Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ILMU EKONOMI Suharyono. Pendahuluan Permasalahan Ekonomi Permasalahan Ekonomi - Komoditi apa yg harus diproduksi dan berapa banyaknya - Komoditi apa yg.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ILMU EKONOMI Suharyono. Pendahuluan Permasalahan Ekonomi Permasalahan Ekonomi - Komoditi apa yg harus diproduksi dan berapa banyaknya - Komoditi apa yg."— Transcript presentasi:

1 ILMU EKONOMI Suharyono

2 Pendahuluan Permasalahan Ekonomi Permasalahan Ekonomi - Komoditi apa yg harus diproduksi dan berapa banyaknya - Komoditi apa yg harus diproduksi dan berapa banyaknya - Bagaimana komoditi tsb (barang dan jasa) harus diproduksi - Bagaimana komoditi tsb (barang dan jasa) harus diproduksi - Bagi siapa berbagai komoditi tsb diproduksi - Bagi siapa berbagai komoditi tsb diproduksi Permasalahan ekonomi di atas masuk dalam ruang lingkup teori ekonomi mikro. Permasalahan ekonomi di atas masuk dalam ruang lingkup teori ekonomi mikro. Permasalahan utama: keinginan tidak terbatas, tetapi sumberdaya terbatas. Permasalahan utama: keinginan tidak terbatas, tetapi sumberdaya terbatas.

3 Analisis permasalahan di atas belum dapat menerangkan beberapa masalah lain, seperti: pengangguran, pertumbuhan lambat, inflasi, dll. Karena itu diperlukan teori Ekonomi Makro. Analisis permasalahan di atas belum dapat menerangkan beberapa masalah lain, seperti: pengangguran, pertumbuhan lambat, inflasi, dll. Karena itu diperlukan teori Ekonomi Makro.  Definisi Ilmu ekonomi (economics): ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memanfaatkan sumberdaya yang langka untuk memenuhi kebutuhan yang alternatif sifatnya.

4 Ekon. Mengumpulkan Ekon. Mengumpulkan deskriptif informasi deskriptif informasi Ek. Mikro Menjelaskan Ek. Mikro Menjelaskan Ilmu Ek. Teori hub. antar ekonomi variabel ekonomi variabel Ek. makro Ek. makro Ekon. Menerapkan Ekon. Menerapkan terapan teori untuk men- terapan teori untuk men- laskan fakta laskan fakta

5 EEEEk. Mikro dan Makro Teori ekonomi dibagi 2 cabang : - Teori ekonomi mikro (teori harga) - Teori ekonomi makro (teori ekon. agregatif) Ekon. Mikro: mempelajari perilaku ekonomi dari unit ekonomi secara individual (konsumen, produsen, pemilik faktor produksi) Disebut Teori Harga karena berkaitan dengan bekerjanya sistem hargadan pengaruhnya.

6 Tujuan Teori Mikro: melatih mengadakan deduksi tentang perilaku konsumen dan produsen,sebagai unit ekonomi yang kecil, dan untuk memahami alokasi sumber2 ekon. yang ada dalam suatu masyarakat ttt. Ekon. Makro : mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian sebagai suatu keseluruhan (agregatif) Variabel2: tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi RT, saving, investasi, jumlah uang yang beredar, tingkat harga, tingkat bunga, neraca pembayaran internasional, utang Pemerintah, dll.

7 Ekonomi Makro  Tujuan Ekon. Makro: mengetahui hukum2 ekon. yang diperlukan untuk dapat memecahkan masalah2 ekon. makro.  Tujuan Kebijakan Ekon. Makro: - Tingkat kesempatan kerja tinggi (full employment) - Tingkat kesempatan kerja tinggi (full employment) - Kapasitas produksi yang tinggi (terkait dengan pertumbuhan) - Kapasitas produksi yang tinggi (terkait dengan pertumbuhan) - Tingkat pendapatan nasional yang tinggi (terkait dengan kesejahteraan masyarakat) - Tingkat pendapatan nasional yang tinggi (terkait dengan kesejahteraan masyarakat)

8 - Stabilitas perekonomian: pendapatan, kesempatan kerja, harga. - Stabilitas perekonomian: pendapatan, kesempatan kerja, harga. - Neraca pembayaran LN yang seimbang - Neraca pembayaran LN yang seimbang - Distribusi pendapatan yang merata (terkait dengan keadilan sosial) - Distribusi pendapatan yang merata (terkait dengan keadilan sosial)  Hubungan antar variabel Makro 1. Hub. sebab akibat (kausalitas) 1. Hub. sebab akibat (kausalitas) Mis: C = f (Y) Mis: C = f (Y) Konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan Konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan Y = variabel bebas Y = variabel bebas C = variabel terikat C = variabel terikat

9 C = a + bY C = a + bY a = konstanta = konsumsi minimal yang dikeluarkan meskipun tidak memiliki penghasilan. a = konstanta = konsumsi minimal yang dikeluarkan meskipun tidak memiliki penghasilan. b = Marginal Propensity to Consume (MPC) b = Marginal Propensity to Consume (MPC) yakni perbandingan antara pertambahan C dengan pertambahan Y (Δ C/∆ Y ) yakni perbandingan antara pertambahan C dengan pertambahan Y (Δ C/∆ Y ) 0 < b < 1 0 < b < 1 2.Hubungan fungsional Berubahnya variabel yang satu otomatis merubah variabel yang lain. Berubahnya variabel yang satu otomatis merubah variabel yang lain. Y = C + S Y = C + S Y = C + Imaka S = I Y = C + Imaka S = I

10 -Jika Y dan C tetap, maka S akan bertambah sebesar pertambahan Y -Jika I sedangkan C tetap, maka Y yang diakibatkan meningkatnya S Teori Makro Klasik dan Modern a.Klasik (Adam Smith, Say) - Percaya keampuhan sistem ekonomi Liberal (laissez faire) yng dianggap bisa mensejahterakan masyarakat - Percaya keampuhan sistem ekonomi Liberal (laissez faire) yng dianggap bisa mensejahterakan masyarakat - Campur tangan Pem. seminimal mungkin - Campur tangan Pem. seminimal mungkin

11 -Dengan laissez faire akan terjadi tingkat ekonomi yang optimal (full employment) dan alokasi yang efisien. Ketidak seimbangan dalam pasar barang, pasar uang, dan pasar tenaga kerja, akan kembali seperti semula. -Campur tangan Pem. yang disetujui : + Menghapus monopoli dan hambatan kelembagaan yang menghalangi fleksibi- litas harga + Pengaturan terhadap uang yang beredar

12 Kritik: - Perkembangan distribusi pendapatan yang tidak sesuai dengan perkembangan GDP dan tingkat harga, sehingga menimbulkan masalah sosial. - Krisis tahun 30-an tidak dapat diatasi dengan mekanisme pasar sehingga perlu campur tangan Pemerintah. b. Modern (Keynesian) - Sistem laissez faire harus dihilangkan - Sistem laissez faire harus dihilangkan - Pemerintah harus lebih banyak campur tangan - Pemerintah harus lebih banyak campur tangan - Faktor produksi dan kegiatannya masih dapat dilakukan swasta, tetapi Pem. melakukan pengaturan makro. - Faktor produksi dan kegiatannya masih dapat dilakukan swasta, tetapi Pem. melakukan pengaturan makro.

13 - Pemerintah boleh menyerap TK yang menganggur meskipun terpaksa harus defisit anggaran - Bila terjadi inflasi, Pemerintah harus mengurangi anggaran - Full employment hanya bisa dicapai dengan tindakan yang terencana, bukan sesuatu yang datang sendiri (supply create its own demand) - Dalam kaitan dengan pasar uang, tidak sependapat dengan Teori Kuantitas MV = PT bahwa perubahan dalam jumlah uang yang beredar menimbulkan perubahan yang sama terhadap harga.

14 Pendapatan Nasional  Ada 4 variabel yang dominan dalam Ekn.Makro: 1. Output (Produk Nasional Bruto) 1. Output (Produk Nasional Bruto) 2. Kesempatan kerja 2. Kesempatan kerja 3. Inflasi 3. Inflasi 4. Neraca pembayaran 4. Neraca pembayaran  Tujuan perekonomian makro: - Produk nasional yang tinggi dan laju pertumbuh an ekonomi yang cepat - Produk nasional yang tinggi dan laju pertumbuh an ekonomi yang cepat

15 Tujuan perekonomian makro: - Produk nasional yang tinggi dan laju pertumbuhan ekonomi yang cepat - Produk nasional yang tinggi dan laju pertumbuhan ekonomi yang cepat - Kesempatan kerja yang besar dan tingkat pengangguran yang rendah - Kesempatan kerja yang besar dan tingkat pengangguran yang rendah - Stabilitas harga dalam pasar bebas - Stabilitas harga dalam pasar bebas - Keseimbangan neraca pembayaran LN dan stabilitas nilai kurs valuta asing - Keseimbangan neraca pembayaran LN dan stabilitas nilai kurs valuta asing

16 Penciptaan kondisi: - Kebijakan fiskal - Kebijakan moneter, melalui pengendalian jumlah uang yang beredar dan mempengaruhi tingkat sukubunga - Kebijakan pendapatan, dengan membuat pedoman tingkat upah (sukarela) atau pengendalian upah (paksaan) - Kebijakan perekonomian LN, melalui kebijakan perdagangan dan campurtangan atas nilai kurs VA

17 Dalam perekonomian moderen ada 4 sektor perekonomian yan terlibat, yakni: Dalam perekonomian moderen ada 4 sektor perekonomian yan terlibat, yakni: - Sektor RT (household sector) - Sektor RT (household sector) - Sektor Perusahaan (business sector) - Sektor Perusahaan (business sector) - Sektor Pemerintah (government sector) - Sektor Pemerintah (government sector) - Sektor Luar negeri (Foreign sector) - Sektor Luar negeri (Foreign sector) Barang dan jasa mengalir dan berputar dalam empat sektor tesebut tanpa berhenti. Inilah yang dinamakan mesin perekonomian. Barang dan jasa mengalir dan berputar dalam empat sektor tesebut tanpa berhenti. Inilah yang dinamakan mesin perekonomian.

18 Belanja Nasional, Produk Domestik Bruto dan Produk Nasional Bruto Barang dan jasa yang dihasilkan sektor perusahaan dan mengalir ke sektor lain, harus dibayar oleh masing-masing sektor tsb. Pembayaran tersebut dinamakan Belanja atau Pengeluaran Nasional. Pengeluaran Nasional (National Expenditure): pembayaran barang dan jasa yang dihasilkan sektor perusahaan; nilainya sama dengan :

19 Produk Domestik Bruto : nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara dalam jangka waktu tertentu Produk Domestik Bruto : nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara dalam jangka waktu tertentu Produk Nasional Bruto = Produk Domestik Bruto dikurangi Pendapatan Neto terhadap LN Produk Nasional Bruto = Produk Domestik Bruto dikurangi Pendapatan Neto terhadap LN Pendapatan Neto terhadap LN = hasil penanaman modal di LN dikurangi hasil penanaman modal asing di DN Pendapatan Neto terhadap LN = hasil penanaman modal di LN dikurangi hasil penanaman modal asing di DN PNB (GNP) : salah satu ukuran kemakmuran suatu negara PNB (GNP) : salah satu ukuran kemakmuran suatu negara

20 Perhitungan PDB dan PNB ada 2 cara: Perhitungan PDB dan PNB ada 2 cara: 1. Perhitungan atas dasar harga yang berlaku. 1. Perhitungan atas dasar harga yang berlaku. Kelemahan: tidak mungkin mengetahui pertumbuhan yang sesungguhnya Kelemahan: tidak mungkin mengetahui pertumbuhan yang sesungguhnya 2. Perhitungan atas dasar harga konstan, melalui indeks harga yang ditetapkan pada satu tahun tertentu 2. Perhitungan atas dasar harga konstan, melalui indeks harga yang ditetapkan pada satu tahun tertentu Besarnya Pendapatan Nasional dapat menggu - nakan 3 pendekatan: Besarnya Pendapatan Nasional dapat menggu - nakan 3 pendekatan: 1. Pendekatan produksi : menghitung nilai akhir barang dan jasa dari semua unit produksi 1. Pendekatan produksi : menghitung nilai akhir barang dan jasa dari semua unit produksi

21 2. Pendekatan pendapatan: mengumpulkan data pendapatan semua pemilik sumberdaya, meliputi: upah dan gaji, sewa, bunga, laba. 2. Pendekatan pendapatan: mengumpulkan data pendapatan semua pemilik sumberdaya, meliputi: upah dan gaji, sewa, bunga, laba. 3. Pendekatan pengeluaran, dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran dari 4 sektor perekonomian, yakni RT (konsumsi = C), Perusahaan (investasi = I), Pemerintah (G), Perdagangan LN (selisih ekspor – impor = X – M) 3. Pendekatan pengeluaran, dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran dari 4 sektor perekonomian, yakni RT (konsumsi = C), Perusahaan (investasi = I), Pemerintah (G), Perdagangan LN (selisih ekspor – impor = X – M) Di Indonesia : Di Indonesia : - Pendekatan produksi - Pendekatan produksi - Pendekatan pengeluaran - Pendekatan pengeluaran

22 Perhitungan : (1)Produk Domestik BrutoRp………… Pendapatan neto thd LN Rp. ………. (-) Pendapatan neto thd LN Rp. ………. (-) (2) Produk Nasional Bruto (GNP) Rp. ……….. PenyusutanRp………….(-) PenyusutanRp………….(-) (3) Produk Nasional Neto (NNP) Rp. ………… Pajak tidak langsung Rp………….(-) Pajak tidak langsung Rp………….(-) (4) Pendapatan Nasional (NI) Rp. ……….. dikurangi penjumlahan dari: dikurangi penjumlahan dari: - Keuntungan perush.yg tdk dibagi - Keuntungan perush.yg tdk dibagi - Pajak yg dikenakan Pem.atas - Pajak yg dikenakan Pem.atas keuntungan perusahaan keuntungan perusahaan - Iuran yang dipungut perusahaan - Iuran yang dipungut perusahaan untuk jaminan sosialRp. …………(-) untuk jaminan sosialRp. …………(-) Rp. ………..

23 Rp. ………….. Pembayaran transferRp…………… (+) Pembayaran transferRp…………… (+) (5) Pendapatan Personal (PI)Rp. …………. dikurangi dikurangi Pajak perseorangan (pajak penda- Pajak perseorangan (pajak penda- patan, pajak kekayaan, dll) Rp…………… (-) patan, pajak kekayaan, dll) Rp…………… (-) (6) Pendapatan disposabelRp. …………. Catatan : -Pembayaran transfer terdiri atas: + Uang pensiun yang dibayarkan + Uang pensiun yang dibayarkan + Bantuan Pem. (veteran, penderita cacat, bencana alam) + Bantuan Pem. (veteran, penderita cacat, bencana alam) + Beasiswa + Beasiswa

24 - Pendapatan Personal : semua jenis pendapatan yang diterima oleh penduduk suatu negara atau sektor RT - Pendapatan Disposabel : pendapatan yang siap dibelanjakan oleh sektor RT, dan sisanya ditabung

25 Konsumsi, Pendapatan dan Tabungan Hubungan antara Pendapatan (Y) dengan Konsumsi (C) dan Tabungan (S) dijelaskan oleh Keynes dengan hukum Psychological Law of Consumption - Bila Y maka C, tetapi tidak sebanyak tambahan pendapatan - Setiap tambahan kenaikan pendapatan akan digunakan untuk C dan S - Setiap kenaikan pendapatan jarang menurunkan C dan S

26 Contoh YCS 1011,5-1,5 1213,0-1,0 1515- 20182 25223 Hubungan antara Konsumsi dengan Pendapatan disebut Hasrat Konsumsi (Propensity to Consume) atau Fungsi Konsumsi Fungsi Konsumsi : fungsi yang menghubungkan laju pengeluaran konsumsi dg tkt pendapatan

27 c,s C F B S S D OY 22 18 15 13 11,5 10 12152025

28 Garis OBD – scale line : garis yang menunjuk- kan bahwa titik tsb besarnya Y = C Garis OBD – scale line : garis yang menunjuk- kan bahwa titik tsb besarnya Y = C Titik B – break even point : titik yg menunjukkan besarnya C =Y Titik B – break even point : titik yg menunjukkan besarnya C =Y FC – garis fungsi konsumsi :garis yg menunjuk- kan besarnya konsumsi pada berbagai tingkat Y FC – garis fungsi konsumsi :garis yg menunjuk- kan besarnya konsumsi pada berbagai tingkat Y Daerah FBO : daerah dissaving (utang) Daerah FBO : daerah dissaving (utang) Daerah DBC: daerah saving Daerah DBC: daerah saving SS – garis fungsi saving : garis yang menunjuk- kan besarnya S pada berbagai tingkat Y SS – garis fungsi saving : garis yang menunjuk- kan besarnya S pada berbagai tingkat Y

29 Aplikasi dalam Perekonomian Tertutup - Sederhana Tertutup : perek. yg tdk mengenal hub ekon dg negara lain Sederhana: tdk ada transaksi ekonomi yang melibatkan pemerintah Bentuk umum Fungsi Konsumsi: C = a + c Y (1) a = nilai konstan, yakni besarnya C pd Y sebesar Nol

30 c = Marginal Propensity to Consume (MPC), yakni: perbandingan antara besarnya ∆ C dengan besarnya ∆ Y c = MPC = ∆ C / ∆ Y (2) c = MPC = ∆ C / ∆ Y (2) Angka MPC umumnya 0,5. Yang pasti positif MPC <1: penggunaan ΔY tdk seluruhnya utk C MPC > 0,5 : penggunaan ΔY sebagian besar digunakan utk C ► Average Propensity to Consume (APC) : perbandingan antara besarnya C pd suatu tkt Y APC = C/Y (3)

31 Bila APC dan MPC diketahui, maka persamaan fungsi konsumsi bisa ditentukan, yakni : C = (APC n – MPC) Y n + MPC. Y (4) Contoh: Bila Y = Rp.200 T - C = Rp.180 T dan Y = Rp.220 T - C = Rp.195 T Y = Rp.220 T - C = Rp.195 T Tentukan: a. Persamaan fungsi C Tentukan: a. Persamaan fungsi C b. Letak BEP b. Letak BEP Jawab : APC 200 = C/Y = 180/200 = 0,90 APC 220 = 195/220 APC 220 = 195/220 MPC = Δ C / Δ Y = 15/20 = 0,75 MPC = Δ C / Δ Y = 15/20 = 0,75

32 C = (APC n – MPC) Y n + MPC.Y C = (APC n – MPC) Y n + MPC.Y = (0,90 – 0,75) 200 + 0,75 Y = (0,90 – 0,75) 200 + 0,75 Y = (0,15) 200 + 0,75 Y = (0,15) 200 + 0,75 Y C = 0,75 Y + 30 Jadi C = 0,75 Y + Rp. 30 T C = 0,75 Y + 30 Jadi C = 0,75 Y + Rp. 30 T b. Terjadi BEP bila Y = C atau Y – C = 0 Y - (0,75 Y + 30 ) = 0 Y - (0,75 Y + 30 ) = 0 Y - 0,75Y – 30 = 0 Y - 0,75Y – 30 = 0 0,25 Y = 30 maka Y = 120 0,25 Y = 30 maka Y = 120 Jadi BEP pada Rp.120 T per tahun Jadi BEP pada Rp.120 T per tahun

33 Fungsi Saving Saving adalah bagian dari Y yang tidak dikonsumsi Saving adalah bagian dari Y yang tidak dikonsumsi S = Y – C (5) Bila dihubungkan dengan persamaan Fungsi C, maka : Bila dihubungkan dengan persamaan Fungsi C, maka : S = Y – C } S = Y – C } C = a + cY } C = a + cY } S = Y – (a + cY) S = Y – (a + cY) = Y – a – cY = Y – a – cY S = (1 – c) Y – a atau S = (1 – MPC) Y – a (6) atau S = (1 – MPC) Y – a (6)

34 Contoh: Bila C = 0,75Y + Rp.30 T Hitung dan gambarkan fungsi Saving Hitung dan gambarkan fungsi Saving Jawab: S = (1 - c) Y – a = (1 – 0,75) Y – 30 = (1 – 0,75) Y – 30 S = 0,25 Y – 30 S = 0,25 Y – 30 Mencari titik BEP: Mencari titik BEP: Y – C = 0 Y – C = 0 Y – (0,75 Y + 30) = 0 Y – (0,75 Y + 30) = 0 Y – 0,75 Y – 30 = 0 Y – 0,75 Y – 30 = 0 0,25 Y = 30 0,25 Y = 30 Y = 120 Y = 120 Jadi Titik BEP pada Y = Rp. 120 T Jadi Titik BEP pada Y = Rp. 120 T

35 O Y C,S - 30 30 120 S = 0,25 Y - 30 C = 0,75 Y + 30

36 Marginal Propensity to Save (MPS) Marginal Propensity to Save (MPS) MPS : perbandingan antara besarnya Δ S dengan besarnya Δ Y MPS : perbandingan antara besarnya Δ S dengan besarnya Δ Y s = MPS = Δ S / Δ Y (7) Ciri : untuk fungsi S yang berbentuk garis lurus, besarnya nilai s pada semua tingkat Y adalah sama Ciri : untuk fungsi S yang berbentuk garis lurus, besarnya nilai s pada semua tingkat Y adalah sama Average Propensity to Save (APS) Average Propensity to Save (APS) APS : perbandingan antara besarnya S dengan besarnya Y APS n = S n / Y n (8)

37 Hubungan antara MPC dengan MPS dan APC dengan APS Hubungan antara MPC dengan MPS dan APC dengan APS a. MPC dengan MPS a. MPC dengan MPS MPC + MPS = 1 (9) atau MPC = 1 – MPS atau MPC = 1 – MPS MPS = 1 - MPC Pembuktian: Y = C + S Pembuktian: Y = C + S Δ Y = Δ C + Δ S Δ Y = Δ C + Δ S Bila ruas kiri dan kanan masing2 dibagi dg Bila ruas kiri dan kanan masing2 dibagi dg Δ Y, maka : Δ Y / Δ Y = Δ C + Δ S Δ Y, maka : Δ Y / Δ Y = Δ C + Δ S Δ Y Δ Y 1 = Δ C / Δ Y + Δ S / Δ Y 1 = Δ C / Δ Y + Δ S / Δ Y atau 1 = MPC + MPS atau 1 = MPC + MPS

38 b. APC dengan APS APC + APS = 1 (10) atau APC = 1 – APS APS = 1 - APC APS = 1 - APC Pembuktian: Y = C + S, maka Y n = C n + S n Pembuktian: Y = C + S, maka Y n = C n + S n Bila ruas kiri dan kanan masing2 dibagi dg Y n, maka : Y n / Y n = C n + S n Bila ruas kiri dan kanan masing2 dibagi dg Y n, maka : Y n / Y n = C n + S n Y n Y n 1 = C n / Y n + S n / Y n 1 = C n / Y n + S n / Y n 1 = APC n + APS n 1 = APC n + APS n

39 Contoh: Diketahui C = 0,75 Y + Rp. 20 T Hitung : Fungsi S, APC, APS, MPC dan MPS untuk berbagai tingkat Y Tk.Y C S APC APS MPC MPS 0 20 -20 - -- - 20 35 -15 1,75 -0,75 0,75 0,25 40 50 -10 1,25 -0,25 0.75 0,25 60 65 - 5 1,1/12 -1/12 0,75 0,25 80 80 - 1 0 0,75 0,25 100 95 5 0,95 0,05 0,75 0,25 120 110 10 11/12 1/12 0,75 0,25

40 Keseimbangan Pendapatan Nasional  Pendapatan Nasional: - Dari segi sumber : Y = C + I - Dari segi sumber : Y = C + I - Dari segi penggunaan : Y = C + S - Dari segi penggunaan : Y = C + S Hubungan C, I, S dan Y digambarkan sbb: Hubungan C, I, S dan Y digambarkan sbb: C 1 + I 1 = Y 1 : sumber Y 1 = C 2 + S 2 : penggunaan Y 1 = C 2 + S 2 : penggunaan C 2 + I 2 = Y 2 C 2 + I 2 = Y 2 Y2 = C3 + S3 Y2 = C3 + S3 C3 + I3 = Y3 dst. C3 + I3 = Y3 dst. Bila Y1 =Y2 = Y3 maka Y dlm keadaan ekulibrium

41 Y yang seimbang : tingkat Y di mana tidak ada kekuatan ekonomi yang memiliki kemampuan untuk mengubahnya; atau Y yang seimbang : tingkat Y di mana tidak ada kekuatan ekonomi yang memiliki kemampuan untuk mengubahnya; atau Tingkat Y yang setiap kali ada gangguan akan kembali ke arah tingkat semula. Tingkat Y yang setiap kali ada gangguan akan kembali ke arah tingkat semula. Keseimbangan disebabkan oleh berimbangnya kekuatan konsumen yang membelanjakan pendapatannya dengan produsen yang menghasilkan barang dan jasa. Keseimbangan disebabkan oleh berimbangnya kekuatan konsumen yang membelanjakan pendapatannya dengan produsen yang menghasilkan barang dan jasa. Keseimbangan terjadi bila C p (barang yg diproduksi) = C e (jumlah brg yg ingin dibeli konsumen). Bila itu terjadi maka S = I Keseimbangan terjadi bila C p (barang yg diproduksi) = C e (jumlah brg yg ingin dibeli konsumen). Bila itu terjadi maka S = I

42 Bila C p > C e berarti sejumlah barang tidak terjual sehingga S > I. Produsen mengurangi produksinya dan Y akan berkurang. Berkurangnya Y akan mengurangi besarnya S dan I secara bersama-sama. Keduanya akan kembali pada tingkat semula asalkan S lebih cepat daripada I. Bila C p > C e berarti sejumlah barang tidak terjual sehingga S > I. Produsen mengurangi produksinya dan Y akan berkurang. Berkurangnya Y akan mengurangi besarnya S dan I secara bersama-sama. Keduanya akan kembali pada tingkat semula asalkan S lebih cepat daripada I. Bila C p < C e, penjualan barang akan lebih cepat. Produsen akan menghasilkan barang lebih banyak maka Y akan naik ke tingkat keseimbangan. Bila C p < C e, penjualan barang akan lebih cepat. Produsen akan menghasilkan barang lebih banyak maka Y akan naik ke tingkat keseimbangan.

43 C,C, C, C+I 710 650 515 475 650750 C e > C p EC C p > C e C + I Y [[[[[[

44 Titik keseimbangan E tercapai ketika pendapatan = 650. Jadi Y = C + I = 650. Titik keseimbangan E tercapai ketika pendapatan = 650. Jadi Y = C + I = 650. Y = C + I disebut Pendapatan Keseimbangan Bila Prod.Nas menjadi 750, maka besarnya permintaan adalah 710 sehingga ada kelebihan 60 (C p > C e ). Pengusaha akan mengurangi produksi sehingga kembali sama dengan permintaan yakni 650. Bila Prod.Nas menjadi 750, maka besarnya permintaan adalah 710 sehingga ada kelebihan 60 (C p > C e ). Pengusaha akan mengurangi produksi sehingga kembali sama dengan permintaan yakni 650. Bila produk nasional 475, maka besarnya permintaan 515 (C p < C e ) sehingga kekurangan 60. Hal ini mendorong perusahaan memperluas produksi sampai terjadi titik keseimbangan. Bila produk nasional 475, maka besarnya permintaan 515 (C p < C e ) sehingga kekurangan 60. Hal ini mendorong perusahaan memperluas produksi sampai terjadi titik keseimbangan.

45 Menghitung tingkat pendapatan Ekuilibrium 1.Saving Invesment Approach (SIA) S = I : Keseimbangan S = I : Keseimbangan Y – C = I Y – C = I Y – (a+cY) = I Y – (a+cY) = I Y – a – cY = I Y – a – cY = I Y – cY = a + I Y – cY = a + I Y ( 1 – c) = a + I Y ( 1 – c) = a + I Y = a + I Y = a + I 1 – c 1 – c Y = 1 (a + I) Y = 1 (a + I) 1 - c 1 - c

46 2. Consumption Invesment Approach (CIA) Y = C + I } Y = C + I } C = a + cY } C = a + cY } Y = a + cY + I Y = a + cY + I Y – cY = a + I Y – cY = a + I Y (1 – c) = a + I Y (1 – c) = a + I Y = a + I Y = a + I 1 – c 1 – c Y = 1 (a + I) Y = 1 (a + I) 1 - c 1 - c

47 Diket: Diket: a. Fungsi C per tahun : C = 0,75 Y + Rp.25 T a. Fungsi C per tahun : C = 0,75 Y + Rp.25 T b. Besarnya I per tahun: I = Rp. 60 T b. Besarnya I per tahun: I = Rp. 60 T Hitung : - Besarnya Y ekuilibrium Hitung : - Besarnya Y ekuilibrium - Besarnya C ekuilibrium - Besarnya C ekuilibrium - Besarnya S ekuilibrium - Besarnya S ekuilibrium Jawab: a. Besarnya Y eq. Y = 1 (a + I) Y = 1 (a + I) 1 – c 1 – c = 1 (25 + 60) = 1 (25 + 60) 1 – 0.75 1 – 0.75

48 = 1 (85) 0,25 0,25 = 4 X Rp. 85 = 4 X Rp. 85 = Rp. 340 T = Rp. 340 T b. Besarnya C Eq. C = 0,75 Y + 25 C = 0,75 Y + 25 = 0,75 (340) + 25 = 0,75 (340) + 25 = Rp. 280 T = Rp. 280 T c. Besarnya Saving Eq. S = Y – C S = Y – C = 340 – 280 = 340 – 280 = Rp. 60 T = Rp. 60 T

49 Multiplier (Angka pelipat/pengganda) Tingkat keseimbangan Y dapat berubah bilamana salah satu faktor ( I atau S) karena sesuatu hal berubah, sehingga I tidak sama dengan S. Perubahan itu akan berlangsung sampai mencapai titik keseimbangan baru Tingkat keseimbangan Y dapat berubah bilamana salah satu faktor ( I atau S) karena sesuatu hal berubah, sehingga I tidak sama dengan S. Perubahan itu akan berlangsung sampai mencapai titik keseimbangan baru Keseimbangan baru dapat lebih besar atau lebih kecil dari sebelumnya, tergantung perubahan I atau S. Keseimbangan baru dapat lebih besar atau lebih kecil dari sebelumnya, tergantung perubahan I atau S. Bila I atau S maka Y Bila I atau S maka Y Sebaliknya bila I dan S maka Y Sebaliknya bila I dan S maka Y

50 Keseimbangan pendapatan nasional tidak selalu menguntungkan Keseimbangan pendapatan nasional tidak selalu menguntungkan Faktor I lebih sering mengalami kegoncangan. Hal itu disebabkan karena I banyak dipengaruhi oleh faktor2 : Pengharapan, dugaan, serta ramalan terhadap perek. Masa mendatang. Sedangkan faktor S lebih bersifat konstan. Faktor I lebih sering mengalami kegoncangan. Hal itu disebabkan karena I banyak dipengaruhi oleh faktor2 : Pengharapan, dugaan, serta ramalan terhadap perek. Masa mendatang. Sedangkan faktor S lebih bersifat konstan. Hubungan antara Δ I dan Δ Y yang diakibatkan oleh perubahan I tersebut, dijelaskan dengan konsep Multiplier (angka pengganda) Hubungan antara Δ I dan Δ Y yang diakibatkan oleh perubahan I tersebut, dijelaskan dengan konsep Multiplier (angka pengganda)

51 Multiplier adalah bilangan yang harus dikalikan dengan perubahan I agar dapat mengetahui besarnya perubahan Y yang disebabkan oleh perubahan I tersebut; atau Multiplier adalah bilangan yang harus dikalikan dengan perubahan I agar dapat mengetahui besarnya perubahan Y yang disebabkan oleh perubahan I tersebut; atau Multiplier : angka pelipat yang menunjukkan berapa besarnya Δ Y sebagai akibat dari Δ I Multiplier : angka pelipat yang menunjukkan berapa besarnya Δ Y sebagai akibat dari Δ I Δ I. k = Δ Y atau Δ I. k = Δ Y atau k = Δ Y / Δ I (11) k = Δ Y / Δ I (11)

52 C,I A O C + I C 1+ I 1 YY1Y1 B

53 Pendapatan Nasional yang seimbang terletak pada Y, dengan rencana konsumsi dan investasi sebesar C + I Dengan penambahan investasi yang terus menerus, ternyata C + I naik menjadi C 1 + I 1 sebanyak jarak AB. Pendapatan juga naik dari Y ke Y 1 yang besarnya berlipat kali AB Rumus : k = Δ Y Δ I Contoh: Diketahui Fungsi C = 0,75 Y + R.20 T Pada periode I, besarnya I pertahun 40 T Pada periode II, besar I per thn 80 T

54 Dengan Multiplier, hitunglah besarnya Y Eq. pada periode ke 2 Jawab : k = 1 = 1 = 4 1 – c 1 – 0,75 1 – c 1 – 0,75 Perubahan I = I 2 – I 1 = 80 -40 = 40 Perubahan I = I 2 – I 1 = 80 -40 = 40 Y eq pada periode I : Y 1 = 1 (a + I) Y 1 = 1 (a + I) 1 – c 1 – c = 1 (20 + 40) = 1 (20 + 40) 1 – 0,75 1 – 0,75 = 4 (60) = 240 = 4 (60) = 240

55 Y eq pada periode IIY eq pada periode II Y 2 = Y 1 + Δ I Y 2 = Y 1 + Δ I = Y 1 + k. Δ I Ingat : k = Δ Y / Δ I = Y 1 + k. Δ I Ingat : k = Δ Y / Δ I = 240 + 4 (40) = 240 + 4 (40) = 400 = 400 Proses bekerjanya multiplier Peningkatan I dapat terjadi dalam 2 kemungkinan: 1.Terjadi dalam 1 kali saja, kemudian kembali pada investasi sebelumnya 2.Terjadi terus menerus dalam jumlah yang sama

56 Proses Perubahan Y (dalam C = 0,75 Y + 20) Dengan satu kali perubahan Periode C I Y Periode C I Y 120040240 120040240 220040240 320080280 423040270 5222,540262,5 6216,940256,9 ~ 20040240 ~ 20040240 (titik keseimbangan semula)

57 Dengan perubahan I secara terus menerus Dengan perubahan I secara terus menerus Periode C I Y Periode C I Y 1 20040240 1 20040240 220050250 220050250 3207,560267,5 3207,560267,5 4220,670 290,6 4220,670 290,6 5237,980 317,9 5237,980 317,9 6258,490348,4 6258,490348,4 7281,3 100381,3 7281,3 100381,3 8 285,9 100385,9 8 285,9 100385,9 ~ 100 ? ~ 100 ? (titik keseimbangan baru)

58 Perubahan jumlah C dan jumlah S Besarnya C dan S ditentukan Y Karena itu bila Y berubah, maka C dan S juga berubah Perubahan C Perubahan C C 1 = C 0 + ΔC C 1 = C 0 + ΔC Δ C = MPC. ΔY Ingat : MPC = ΔC/ΔY Δ C = MPC. ΔY Ingat : MPC = ΔC/ΔY Jadi C 1 = C 0 + MPC. ΔY(13) Jadi C 1 = C 0 + MPC. ΔY(13)

59 Perubahan S Perubahan S S 1 = S 0 + ΔS S 1 = S 0 + ΔS ΔS = ΔS.ΔY =MPS. ΔY -Ingat MPS =ΔS/ΔY ΔS = ΔS.ΔY =MPS. ΔY -Ingat MPS =ΔS/ΔY ΔY ΔY Jadi S 1 = S 0 + MPS. ΔY Jadi S 1 = S 0 + MPS. ΔY Karena MPS + MPC = 1 maka rumus tsb dapat ditulis menjadi Karena MPS + MPC = 1 maka rumus tsb dapat ditulis menjadi S 1 = S 0 + (1 – MPC) ΔY

60 Contoh.Diketahui: 1. Fungsi konsumsi: C = 0,75Y + Rp.20 T 2. Pada tahun 1970 besarnya I per tahun Rp. 40 T 3. Pada tahun 1971, besarnya I per tahun Rp.60 T Soal: Dengan menggunakan Multiplier, hitunglah: a. Y equlibrium yang baru b. C equilibrium yang baru c. S equilibrium yang baru

61 Jawaban Besarnya Multiplier Investasi k = 1 = 1 = 4 1 – c 1 – 0,75 1 – c 1 – 0,75 ΔI = I 1 - I 0 = 60 – 40 = 20 ΔI = I 1 - I 0 = 60 – 40 = 20 a. Besarnya Y eq pada tahun 1970 (periode 0) Y 0 = 1 (a + I)Ingat Rumus (10) Y 0 = 1 (a + I)Ingat Rumus (10) (1 – c) (1 – c) = 1 (20 + 40) = 1 (20 + 40) 1 – 0,75 1 – 0,75 = 4 (60) = 240 = 4 (60) = 240

62 Besarnya Y eq pada tahun 1971 (periode 1) Besarnya Y eq pada tahun 1971 (periode 1) Y 1 = Y 0 + k 1. ΔI Ingat : Y 1 = Y 0 + ΔY Y 1 = Y 0 + k 1. ΔI Ingat : Y 1 = Y 0 + ΔY ΔY = k. ΔI ΔY = k. ΔI = 240 + 4 (20) = 240 + 4 (20) = 240 + 80 = 320 = 240 + 80 = 320 b.Konsumsi eq 1970 C 0 = 0,75Y + 20 C 0 = 0,75Y + 20 = 0,75 (240) + 20 = 0,75 (240) + 20 = 180 + 20 = 180 + 20 = 200 = 200

63 Konsumsi eq 1971 Konsumsi eq 1971 C 1 = C 0 + MPC. ΔY Ingat rumus (13) C 1 = C 0 + MPC. ΔY Ingat rumus (13) = 200 + 0,75 (320 – 240) = 200 + 0,75 (320 – 240) = 200 + 0,75 (80) = 200 + 0,75 (80) = 260 = 260 c. S eq 1970 S 0 = (1 – c) Y – a Ingat Rumus (6) S 0 = (1 – c) Y – a Ingat Rumus (6) = (1 – 0,75) 240 – 20 = (1 – 0,75) 240 – 20 = 40 = 40

64 S eq tahun 1971 S 1 = S 0 + MPS. ΔYIngat Rumus (14) S 1 = S 0 + MPS. ΔYIngat Rumus (14) = 40 + (1 – 0,75) (320 – 240) = 40 + (1 – 0,75) (320 – 240) = 40 + 0,25 (80) = 60

65 Accelerator Psychological Law of Consumption menyebutkan bahwa bila Y bertambah maka C juga bertambah.Dengan bertambahnya pengeluaran konsumsi maka para pengusaha akan memperluas produksinya. Untuk itu diperlukan barang-barang modal atau investasi baru. Jelas bahwa perluasan investasi terjadi karena ada pertambahan pendapatan dan pertambahan konsumsi lebih dulu. Proses inilah yang disebut Proses Akselerasi, yakni terjadinya investasi baru karena adanya pertambahan konsumsi.

66  Investasi yang terjadi karena proses akselerasi ini disebut dengan Investasi Dorongan (induced invesment). Sedangkan I yang ditentukan oleh faktor lain yang mempengaruhi harapan pengusaha disebut Investasi Otonom (autonomous invesment).  Besarnya pertambahan I sebagai akibat dari pertambahan C tergantung pada koefisien accelerator, yakni perbandingan antara pertambahan I dengan pertambahan C Acc = ΔI /ΔC (15)

67 Proses bekerjanya Akselerator Soal : Selama 5 periode, besarnya investasi otonom berturut-turut adalah sama besarnya, yakni 100. Bilamana besarnya MPC adalah 0,50 dan koefisien akselerator 2, tentukan besarnya kenaikan Y dalam kelima periode tersebut. Jawab : I maka Y Y maka C sesuai dengan MPC nya Y maka C sesuai dengan MPC nya C menyebabkan I yang tidak langsung (induced I) yang besarnya tergantung pada Acc. C menyebabkan I yang tidak langsung (induced I) yang besarnya tergantung pada Acc.

68 Period I otonom C I dorongan Kenaikan Y 1100 - - 100 1100 - - 100 2 100 50 100 250 2 100 50 100 250 3 100 125 150 375 3 100 125 150 375 4100 187,5 125 412,5 4100 187,5 125 412,5 5 100 206,25 37,5 343,75 5 100 206,25 37,5 343,75 Keterangan : 1. Y menyebabkan C sebesar 100 X MPC = 50 2. C menyebabkan I dorongan sebesar ΔC X Acc = 50 X 2 = 100 3. I otonom, kenaikan C dan I dorongan menyebabkan kenaikan Y sebesar 250 Dst. 1 2 3

69 Perekonomian Tiga Sektor (Tertutup) Komponen APBN terdiri dari : Penerimaan : - Pajak - Bukan pajak (hasil SDA, Laba BUMN, lainnya) Pengeluaran : - Pengeluaran Konsumsi Pem.(Government Expenditure = Government Purchase) - Pengeluaran pemerintah (Government Transfer)

70 Pajak (tax) : uang atau daya beli yang diserahkan oleh masy. kepada pem di mana terhadap penyerahan uang atau dayabeli tersebut pemerintah tidak memberikan balas jasa yang langsung Pajak (tax) : uang atau daya beli yang diserahkan oleh masy. kepada pem di mana terhadap penyerahan uang atau dayabeli tersebut pemerintah tidak memberikan balas jasa yang langsung Pajak digunakan untuk membiayai Pengel.Pem. Pajak digunakan untuk membiayai Pengel.Pem. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G): semua pengeluaran pemerintah di mana pemerintah secara langsung menerima balas jasanya. Mis: gaji PNS, pembelian barang dan jasa Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G): semua pengeluaran pemerintah di mana pemerintah secara langsung menerima balas jasanya. Mis: gaji PNS, pembelian barang dan jasa Transfer Pemerintah (Tr) : pengeluaran pemerintah di mana pemerintah tidak menerima balas jasa langsung. Mis sumbangan untuk bencana alam dan penganggur,uang pensiun, beasiswa, subsidi BBM,dll. Transfer Pemerintah (Tr) : pengeluaran pemerintah di mana pemerintah tidak menerima balas jasa langsung. Mis sumbangan untuk bencana alam dan penganggur,uang pensiun, beasiswa, subsidi BBM,dll.

71 Konsumsi masyarakat ditentukan oleh tinggi rendahnya Y yang siap dibelanjakan (disposable income/takehome income). Konsumsi masyarakat ditentukan oleh tinggi rendahnya Y yang siap dibelanjakan (disposable income/takehome income). Pendapatan Nasional Rp. ……. Transfer PemerintahRp. …….(+) Rp. ……. PajakRp. …….(-) Pendapatan disposabel Rp. ……. Y d = Y + T r - T x Y d = Y + T r - T x

72 Dalam perek tiga sektor, fungsi Dalam perek tiga sektor, fungsi C = a + cY diganti dengan C = a + cY d C = a + cY diganti dengan C = a + cY d Karena Y d = Y + T r - T x maka Karena Y d = Y + T r - T x maka C = a + c (Y + T r – T x ) atau C = a + cY + c T r – c T x C = a + c (Y + T r – T x ) atau C = a + cY + c T r – c T x Sedangkan fungsi S menjadi: Sedangkan fungsi S menjadi: S = Y d – C = Y d – (a + c Y d ) = Y d – (a + c Y d ) = Y d – a – c Y d = Y d – a – c Y d S = (1 – c) Yd – a S = (1 – c) Yd – a atau S = (1 – c) (Y + T r – T x ) - a atau S = (1 – c) (Y + T r – T x ) - a

73 Tugas. Diketahui C = 0,75 Y d + 20 M T r = Rp.40 M T r = Rp.40 M T x = Rp.20 M T x = Rp.20 M Carilah : 1. Fungsi C sebelum T r dan T x 2. Fungsi C sesudah T r tetapi sebelum T x 2. Fungsi C sesudah T r tetapi sebelum T x 3. Fungsi C sesudah T x tetapi sebelum T r 3. Fungsi C sesudah T x tetapi sebelum T r 4. Fungsi C sesudah T r dan sesudah T x 4. Fungsi C sesudah T r dan sesudah T x 5. Fungsi S sesudah T r dan sesudah T x 5. Fungsi S sesudah T r dan sesudah T x

74 Jawaban 1. C sebelum T r dan sebelum T x C = 0,75 Y d + 20 = 0,75 (Y + T r – T x ) + 20 = 0,75 (Y + 0 – 0) + 20 = 0,75 Y + 20 2. C sesudah T r dan sebelum T x = 0,75 ( Y + 40 – 0) + 20 = 0,75 Y + 30 – 0 + 20 = 0,75 Y + 50

75 3. C sesudah T x tetapi sebelum T r C = 0,75 (Y + 0 – 20) + 20 C = 0,75 (Y + 0 – 20) + 20 = 0,75 Y + 0 – 15 + 20 = 0,75 Y + 0 – 15 + 20 = 0,75 Y + 5 = 0,75 Y + 5 4. C sesudah T r dan sesudah T x C = 0,75 (Y + 40 – 20) + 20 C = 0,75 (Y + 40 – 20) + 20 5. S sesudah T r dan sesudah T x S = (1 - c) (Y + T r - T x ) – a S = (1 - c) (Y + T r - T x ) – a = (1 – 0,75) ( Y + 40 -20 ) -20 = (1 – 0,75) ( Y + 40 -20 ) -20 = 0,25 Y - 15 = 0,25 Y - 15

76 Pendapatan Nasional Ekulibrium Y = C + I + G Y = C + I + G C = a + c Y d C = a + c Y d Y d = Y + T r – T x Y d = Y + T r – T x Y = C + I + G Y = C + I + G = a + c Y d + I + G = a + c Y d + I + G = a + c (Y + T r – T x ) + I + G = a + c (Y + T r – T x ) + I + G = a + cY + c T r – c T x + I + G = a + cY + c T r – c T x + I + G Y-cY = a + cT r – cT x + I + G Y-cY = a + cT r – cT x + I + G (1 – c) Y = a + cT r – cT x + I + G (1 – c) Y = a + cT r – cT x + I + G Y = a + c T r – c T x + I + G Y = a + c T r – c T x + I + G 1 - c 1 - c

77 Perekonomian Terbuka Y = C + I + X - M Y = C + S C + S = C + I + X – M atau S + M = I + X Jadi syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka bukan lagi S = I S = S 0 + s Y S 0 = besarnya S pd Y sebesar 0 s = MPS = Δ S/ ΔY s = MPS = Δ S/ ΔY M = M 0 + m Y M 0 = besarnya M pd Y sebesar 0 m = Δ M / Δ Y m = Δ M / Δ Y

78 S 0 + s Y + M 0 + m Y = I + X a Y + m Y = I + X – S 0 – M 0 a Y + m Y = I + X – S 0 – M 0 Y (s + m) = I + X – S 0 – M 0 Y (s + m) = I + X – S 0 – M 0 Y = I + X – S 0 – M 0 Y = I + X – S 0 – M 0 s + m s + mTugas. Contoh: Diketahui S = - 40 + 0,3 Y M = 20 + 0,2 Y M = 20 + 0,2 Y Pengeluaran I = 280 Pengeluaran I = 280 Pengeluaran X = 100 Pengeluaran X = 100 Hitunglah : Y eq, S eq, M eq, C eq, dan kondisi neraca perdagangan

79 Jawaban : (a) Pendapatan nasional ekuilibrium I + X – S 0 - M 0 I + X – S 0 - M 0 Y = Y = s + m s + m = 280 + 100 + 40 – 20 = 800 = 280 + 100 + 40 – 20 = 800 0,3 + 0,2 0,3 + 0,2 (b) S eq = -40 + 0,3 Y = -40 + 0,3 X 800 = -40 + 240 = 200 = -40 + 240 = 200 (c) M eq = 20 + 0,2 Y = 20 + 0,2 X 800 = 20 + 160 = 600 = 20 + 160 = 600

80 (d) C eq Y = C + I + X – M Y = C + I + X – M 800 = C + 280 + 100 - 180 800 = C + 280 + 100 - 180 C = 800 – 200 = 600 C = 800 – 200 = 600 atau atau C = Y – S C = Y – S = 800 – 200 = 600 = 800 – 200 = 600


Download ppt "ILMU EKONOMI Suharyono. Pendahuluan Permasalahan Ekonomi Permasalahan Ekonomi - Komoditi apa yg harus diproduksi dan berapa banyaknya - Komoditi apa yg."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google