Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
KONTROL KUALITAS PAKAN
Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA.
2
PENDAHULUAN Bahan pakan ternak berasal dari hasil pertanian
- utama (biji) - sisa hasil sampingnya (jerami, dedak) Mudah rusak dan tidak tahan lama Kualitas menurun mempengaruhi kinerja produksi ternak Perlu menjaga kualitas
3
BAHAN BAKU PAKAN DAN KRITERIA KUALITAS
Bahan baku standar sebagai sumber energi antara lain : jagung cantel giling beras giling ubi kayu ubi jalar giling dedak padi halus
4
Bahan pakan standard sebagai sumber protein antara lain :
Tepung ikan Tepung udang Tepung daging Tepung darah Tepung bulu Tepung daging tulang Bungkil kedelai Bungkil kelapa Bungkil kelapa sawit Tepung daun lamtoro
5
Beberapa bahan pakan standard sebagai sumber mineral antara lain :
Tepung tulang Tepung kerang Tepung batu kapur TSP (Triple super phospat) Garam dapur
6
Bahan Pemalsu Mengandung Nutrien dedak padi halus, sekam padi giling,
tongkol jagung giling, Ekskreta ayam urea Tidak Mengandung Nutrien serbuk gergaji, tepung arang, pasir halus, batu bata giling, oli bekas, tanah merah
7
Kriteria kualitas baik
Kering (Kadar air < 12-14%) Bebas kutu atau insekta lain Tidak pecah/rusak (utuh) Flavour sesuai Penampakan luar tetap tidak berubah Tidak terdapat atau sedikit dijumpai bahan pemalsu
8
Contoh kriteria kualitas bahan baku pakan yang perlu mendapatkan perhatian dan biasanya dilakukan oleh Industri Makanan Ternak Yellow/White Corn Kadar air maksimal 16%, toleransi 0,5% Ingredient yang rusak maksimal 8% Kotoran/material asing maks 3% Aflatoksin maks 50 ppb Khusus yellow corn, maks white corn yang tercampur 10%
9
Sorghum Kadar air maks 15,5%, toleransi +0,5% Kotoran/material asing mask 3% Aflatoksin maks 50 ppb Soy Bean Meal Protein minimal 42% toleransi +0,5% Urease test : Slighty active (Score 2-4)
10
Wheat Pollard Protein minimal 14% Rice Bran
Protein min 12%, toleransi -1% Kadar rice hulls (sekam) maks 15%, diperiksa dengan phloroglusinol test Bila seluruh permukaan karung banyak kutu dab tidak memungkinkan utk difumigasi maka harus ditolak
11
Broken Rice Protein minimal 9%, toleransi -1%
Kadar rice hulls (sekam) maksimal 10%, diperiksa secara spesifik gravity Local Fish Meal Protein minimal 50%, toleransi -1%
12
Import Fish Meal Protein minimal 62%, toleransi -1% Meat and Bone Meal Protein minimal 50%, toleransi -1% Feather Meal Protein minimal 80%, toleransi -1%
13
Bone Meal Protein minimal 25%, toleransi -1% Rice Brand Oil/Fish Oil Secara fisik tidak keruh Free fatty acid maksimal 5%
14
PENGAWETAN BAHAN BAKU PAKAN & PENGUJIAN KUALITAS BAHAN BAKU/PAKAN DI LAPANGAN
Pendahuluan BP umumnya berasal dr hasil pertanian baik biji maupun hasil samping. Padi, Jagung, & Polowijo mudah rusak, tdk dpt disimpan lama. Kerusakan dpt mencapai 25-50% dr total produksi. Bahan Baku Pakan dan Kriteria Kualitas Bhn Baku Pakan Klas 4(sbr. Energi), 5(sbr. Protein), 6(Sbr. Mineral).
15
Cuplikan Bahan Pakan Standard sbg Sumber Energi
Jagung Cantel giling Beras giling Ubi kayu Ubi jalar giling Dedak padi halus
16
Cuplikan Bahan Pakan Standard sbg Sumber Protein
Tepung ikan Tepung udang Tepung daging Tepung darah Tepung bulu Tepung daging-tulang Tepung daun lamtoro Bungkil kedelai Bungkil kelapa Bungkil kelapa sawit
17
Cuplikan Bahan Pakan Standard sbg Sumber Mineral
Tepung tulang Tepung kerang Tepung batu kapur TSP (Triple Super Phosphat) Garam dapur
18
Bahan Pakan Pemalsu (Adulterant) yg sering digunakan
Mengandung Nutrien a) dedak padi halus b) sekam padi giling c) tongkol jagung giling d) ekskreta ayam e) urea Tidak Mengandung Nutrien a) tahi gergaji b) tepung arang c) pasir halus d) batu bata giling
19
Kriteria Bahan Pakan yang Baik
Kering (KA < 12 – 14 %) Bebas Kutu dan Insekta Lain Tidak pecah/rusak (utuh) Flavour sesuai Penampakan luar tetap tidak berubah Tidak terdapat atau sedikit dijumpai bahan pemalsu
20
Contoh Kriteria Kualitas Bahan Baku Pakan yg Perlu Diperhatikan :
Yellow/white corn KA maks 16% toleransi 0,5% Ingredient yg rusak maks 8% Kotoran/material asing maks 3% Aflatoksin maks 50 ppb Khusus yellow corn, maks white corn tercampur 10%
21
Kotoran/material asing maks 3 % Aflatoksin max 50 pb
Sorghum KA maks 15,5%, toleransi + 0,5% Kotoran/material asing maks 3 % Aflatoksin max 50 pb Soya Bean Meal Protein minimal 42% toleransi + 0,5% Urea test : slightly active (score 2-4)
22
Protein min 12%, toleransi -1%
Wheat Pollard Protein min 14% Rice Bran Protein min 12%, toleransi -1% Kadar rice hulls (sekam) maks 12%, diperiksa phloroglusinol test Bila seluruh permukaan karung banyak kutu dan tdk memungkinkan utk difumigasi maka harus ditolak
23
Broken Rice Protein min 9%, toleransi -1% Kadar rice hulls (sekam) maks 10%, diperiksa scr spesific gravity Local Fish Meal Bone Meal Protein min 50% toleransi -1% Protein min 25% toleransi -1% Import Fish Meal Rice Bran Oil/Fish Oil Protein min 62% toleransi -1% scr fisik tdk keruh Meat and Bone Meal free fatty acid maks 5% Protein min 50% toleransi -1% Feather Meal Protein min 80% toleransi -1%
24
Pengawetan/Penyimpanan Bahan Baku Pakan
Perubahan yg terjadi selama penyimpanan a.l. : fisik (KA, temperatur, suplay oksigen, kondisi saat penyimpanan),kimia (Karbohidrat,protein, lemak), serangan kutu (serangga)
25
Perubahan Fisik Tujuan utama penyimpanan adl utk mengurangi terjadinya perubahan fisik dan kimia bahan yang disimpan dengan mengontrol kondisi selama penyimpanan Faktor yg mempengaruhi perubahan fisik dan kimia selama penyimpanan : KA, temperatur, suplay oksigen, dan kondisi saat penyimpanan.
26
Kadar Air Jika dpt diturunkan s.d. 8-10%dpt bertahan hingga beberapa tahun dan hanya sedikit penurunan kualitas Jika KA di atas 14% dpt menurunkan daya simpan.
27
Temperatur Kecepatan reaksi kimia dg katalisator enzim meningkat dg meningkatnya temperatur. Temperatur rendah mengurangi kerusakan Temperatur tinggi menonaktifkan /mematikan aktivitas enzim laju reaksi lambat
28
Suplai Oksigen Suplai O2 tinggi respirasi berjalan baik, & cepat spontaneous heating. Penyimpanan serealia scr hermetik (tutup rapat) dpt menghambat respirasi & tumbuhnya jamur, insekta & tikus tdk dpt bertahan hidup di dalamnya serta spontaneous heating tdk terjadi.
29
Kondisi Saat Penyimpanan
Kondisi BP awal sangat mempengaruhi kondisi saat penyimpanan. Sereal yg mengandung biji yg sdh rusak tdk dpt bertahan lama. Biji yg rusak mudah terkontaminasi jamur atau bakteri krn nutrien sudah tersedia dg mudah meski kadar air relatif rendah.
30
Perubahan Kimia Karbohidrat Protein Lemak
31
Karbohidrat Selama proses penyimpanan, α- & β-amilase
amilum dextrin & maltosa Awal penyimpanan, aktv enzim amilase meningkat. KA menurun krn air terkonsumsi saat hidrolisis amilum
32
Karbohidrat BK serealia yg mengalami hidrolisis lb tinggi
Selama hidrolisis tjd aktivitas respirasi & konversi glukosa CO2 dan H2O Penyimpanan dg KA ≥ 15% tjd : Kehilangan amilum Kehilangan gula Penurunan KA/peningkatan BK
33
Protein Umumnya PK relatif konstan selama penyimpanan. Aktv proteolitik lambat dlm menghidrolisis protein polipeptida & asam2 amino. In vitro solubilitas & kec.Protein biji gandum, jagung, kedelai mengalami penurunan enzim, pepsin, tripsin) Lama penyimpanan dpt mengakibatkan : Penurunan kec.protein Penurunan palatabilitas kadar protein Meningkatkan asam amino bebas (efeknya?)
34
Lemak Saat penyimpananoksidasi (ransiditas & tengik), hidrolisis (prod. Asam lemak bebas) lipase Lemak FFA + gliserol hidrolisis Cara menghambat ransiditas : treatment kimia dg ethylene chlorhydrin, propilene oxyde & tetra clorida
35
Serangan Kutu/Serangga
Patogen (cendawan dan bakteri) Tikus
36
Serangga…. Serangga yg byk menyerang terutama kutu (Coleoptera), ngengat (Lepidoptera) Serangga dewasa bersayap & perbiakan melalui telur Siklus hidup : telur ulat/larva/jentik kepompong (pupa) serangga. Serangga umumnya menyukai jenis makanan/komoditas tertentu, namun ada juga yang menyukai berbagai macam pakan.
37
Contoh beberapa serangga…
Coleoptera Lepidoptera Kedelai terkena Lepidoptera
38
Pengerek Bubuk Beras (Sitophilus oryzae atau Calandra oryzae)
Biasa dikenal sbg Kutu Pengerek Beras Serangan kutu ini ditandai dengan butir beras berlubang2 atau hancur mjd tepung Beras dapat kehilangan beratnya s.d. 23% sth disimpan beberapa bulan.
39
Ciri kutu pengerek beras :
Muda : coklat/coklat kehitaman Dewasa : hitam, panjang tubuh 2-5 mm tgt pd butir beras/jagung yang dimakan. Cara hidup : kutu betina yg akan bertelur mengerek satu sisi butiran beras dg moncongnya utk makan dan membuat lubang. Telur ditempatkan dalam liang gerekan setiap liang ditempatkan satu butir telur & ditutup dg bekas gerekan.
40
Ciri kutu pengerek beras :
Betina dewasa dpt bertelur 300 – butir Telur menetas jd ulat Lingkungan hidup ideal pd suhu 300C dg kelembaban 70%, KA %, dlm kondisi ini siklus hidupnya hari.
41
Kutu Pengerek/Bubuk Jagung (Sitophilus zeamais)
Gejalanya butir jagung berlubang2 sampai hancur membentuk bubuk Bahan lain yg jg diserang : kopra, gandum, beras, sorghum & biji2an lain. Bersama dg ngengat bila tdp dlm beras menimbulkan kerusakan yang parah. Butir jagung kotor dan saling digandengkan dg air liur ngengat.
42
Ciri Kutu Pengerek/Bubuk Jagung
Gambar kutu pengerek jagung Cirinya hampir tdk bisa dibedakan dg pengerek beras. Perbedaanya pd moncongnya yg berbentuk spt capit kepiting, sedangkan pengerek beras moncong tumpul.
43
Kutu Padi Karatan (Crytolestes ferrugineus)
Tdk menyukai bahan simpanan yg baru. Suka pd bhn yg telah disimpan lama dan rusak. Bahan yg dirusak : gabah, beras, jagung, dan biji2an lainnya. Ciri kutu : warna coklat kemerahan seperti karat dan panjang tubuh 2-3 mm, rata2 panjang 1,5 mm. bagian kepala ada sepasang sungut yg sama dg panjang tubuhnya. Ulat warna putih dan aktif gerakannya
44
G Kutu Padi Karatan (Crytolestes ferrugineus)
Gambar Kutu dan Ulat Cara hidup : kutu betina menghasilkan telur 200 btr. Telur diletakkna di antara celah2 bahan yg disimpan. Ulat yg br menetas tdk suka bhn baru & mencari bhn yg rusak (jamuran).
45
Cara hidupnya : Ulat yg mendekati masa kepompong menjalin makanan busuk dan kotoran menggunakan air liurnya. Siklus hidup sangat dipengaruhi kondisi lingkungan Pada suhu 210C kelembaban 75% siklus hidupnya akan berlangsung hari. Pd suhu 380C kelembaban 75% siklus hidupnya hny hr Kelembaban di bwh 50% mati Lingkungan ideal : 330C, kelembaban 70%
46
Kutu Tepung (Tenebroides mauretanicus)
Merusak tepung gilingan, mengotori bhn shg aroma/cita rasa asli bhn menghilang dan berubah mjd pengap/apek. Bentuk Kutu : ukuran paling besar, warna hitam kecoklatan, p : 7-11 mm Tubuh dan protorak dipisahkan oleh bgn tubuh shg bentuknya menyerupai leher. Ulat berwarna putih keabuan dan kepala hitam seperti bertanduk. Panjang tubuhnya dapat mencapai 15 mm.
47
Gambar Kutu Tepung : Kutu dan Ulatnya (tubuh putih keabuan dg kepala hitam) Bentuknya spt berleher
48
Cara Hidup : Kutu & ulat aktif merusak bahan dalam simpanan
Seekor kutu dpt menghasilkan 1000 butir telur yg menetas sth 7-10 hari yg akan bercampur dengan bahan. Jika cukup makanannya maka kutu dpt bertahan hidup hingga 2 tahun
49
Kutu Kacang2an (Bruchus chianensis, Callosobrucus chinensis)
Banyak merusak kacang hijau dgn ciri kerusakan terdapat bangun cincin putih yg jk digores akan ada lubang yg dalam dan berisi larva/kepompong Bentuk kutu : Coklat kekuningna (oranye) bgn sayap ada gambaran hitam yang berbaur dengan warna dasar kutu. Ukuran panjang 2-2,5 mm dan berbentuk agak bulat. Ulat berwarna putih bersih dg moncong hitam.
50
Cara Hidup Kutu aktif pd siang hari dan menyukai cahaya.
Seekor kutu dpt menghasilkan telur 150 butir berwarna putir berbentuk oval. Telur diletakkan di atas biji tanpa merusak permukaan biji. Tiap biji dapat ditemui lebih dari satu telur yg akan menetas menjadi ulat dalam 5 hari Ulat tidak akan keluar dari selubungnya tapi membuat lubang tepat di bawahnya pd permukaan biji, shg biji seperti tdk tampak kerusakan. Daur hidup ulat 2 minggu, 4-6 hari mjd kepompong. Siklus hidup kutu 26 hari.
51
Kerusakan Biji2an : Proses Perusakan biji2an :
Biji2an telah rusak dan tdp larva di dalamnya :
52
PENGAWASAN MUTU BAHAN BAKU PAKAN
Bahan pakan berkualitas perlu dibuktikan dengan mengawasi : Standard kualitas bahan baku Perubahan kualitas selama penyimpanan, sebelum digunakan, dan selama pengolahannya. Proses pengolahan dan produk akhir.
53
4 Aspek Program Pengawasan Mutu Pakan :
Kualitas bahan baku (ingredient quality) Kualitas produk akhir (finished feed quality) Kandungan zat antinutrisi/racun (control of toxic substances) Proses (process control)
54
Bahan Baku : Fluktuasi harga mempengaruhi fluktuasi kualitas.
Tujuan pengawasan : utk menjamin atau memastikan bahwa spesifikasi minimal kontrak dari kualitas bahan baku sudah sesuai dan terpenuhi shg diperoleh informasi : kandungan zat makanan, antinutrisi, palatabilitas produk akhir.
55
Bahan Baku… Formulasi dengan biaya minimum (least cost ration) hanya dapat dicapai jk komposisi zat makanan bahan baku diketahui dg ketepatan yg tinggi dan pengawasan mutu yg baik. Macam pengawasan : Pengawasan awal (preliminary inspection), dan pengujian.
56
Pengawasan awal (preliminary inspection)
Bahan yang baru masuk ke pabrik harus diperiksa untuk mengetahui kadar air (dg alat fast moisture tester), adanya sisa2 metal, kutu Beberapa faktor yang turut mempengaruhi kualitas bahan baku pakan : variasi alami (faktor alam : kesuburan tanah, pemupukan, varietas tanaman) processing (bekatul tgt pd penggilingan, tepung ikan dan bungkil tgt pd ekstraksi minyak) Adulterasi (pemalsuan) Damaging dan deterioration selama penyimpanan
57
Pemeriksaan Bahan Baku :
Presampling Unloading sampling Jagung Bekatul Biji batu kapur NaCl Tepung ikan Minyak Kadar air Aflatoksin kualitatif, UV) Rice hull (sekam) Ukuran partikel Warna, fisik Kadar air, NPN (urea) Tekstur, bau, duri, sisik Fisik, bau Aflatoksin screen test : Jamur, biji mati, biji pecah, kotoran, warna biji - Protein (kasar) Fisik, FFA, Peroksidase
58
Pengujian Analisis yang biasa dilakukan adalah proksimat
Juga dilakukan analisis asam amino (mahal) utk mengetahui kandungan lysin, methionin, dan cystin. Bahan pakan yg tinggi kandungan abu jg perlu dianalisis kadar abu tdk larut asam utk mengetahui kadar pasir atau bahan pencemar lainnya. Yang terpenting analisis aflatoksin(dihasilkan oleh : Aspergillus flavus) terutama utk bahan bungjil2an.
59
Aspergillus flavus growth on an ear of corn.
Gambar jagung tercemar aflatoxin Aspergillus flavus penyebab aflatoxin
60
PENGUJIAN KUALITAS PAKAN
Secara Fisik Fisik Kualitatif Fisik Kuantitatif Secara Kimiawi Kimia Kualitatif Kimia Kuantitatif Secara Biologis
61
Pengujian Secara Fisik
Fisik Kualitatif Indera tanpa alat bantu Indera lihat : warna, ukuran, bentuk pacah/utuh, kecemerlangan, adanya benda asing (jamu, insekta, subalan) Cium : sedap, segar, apek, tengik, manis, busuk Cicip : Asin, tawar, manis, masam, pahit, tengik, apek Raba : rapuh, keras, kenyal, lunak, lekat (tekstur bahan) Indera dengan alat bantu (mikroskop) mikroskopik : bentuk bahan, adanya bahan pemalsu, kontaminan, benda asing, insekta.
62
2. Fisik Kuantitatif Tujuan: untuk mengetahui seberapa banyak bahan pemalsu (subalan) yang terdapat dalam bahan pakan. Metode: Faktor Bahan Teknik Pemisahan
63
Faktor Bahan Pada metode berdasarkan faktor bahan (feedfactor) diawali dengan pengujian kualitatif yaitu dengan menggunakan mikroskop stereo yang dilengkapi dengan kaca slait (slide) yang mempunyai garis-garis membentuk 100 segiempat yang terdiri dari 10 bans (row) dan 10 lajur (column). Bila telah diketahui macam bahan pemalsu yang terdapat di dalam pakan lewat pengujian kualitatif, maka pengujian kuantitatifnya dikerjakan berdasarkan faktor bahan yang berupa bahan pemalsu tersebut. Scbagai contoh bila bahan pemalsu berupa sekam maka faktorya disebut faktor sekam, dan bila berupa tongkol jagung maka disebut faktor tongkol jagung.
64
Teknik Pemisahan Metode: 1) pemisahan berdasarkan ukuran partikel
2) pemisahan berdasarkan bobot partikel.
65
Pemisahan berdasarkan ukuran partikel
Digunakan berbagai ukuran lubang ayakan dalam mesh, yaitu 20, 40 dan 60 mesh akan di dapat 4 kelompok partikel yang berbeda ukurannya yaitu : a). Partikel tidak lewat 20 mesh (bagian I) b). Partikel lewat 20 mesh tetapi tidak lewat 40 mesh (bagian II) c). Partikel lewat 40 mesh tetapi tidak lewat 60 mesh (bagian II) c). Partikel lewat 60 mesh (bagian IV)
66
Contoh Dedak padi berkualitas jelek (terdiri dari bekatul halus, menir, beras dan sekam) Hasil pengayakan didapat empat bagian sebagai berikut: Bagian I didapat sebanyak 10 gram Bagian II didapat sebanyak 25 gram Bagian III didapat sebanyak 50 gram Bagian IV didapat sebanyak gram Jumlah : gram
67
Dengan menggunakan mikroskop stereo dipisahkan komponennya dan setiap bagian tersebut di atas (I. II, III, IV) misalnya diperoleh susunan sebagai berikut : (a).Bagian I (Sekam 8 gram dan beras 2 gram) (b).Bagian II (Sekam 15 gram dan menir 10 gram) (c).Bagian III (Sekam 10 gram, menir15 gram, bekatul halus 25 gram) d).Bagian IV (Sekam halus, menir halus dan bekatul halus berupa campuran sebanyak 65 gram)
68
Komposisi dari dedak padi berkualitas jelek yaitu tersusun dari :
(a). Sekam sebanyak 8 gram + 15 gram + 10 gram = 33 gram, atau sebanyak: (33 gram : 150 gram) x 100% = 22.00%). (b). Beras sebanyak 2 gram, atau sebanyak : (2 gram : 150 gram) x 100% = 1.33%). (c). Menir sebanyak 10 grain =25 gram, atau sebanyak : (25 gram : 150 gram) x 100% =16,67%). (d). Bekatul dan komponen lain yang halus sebanyak 25 gram + 65 gram = 90 gram atau sebanyak : (90 gram : 150 gram) x 100% =60,00%).
69
Pemisahan berdasarkan bobot partikel (pemisahan apung)
Yang biasa dilakukan yaitu pemisahan antara: a) partikel organik dan partikel anorganik, b) daging dan tulang, c) darah dan daging; d) tepung bulu dan tepung ikan, e) tepung biji karet dan tepung ikan, f) sekam dan bekatul, g) tongkol jagung giling dan jagung giling
70
Pengujian Secara Kimiawi
Kimiawi Kualitatif Tujuan : untuk mengetahui ada atau tidak adanya suatu nutrien organik maupun anorganik di dalam suatu bahan Contoh :protein uji biuret pati uji yodium
71
a. Uji noda Uji noda ini dapat dilakukan terhadap mineral misalnya Co, Cu, Fe. Mn, Yodium, Mg, Zn. b. Uji cepat Uji cepat ini dapat dilakukan terhadap garam (garam karbonat, khiorida, NaCl). urea, darah, vitamin (A, riboflavin, C, K), pakan aditif (antibiotika).
72
2. Kimia Kuantitatif a. Analisis proksimat
Penetapan kadar air/bahan kering, abu, lemak kasar, protein kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen b. Analisis serat Mempergunakan deterjen dan menjurus ke komponen yang menyusun dinding sel tanaman, yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin) c. Penetapan energi Menggunakan bomb calorimeter untuk menghitung energi total/bruto suatu bahan pakan atau produk samping dan pakan (feses, urin) dan jaringan d. Penetapan asam amino Penetapan asam ini penting terutama terhadap bahan pakan konsentrat misal kedelai, sehingga dapat diketahui susunan asam amino (profil) yang terkandung dalam bahan pakan f. Penetapan antikualitas Dilakukan terhadap kadar antikualitas yang tcrdapat di beberapa bahan pakan, misal mimosin, HCN, gosipol g. Penetapan toksin Penetapan terhadap kandungan aflatoksin/mikotoksin dalam bahan pakan)
73
Pengujian Secara Biologis
Dapat menggunakan metode mikrobiologi atau menggunakan hewan (tikus, kelinci )/ternak percobaan. Dalam hal ini memerlukan jumlah hewan, ternak dan syarat-syarat tertentu. Misal : Pengaruh defisiensi suatu vitamin/mineral tertentu Penetapan kecernaan bahan pakan secara in vivi dan in sacco
74
Terimakasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.