utama media adalah pornografi (pornography exists because men despise women, and men despise women because pornography exists) Solusi Wanita harus menciptakan medianya sendiri Implikasi Media dikelola wanita tidak rentan pada konflik internal (perbedaan kekuasaan, perbedaan pandangan dan kepentingan) Ketidakmampuan media wanita menarik pembaca dan khalayak di luar kaum feminis Klaim untuk informasi dan mobilisasi khalayak yang lebih besar tidak dapat dipenuhi Media hanya menjalankan fungsi ritual belaka Konsekuensi Media wanita tidak bisa berkembang Kaum feminis (wanita) makin terisolasi
8
Feminisme Sosialis Tidak memfokuskan pada gender untuk menjelaskan posisi wanita di masyarakat, tapi mencoba untuk menggabungkan analisis klas dan kondisi ekonomi wanita juga Konsep sentral Reproduksi tenaga kerja Nilai ekonomik dari tenaga kerja domestik Berbagi pandangan dengan feminisme liberal dalam memperjuangkan tenaga kerja yang dibayar untuk wanita Mencoba juga untuk menggabungkan dengan persoalan etnisitas, preferensi seksual, usia, kemampuan fisik Ideologi menjadi objek utama dari aliran ini dengan pengaruh kuat dari Althuserr (media sebagai salah satu aparatus ideologi) dan Gramsci (hegemoni)
9
Feminisme Sosialis Aplikasi Solusi Implikasi Konsekuensi
Media diyakini menjadi instrumen ideologi dengan menampilkan masyarakat patriarkal dan kapitalis sebagai tatanan yang natural Kebanyakan risetnya memfokuskan pada analisis ideologi dalam teks media dengan menggunakan instrumen strukturalisme dan semiologi Solusi Reformasi arus utama di media dan memproduksi media feminis tersendiri Implikasi Adanya kesadaran bias klas menengah pada strategi tersebut Perlunya juga dilakukan perubahan struktural organisasi media Konsekuensi Kelompok penekan dari Belanda untuk jurnalis feminis cukup berhasil dalam kampanye mereka untuk kebijakan affirmative action di jurnalistik melalui kemungkinan kerja paruh waktu, parental leave, dan fasilitas penjagaan anak di kantor surat kabar
10
Feminisme Psikoanalisis
Mengeksplorasi perbedaan pria dan wanita berdasarkan esensial biologis Menempatkan perbedaan pria dan wanita dalam struktur berbeda pada genital pria dan wanita sebagaimana ditunjukkan dalam struktur naratif linier sebagai sebuah ekspresi maskulin: tujuan yang berorientasi seksual Feminis Perancis banyak mempengaruhi kajian film dan sastra, tetapi jarang dalam kajian media massa Solusi yang ditawarkan bukan menarik diri dari budaya patriarkal, tetapi menciptakan ruang baru dan sah untuk suara feminin Orientasi pada proses.
11
Kritik Feminisme liberal Feminisme radikal Feminis sosialis
Mengasumsikan pekerja media pria (menurut feminisme radikal atau kapitalis menurut feminisme sosialis) tidak mempunyai kepentingan untuk tetap mempertahankan kekuasaan mereka atas wanita. Menjadikan wanita sebagai “Superwomen” Feminisme radikal Keyakinan ilusif bahwa apabila wanita berkelompok dengan sesama wanita, sebagai orang yang lebih baik dibanding pria, akan dapat bekerjasama tanpa kompetisi, hirarki, spesialisasi, dan menghasilkan karya dari sumber esensial feminitas yang sama Feminis sosialis Menggabungkan konsep ideologi patriarkal dalam analisis marxis pada posisi wanita tanpa mengadopsi landasan esensialis
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.