Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehalnesti py Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
PENDEKATAN DIAGNOSIS KLINIS TERHADAP PASIEN ANEMIA Alnesti Purnama Yunisa G1A216078
2
CARA PENDEKATAN DIAGNOSIS ANEMIA Pembuatan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, hasil laboratorium. TRADISIONAL Dilihat dari penyakit maupun lingkungannya. Contoh : ibu hamil : anemia defisiensi asam folat BERDASARKAN POLA ETIOLOGI Melihat hasil laboratorium berupa hapusan darah tepi atau indeks eritrosit dan pemeriksaan khusus lainnya. HASIL LABORATORIUM Berdasarkan awitan penyakit, berat ringannya anemia dan gejala yang menonjiol. KLINIS 1 2 3 4
3
PENDEKATAN TRADISIONAL: ANAMNESIS Onset Riwayat atau kondisi medis Riwayat keluarga Obat-obatan Riwayat transfusi Penyakit hati Paparan zat kimia Penilaian status nutrisi Etnis atau asal penderita
4
Pemeriksaan Fisik adanya takikardia, dispnea, hipotensi postural. pucat: sensitivitas dan spesifi sitas untuk pucat pada telapak tangan, kuku, wajah atau konjungtiva ikterus: menunjukkan kemungkinan adanya anemia hemolitik. penonjolan tulang frontoparietal, maksila (facies rodent/chipmunk) pada talasemia. lidah licin (atrofi papil) pada anemia defisiensi Fe. hepatosplenomegali petekhie, ekimosis, dan perdarahan lain. kuku rapuh, cekung (spoon nail) pada anemia defisiensi Fe. Ulkus rekuren di kaki (penyakit sickle cell, sferositosis herediter, anemia sideroblastik familial). pemeriksaan dubur
5
PENDEKATAN BERDASARKAN ETIOLOGI Secara umum anemia yang paling sering : anemia defisiensi besi, anemia akibat penyaki kronik dan thalassemia. Daerah tropis : penyebab paling sering anemia defisiensi besi Ibu hamil : defisiensi asam folat Malaria : Anemia hemolitik Anak-anak : Thalasemia
6
PENDEKATAN KLINIS BERDASARKAN AWITAN WAKTU Anemia yang timbul cepat : a). Pendarahan akut b). Anemia hemolitik c). Anemia yang timbul akibat leukemia akut d). Krisis aplastik pada anemia hemolitik kronik. Anemia yang timbul secara lambat biasanya disebabkan oleh : a). Anemia defisiensi besi b). Anemia defisiensi folat c). Anemia akibat penyakit kronik d). Anemia hemolitik kronik yang bersifat Kongenital.
7
PENDEKATAN KLINIS BERDASARKAN BERATNYA ANEMIA Anemia berat biasanya disebabkan oleh : 1)Anemia defisiensi besi 2)Anemia aplastik 3)Anemia pada leukemia akut 4)Anemia hemolitik didapat atau congenital seperti misalnya thalassemia major 5) Anemia paca pendarahan akut 6) Anemia pada gagal ginjal kronik stadium terminal. Jenis anemia yang lebih bersifat ringan sampai sedang, jarang sampai derajat berat ialah 1). Anemia akibat penyakit kronik 2). Anemia penyakit sistemik 3). Thalassemia trait.
8
PENDEKATAN BERDASARKAN GEJALA ANEMIA Gejala umum anemia timbul biasanya karena anoreksia organ atau mekanisme kompensasi tubuh terhadap berkurangnya daya angkut oksigen. Menjadi jelas simptomatis apabila kadar hb < 7 g/dl. Pemeriksaan fisik : anemis pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan dan jaringan dibawah kaku. Gejala umumnya : rasa lemah, lesu, cepat lelah, tinnitus, mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin, sesak napas dan dispepsia 1 2 3 4
9
Anemia megaloblastik glostitis, gangguan neurologic pada defisiensi vitamin B12. ikterus, hemoglobinuria, splenomegali dan hepatomegali. disfagia, atropi papil lidah, stomatitis angularis, kuku sendok (koilonychias), pika. Anemia defisiensi besi Anemia Aplastik anemia : fatigue, malaise, pucat. Trombositopenia : purpura, perdarahan mukosa. Petekie. Neutropenia menunjukkan gejala infeksi. Biasanya Splenomegai tidak ditemukan pada pasien anemia aplastik GEJALA KHUSUS ANEMIA Anemia Hemolitik
10
Talasemia Anemia, Splenomegali, deformitas skeletal (termasuk penampakan “crew cut” tulang tengkorak pada foto rontgen. hidrops fetalis janin memperlihatkan gejala edema, pucat dan hepatosplenomegali Talasemia Anemia pendarahan akut kelemahan mendadak, fatique, kulit pucat, malaise, dispnea, gagal jantung, sakit kepala, presinkop/sinkop, dan syok. Pasien dapat memiliki riwayat trauma atau perdarahan. GEJALA KHUSUS ANEMIA
11
Atropi papil koilonychias stomatitis angularis Telapak tangan pucat ikterus
12
glostitis Perdarahan mukosa
13
PENDEKATAN ANEMIA BERDASARKAN HASIL LABORATORIUM NoMorfologiEtiologi 1Anemia hipokromik mikrositer -Anemia defisiensi besi -Thalassemia major -Anemia akibat penyakit kronik -Anemia sideroblastik 2.Anemia normokromik normositer-Anemia pasca pendarahan akut -Anemia aplastik -Anemia hemolitik -Anemia akibat penyakit kronik -Anemia pada gagal ginjal kronik -Anemia pada sindrom mielodisplastik -Anemia pada keganasan hematologic -Kelainan sumsum tulang
14
3.Anemia makrositera.Bentuk megalobastik - Anemia defisiensi asam folat - Anemia defisiensi B12 termasuk anemia pernisiosa b. Bentuk non megalobastik - Anemia pada penyakit hati kronik - Anemia pada hipotiroidisme -Anemia pada sindrom mielodisplastik
15
Algorime pendekatan diagnosis anemia
16
Algorime pendekatan diagnosis anemia hipokromik mikrositer
19
Anemia defisiensi besi Anemia megaloblastik Anemia Defisiensi Besi penurunan hemoglobin mikrositik hipokromik. penurunan kadar besi serum hingga <50 peningkatan kapasitas total pengikat besi (TIBC; total iron binding capacity) >350 penurunan kadar feritin. Anemia Megaloblastik folat serum, vitamin B12 serum, tes supresi deoksiuridin dan tes Schiling
20
Anemia Hemolitik Anemia Aplastik Anemia Hemolitik hb < 7 g/dl retikulosit 200.000-600.000/μL apusan darah : sferositosis hasil tes Coombs direk yang positif. Morfologi eritrosit dapat menunjukkan adanya hemolisis dan penyebabnya Anemia Aplastik normokromik normositik tidak ada retikulositosis tidak terdapat splenomegali. sumsum tulang yang hiposeluler, penurunan jumlah sel-sel precursor eritrositik serta granulositik, penurunan jumlah megakariosit dan infiltrasi lemak
21
Anemia karena pendarahan Anemia Karena Penyakit kronis Anemia karena pendarahan normositik normokrom retikulosit meningkat hematokrit menurun Anemia Karena Penyakit Kronis Penurunan Hemoglobin dan hematokrit sel darah merah hipokromik, mikrositik, atau normokromisiti penurunan kadar besi serum penurunan TIBC peningkatan feritin simpanan besi yang berlimpah dalam sel- sel makrofag sumsum tulang
22
Anemia Defisiensi Asam Folat penurunan kadar Hb penurunan kadar folat serum. Kadar asam folat serum < 4 mg/mL (normal : 6-20 mg/mL) sel darah merah yang besar (makrositik) dan neutrofil hiperpigmentasi.
23
Anemia defisiensi besi Pemberian preparat besi (Fe) : Ferrous sulfat peroral 3x200 mg selama 3-6 bulan,. preparat vitamin C 3x100 mg untuk meningkatkan penyerapan zat besi. :iron dextran complex (50 mg/ml), subkutan atau intravena pelan. transfuse PRC terapi imunosupresi : anti-thymocyte globulin (ATGam) 20 mg/kgBB/hari selama 4 hari atau thymoglobulin 3-5 mg/kgBB/hari selama 5 hari ditambah dengan siklosporin A (CsA) 12-15 mg/kgBB selama 6 bulan, untuk meningkatkan neutrofil : G-CSF (Filgrastim 5 μg/KgBB/hari). pada kasus yang disertai dengan gangguan hemodinamik dapat diberikan transfusi. Pemberian eritopoietin diberikan pada pasien anemia akibat kanker, gagal ginjal, myeloma multiple, artitis rheumatoid, dan pasien HIV Anemia Penyakit Kronis Anemia Asam Folat suplementasi asam folat 1 mg/ hari per oral. Dosis tinggi hingga 5 mg perhari mungkin diperlukan pada defisiensi folat yang disebabkan oleh malabsorpsi Terapi Anemia Penyakit kronis
24
- Anemia karena pendarahan akut : infuse cairan, transfuse darah eliminasi penyebab perdarahan, dan tindakan lain untuk mencegah syok. - Anemia karena pendarahan kronis : suplementasi vitamin B12 dan folat
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.