Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehBambang Susman Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Pesan Bung Hatta Pada tahun 1932, atas nama Pimpinan Umum Pendidikan Nasional Indonesia, Bung Hatta mengeluarkan sebuah brosur berjudul Ke Arah Indonesia Merdeka, disingkat menjadi KIM. Buku KIM inilah yang dijadikan pedoman dasar dan tujuan PNI yang sangat populer di saat itu. Bung Hatta juga memimpin mingguan Daulat Ra’jat, sebagai terompet Pendidikan Nasional Indonesia. Daulat Ra’jat adalah sebuah majalah teoritika politik. Segala suatu yang menyangkut teori-teori perjuangan politik dan kupasan serta analisa politik ekonomi ada di dalamnya. Bung Hatta yang mahir menulis dengan sistematis dan dengan bahasa Indonesia yang baik pula, tetap menulis dalam majalah Daulat Ra’jat, semenjak mulai terbitnya pada tahun 1931 hingga tahun Orang-orang pergerakan rakyat paling gemar membaca majalah populer ini. Pada tanggal 1 Agustus 1933, Vergader Verbod lahir, yang melarang rakyat Indonesia mengadakan sidang dan berkumpul. Pada tanggal itu juga Ir. Soekarno ditangkap dan dibuang ke Endeh, Flores. Pemimpin-pemimpin di daerah pun banyak yang tertangkap, semua dibuang ke Boven Digul. Berturut-turut pada tanggal 25 Februari 1934, Bung Hatta dengan Bung Sjahrir ditangkap pula beserta kawan-kawan mereka, Burhanuddin, Maskun Sumadiredja, Murwoto, Bondan, dan Soeka. Tatkala ditahan secara preventif di bui Glodok, Bung Hatta tidak membuang-buang waktu. Beliau mengarang buku bernama Krisis Ekonomi dan Kepitalisme, yang tebalnya kira-kira 300 halaman. Penerbitnya adalah Dahlan Sutan Lembaq Tuah, ipar Bung Hatta yang tinggal di Kebon Jeruk, Sawah Besar, Betawi. Pada bulan Januari 1935 Bung Hatta diberangkatkan juga ke tanah buangan Boven Digul. Di sana beliau mengajar filosofi Yunani Kuno kepada beberapa orang buangan. Kemudian diktat-diktat filosofi ini dicetak menjadi buku bacaan umum di Jakarta dalam dua jilid. Bung Hatta dan Sjahrir kemudian dipindahkan ke Bandaneira, ke tempat pembuangan Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Mr. Iwa Kusumasumantri. Sungguh pun begitu, Pendidikan Nasional Indonesia tidak pernah dibubarkan. Bung Hatta meninggalkan pesan sewaktu beliau berada di tempat pembuangan, agar pergerakan jangan dibubarkan dan setiap anggota harus bersedia berkorban bagi kemerdekaan Indonesia. Bermawy Latief, Pribadi Manusia Hatta, Seri 6, Yayasan Hatta, Juli 2002.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.