Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SEKITAR PERSOALAN MENGHADAP KIBLAT DALAM SHALAT

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SEKITAR PERSOALAN MENGHADAP KIBLAT DALAM SHALAT"— Transcript presentasi:

1 SEKITAR PERSOALAN MENGHADAP KIBLAT DALAM SHALAT
Arah kiblat pernah menjadi pembicaraan hangat kaum muslimin di Indonesia.  Pasalnya fatwa MUI No 3 tahun 2010 yang menyatakan bahwa arah kiblat umat Islam Indonesia ke arah barat mulai direvisi kembali pada fatwa MUI No 5 yang merubah redaksi menjadi arah barat laut.

2 ARAH KAJIAN Apa dasar hukum keharusan menghadap kiblat dalam shalat ? Apakah kewajiban menghadap kiblat itu berlaku bagi seluruh sholat atau hanya sholat tertentu saja ? Dan kiblat umat Islam Indonesia sebenarnya menghadap ke arah mana ? Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang kita perbincangkan dalam kajian ini.

3 MAKNA KIBLAT Kiblat berasal dari bahasa Arab yaitu al- Qiblat yang berarti arah dimana manusia menghadap. Al Qiblat berasal dari al al Muqabalah dan al Istiqbal.  Dinamakan al Qiblat karena seorang yang melakukan sholat menghadap ke arahnya. ( Abu Hafsh Sirojuddin Umar, Tafsir al Lubab fi Ulumi al Kitab)

4 DASAR HUKUM قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ (144)

5 Artinya ; “ Sungguh kami telah melihat wajahmu ( Muhammad ) sering menengadah ke langit maka akan kupalingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi, maka hadapkanlah wajahmu kearah masjidil haram dan dimana saja kau berada hadapkanlah wajahmu kearah itu dan sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab itu tahu bahwa pemindahan kiblat itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka, dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan “  (QS.al- Baqarah: 144)

6 MEMAHAMI ARAH KIBLAT Kaitannya dengan “ menghadap kiblat “ perlu diperhatikan dengan seksama kata شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ dalam ayat di atas. Kata شَطْرَ memiliki dua macam arti yaitu al- ‘ain yang berarti tengah dari sesuatu dan al-jihhah yang berarti arah atau maksud. Sedang kata الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ memiliki empat penafsiran yaitu ka’bah, masjidil haram, kota Makkah dan tanah haram.

7 Opsi penafsiran kalimat شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
 عين الكعبة عين المسجد الحرام عين مكّة عين الحرام جهّة الكعبة جهّة المسجد الحرام جهّة مكّة جهّة الحرام

8 TANAH HARAM KOTA MAKKAH KA’BAH MASJIDIL HARAMN

9 BATAS-BATAS TANAH HARAM
1. Arah barat: Jalan Jeddah–Mekah, di Asy-Syumaisi (Hudaibiyah), yang berjarak 22 km dari Ka`bah. 2. Arah selatan: Di Idha`ah Liben (Idha`ah: tanah; Liben: nama bukit), jalan Yaman–Mekah dari arah Tihamah; ( YALAMLAM ) berjarak 12 km dari Ka`bah. 3. Arah timur: Di tepi Lembah `Uranah Barat, berjarak 15 km dari Ka`bah. 4. Arah timur laut: Jalan menuju Ji`ranah, dekat dengan daerah Syara`i Al-Mujahidin, berjarak 16 km dari Ka`bah. 5. Arah utara: Batasnya adalah Tan`im; berjarak 7 km dari Ka`bah. (Shafiyurahman Al-Mubarakfuri, Sejarah Mekah, hlm. 167)

10 486 ( bir ali ) 22 15 107 12

11 RAGAM PENDAPAT Keadaan Pertama : Orang yang sholat tersebut berada di depan Ka’bah atau mampu melihat Ka’bah secara langsung. Dalam keadaan seperti ini, maka dia harus menghadap langsung ke bangunan Ka’bah. Jika dia tidak menghadap kepada bangunan Ka’bah dan melenceng walaupun sedikit, maka sholatnya tidak sah.

12 ukuran panjang-lebar-tinggi Ka’bah : 13,16 m X 11,53 m X 12,03 m
Panjang shaf melebhi panjang atau lebar ka’bah

13 RAGAM PENDAPAT Pendapat Pertama : bahwa orang yang tidak bisa melihat Ka’bah secara langsung, ia tetap harus menghadap ke bangunan Ka’bah, serta  tidak boleh melenceng sekitpun.  Ini adalah pendapat sebagian ulama . Pendapat Kedua : bagi orang yang berada jauh dari Makkah, cukup baginya menghadap ke arah ka’bah dan itu cukup dengan persangkaan kuatnya.  Ini adalah pendapat Mayoritas Ulama dari kalangan  Hanafiyah, Malikiyah dan Hanabilah. 2. وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ قِبْلَةٌ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ِذَا أَتَيْتُمْ الْغَائِطَ فَلا تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ وَلا تَسْتَدْبِرُوهَا بِبَوْلٍ وَلا غَائِطٍ ، وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا عن نافع أن عمر بن الخطاب قال (ما بين المشرق والمغرب قبلة إذا تُوُجِّه قِبَلَ البيت). وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ .

14 SIMPULAN Dari keterangan di atas, bisa kita simpulkan bahwa arah kiblat untuk penduduk Indonesia yang letaknya di sebelah timur Ka’bah adalah barat. Yang paling tepat adalah menghadap ke arah barat laut, tetapi jika melenceng sedikit sehingga menghadap barat lurus, selama masih arah barat, maka sholatnya dikatakan sah.

15 Dengan demikian, umat Islam Indonesia tidak perlu ribut dan tengkar dalam masalah ini, karena semuanya sah. Masjid-masjid yang sudah terlanjur menghadap barat atau melenceng sedikit tidak perlu dipugar, atau bahkan tidak perlu dimiringkan karpetnya, khususnya jika hal  itu akan menimbulkan fitnah di masyarakat. Dan perlu diketahui juga bahwa masjid-masjid besar dipastikan sebagian jama’ahnya tidak akan menghadap bangunan ka’bah secara yakin, karena bangunan Ka’bah lebih kecil dari masjid – masjid tersebut. Walaupun begitu tidak ada satupun ulama yang mengatakan sholat mereka batal. Kenapa kita mesti ribut. Wallahu A’lam


Download ppt "SEKITAR PERSOALAN MENGHADAP KIBLAT DALAM SHALAT"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google