Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehvivi tugino Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Preseptor : dr. Ade saifan surya, M.Ked.(Ped).Sp.A Vivi rovina lapkas Vivi Rovina
2
Penyakit Demam Berdarah Dengue masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, dengan insiden yang terus meningkat setiap tahunnya Manifestasi klinis yang bervariasi menunjukkan fenomena gunung es dimana DBD dan DSS sebagai puncaknya sedangkan kasus dengue ringan dan demam dengue merupakan dasarnya ( Prober, 2012). Perjalanan penyakit sering sebagian kasus dengan renjatan berat dapat disembuhkan walau hanya dengan pengobatan sederhana sedang sebagian lain datang dengan kasus ringan tetapi meninggal dunia dalam waktu singkat walau telah mendapat perawatan dan pengobatan intensif
3
kejang demam pada anak usia muda, ensefalopati, ensefalitis / meningitis aseptik, perdarahan intrakranial / trombosis, efusi subdural, mononeuropati / polineuropati, Sindroma Guillane-Barre, myelitis transfersa 3 Manifestasi neurologis pada infeksi virus dengue ensefalopati merupakan manifestasi neurologi paling sering penurunan kesadaran, mulai dari mengantuk sampai koma, dan dapat sampai meninggal. Gejala lain dari ensefalopati dapat berupa sakit kepala, tangis yang melengking, kejang, kemudian timbul kelumpuhan saraf otak serta saraf sensorimotor perifer
4
IDENTITAS PASIEN Nama: An.J Umur: 15 Th Jenis Kelamin: Perempuan Agama: Islam Suku : Aceh Alamat: Baktya Barat Pekerjaan : Pelajar Tanggal pemeriksaan : 15-5-2018 No. RM: 10.00.15 AyahIbu 34 tahun33 tahun Baktiya barat SMA SopirIRT Laporan Kasus
5
ANAMNESIS Keluhan utama : Demam Keluhan tambahan : Muntah, Mencret, batuk dan gusi berdarah dan sakit kepala Pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran 1 jam SMRS. Penurunan kesadaran terjadi berlangsung kurang dari 1 hari. Sebelum pasien sedang dalam keadaan demam tinggi. Demam naik turun dengan suhu yang tinggi. Demam naik baik pagi, siang, ataupun malam, namun dapat turun jika diberi obat penurun panas. Gejala tersebut juga disertai dengan mencret sejak 2 hari SMRS, mencret 2-3x/hari, konsistensi cair, berwarna kuning, disertai ampas, namun tidak disertai lendir ataupun darah. Ibu pasien mengaku adanya mual dan muntah pada pasien, muntah 3-4x/hari setiap dimasukkan makanan atau minuman, konsistensi muntah berisi makanan atau minuman yang dikonsumsi. Ibu pasien menyangkal adanya nyeri perut pada anaknya. Buang Air Kecil (BAK) terakhir 5 jam SMRS. Riwayat penyakit sekarang Pasien juga disertai gejala batuk sejak 3 hari SMRS, batuk tidak terlalu sering dan berdahak, namun tidak ada pilek dan sesak selama sakit ini. Ibu pasien mengatakan adanya gusi berdarah, ataupun sakit kepala. Pasien belum dibawa berobat ke dokter sebelumnya dan hanya diberi obat penurun panas dari warung.
6
ANAMNESIS Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat keluhan yang sama : diakui, sejak 3bulan SMRS Riwayat hipertensi : diakui sejak 5 tahun lalu Riwayat DM : disangkal Riwayat penyakit jantung : disangkal Riwayat penyakit ginjal : disangkal Riwayat alergi :disangkal Riwayat keganasan :disangkal Riwayat stroke: disangkal Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan penyakit yang sama Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit jantung, hipertensi dan diabetes mellitus. RIWAYAT ANTENATAL DAN PERSALINAN ANC: 8 kali, teratur TT: 2x Selama hamil, ibu sehat Penderita lahir di rumah sakit, BBL: 2800 gram, ditolong oleh bidan, secara spontan letak belakang kepala, dan langsung menangis kuat.
7
RIWAYAT KEPANDAIAN / KEMAJUAN Membalik : 4 bulan Tengkurap : 6 bulan Duduk : 8 bulan Merangkak : 10 bulan Berdiri : 12 bulan Berjalan : 14 bulan Tertawa: 3 bulan Berceloteh : 6 bulan Memanggil mama/papa: 12 bulan 7 RIWAYAT PEMBERIAN MAKANAN ASI: - PASI: lahir – 1 tahun Bubur susu: 4 – 8 Bubur saring: - Bubur halus: 8-12 bln Nasi lembek: 12 – 18 bulan Nasi + lauk: 18 bulan - sekarang Sesuai umur RIWAYAT IMUNISASI Penderita telah mendapatkan vaksinasi dasar lengkap sampai usia 1 tahun. ANAMNESIS
8
8 Rumah beratapkan seng, dinding beton, lantai ubin, dengan 3 buah kamar tidur. Rumah dihuni oleh 7 orang dewasa dan 4 orang anak. Kamar mandi dan WC terletak di dalam rumah. Sumber penerangan listrik dari PLN. Sumber air minum dari RO. Penanganan sampah dengan cara di bakar
9
Keadaan umum/ kesadaran : tampak sakit berat / Apatis (E4M4V4) Tanda Vital Frekuensi TD : 120/80 mmHg N: 130 x/menit RR: 40 x/menit (reguler) T: 38.7 o C (aksila) BB :45 kg TB :145cm IMT : BB/TB 2 = 2.10. Kulit : warna sawo matang, jaringan parut (-), pigmentasi (-), parut BCG (+), lapisan lemak cukup tebal, turgor kulit normal, edema (-) 9 Kepala dan leher Kepala – Bentuk: normocephali – Rambut: rambut hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merata – Mata: cekung, conjungtiva pucat +/+, sklera ikterik -/-, pupil isokor, RCL +/+, RCTL +/+ – Telinga: normotia, membran timpani intak, serumen -/- – Hidung: bentuk normal, sekret (-), nafas cuping hidung -/- – Mulut: bibir kering (+), sianosis (-), lidah kotor (-), faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 tenang Tenggorokan :tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis Leher : trakea letak ditengah, pembesaran kelenjar getah bening (-), JVP tidak meningkat, kaku kuduk (+) Toraks : bentuk simetris kanan = kiri, tidak tampak deformitas, ruang interkostal tidak melebar, retraksi (-) Paru Inspeksi: pergerakan dinding dada simetris. Palpasi: vocal fremitus simetris Perkusi: sonor di kedua lapang paru Auskultasi: suara napas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/- Jantung Inspeksi: ictus cordis tidak nampak Palpasi: ictus cordis teraba pada ICS V garis midclavicula kiri Perkusi: batas atas: ICS II garis parasternal kiri batas kanan : ICS IV garis parasternal kanan batas kiri: ICS IV garis midclavicula kiri Auskultasi: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen Inspeksi: perut datar Auskultasi: bising usus (+) Palpasi: supel, turgor kulit turun, nyeri tekan (+), hepar dan lien tidak teraba membesar Perkusi: timpani, shifting dullness (-), nyeri ketok (-) Ekstremitas: akral hangat (-/-), sianosis (-), uji rumple leed (+) regio volar dextra Refleks :refleks fisiologis meningkat, refleks patologis babinski (+), klonus (-). Tanda rangsang meningeal:kaku kuduk (+) Peningkatan Tekanan Intrakranial – Penurunan Kesadaran: (+) – Sakit kepala: (+)
10
PEMERIKSAAN PENUNJANG
11
DIAGNOSIS DIAGNOSIS KERJA 1. Ensefalopati Dengue. 2.Gastroenteritis Dehidrasi Berat DIAGNOSIS BANDING 1.Dengue Syok Sindrom 2.Chikungunya 3.Infeksi SSP 4.Malaria
12
Non medikamentosa Pro Perawatan di Ruang Rawatan Monitor tanda vital Balance cairan/ 8 jam Edukasi kepada orangtua tentang penyakit yang diderita Medikamentosa Infus RL 20 mgtt Injeksi ceftriaxon 1 gr/ 12j Injeksi Dexametason 5mg 1 amp /12 j Injeksi ondansentron 4mg 1 amp /12 j Injeksi ranitdin 50mg 1 amp /12 j Infus PCT 50 cc /8 jam Lacbon 3 X 1
14
14 Infeksi virus dengue Virus dengue: genus Flavivirus, 4 serotipe mirip secara antigen, proteksi selama bbrp bulan setelah t’inf. serotipe virus lainnya Vektor : Aedes aegypti Asimtomatik, undifferentiated febrile illness (viral syndrome), demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD), sindroma syok dengue (SSD) Masa inkubasi 3-7 hari menunjukkan gejala
15
15 Unusual manifestation atau manifestasi yang tidak lazim: gangguan organ berat seperti ginjal, atau sistem saraf pusat dihubungkan dengan infeksi dengue meningkat pada DBD dan juga pada penderita DD yang tidak terjadi kebocoran plasma. dihubungkan dengan ko-infeksi, komorbiditas atau komplikasi dari syok yang berkepanjangan
16
Hipotesis secondary heterologus infections
17
1.Silent dengue atau Undifferentiated fever 2.Demam dengue klasik 3.Demam berdarah Dengue ( Dengue Hemorrhagic fever) 4.Dengue Shock Syndrome (DSS)
18
kriteria WHO 2011 untuk diagnosis Demam Berdarah Dengue A.Kriteria Klinis 1.Demam 2.Manifestasi perdarahan 3.Hepatomegali 4.Kegagalan sirkulasi (tanda-tanda syok B. Kriteria Laboratoris 1.Trombositopenia (trombosit < 100.000 /ul) 2.Hemokonsentrasi
20
20
21
1.Ensefalopati dengue dapat terjadi pada DBD dengan maupun tanpa syok 2.Kelainan Ginjal 3.Edema paru
22
Ad vitam: Dubia ad bonam As fungsionam: Dubia ad bonam Ad sanationam: Dubia ad bonam
23
Dalam dua dekade terakhir, makin banyak laporan tentang penderita DBD yang disertai gejala ensefalopati dikemukakan dari berbagai negara di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik Barat. (Sumarmo, 2010) ENSEFALOPATI DENGUE
24
Unusual manifestations seperti ensefalopati dengue biasanya dihubungkan dengan ko-infeksi, ko- morbiditas, atau komplikasi dari syok yang berkepanjangan Pada kasus ini: seorang anak dengan unusual manifestations dari infeksi virus dengue, berupa gangguan fungsi hati dan penurunan kesadaran 24
25
oksigenasi yang adekuatringer asetat cairan rumatanantibiotika : Ceftriaxon iv digantikan Cefotaxime iv << toksisitas heparPemberian pemberian aminoglikosida << produksi amonia. Pencegahan peningkatan TIK juga sudah diberikan berupa dexamethasone intravena Monitoring gula darah juga dilakukan untuk menjaga agar kadar gula darahnya tetap baik 25
26
26
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.